Share

Bab 78 Bukan Menantu

last update Last Updated: 2025-04-29 09:01:31

“Ck, nggak nyaman sekali tidur di lantai. Kenapa, sih, aku harus mengalami dipenjara?” gerutu Weni, saat dirinya terpaksa tidur di atas lantai.

Weni berguling ke sana kemari. Tidak ada rasa nyaman sedikit pun walau pun beberapa kali ia merubah posisi tidurnya.

“Aaargh! Sial, kenapa bisa begini?” Weni pun beberapa kali menepuk jidat, tangan serta kakinya, saat nyamuk menghinggapi kulitnya.

“Berisik, woy! Bisa diam, nggak?” sentak penghuni sel yang lain.

Weni melirik tajam ke arah wanita yang baru saja menegurnya. Lantas ia mencoba memejamkan matanya. Namun, tetap saja ia tidak bisa tidur nyenyak. Selain dingin, di sana juga banyak nyamuk.

Bu Retno hanya terdiam sambil membelakangi Weni. Tampak ia tidak peduli lagi terhadap menantunya itu.

“Bu, pinjam kaos kakinya, dong!” pinta Weni.

Bu Retno hanya menoleh sebentar saja, setelah itu ia lanjut tidur membelakangi.

Weni yang merasa tidak dipedulikan lagi oleh bu Retno, kesal dan marah terhadap wanita tua itu.

“Bu, kok Ibu malah diam saja,
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 79 Sepakat

    Beberapa hari kemudian “Gala, coba kamu pikirkan lagi tentang niatan kamu itu. Kamu terlalu terburu-buru dalam memutuskan pernikahan ini. Kamu belum tahu siapa Nabila, kamu juga belum tahu sifat asli Nabila seperti apa. Mami sayang sama kamu, Gala. Mami ingin yang terbaik untuk kamu dan Sandi,” ujar Erina, ketika Gala tengah sibuk menatap layar laptop, mengerjakan tugas dari kantor di taman belakang.“Mam, aku tahu apa yang terbaik buat aku dan Sandi. Mami jangan melihat Nabila dengan sebelah mata saja. Coba Mami mengenal Nabila lebih dekat. Nabila wanita baik, dia sangat menyayangi Sandi. Sifat lembut Nabila, sifat keibuannya, keluguannya, kesabaran yang dia miliki, itu yang membuat aku jatuh cinta kepadanya. Mami harusnya belajar untuk menerima apa yang menjadi pilihan aku. Pliss, Mam, dukung keinginan aku. Aku hanya ingin hidupku tenang dan bahagia. Apakah Mami mau, aku terus menerus terpuruk atas meninggalnya Delima? Apa Mami mau aku terus menjalani hidup sendiri tanpa pendamping

    Last Updated : 2025-04-29
  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 80 Membuat Malu

    “Kenapa harus menikah sederhana? Gala kan orang kaya, banyak sekali uang, kenapa nggak menggelar pesta saja sekalian yang mewah dan ngundang artis terkenal? Aneh kamu, Nabila. Bukannya menggelar pesta, tapi malah memilih sederhana. Gini nih, didikan ibumu selalu saja kampungan. Kelakuan kamu persis sekali dengan ibumu,” cetus Laksmi.Nabila menunduk mendengar hinaan Laksmi terhadap ibunya. Ingin marah, akan tetapi Nabila tidak mungkin melakukannya. Ia tidak enak terhadap Gala.“Laksmi sebaiknya kamu diam saja! Jangan buat aku malu. Salah aku sudah menyetujui permintaan kamu untuk datang ke sini. Kasihan Nabila, hargai keputusannya,” ujar Bayu.“Hehhh … diam saja kamu, Mas! Aku tidak butuh pendapat kamu!” sahut Laksmi, menatap tajam ke ayah suaminya.Nabila menghela napas kasar. Ia merasa tidak enak terhadap Gala, karena sikap Laksmi yang seperti itu.“Maaf, Tante, tapi saya sangat menghargai keinginan Nabila. Lagi pula, ada benarnya keinginan Nabila. Yang penting kan sah, tanpa harus

    Last Updated : 2025-04-30
  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 81 Menikah

    Hari-H pernikahan, Gala dan Nabila telah duduk di hadapan penghulu. Serta kehadiran seluruh keluarga inti yang menjadi saksi pernikahan sederhana mereka.Dengan balutan kebaya milik Oma Nira, Nabila tampil anggun dan mempesona. Hal itu membuat Gala semakin tertarik pada wanita itu.“Sudah siap, Mas Gala?” tanya penghulu.“Siap, Pak. Kita mulai saja sekarang,” jawab Gala.Penghulu pun segera menuntun Gala untuk mengucapkan ijab qabul.“Saya terima nikah dan kawinnya Nabila Putri binti Hari dengan mas kawin tersebut dibayar tunai!”“Bagaimana para saksi, sah?” tanya penghulu.“Sah!”Dalam satu kali tarikan napas, akhirnya Gala telah berhasil mempersunting Nabila sebagai istri.Suasana haru menyelimuti ruangan itu. Di mana dua sejoli yang saling jatuh cinta tanpa melewati masa hubungan pacaran, telah sah menjadi pasangan suami istri.Nabila mengecup tangan Gala, setelah Gala menyempatkan cincin di jari manis Nabila.“Baiklah, sepertinya tugasku menyaksikan pernikahan kalian sudah selesai

    Last Updated : 2025-04-30
  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 82 Membawa Pergi

    Tatapan Laksmi lurus menatap seseorang yang tidak lain adalah Mona. Begitu pun dengan Mona, ia terpaku saat melihat Laksmi ada di tempat Gala. Namun, sebuah tepukan kecil berhasil membuatnya tersadar dari lamunannya.“Kenapa bengong? Ayok, pulang!” ajak Bayu.Laksmi kemudian melanjutkan langkahnya. Saat berpapasan dengan Mona, mereka tampak saling melirik sekilas. Setelah itu Laksmi pun keluar dari gerbang rumah Gala.Mona menatap kepergian Laksmi. Ia begitu syok melihat wanita itu. Tidak disangka setelah sekian lama, kini mereka dipertemukan lagi tanpa disengaja.“Mama kenapa, sih, kok bengong? Mama kenal sama dia?” tanya Akbar.Mona menggelengkan kepalanya kuat-kuat. Lantas ia melajukan kembali langkahnya ke dalam rumah Gala. Di dalam sana, Mona langsung mendekati keluarga Gala.“Jeng Mona, kok nggak ngabarin kalau mau ke sini?” tanya Erina, ia langsung menyambut kedatangan Mona dan suaminya.Mona berdiri mematung, menatap tajam ke arah Gala dan juga Nabila yang masih mengenakan pak

    Last Updated : 2025-05-01
  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 1 Pilih Kasih

    “Mas, uang kita yang dua ratus ribu mana?” “Tadi dipinjam sama ibu.”“Amira panas, Mas. Panasnya sangat tinggi. Kenapa kamu kasih? Mas, tolong minta lagi uang itu sama ibu. Kita harus membawa Amira ke dokter. Aku takut terjadi apa-apa sama anak kita. Kita tidak punya uang lagi selain uang itu.”Arsya yang tengah meminum kopi, segera berdiri dan mendekati Nabila, istrinya yang tengah menggendong Amira, putri mereka yang baru berusia 2 bulan.“Hanya demam biasa, coba kamu kompres saja Amira, nanti juga dia bakalan sembuh,” imbuh Arsya.Nabila menggeleng pelan, jelas Amira membutuhkan penanganan dokter. Suhu tubuh Amira sudah berada di atas normal. Membuat Nabila bersikeras ingin membawanya ke dokter.“Tidak, Mas, Amira butuh pertolongan dokter. Kita tidak bisa membiarkannya seperti ini. Pokoknya kamu minta lagi uang itu dari ibu. Aku tidak mau tahu, Amira harus dibawa ke dokter,” sahut Nabila.Arsya kemudian pergi ke dapur, kemudian kembali dengan membawa rantang berisi air dan juga ha

    Last Updated : 2025-02-12
  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 2 Ulang Tahun

    “Ada apa ini?” tanya Nabila, saat melihat banyak orang tengah makan-makan.Ada banyak makanan siap saji di rumah itu. Ada juga kue ulang tahun yang tidak terlalu besar berada di atas meja.“Eh, Mbak Nabila sudah pulang. Ini ada teman-teman aku datang ngucapin selamat karena aku ulang tahun. Aku saja baru ingat kalau hari ini aku ulang tahun. Jadi, tidak ada persiapan sama sekali untuk menjamu mereka. Jadi Mas Arsya dan ibu membeli semua makanan siap saji ini,” jawab Weni.Nabila terbelalak, ia heran atas sikap Arsya. Yang katanya keuangan sedang tidak baik-baik saja. Namun, ia masih bisa membeli makanan banyak untuk menjamu teman-teman Weni.“Mana mas Arsya dan ibu?” tanya Nabila, ia tampak menahan emosi yang hampir meledak.“Ibu ada di belakang dan mas Arsya sepertinya ada di kamarnya,” jawab Weni.Nabila kemudian berjalan cepat menuju kamarnya.Brak!Nabila membanting pintu kamarnya, membuat semua tamu Weni terkejut. Bahkan bu Retno pun yang berada di belakang, mendengarnya dan berl

    Last Updated : 2025-02-12
  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 3 Ditinggal

    “Ada apa, Bu? Kenapa Ibu nangis?” tanya Arsya.Bu Retno menunjuk-nunjuk kamar Weni. Kemudian menarik tangan Arsya, membawanya masuk ke dalam kamar Weni.Nabila begitu bingung, apa sebenarnya yang terjadi? Lantas ia pun segera mengikuti mereka masuk ke dalam kamar Weni. Terlihat pula Weni tengah sibuk menggendong Bella.“Bella nangis terus, Arsya. Suhu tubuhnya sampai panas begini. Ayok kita bawa dia ke dokter. Ibu takut terjadi apa-apa dengan Bella. Sudah cukup Ibu kehilangan Arka, Ibu tidak ingin kehilangan Bella juga,” ajak bu Retno.Nabila menatap tajam ke arah bu Retno. Melihatnya begitu khawatir terhadap Bella. Sedangkan kepada Amira, bu Retno seakan tutup mata hingga akhirnya Amira menghembuskan napas terakhir.Nabila tidak mempermasalahkan Bella untuk dibawa ke dokter. Nabila juga menyayangi Bella. Namun, sikap mereka yang pilih kasih, membuatnya sakit hati. Semuanya untuk Weni dan Bella. Hingga nafkah Arsya yang seharusnya sepenuhnya menjadi miliknya, Nabila harus membaginya k

    Last Updated : 2025-02-12
  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 4 Permintaan Mertua

    Nabila yang baru saja sampai di depan pintu kamar, harus mendengar ucapan yang begitu menyakitkan dari mulut mertuanya.Nabila membuka pintu itu cukup kencang, membuat mereka terkejut dan menatap tajam ke arahnya.“Nabila, kebiasaan sekali kamu, ya. Kalau buka pintu itu pelan-pelan. Untung Bella tidak terbangun gara-gara kamu,” ujar bu Retno terlihat kesal.Nabila bergegas masuk ke dalam kamar. Ia mendekati mereka dengan perasaan sakit hati.“Apa maksud Ibu meminta suamiku untuk menikahi Weni? Apa Ibu kurang puas menyakitiku?” tanya Nabila.Bu Retno gelagapan begitu juga dengan Arsya. Sementara Weni, ia hanya terdiam di dekat ranjang anaknya.“Kamu ngomong apa, sih, nggak jelas sekali?” sanggah bu Retno.“Aku tidak tuli, Bu. Aku dengar semuanya, Ibu meminta suamiku untuk menikahi Weni. Kenapa, Bu? Kenapa Ibu tega menyakitiku?” tanya Nabila.“Ibu hanya ingin menjalankan amanah saja. Mereka itu peninggalan Arka. Arka ingin kita membahagiakan mereka. Dengan cara menikahi Weni, mungkin Be

    Last Updated : 2025-02-12

Latest chapter

  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 82 Membawa Pergi

    Tatapan Laksmi lurus menatap seseorang yang tidak lain adalah Mona. Begitu pun dengan Mona, ia terpaku saat melihat Laksmi ada di tempat Gala. Namun, sebuah tepukan kecil berhasil membuatnya tersadar dari lamunannya.“Kenapa bengong? Ayok, pulang!” ajak Bayu.Laksmi kemudian melanjutkan langkahnya. Saat berpapasan dengan Mona, mereka tampak saling melirik sekilas. Setelah itu Laksmi pun keluar dari gerbang rumah Gala.Mona menatap kepergian Laksmi. Ia begitu syok melihat wanita itu. Tidak disangka setelah sekian lama, kini mereka dipertemukan lagi tanpa disengaja.“Mama kenapa, sih, kok bengong? Mama kenal sama dia?” tanya Akbar.Mona menggelengkan kepalanya kuat-kuat. Lantas ia melajukan kembali langkahnya ke dalam rumah Gala. Di dalam sana, Mona langsung mendekati keluarga Gala.“Jeng Mona, kok nggak ngabarin kalau mau ke sini?” tanya Erina, ia langsung menyambut kedatangan Mona dan suaminya.Mona berdiri mematung, menatap tajam ke arah Gala dan juga Nabila yang masih mengenakan pak

  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 81 Menikah

    Hari-H pernikahan, Gala dan Nabila telah duduk di hadapan penghulu. Serta kehadiran seluruh keluarga inti yang menjadi saksi pernikahan sederhana mereka.Dengan balutan kebaya milik Oma Nira, Nabila tampil anggun dan mempesona. Hal itu membuat Gala semakin tertarik pada wanita itu.“Sudah siap, Mas Gala?” tanya penghulu.“Siap, Pak. Kita mulai saja sekarang,” jawab Gala.Penghulu pun segera menuntun Gala untuk mengucapkan ijab qabul.“Saya terima nikah dan kawinnya Nabila Putri binti Hari dengan mas kawin tersebut dibayar tunai!”“Bagaimana para saksi, sah?” tanya penghulu.“Sah!”Dalam satu kali tarikan napas, akhirnya Gala telah berhasil mempersunting Nabila sebagai istri.Suasana haru menyelimuti ruangan itu. Di mana dua sejoli yang saling jatuh cinta tanpa melewati masa hubungan pacaran, telah sah menjadi pasangan suami istri.Nabila mengecup tangan Gala, setelah Gala menyempatkan cincin di jari manis Nabila.“Baiklah, sepertinya tugasku menyaksikan pernikahan kalian sudah selesai

  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 80 Membuat Malu

    “Kenapa harus menikah sederhana? Gala kan orang kaya, banyak sekali uang, kenapa nggak menggelar pesta saja sekalian yang mewah dan ngundang artis terkenal? Aneh kamu, Nabila. Bukannya menggelar pesta, tapi malah memilih sederhana. Gini nih, didikan ibumu selalu saja kampungan. Kelakuan kamu persis sekali dengan ibumu,” cetus Laksmi.Nabila menunduk mendengar hinaan Laksmi terhadap ibunya. Ingin marah, akan tetapi Nabila tidak mungkin melakukannya. Ia tidak enak terhadap Gala.“Laksmi sebaiknya kamu diam saja! Jangan buat aku malu. Salah aku sudah menyetujui permintaan kamu untuk datang ke sini. Kasihan Nabila, hargai keputusannya,” ujar Bayu.“Hehhh … diam saja kamu, Mas! Aku tidak butuh pendapat kamu!” sahut Laksmi, menatap tajam ke ayah suaminya.Nabila menghela napas kasar. Ia merasa tidak enak terhadap Gala, karena sikap Laksmi yang seperti itu.“Maaf, Tante, tapi saya sangat menghargai keinginan Nabila. Lagi pula, ada benarnya keinginan Nabila. Yang penting kan sah, tanpa harus

  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 79 Sepakat

    Beberapa hari kemudian “Gala, coba kamu pikirkan lagi tentang niatan kamu itu. Kamu terlalu terburu-buru dalam memutuskan pernikahan ini. Kamu belum tahu siapa Nabila, kamu juga belum tahu sifat asli Nabila seperti apa. Mami sayang sama kamu, Gala. Mami ingin yang terbaik untuk kamu dan Sandi,” ujar Erina, ketika Gala tengah sibuk menatap layar laptop, mengerjakan tugas dari kantor di taman belakang.“Mam, aku tahu apa yang terbaik buat aku dan Sandi. Mami jangan melihat Nabila dengan sebelah mata saja. Coba Mami mengenal Nabila lebih dekat. Nabila wanita baik, dia sangat menyayangi Sandi. Sifat lembut Nabila, sifat keibuannya, keluguannya, kesabaran yang dia miliki, itu yang membuat aku jatuh cinta kepadanya. Mami harusnya belajar untuk menerima apa yang menjadi pilihan aku. Pliss, Mam, dukung keinginan aku. Aku hanya ingin hidupku tenang dan bahagia. Apakah Mami mau, aku terus menerus terpuruk atas meninggalnya Delima? Apa Mami mau aku terus menjalani hidup sendiri tanpa pendamping

  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 78 Bukan Menantu

    “Ck, nggak nyaman sekali tidur di lantai. Kenapa, sih, aku harus mengalami dipenjara?” gerutu Weni, saat dirinya terpaksa tidur di atas lantai.Weni berguling ke sana kemari. Tidak ada rasa nyaman sedikit pun walau pun beberapa kali ia merubah posisi tidurnya.“Aaargh! Sial, kenapa bisa begini?” Weni pun beberapa kali menepuk jidat, tangan serta kakinya, saat nyamuk menghinggapi kulitnya.“Berisik, woy! Bisa diam, nggak?” sentak penghuni sel yang lain.Weni melirik tajam ke arah wanita yang baru saja menegurnya. Lantas ia mencoba memejamkan matanya. Namun, tetap saja ia tidak bisa tidur nyenyak. Selain dingin, di sana juga banyak nyamuk.Bu Retno hanya terdiam sambil membelakangi Weni. Tampak ia tidak peduli lagi terhadap menantunya itu.“Bu, pinjam kaos kakinya, dong!” pinta Weni.Bu Retno hanya menoleh sebentar saja, setelah itu ia lanjut tidur membelakangi.Weni yang merasa tidak dipedulikan lagi oleh bu Retno, kesal dan marah terhadap wanita tua itu.“Bu, kok Ibu malah diam saja,

  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 77 Berkelahi

    “Apa? Menikah?”Dari pintu utama, Ello muncul dan mendengar niatan Gala. Ello berjalan cepat mendekat ke arah Gala, lalu menarik kerah baju yang dikenakan oleh Gala. Sehingga Gala terpaksa berdiri, dan tubuhnya setengah terangkat.“Apa maksud kamu menikah? Ingat, Nabila calon istriku. Seharusnya kemarin aku dan Nabila sudah sah menjadi suami istri. Tapi kenapa tiba-tiba kamu mau menikahi Nabila? Kamu anggap apa kakakmu ini?!” sentak Ello.Faisal berusaha melerai Ello dan Gala. Khawatir akan ada keributan besar antara kakak beradik itu.“Sudah, Ello, kita bicarakan dulu masalah ini dengan kepala dingin. Papi juga ingin mendengar penjelasan dari Gala, kenapa dia tiba-tiba ingin menikahi Nabila?” timpal Faisal.Nabila ketakutan, amarah Ello tampak kian memuncak. Namun, tidak dengan Gala, seakan tidak ada ketakutan sama sekali dari sorot matanya.“Kenapa? Cemburu? Gue memang mau menikahi Nabila, kenapa? Mau marah?” tanya Gala.“Aaa, Mas Gala!” teriak Nabila, saat pukulan keras dari tangan

  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 76 Ucapan Pedas

    Selepas keinginan Gala telah tercapai, Gala mengajak Nabila untuk pulang ke rumahnya.“Mas, apa tindakan Mas tadi ke mbak Nadin, apakah tidak akan menimbulkan masalah lain? Aku takut loh, Mas!” ujar Nabila, saat mereka berdua telah berada di dalam mobil.“Takut? Kenapa mesti takut? Seharusnya Nadin yang takut, karena telah berani bermain-main dengan kamu. Itu sama saja artinya dia telah bermain-main denganku, Nabila, kamu harus yakin, selama ada aku di dekat kamu, tidak akan terjadi apa-apa,” sahut Gala.Perjalanan yang jauh, membuat Nabila merasa lelah dan ngantuk. Gala yang menyadari itu, lantas menyuruh Nabila untuk segera tidur.“Tidur saja tidak apa-apa. Nanti setelah kita sampai, aku bangunin kamu,” ujar Gala.Nabila mengangguk, ia kemudian merubah sedikit posisi jok mobilnya menjadi posisi setengah rebahan.Gala tersenyum melihat Nabila yang nurut. Lamanya di perjalanan, akhirnya Gala telah sampai di depan gerbang rumahnya. Satpam yang berjaga, melihat mobil Gala tiba, segera

  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 75 Cium Kaki

    “Mas, aku … aku tunggu di dalam mobil saja, ya!” ujar Nabila, saat ia dan Gala telah sampai di halaman rumah Nadin.Gala menoleh ke arah Nabila, memberikan pengertian bahwa semua akan baik-baik saja.“Tidak apa-apa, kita turun sama-sama. Aku yang akan memberikan pelajaran untuk Nadin. Jangan buat aku kecewa, Nadin harus meminta maaf dan mencium kaki kamu,” sahut Gala.Gala keluar dari mobil, menutup pintunya lalu berputar menghampiri pintu mobil di samping Nabila dan membukakannya.“Ayok turun, tidak usah takut selama ada aku,” ajak Gala, mengulurkan tangannya.Nabila yang ragu, menatap Gala yang terus meyakinkannya.“Ayok, Sayang. Tidak apa-apa,” ajak Gala.Nabila menarik napas dalam, lalu menghembuskannya perlahan. Kemudian menerima uluran tangan Gala.Dengan silih bergandengan tangan, Gala dan Nabila menunggu seseorang membukakan pintu setelah Gala menekan bel.Tidak berselang lama, ART di rumah itu membukakan pintu dan menyambut kedatangan Gala.“Eh, ternyata Pak Gala. Mari masuk,

  • IBU SUSU UNTUK ANAK KONGLOMERAT    Bab 74 Penadah

    “Ada apa ini, Weni? Kenapa ada polisi di sini?” tanya Arsya, ia melangkah mendekati Weni dan beberapa polisi itu.Weni dan beberapa polisi itu menoleh ke arah Arsya. Salah satu polisi mendekati Arsya, kemudian menjelaskan perihal kedatangan mereka ke rumah Arsya.“Mohon maaf, apakah Anda suami dari Ibu Weni ini?” tanya polisi, yang disambut oleh anggukan kepala Arsya.“Iya, saya suami Weni. Ini ada apa, ya, kok kalian bisa datang ke rumah saya? Kami merasa tidak ada masalah apa-apa,” jawab Arsya.“Jadi begini, Pak. Ibu Weni ini, terdeteksi telah membeli mobil curian. Seseorang telah melaporkan kasus kehilangan mobil yang ada di depan rumah ini, dan kami telah mengerahkan tim kami, untuk mencari tahu keberadaan mobil itu. Setelah diusut, ternyata mobil itu ada di sini. Tim kami menemukan postingan foto-foto mobil itu, dari sumber akun media sosial milik Ibu Weni. Mohon maaf, Pak, kami harus membawa Ibu Weni ke kantor polisi, untuk dimintai keterangan, karena Ibu Weni ini telah menjadi

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status