Braakk ... !Kedua orang yang tengah asik memadu kasih tersentak kaget. Dua orang dengan beda umur itu lekas mengambil pakaian yang tengah berserakan di bawah lantai.Renita menggeleng, air mata sudah mengalir deras di pipinya. Ia sama sekali tidak menyangka, kekasih yang dia pacari selama 5 tahun tega mengkhianatinya.Renita bahkan tidak percaya kalau selingkuhan kekasihnya itu adalah ibu tirinya. Ibu tiri yang baru satu tahun menikah dengan ayahnya.Dion menghampiri Renita. "Sayang ... ini tidak seperti yang kamu lihat."Renita menghunuskan tatapan tajam. Tangannya sudah mengepal ingin memukul wajah dari Dion.Plaakk ... plaakk ... !Dua tamparan mendarat di pipi kiri dan kanan Dion. "Dasar berengsek! Apalagi yang mau kamu jelaskan. Apa kurang jelas perbuatanmu ini? Tega sekali kamu, Dion. Wanita itu istri dari Ayahku!"Dion menunduk, dia memang bersalah telah mengkhianati kekasihnya. Tetapi dia sendiri tidak tahan akan godaan dari ibu tiri Renita.Renita tidak pernah mau memberi ap
Terdengar ketukan pintu kamar. Aldo menghentikan suara nyanyiannya dan Rere beranjak dari duduknya. Dia membukakan pintu pada petugas hotel yang membawa minuman serta cemilan.Rere mempersilakan petugas itu masuk ke dalam kamar. Pria pelayan hotel meletakan minuman beserta gelas sloky di meja. Setelah itu, lelaki ini mempersilakan tamu mencicipi hidangan, lalu keluar dengan menerima uang tip. Botol wine diambil, dibuka tutupnya, lalu Rere menuangkan anggur tersebut ke dalam gelasnya dan gelas Aldo. "Minumlah ... lepaskan dulu gitarmu."Aldo meletakan gitar di samping kursi sofa. Dia lalu meminum wine yang telah dituangkan oleh Rere. Kesedihan wanita itu tampak berkurang.Selagi meneguk minumannya, Rere memperhatikan wajah tampan Aldo. Rupa itu begitu bersih, juga terawat. Aldo seperti bukan seorang pengamen jalanan.Memang Aldo bukanlah seorang pengamen. Aldo berasal dari keluarga berada. Dia hanya mempunyai teman seorang pengamen.Aldo anak konglomerat yang berasal dari kota J. Dia
Renita mengkhwatirkan kondisi ayahnya. Bagaimana dia harus menjelaskan ini semua? Ayahnya pasti akan syok akan kabar ini. Istri yang dipercaya telah mengkhianatinya dengan berselingkuh serta mengambil harta.Dia tidak dapat membayangkan bagaimana nasib mereka ke depannya. Dia baru saja lulus kuliah dan belum bekerja. Selama ini Renita telah hidup mewah dengan harta ayahnya.Renita anak tunggal dari Tuan Arif dan Nyonya Maria. Ibu dari Renita telah meninggal dunia sejak Renita umur 15 tahun. Sekarang umur Renita sudah 22 tahun dan dia baru saja lulus kuliah.Hubungan asmara bersama Dion sudah terjalin sejak duduk di bangku sekolah. Ayahnya juga tidak menyetujui hubungan keduanya dikarenakan Dion tidak selevel dengan martabat keluarga.Namun, demi anaknya. Tuan Arif menyetujui hubungan mereka. Sekarang terbukti dengan kejadian ini, Tuan Arif telah dibohongi oleh dua orang yang ia cintai serta percaya.Renita ragu untuk mengetuk pintu kamar. Namun, ia harus memberitahu segalanya. Pintu
3 Bulan kemudianRere mulai merasakan pusing di kepalanya. Dia juga sudah seminggu ini mengalami mual-mual. Rere bangkit dari tidurnya. Dia bergegas menuju wastafel kamar mandi, lalu memuntahkan seluruh isi dalam perutnya. Hanya ada cairan bening yang dia muntahkan. Rere juga merasa pusing. Setelah itu, dia keluar dari kamar mandi. Rere mengambil ponsel yang terletak di atas meja lampu tidur. Dia mengirim pesan kepada teman kantornya kalau hari ini tidak dapat masuk kerja.Rere memang sudah mendapat pekerjaan di sebuah perusahaan swasta. Sudah dua bulan dia bekerja di perusahaan itu. Dia harus segera pergi ke dokter. Jika dibiarkan, maka akan membuatnya kesulitan untuk bekerja. Rere masuk ke kamar mandi lagi untuk membersihkan diri. Selesai mandi, dia mengambil pakaian ganti dan mulai bersiap. Dia tidak lagi sarapan. Entah mengapa akhir-akhir ini dia juga tidak bernapsu untuk makan.Rere masuk ke mobilnya dan melesat laju menuju rumah sakit. Sekitar 30 menit, dia tiba di sana. Depan
Bandara Kota J.Rere berjalan dengan menyeret koper besar di tangannya. Hari ini untuk pertama kalinya dia menginjakkan kaki di kota J.Dia menghentikan taksi, lalu masuk ke dalam. Rere menyerahkan alamat rumah sewa yang ia dapatkan dari iklan di media sosial.Mobil taksi melaju menuju alamat yang ditunjukan Rere. Satu jam perjalanan untuk sampai di rumah sewa tersebut.Supir taksi keluar menurunkan koper penumpangnya. Rere turun dan memberi bayaran kepada supir taksi itu. Di depan rumah sudah menunggu bapak pemilik rumah sewa."Selamat siang, Pak!" Rere mengulurkan tangan untuk berjabat tangan. "Saya Rere, yang kemarin menelepon untuk menyewa rumah ini.Bapak itu menyambut jabat tangan Rere. "Iya ... ini kuncinya. Rumahnya sudah dibersihkan. Tinggal masuk saja.""Makasih, Pak," ucap Rere seraya mengambil kunci rumah."Sama-sama, Nona. Kalau begitu saya permisi," ucapnya. Bapak pemilik rumah itu segera pergi. Rere membuka pintu dan segera masuk ke dalam. Akhirnya, di sinilah dia aka
5 Tahun kemudianRere ngos-ngosan karena berlari dari dalam mobilnya menuju pintu masuk kantor. Hari ini ia datang terlambat. Padahal hari ini adalah acara penyambutan CEO baru. Semua karyawan sudah pada berjejer di depan pintu masuk kantor. Rere segera ikut berdiri sejajar dengan para karyawan yang lain. Ia lega karena ceo baru itu belum datang. Rere menarik napas lalu mengembuskannya. Di sebelah dirinya, Tika tengah terkikik geli. "Habis ngapain kamu?"Rere melirik ke sampingnya. "Biasa ... Kenan lagi rewel tadi. Gak tahu deh kenapa, tiba-tiba saja pengen ikut."Tika satu-satunya sahabat Rere yang mengetahui kalau ia sudah memiliki seorang anak.Tika mengangguk. "Mungkin dia, pengen lihat ceo baru kita juga kali." Tika terkikik geli lagi.Rere menyenggol lengan Tika dengan sikunya. "Hust! Sudah, diam. Rombongan ceo datang, tuh."Mobil mewah berhenti tepat di depan pintu masuk perusahaan. Seorang pria keluar dari dalam mobil itu. Dengan langkah tegap dan didampingi oleh assisten pr
Jam makan siang tiba, Rere bergegas keluar dari gedung perkantoran. Dia harus menjemput anaknya, Kenan. Rere masuk ke dalam mobil, lalu menyalakan mesin, kemudian mengendarainya ke jalan raya.Sekitar 20 menit Rere sampai di sekolah taman kanak-kanak. Jam pulang sekolah Kenan memang sudah selesai satu jam yang lalu.Namun, Rere selalu menyuruh anaknya untuk menunggu di taman sekolah. Di sana juga ada satpam yang menemani Kenan. Babysister Kenan saat ini sedang cuti pulang kampung. Jadi, Rere lah yang harus menjemput anaknya sekolah. Jarak antara kantor dan sekolah Kenan cukup dekat.Rere keluar dari dalam mobil. Terlihat Kenan tengah bermain ayunan seorang diri. Segera saja ia menghampiri putranya. "My baby Kenan," teriak Rere.Rere berlari dengan merentangkan kedua belah tangannya. Kenan memutar mata malas melihat ibunya yang selalu menganggapnya anak kecil. Kenan memang anak kecil, tapi dia bersikap dewasa. "Mommy ... jangan panggil Ken, my baby!" Kenan sedikit kesal dengan Rere.
Aldo keluar dari kamar mandi setelah menuntaskan diri. Ia bisa tidak waras jika harus melihat Rere terus-terusan. Aldo kembali ke ruangannya, melihat Rere yang duduk di sofa sambil memejamkan mata. Aldo mendekat pada Rere, melambaikan satu tangannya ke kiri dan ke kanan. Rere tampak tertidur pulas. Keringat di wajahnya masih bercucuran."Apa dia tidur?" tanya Aldo pada dirinya sendiri.Aldo mengambil tisu lalu menyeka wajah Rere dengan pelan. Ia duduk di samping Rere sembari memperhatikan wajah wanita ini yang cantik. Kulit putih bening, hidung bangir, bulu mata lentik dengan bibir kemerahan.Aldo menelan ludah saat melihat bibir mungil tipis kemerahan itu. Ingin sekali ia mengecup bibir itu. Aldo mendekatkan wajahnya secara perlahan. Menempelkan bibirnya pada bibir Rere. Cepat-cepat ia menarik bibirnya, lalu bangkit dari duduknya kemudian beralih ke kursi kebesarannya. Aldo mengusap wajahnya dengan kedua tangan."Astaga ... apa yang telah aku lakukan." Aldo geleng-geleng kepala atas