Terpenjara Cinta Sang CEO Kejam

Terpenjara Cinta Sang CEO Kejam

last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-31
Oleh:  icher  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
3 Peringkat. 3 Ulasan-ulasan
109Bab
15.5KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Morgan menculik dan menyekap seorang wanita bernama Vallen yang kemudian ia siksa baik secara mental mau pun fisik, dan juga menjadi budak nafsunya. Morgan melakukan semua itu karena ingin membalaskan dendamnya pada sang wanita dan ternyata sang wanita sama sekali tidak mengingat siapa Morgan. Apakah dendam bisa mengalahkan perasaan cinta yang sesungguhnya masih tersimpan di hati Morgan untuk Vallen? Saat kesalah pahaman dan sebuah insiden yang akhirnya membuat mereka saling membenci, adakah kesempatan untuk mereka kembali saling mencintai?

Lihat lebih banyak

Bab terbaru

Pratinjau Gratis

Jangan Biarkan Dia Pergi!

“Jangan biarkan dia pergi dari kamar ini!” titah Morgan pada Leo.“Baik, Tuan Muda.” Leo menjawab dengan sangat patuh.Morgan yang hanya mengenakan jubah tidur berwarna putih dan sendal rumah berwarna senada, berjalan meninggalkan ruangan yang nyatanya adalah sebuah kamar itu. Morgan baru saja melampiaskan kekesalannya pada seorang wanita yang baru saja ia temui tadi pagi dan langsung membuat Morgan merasakan kebencian yang teramat dalam padanya.Pria bermata biru itu berjalan menuju kamarnya dan kemudian duduk di sebuah kursi pada balkon kamarnya. Ia menyalakan sebatang tembakau yang dibungkus rapi dengan kertas bermerekkan sebuah perusahaan rokok yang terkenal. Dengan kasar, Morgan mengembuskan asap rokoknya itu ke udara dan menatap langit kelam yang saat ini sama seperti suasana hatinya. Gelap tidak bercahaya sedikit pun, dan hening dalam kesendirian.“Ternyata kau sungguh datang untuk menghukumku, Vallen?” lirih Morgan dan tatapannya menerawang jauh.Morgan menyebut nama seseorang

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

user avatar
riya pury
bagus cerita......
2023-12-15 15:54:09
0
user avatar
Damaya
Keren kakak, cerita yang merekomendasi banget, semangat...
2023-05-30 23:04:16
1
user avatar
Bang Dhoy
ceritanya oke
2022-10-13 18:50:56
1
109 Bab

Jangan Biarkan Dia Pergi!

“Jangan biarkan dia pergi dari kamar ini!” titah Morgan pada Leo.“Baik, Tuan Muda.” Leo menjawab dengan sangat patuh.Morgan yang hanya mengenakan jubah tidur berwarna putih dan sendal rumah berwarna senada, berjalan meninggalkan ruangan yang nyatanya adalah sebuah kamar itu. Morgan baru saja melampiaskan kekesalannya pada seorang wanita yang baru saja ia temui tadi pagi dan langsung membuat Morgan merasakan kebencian yang teramat dalam padanya.Pria bermata biru itu berjalan menuju kamarnya dan kemudian duduk di sebuah kursi pada balkon kamarnya. Ia menyalakan sebatang tembakau yang dibungkus rapi dengan kertas bermerekkan sebuah perusahaan rokok yang terkenal. Dengan kasar, Morgan mengembuskan asap rokoknya itu ke udara dan menatap langit kelam yang saat ini sama seperti suasana hatinya. Gelap tidak bercahaya sedikit pun, dan hening dalam kesendirian.“Ternyata kau sungguh datang untuk menghukumku, Vallen?” lirih Morgan dan tatapannya menerawang jauh.Morgan menyebut nama seseorang
Baca selengkapnya

Putri

“Bagaimana keadaannya?” tanya Morgan pada dokter Bram dengan nada yang kurang bersahabat.Namun, siapa pun yang berhubungan dengan Morgan selama ini pasti sudah sangat hafal dengan sikap dan ucapannya itu. Jadi, mereka tidak akan muda tersinggung dengan apa yang dikatakan oleh Morgan atau pun dengan sikapnya yang memang terkenal sangat kejam itu.“Nona Muda ini hampir saja kehilangan nyawanya dan ia juga mengalami dehidrasi, Tuan,” jawab Bram yang baru saja selesai memeriksa keadaan sang wanita.“Siapa yang menyuruhmu memanggilnya dengan sebutan Nona Muda? Apa kau pikir di aini istriku?” tanya Morgan kasar.“Ma-maaf, Tuan. Aku tidak bermaksud seperti itu.” Suara Bram terdengar gemetar menjawab pertanyaan Morgan.“Lalu apa? Kau tidak berpikir bahwa dia pantas untukku?” tanya Morgan lagi dan sontak membuat Leo dan Bram memandangnya dengan tatapan heran.Morgan sendiri tidak mengerti mengapa ia menjadi orang yang tidak memiliki pendirian seperti ini. Di satu sisi ia sangat tidak ingin me
Baca selengkapnya

Sialan!

“Putri?” tanya Morgan dengan nada heran dan tak percaya.“Ya. Putri. Putriku sudah berusia sembilan tahun dan saat ini sedang menungguku di rumah. Aku pasti sudah membuatnya khawatir saat ini,” jawab Vallen dengan wajah tak berdosanya yang sangat dibenci oleh Morgan.‘Jadi ternyata ia mengandung benih dari hasil percintaannya dengan bajingan itu? Dasar manusia-manusia sampah!’ umpat Morgan dalam hatinya.Vallen menatap Morgan yang terlihat seperti sedang memikirkan sesuatu hal. Vallen sendiri tidak mengetahui apa yang membuat Morgan membawanya ke rumah yang sangat megah dan super mewah ini. Yang Vallen tahu adalah dia sangat membenci Morgan karena sudah melecehkannya sesaat sebelum Vallen memutuskan untuk bunuh diri. Vallen benar-benar lupa kalau nyatanya ada Cleo yang pasti sedang menantikan kehadirannya saat ini.“Kau tidak akan bisa keluar dari tempat ini, Vallen! Ingat itu baik-baik. Semakin kau berusaha untuk keluar dari sini, akan semakin aku buat hidupmu tersiksa. Dan ya, putri
Baca selengkapnya

Vallen.

Di dalam kamar yang sama sekali tak dikenalinya itu, Vallen menangis tersedu menahan semua kepedihan yang dirasakannya saat ini. Belum lama ini ia mengalami penyiksaan dan pelecehan dari pria yang kini mengurungnya di kamar utamanya itu. Vallen masih mencoba untuk mencari tahu apa yang sebenarnya sedang terjadi pada dirinya. Tadi pagi saat ia dibawa ke rumah ini oleh orang-orang tak di kenal, Vallen masih dalam keadaan tidak sadar oleh pengaruh bius yang mereka tempelkan pada indera penciumannya.Dengan hati perih dan sakit, Vallen mengingat semua yang terjadi dengan jelas. Jika tidak karena ancaman setelah diberikan penyiksaan dan pelecehan, tidak mungkin Vallen sampai berniat untuk mengakhiri nyawanya dan melupakan Cleo yang sedang menantinya saat ini di rumah.“Bangun!” hardik Morgan pada Vallen yang masih terkulai lemas di atas ranjang mewah. Bahkan, Morgan menyiramkan segelas air pada wajah Vallen hingga ia benar-benar sadar dari pengaruh obat biusnya itu.“Di-di mana aku? Siapa
Baca selengkapnya

Bertemu Cleo

Sedikit memaksa, Morgan berhasil memasukkan seluruh batang kemaluannya di dalam sana. Ia melihat wajah Vallen yang sudah banjir dengan air mata. Tidak tersisa sedikit pun rasa iba di dalam diri Morgan saat melakukan hal itu. Pria itu memaju mundurkan pinggulnya untuk memompa batang kemaluannya di dalam lembah kenikmatan yang sangat ia rindukan itu. Sepuluh tahun lamanya Morgan tidak pernah merasakan rudalnya bangkit saat bersama seorang wanita, bahkan saat wanita itu sudah berdiri tanpa sehelai benang pun di depan matanya.“Tolong … hentikan! Sangat sakit … aku bukan Vallen-mu itu,” rintih Vallen dengan suara parau karena sudah berjuang keras menahan rasa sakit akibat sodokan benda tumpul di area kewanitaannya itu.Namun, mendengar hal itu membuat Morgan semakin keras menghentakkan pinggulnya sampai ia merasakan rudalnya menyentuh dinding rahim Vallen. Suara rintihan dan teriakan Vallen seolah menjadi satu alasan yang membuat Morgan menjadi sangat bersemangat dalam menyetubuhi wanita
Baca selengkapnya

Saudara Ibumu, Nak.

“Mami … di mana Mami?” tanya seorang gadis kecil berusia sembilan tahun itu pada potret yang kini sedang ditatapnya dalam sebuah bingkai kayu kecil.Cleopatra nama gadis itu dan kini masih duduk di depan pintu pada sebuah rumah sederhana yang memang sangat jauh dari keramaian. Entah kenapa Vallen memilih tempat yang jauh dari jangkauan seperti ini. Awalnya Vallen berniat untuk tinggal di rumah keluarganya, akan tetapi semua anggota keluarganya menentang hal itu dan akhirnya ayah Vallen menyarankan untuk menyewa sebuah rumah dan hidup berdua dengan Cleo di sana.Cleo yang awalnya merasa senang karena baru saja bertemu dengan seluruh anggota keluarganya, perlahan menjadi kecewa karena nyatanya tidak satu pun dari mereka yang menerima kehadirannya dan juga ibunya. Cleo mungkin masih berusia sembilan tahun, tapi cara berpikirnya dan cara ia menanggapi situasi sangat di luar batas usianya. Cleo bahkan tidak pernah terdengar merengek dan mengeluh layaknya anak seusianya.Selama ini, ia dan
Baca selengkapnya

Cleo Menanti Vallen

“Kenapa kalian datang dan bertanya di mana ibuku?” tanya Cleo dengan raut wajah penuh kecurigaan pada Javina dan Cristian.Gadis kecil itu memandang Cristian dan Javina secara bergantian. Memang, tidak ada sedikit pun kemiripan di wajah mereka dengan wajah ibunya. Itu sebabnya Cleo tidak bisa langsung percaya pada mereka. Apalagi, mereka datang dengan sama-sama bertanya di mana keberadaan ibunya. Yang ia sendiri tidak tahu di mana ibunya berada saat ini. Padahal malam sudah menunjukkan pukul sepuluh saat ini. Masih saja tidak ada kabar tentang di mana ibunya berada.“Paman ingin bicara dengan ibumu dan mengajak kalian pindah ke rumah besar,” jawab Cristian dengan suara lembut.“Ke rumah besar? Rumah besar yang mana yang Paman maksud?” tanya Cleo penuh selidik.“Rumah yang kau datangi bersama ibumu tempo hari lalu. Apa kau lupa? Saat ibuku menolak kedatangan kalian?” Kini giliran Javina yang menjawab dan bertanya pada Cleo.Cleo tampak sedang berpikir sesuatu dan ia menatap keduanya la
Baca selengkapnya

Anak Haram?

“Pria mana yang Paman maksud?” tanya Cleo dengan penuh rasa ingin tahu karena ia mendengar apa yang baru saja dikatakan oleh Cristian meski hanya dikatakan dengan lirih oleh pria itu.Cristian yang tidak menyangka bahwa pendengaran Cleo sangat tajam, langsung menjadi serba salah karena tidak mengerti akan menjelaskan apa pada Cleo saat ini. Tidak mungkin Cristian menyebutkan tentang pria yang sama sekali tak ingin ia jelaskan pada gadis kecil di depannya itu. Cristian tak ingin Cleo sampai mengetahui siapa pria yang ia maksud.“Paman … apakah pria itu adalah mafia yang selalu kalian sebut selama ini melalui surat yang kami terima selama tinggal di pulau?” tanya Cleo dengan wajah polosnya pada Cristian.Seolah mendapat pencerahan atas apa yang akan ia katakan pada Cleo, Cristian langsung saja mengangguk membenarkan yang Cleo ucapkan padanya.“Benar, Sayang. Kau sangat pintar dan daya ingatmu sangat tajam. Paman tidak yakin, tapi sepertinya memang dia yang sudah membawa ibumu,” jawab Cr
Baca selengkapnya

Cristian mencemaskan Cleo

Sepanjang malam Cristian benar-benar tidak bisa tidur sedetik pun memikirkan nasib Vallen yang ternyata memang sudah berada dalam cengkraman Morgan. Lelaki itu ternyata sangat cepat mendapatkan informasi tentang kepulangan Vallen. Apalagi, setelah sepuluh tahun berlalu ternyata dia masih saja mengawasi adiknya itu dengan sangat detail. Hingga, baru beberapa hari Vallen datang, dia sudah berhasil menculik dan menyekap Vallen.Cristian sedang memikirkan apa yang mungkin dilakukan pria itu untuk membalaskan sakit hatinya pada Vallen. Ia tahu sebesar apa kemarahan dan kebencian Morgan pada adiknya itu selama ini. Terlebih setelah Morgan melihat video mesum antara dirinya dan Vallen pada malam pertunangan mereka. Sejak itu pula lah aura kebencian Morgan terlihat sangat jelas di matanya. Apalagi, malam itu Vallen sama sekali tidak membantah tuduhan itu dan justru mengatakan hal-hal yang semakin menguatkan kebencian dan amarah dalam diri Morgan.“Paman … apa yang sedang kau pikirkan?” tanya
Baca selengkapnya

Hilang Ingatan

Dengan perasaan yang bercampur aduk, akhirnya Cristian mengantarkan Cleo sampai di depan sebuah rumah yang megah bak istana. Mobil Cristian berhenti di depan pagar rumah mewah itu dan beberapa orang penjaga langsung menghampirinya. “Maaf, Tuan, apa ada yang bisa kami bantu?” tanya salah satu penjaga dengan sangat ramah. “Aku ingin bertemu Tuan Morgan,” jawab Cristian dan melirik ke arah Cleo. Penjaga itu melihat sekilas pada gadis kecil yang duduk di kursi penumpang. Sesaat darahnya berdesir karena menganggap bahwa Cleo sangat mirip dengan wanita yang dibawa oleh tuannya kemarin. Namun, saat menatap sekali lagi gadis kecil itu juga terlihat mirip dengan tuannya. “Apa dia ada?” tanya Cristian seolah sengaja membuyarkan lamunan si pria penjaga. “A-ada, Tuan. Apa Anda sudah membuat janji dengan Tuan Morgan?” jawab penjaga itu dengan sedikit gugup dan kemudian bertanya lagi. “Dia yang memintaku datang ke sini bersama dengan gadis kecil ini.” “Kalau begitu, silakan masuk, Tuan. Penj
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status