Beranda / CEO / I Hate U, Boss / Pengkhianatan

Share

I Hate U, Boss
I Hate U, Boss
Penulis: Renita April

Pengkhianatan

Braakk ... !

Kedua orang yang tengah asik memadu kasih tersentak kaget. Dua orang dengan beda umur itu lekas mengambil pakaian yang tengah berserakan di bawah lantai.

Renita menggeleng, air mata sudah mengalir deras di pipinya. Ia sama sekali tidak menyangka, kekasih yang dia pacari selama 5 tahun tega mengkhianatinya.

Renita bahkan tidak percaya kalau selingkuhan kekasihnya itu adalah ibu tirinya. Ibu tiri yang baru satu tahun menikah dengan ayahnya.

Dion menghampiri Renita. "Sayang ... ini tidak seperti yang kamu lihat."

Renita menghunuskan tatapan tajam. Tangannya sudah mengepal ingin memukul wajah dari Dion.

Plaakk ... plaakk ... !

Dua tamparan mendarat di pipi kiri dan kanan Dion. "Dasar berengsek! Apalagi yang mau kamu jelaskan. Apa kurang jelas perbuatanmu ini? Tega sekali kamu, Dion. Wanita itu istri dari Ayahku!"

Dion menunduk, dia memang bersalah telah mengkhianati kekasihnya. Tetapi dia sendiri tidak tahan akan godaan dari ibu tiri Renita.

Renita tidak pernah mau memberi apa yang Dion inginkan. Ibu tiri Renita masih belum terlalu tua. Mereka hanya saling membutuhkan saja. Ibu tiri Renita, tidak puas berhubungan intim dengan suaminya, sedangkan Dion tidak mendapatkan apa yang dia mau dari Renita.

Karena saling membutuhkan, hubungan terlarang itu terjadi. Ibu tiri Renita menghampiri sepasang kekasih yang tengah bertengkar itu.

"Ren ... ini bukan salah Dion. Kamu sendiri yang tidak bisa memberikan apa yang kekasihmu inginkan," ucap Dewi.

Renita berdecak. "Ck! Jalang tetap saja jalang. Meski Daddy-ku mengangkat derajatmu tapi kamu tetap saja murahan."

Dewi merasa geram akan perkataan Renita. "Tutup mulutmu! Tua bangka itu yang tidak bisa memuaskanku."

Plaakk ... !

Renita menampar wajah ibu tirinya. Dari awal Renita memang tidak menyetujui ayahnya menikah lagi. Apalagi ibu tirinya ini masih sangat muda. Semua ketakutan Renita benar adanya. Ayahnya telah dikhianati oleh istrinya sendiri. Bermain gila bersama pemuda yang umurnya lebih muda.

"Kamu sudah tahu jika suamimu itu sudah tua. Tapi kenapa kamu masih ingin menikahinya, huh?" hardik Renita.

Dewi tersenyum sinis. "Tentu saja demi uangnya."

"Dasar tidak tahu malu. Aku akan memastikan kalian akan mendapatkan balasan yang setimpal," hardik Renita.

Dewi malah terkekeh keji. "Tua bangka itu sudah tidak punya apa-apa. Aku sudah mengalihkan semua asetnya di tanganku."

Betapa kagetnya Renita mendengar itu. Bagaimana bisa ayahnya ditipu oleh seorang jalang.

Dewi merangkul lengan Dion. Dia bahkan bermanja dengan kekasih gelapnya itu. "Sekarang kalian sudah jatuh miskin. Aku dan Dion akan hidup bersama. Kami berdua saling mencintai."

"Cuih!" Renita meludah kepada pasangan beda usia ini. "Menjijikan ... ambil saja harta itu. Tapi ingat satu hal, kalian akan mendapatkan balasan yang setimpal."

Renita pergi meninggalkan pasangan baru itu. Dion ingin mengejar mantan kekasihnya tetapi Dewi menghalangi.

"Dion ... lupakan saja dia. Sekarang hanya tinggal kita berdua. Kita akan hidup bersama dan kaya raya dengan harta orang tuanya," tutur Dewi.

"A-aku ... merasa bersalah telah mengkhianati Renita. Dia adalah wanita yang kucinta," ujar Dion.

"Sudahlah ... lupakan dia. Lebih baik kita lanjutkan saja permainan yang belum selesai tadi," ucap Dewi.

Dion dan Dewi lalu masuk kembali ke dalam kamar hotel. Mereka melanjutkan kegiatan yang tadi sempat tertunda.

Sementara Renita yang sakit hati, terus mengendarai mobilnya tanpa arah. Kelakuan Dion sungguh tidak bisa dimaafkan. Apa wanita lain tidak ada sampai ibu tiri pun diembat juga. Dasar berengsek!

Mobil berhenti di tepi jalan. Hari sudah mulai gelap dan terdengar suara pria bermain gitar. Renita menoleh pada kerumunan pemuda yang terlihat bersenang-senang. Sekumpulan pengamen.

Namun, seorang pria menarik perhatian Renita. Entah apa yang merasuki, ia terlihat tertarik. Suara yang merdu, permainan gitar, semuanya memikat.

Rere nekat turun dari mobil, lalu berjalan menghampiri sekumpulan pemuda tanpa peduli apakah mereka ini orang jahat.

Para pria yang melihat wanita cantik menghampiri mereka, segera berhenti bernyanyi. "Siapa nih cewek?" tanya Ryan.

"Mana aku tahu," sahut Aldo.

Rere berdiri berhadapan dengan para pria itu. Entah mengapa tidak ada rasa takut di dalam hatinya. Mungkin karena dia memang ingin bersenang-senang.

"Kamu ...." Tunjuk Rere pada Aldo.

"Saya?" Tunjuk Aldo pada dirinya sendiri.

"Kamu ikut bersamaku. Aku akan bayar 5 juta. Aku ingin kamu bernyanyi untukku semalaman," ucap Rere.

Aldo melirik ke arah Ryan. Temannya itu malah mengedikan bahu. Seolah memberi jawaban terserah pada Aldo.

Aldo berpikir sejenak akan tawaran dari Rere.

Kalau dia menerima tawaran dari Rere, maka uangnya bisa dia berikan pada Ryan. Dan Aldo perhatikan, Rere juga sangat cantik.

"Oke ... aku terima tawaran kamu," ucap Aldo.

Aldo meminjam gitar dari Ryan dan mengikuti Rere masuk ke dalam mobilnya. Para temannya yang lain malah bersorak meledek Aldo.

Aldo melambaikan tangan kepada temannya, lalu menutup kaca mobil. Rere melajukan mobilnya menuju hotel sederhana. Untung saja dia selalu berhemat meski kaya. Uang di dalam tabungannya masih cukup untuk kehidupannya selama setahun.

Rere turun dan Aldo mengikuti dirinya. Rere memesan kamar untuk mereka. Kemudian masuk ke dalam lift bersama. Tidak ada pembicaraan di antara mereka berdua.

Rere membuka pintu kamar yang dia pesan. Dia lalu mempersilakan Aldo untuk masuk dulu, kemudian Rere menutup pintu tidak lupa menguncinya.

"Kamu ... duduk dulu di sofa. Aku akan membersihkan diri," ucap Rere.

Rere masuk ke dalam kamar mandi dengan membawa baju handuk di tangannya. Aldo duduk di sofa sembari memainkan gitar di tangannya. Setelah beberapa saat, Rere keluar dari kamar mandi.

Rere meraih gagang telepon untuk memesan minuman juga cemilan. Dia yang masih mengenakan baju handuk, duduk di samping Aldo.

"Mulailah bernyanyi ... aku request lagu putus cinta dan pengkhianatan."

Aldo mengerti, ternyata wanita yang duduk di sampingnya ini lagi putus cinta. Aldo mulai bernyanyi dengan diiringi petikan gitar.

Wanita ini terlihat beberapa kali mengusap air matanya. Aldo diam saja dan terus bernyanyi. Namun, ia seperti tidak fokus. Wanita yang belum memberitahu namanya ini malah sesenggukkan.

"Tenanglah." Aldo menghentikan permainan gitarnya. Putus cinta saja sampai seperti ini. Padahal di dunia ini lelaki itu banyak.

"Teruskan saja nyanyianmu. Kau kubayar untuk bernyanyi."

Kesal juga mendengar perintah dari gadis ini. Tapi, apa yang wanita ini katakan benar adanya. Aldo kembali bernyanyi lagu galau.

"Kenapa dia berbuat seperti itu padaku? Kenapa?" Rere masih mengingat pengkhianatan Dion. Sakit sekali. Jika wanita lain, mungkin tidak seperih ini. Namun ini, malah berselingkuh dengan ibu tiri yang sudah menjadi kerabat

Aldo diam saja dan terus bernyanyi. Bisa gila ia berlama-lama bersama wanita ini. Tapi, diperhatikan sekali lagi, benar-benar cantik. Menjadi penghibur untuk satu malam saja, Aldo bersedia.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Yuniki
Nahloh syukurin kamu Dion wkwkwkw.. Sekalinya murahan tetep murahan itu tabiatnya dari awal.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status