“Bagus, kamu bisa fokus kembali.”
Diego menatap Kiki yang tampak bahagia mendengar tentang pembicaraan antara dirinya dengan Ratna, menatap penuh selidik seakan menilai semua sikapnya selama ini. Hembusan napas panjang dikeluarkan, sudut hatinya tidak bisa menyalahkan wanita yang selama ini membantunya. Keputusannya tampaknya memang sudah benar, keputusan yang hanya diketahui Fahri dan tampaknya sekarang waktu yang tepat memberitahukan pada Kiki, sedikit berharap jika semuanya akan baik-baik saja.“Kamu nggak datangi Ratna dengan bicara yang nggak-nggak, kan?” tanya Diego hati-hati.“Kenapa kamu menuduh? Memang dia bicara apa?” tanya Kiki dengan ekspresi terkejut.Diego menggelengkan kepalanya “Nggak ada, aku ngerasa aneh saja dia tahu tentang kondisi aku padahal kita nggak pernah bicara. Maaf kalau akhirnya harus menuduh kamu, satu-satunya yang tahu kondisi aku di lokasi hanya kamu.”“Bosen kopi mulu, memang nggak ada minuman lain? Kita bisa ke cafe lain jangan disitu terus.”“XCofee itu enak, disana juga nggak hanya kopi. Kamu juga suka sama minuman dia yang lain belum lagi makanannya.” “Please deh, Ratna. Memang kamu nggak bosan?” “Nggak.”Perdebatan yang akan selalu terjadi setiap kali memutuskan akan menghabiskan waktu dimana, Ratna pastinya akan mengajak ke XCoffee yang sudah sering mereka datangi dan tidak bisa dihitung dengan jari. “Jangan ditekuk gitu makanya, Vit.” Ratna menatap sang sahabat yang mengerucutkan bibirnya “Lagian suasana disini enak, tenang dan kita bisa mendapatkan ide dengan sangat cepat.”Ratna dan Vita, mereka berdua sudah berteman sejak masa putih abu-abu. Mereka juga berada dalam fakultas yang sama dan sekarang berada di perusahaan yang sama, semua itu secara tidak sengaja. Ratna masuk dulu, beberapa bulan selanjutnya Vita, padahal mereka tes bersamaan.“Kalau nggak inget deadline dari Mas Angga malas kesini.” Vita menatap malas Rat
“Diego...Diego...foto dong.” “Diego...siapa ceweknya sekarang? Vallerie cocok, sama dia aja.” “Ya...ampun...tampan banget! Punya siapa sih?” Diego memasuki ruangan dengan bantuan bodyguard yang ditugaskan menemani dirinya setiap saat, beberapa orang tersenyum kearah dirinya tapi ada juga yang memandang kasihan. Hembusan napas panjang dikeluarkan setelah duduk diatas sofa, menyandarkan tubuhnya dengan menutup mata, seluruh dalam dirinya terasa lelah. Pertanyaan mereka tidak jauh-jauh dari pasangan, ditambah beberapa fans yang menginginkan dirinya bersama dengan wanita-wanita yang pernah menjadi lawan mainnya.“Kegiatan setelah ini apa, Ki?” tanya Diego tanpa membuka suaranya.“Mas mau kemana? Kita cuman satu kali take lagi sih, mas.” Kiki menjawab tanpa melepaskan tatapannya “Mas mau kemana?” “Istirahat, jam berapa take lagi?” Diego membuka matanya menatap Kiki yang ada disampingnya.“Anggun belum datang, mas. Kita nungguin Anggun, infonya sih setengah jam lagi. Mas mau sesuatu?”
“Nggak pulang?” Ratna menatap Angga yang berdiri disampingnya “Belum selesai, mas. Mastikan ini dulu baru pulang, mas sendiri?” “Mau pulang imi, mau ditungguin?” Ratna menggelengkan kepalanya “Mas pulang aja, kasihan nanti ceweknya.” “Cewek mana? Kamu tahu kalau aku baru diselingkuhi, malah tanya masalah cewek. Teman kamu mana?” “Cari makan sama Mas Nando.”Angga mengajak berbicara tentang pekerjaan yang ada didepan mata mereka, tidak saling menatap karena matanya fokus pada mereka yang sedang bekerja. Hubungan mereka memang baru berjalan sebentar, tapi setidaknya mereka berdua rekan yang cocok dalam berdiskusi tentang masalah pekerjaan.“Kalian...sini makan malam dulu.” Angga dan Ratna membalikkan tubuhnya mendapati Nando sedang mengangkat kantong berisi makanan, saling menatap satu sama lain dan mengikuti apa yang dikatakan Nando. Melangkahkan kakinya menuju tempat dimana Nando, mencari tempat yang bisa mereka menghabiskan waktu untuk makan bersama. Menu yang dibeli Nando dan
“Apa kabar?” “Baik.” Berada dalam satu tempat yang sama, Ratna sendiri tidak tahu apa yang terjadi. Iqbal mengajak sang calon pengantin keliling melihat sekeliling meninggalkan dirinya dengan Diego. Pria yang datang tidak lain adalah Diego, datang bersama calon pengantin yang ternyata adalah sang sahabat. Ratna sama sekali tidak tahu tentang lingkungan Diego saat ini, pastinya teman-temannya sudah sangat banyak dan dari element berbeda.“Maaf.”Ratna mengangkat alisnya mendengar kalimat yang keluar dari bibir Diego “Nggak ada yang perlu di maafkan, semua sudah selesai dan impas.”“Aku tahu kalau kamu nggak benar-benar melakukan itu.” “Nggak penting lagi aku melakukan itu atau nggak, semua sudah berubah dan kita mempunyai jalan kehidupan masing-masing.” Diego menghembuskan napas panjangnya “Aku memang salah, sangat salah.” Ratna memilih tidak menanggapi kalimat Diego saat melihat keberadaan Iqbal dan sang calon yang melangkah kearah mereka. Iqbal tampak fokus berbicara dengan pria
“Andai kita tamu pastinya bisa minta foto sama mereka.” Ratna hanya tersenyum mendengar kalimat yang keluar dari bibir teman-temannya, tidak hanya satu orang tapi hampir semuanya. Tamu undangan dari pengantin memang bukan orang sembarangan, beberapa biasa mereka lihat di televisi atau media sosial. Semua orang yang datang hanya satu yang harus dipersiapkan Ratna yaitu pertemuannya dengan Diego, pertemuan terakhir yang berakhir di XCofffe dengan tempat berbeda, tidak tahu tempat duduk pilihan Diego karena tidak penting sama sekali.“Aku denger Diego masih ada hubungan sama pengantin pria?” bisik Vita yang berada disamping Ratna tepat di telinga.“Ya,” jawab Ratna singkat sambil menganggukkan kepalanya dengan mata yang awas menatap sekitar.“Kamu pulang sama dia? Awas ada gosip loh nanti, kamu tahu kalau Diego sedang di gosipin sama artis siapa namanya?” Vita mencoba mengingat nama wanita yang menjadi teman gosip Diego.“Aku nggak peduli sama gosip tentang dia, sekarang kita kerja buka
Diego memiliki kekasih bukan dari kalangan entertainment, siapa wanita yang beruntung? Apa wanita yang bersama dengan dia beberapa waktu lalu? Hubungan antara Diego dan Vallerie hanya untuk keperluan produksi, Vallerie membawa pasangannya pada acara award. Public figure pria yang sangat terkenal tampak berjalan ke tangga darurat bersama dengan seorang wanita, tampaknya mereka adalah pasangan kekasih karena terlihat mesra disana. Siapa mereka? “Kamu kemarin pas acara kemana? Kamu sama Diego?” Vita menatap penuh selidik yang dijawab Ratna dengan menganggukkan kepalanya “Kalian nggak melakukan sesuatu?” “Memang kenapa?” tanya Ratna malas. Vita membaringkan tubuhnya di ranjang, memberikan ponselnya pada Ratna “Kamu baca sendiri, semoga aja bukan kalian berdua.” Ratna menerima ponsel yang Vita berikan, membacanya perlahan dan seketika membelalakkan matanya. Pertem
“Kamu nggak mau membuka siapa dia?” Diego menggelengkan kepalanya penuh keyakinan, tidak ingin membuka identitas wanita yang belum pasti didapatkannya. Setidaknya saat ini bisa bernapas lega, Vallerie membuka tentang kekasihnya dan itu artinya media nggak akan menjodohkan mereka lagi. “Media memang nggak jodohin kalian lagi, tapi fans kalian nggak terima.” Kiki mengingatkan Diego yang memilih menganggukkan kepalanya “Kamu dengerin nggak sih? Aku penasaran Vallerie itu memang pacaran atau agar nggak kelihatan berharap sama kamu?” “Bukan urusanku.” Diego mengatakan dengan santai. “Memang siapa sih ceweknya? Dia dari kalangan kita?” Kiki menatap penuh selidik. “Kepo banget sih.” Diego mencubit pipi Kiki pelan “Kegiatan setelah ini apa?” “Udah sih, memang mau kemana? Kamu belum makan kalau nggak salah.” “Ya udah kalau gitu aku pergi dulu.”
“Percaya sih, aku pernah dengar waktu itu.” Ratna menatap tidak percaya mendengar pengakuan Vita, waktu itu dirinya langsung menerima ajakan Naufal untuk berpacaran jadinya tidak tahu tentang perkembangan dari taruhan. Ditambah lagi Ratna seketika tidak mau berinteraksi dengan Diego, seketika semua orang tahu jika mereka sudah tidak bersama kembali, tapi orang-orang tidak tahu cerita yang sebenarnya karena hanya teman-teman dekat mereka berdua. “Aku juga nggak kasih waktu Diego buat bicara.” “Aku juga pasti akan melakukan hal yang sama.” Vita menganggukkan kepalanya memahami sikap Ratna “Apalagi setelah itu kita sudah mulai ujian akhir, pastinya sudah nggak akan bahas hal nggak penting.” “Betul,” ucap Ratna senang ada yang membela dirinya “Apalagi setelah itu kita fokus sama masuk perguruan tinggi juga.” Vita menganggukkan kepalanya “Sebenarnya itu semua bukan alasan buat bicara, tap
“Bagus, kamu bisa fokus kembali.” Diego menatap Kiki yang tampak bahagia mendengar tentang pembicaraan antara dirinya dengan Ratna, menatap penuh selidik seakan menilai semua sikapnya selama ini. Hembusan napas panjang dikeluarkan, sudut hatinya tidak bisa menyalahkan wanita yang selama ini membantunya. Keputusannya tampaknya memang sudah benar, keputusan yang hanya diketahui Fahri dan tampaknya sekarang waktu yang tepat memberitahukan pada Kiki, sedikit berharap jika semuanya akan baik-baik saja. “Kamu nggak datangi Ratna dengan bicara yang nggak-nggak, kan?” tanya Diego hati-hati. “Kenapa kamu menuduh? Memang dia bicara apa?” tanya Kiki dengan ekspresi terkejut. Diego menggelengkan kepalanya “Nggak ada, aku ngerasa aneh saja dia tahu tentang kondisi aku padahal kita nggak pernah bicara. Maaf kalau akhirnya harus menuduh kamu, satu-satunya yang tahu kondisi aku di lokasi hanya kamu.”
“Kamu disini? Aku terkejut waktu kamu kirim pesan dan bilang di apartemen.” Ratna memilih tersenyum mendengar kalimat yang keluar dari bibir Diego saat berjalan mendekatinya yang sedang menikmati tontonan di televisi. Mengingat televisi sepertinya Ratna memang tidak pernah menyalakan atau menonton, tidak hanya berita saja tapi juga sinetron atau acara apapun. Berita tentang Diego saja diketahui dari sang sahabat, tidak pernah membuka berita tentang public figure. “Ada apa?” suara Diego membuyarkan lamunan Ratna “Sudah makan? Mau makan?” “Kamu belum makan? Mau dimasakkan?” “Kamu bisa masak?” Diego menatap dengan tatapan menggoda yang membuat Ratna berdecih pelan “Kita pesan saja, kamu katanya mau bicara jadi akan lebih cepat kalau pesan.” Memilih setuju, lagipula dirinya dalam kondisi tidak bisa untuk memasak. Pikirannya pe
“Lama kita nggak bertemu, kamu yang nggak kesini atau aku yang nggak lihat?” Ratna tersenyum mendengar sapaan Fahri, menatap pria yang dikenalnya karena terbiasa datang ke tempat kopi ini, ibarat kata customer loyal. Seharusnya mendapatkan diskon member karena terlalu sering datang, walaupun tidak dapat mereka lebih sering memberikan tester sebelum produk tersebut dikeluarkan. “Aku pesan online. Apa kabar?” “Kamu yang gimana kabarnya? Sibuk?” Fahri menatap dalam kedua mata Ratna. “Kerjaan dan deadline, kamu sendiri?” “Seperti yang kamu lihat.” Fahri memutar tubuhnya yang membuat Ratna tertawa “Teman kamu?” “Mencariku?” mereka berdua mengalihkan pandangan kearah Vita yang sudah berada dihadapan Ratna “Kalian terlalu serius bicara dan lihat-lihatan, awas nanti saling suka.” Ratna menggelengkan kepalanya mendengar kalimat yang keluar dari bibir
“Bagaimana kamu tahu nomerku?” “Apa yang nggak diketahui sama wartawan macam aku.” Iwan mengatakan dengan nada sombongnya. Ratna hanya memutar bola matanya malas “Kamu tahu kalau itu melanggar privacy? Ada perlu apa sampai kamu hubungi aku? Pasti ada hubungan sama Diego. Kamu nggak akan hubungi aku kalau bukan masalah teman kamu itu, jadi langsung saja mau bicara apa tentang dia.” Iwan menganggukkan kepalanya seakan membenarkan kalimat Ratna“Kalian kembali? Kamu yakin menjalin hubungan sama dia?” “Memang apa urusannya sama kamu?” Ratna menatap malas “Hubungan kita, kamu juga tahu tentang taruhan itu dan hanya diam.” “Kamu cinta sama Diego?” Iwan tidak peduli dan mendengarkan kalimat tidak suka yang dikatakan Ratna. “Aku tanya memang jawaban aku ada untungnya sama kamu? Kamu lagi cari berita buat Diego?” Ratna memicingkan matanya. “Jangan berta
“Kenapa? Ada masalah?” Diego hanya bisa menghela napas panjang mendengar pertanyaan Fahri, pengakuan Ratna semalam masih membuatnya terkejut dan sama sekali tidak ada dalam bayangannya, beberapa kali meyakini jika semua ini hanya karangan yang dibuar agar dirinya menjauh atau bentuk pembalasan atas tindakannya dulu, tapi melihat ekspresi Ratna tampak jika semua itu bukan kebohongan. “Malah melamun.” Fahri melempar kertas yang mendapatkan tatapan tajam dari Diego “Kenapa? Ada masalah? Kaya masalahmu itu berat banget. Mikirin gosip itu?” “Nggak sama sekali.” Diego langsung membantah. “Lalu? Kamu nggak mungkin mikirin itu secara udah makanan setiap hari, jadi apa yang ada dalam isi kepalmu sampai harus melamun dan seakan masalah yang kamu alami itu berat.” Fahri kembali mengeluarkan pertanyaan. “Aku mau tanya kalau kamu berhubungan sama wanita dan ternyata dia itu pelakor gimana?”
“Kamu jemput?” Ratna menatap sekitar sedikit takut. “Buruan naik, aku pakai mobil orang bukan yang biasa dipakai.” Tidak memiliki pilihan dengan masuk kedalam mobil Diego, beberapa hari sejak berita kedekatan pria disampingnya dengan wanita lain membuatnya menjaga jarak dengan tidak membalas atau mematikan ponselnya. Tujuan yang sama sekali tidak diketahui tapi setidaknya sudah bisa ditebak kemana tempat yang akan dituju sang actor besar ini, rasa penasaran tentang taruhan seketika hilang menjadi rasa tidak percaya diri. “Kenapa nggak balas atau terima panggilan dari aku?” Diego membuka suaranya terlebih dahulu. “Apa kita akan membahas dalam mobil dalam kondisi jalan yang tidak menentu? Apa nggak bisa ditunda sampai tempat yang kamu tuju?” Ratna memilih tidak menjawab terlebih dahulu dengan mengulur waktu dan mencari alasan yang masuk akal. “Kamu ada tempat yang bisa kita berbicara?”
“Kamu pasti kesal sama berita dan komentar fans?” “Resiko, mau bagaimana lagi.” Diego menjawab santai seakan tidak peduli “Aku dengar kalau kamu sudah punya kekasih? Benar?” “Memang, kenapa?” Diego menatap malas mendengar pertanyaan Anggun. “Bukan masalah besar, kasihan para fans kalian berdua yang menginginkan hubungan lebih diantara kalian.” “Aku nggak peduli.” Diego menatap sekitar mencari keberadaan Kiki “Udah selesai ini? Kalau udah aku mau balik.” “Bagaimana reaksi kekasih kamu dengar perjodohan fans kalian itu? Aku harap dia nggak kemakan, bagaimanapun dalam dunia kita hal ini itu biasa tapi tidak dengan orang diluar sana. Apalagi orang tua Vallerie percaya sama kamu, tidak hanya itu kalian pernah melakukan hal gila bersama.” “Aku pergi, nggak ada lagi yang dikerjakan.” Diego memilih tidak mendengarkan kalimat Anggun. Anggun menganggukk
“Kalian nggak mau go public?” Ratna langsung menggelengkan kepalanya “Malas berhadapan sama fans cewek itu dan sekarang pastinya berhadapan dengan fans ship mereka, hidup seakan diatur sama mereka.” Vita menganggukkan kepalanya “Nggak mau baca? Diego udah hubungi?” “Udah, dia nginep disana sama staf produksi juga. Aku belum buka ponsel, gimana mau buka pekerjaan ini belum selesai. Kenapa kamu disini? Bukannya pameran sama Haikal?” Ratna memilih membahas hal lainnya. “Bentar lagi berangkat, masih ada yang mau aku urus disini. Kamu benar nggak papa?” Vita menatap khawatir. “Bohong kalau aku nggak kenapa-kenapa, hubungan ini hubungan dewasa. Mikirin jodoh-jodohan dari fans nggak akan berhenti, aku percaya sama dia. Kalaupun nanti memang jodohan itu terbukti, artinya memang kita nggak berjodoh.” Ratna mengatakan dengan sangat santai “Aku pergi dulu, udah ditunggu Mas Angga.”
Vallerie putus dengan kekasihnya, semoga bisa bersama Diego Fans Vallerie-Diego berharap mereka bisa bersatu dalam kehidupan nyata Diego pantas sama Vallerie, orang tua Valerie sudah bertemu dengan Diego Mengawal mereka sampai sah “Kenapa ada berita ini, Ki?” Diego mengusap kasar wajahnya. “Nggak tahu, memang nggak benar? Aku kira selama ini kamu langsung pulang karena Vallerie.” Diego membelalakkan matanya mendengar kalimat Kiki “Kamu tahu kalau aku udah punya cewek, lagian bukannya Vallerie udah punya tunangan? Kapan mereka putus?” “Hilda bilang mereka cuman pura-pura, simbiosis mutualisme gitu.” “Dibayar? Cewek simpanan?” Diego menatap penasaran. “Bukan juga, tapi buat manasin kekasihnya tu cowok. Hilda bilang mereka udah persiapan pernikahan, lagian katanya Vallerie capek dikaitin sama kamu terus ya