“Andai kita tamu pastinya bisa minta foto sama mereka.”
Ratna hanya tersenyum mendengar kalimat yang keluar dari bibir teman-temannya, tidak hanya satu orang tapi hampir semuanya. Tamu undangan dari pengantin memang bukan orang sembarangan, beberapa biasa mereka lihat di televisi atau media sosial. Semua orang yang datang hanya satu yang harus dipersiapkan Ratna yaitu pertemuannya dengan Diego, pertemuan terakhir yang berakhir di XCofffe dengan tempat berbeda, tidak tahu tempat duduk pilihan Diego karena tidak penting sama sekali. “Aku denger Diego masih ada hubungan sama pengantin pria?” bisik Vita yang berada disamping Ratna tepat di telinga. “Ya,” jawab Ratna singkat sambil menganggukkan kepalanya dengan mata yang awas menatap sekitar. “Kamu pulang sama dia? Awas ada gosip loh nanti, kamu tahu kalau Diego sedang di gosipin sama artis siapa namanya?” Vita mencoba mengingat nama wanita yang menjadi teman gosip Diego. “Aku nggak peduli sama gosip tentang dia, sekarang kita kerja bukan bahas masalah dia.” Ratna menatap malas pada Vita yang langsung mengerucutkan bibirnya. Sudut tempat yang tidak jauh dari Ratna dan Vita ada seseorang yang menatap kearah mereka datar, pertemuan terakhir yang sangat membekas pada diri Diego. Pertemuan setelah sekian lama mereka dalam kondisi tidak memungkinkan, menyimpan permalasahan yang harusnya tidak terlalu besar bagi dirinya tapi tidak dengan wanita yang sedang dilihatnya. “Dia kemarin nggak lama di tempat kita,” ucap Fahri yang diangguki Diego “Hasil kerja mereka bagus, mungkin kalau nanti menikah bisa pakai jasa mereka.” Diego hanya menganggukkan kepalanya tanpa melepaskan tatapan pada Ratna “Kamu udah minta maaf?” “Udah, aku bukan hanya mau minta maaf saja tapi bagaimana bisa dekat lagi sama dia.” Diego menjawab lagi-lagi masih menatap Ratna “Bagaimana caranya?” “Bilang aja ke media kalau kamu punya kekasih bukan dari kalangan entertainment atau kenalin dia tiba-tiba ke media.” Diego mengalihkan pandangan kearah Fahri dengan tatapan tidak percaya, usul yang sangat ekstrim. Ratna pastinya akan semakin marah atas apa yang dilakukannya, mengikuti saran Fahri sama saja dengan mencari masalah baru. Menatap Ratna kembali yang tampaknya mengarahkan petugas catering agar lebih peka terhadap barang-barang mereka, senyum yang tidak berubah dari dulu. “Kamu datangi dia,” ucap Fahri menepuk bahu Diego pelan yang langsung menggelengkan kepalanya “Kenapa? Takut wartawan? Gimana dia bisa tahu kalau kamu diam aja.” “Aku takut nyakitin dia lagi.” Diego menggelengkan kepalanya kembali. “Memang kamu mau dia sama pria lain?” Diego memberikan tatapan tajam “Kalau kamu nggak maju dia akan bersama dengan pria lain, sama kaya dulu yang akhirnya kamu kesal. Aku penasaran kamu memang cinta sama dia atau penasaran?” Diego terdiam, tidak bisa menjawab pertanyaan Fahri yang beberapa kali sering menghantui dirinya. Membuka coffee shop hanya berharap dia datang karena aroma kopi yang sangat disukai, saat tahu Ratna kesana hati kecilnya bersorak senang karena apa yang diharapkan benar-benar tercapai. Selanjutnya apalagi yang diharapkan, ditambah sekarang sudah bisa melihat Ratna secara langsung tidak seperti sebelumnya. “Siapa laki-laki itu?” pertanyaan Fahri menghentikan pikirannya dengan menatap kearah Ratna “Kamu kenal?” Diego menggelengkan kepalanya “Kekasihnya? Bukan kayaknya tapi nggak tahu lagi.” Pemandangan yang membuat sudut hatinya tercubit, selama ini menganggap jika Ratna tidak memiliki pria lain, tapi nyatanya pemandangan dihadapannya membuat Diego tidak tenang sama sekali. Diego tanpa sadar berjalan kearah dimana Ratna berada meninggalkan Fahri yang mengangkat sudut bibirnya keatas. “Kamu disini ternyata,” ucap Diego dengan melingkarkan tangannya pada pinggang Ratna yang hampir loncat karena terkejut. “Siapa?” tanya Angga menatap Ratna yang hanya diam “Saya Angga, rekan kerja Ratna.” Angga mengulurkan tangannya kearah Diego. “Mas, aku tinggal dulu.” Ratna menarik Diego yang hendak mengulurkan tangannya membalas Angga. Diego tersenyum tipis melihat reaksi Ratna yang tidak tahu membawanya kemana, menatap sekitar yang tampaknya tidak terlalu peduli pada sekitar. Mereka berhenti di depan pintu tangga darurat, Ratna memberikan tatapan tajamnya kearah Diego yang masih diam dan tersenyum tipis. “Apa maksudmu? Bukankah kita nggak ada urusan apa-apa? Tadi....apa yang kamu lakukan? Tanganmu lancang sekali!” Ratna tidak melepaskan tatapan penuh emosi pada Diego. “Kenapa kamu dulu nggak begini? Marah pada saat aku melakukan kesalahan fatal, sekarang hanya karena tanganku di pinggang kamu sudah marah....kamu itu aneh.” Diego menanggapi Ratna dengan sangat santai. “Aku rasa sebaiknya kita seperti sebelum ini yang tidak saling mengenal.” Ratna memilih tidak menanggapi Diego dengan mengambil keputusan tepat. Diego menggelengkan kepalanya “Nggak semudah itu, aku merasa kalau...” “Masih penasaran menaklukan aku? Bukannya kamu sudah menang? Apa yang sedang kamu cari? Bukankah harusnya kamu bersama dengan wanita yang dijodohkan netizen...” “Kamu cemburu?” “Hah! Cemburu? Ngapain?” Ratna menggelengkan kepalanya “Nggak ada untungnya juga cemburu sama cewek-cewek itu...” “Betul, kamu yang akan menang. Bagi aku itu kamu yang paling cantik, sedangkan mereka itu....” Ratna mengangkat telapak tangannya kehadapan Diego “Pembicaraan ini nggak akan terhenti, jadi aku minta jangan lakukan apa yang kamu lakukan tadi.” Memilih berjalan meninggalkan Diego yang terdiam, tiba-tiba tangannya ditarik Diego dengan mendorongnya di dinding. Tatapan mereka bertemu, tatapan yang selalu bisa membuat mereka lemah, tatapan ini yang membuat Ratna tidak mau membaca semua yang berhubungan dengan Diego, pada saat kemarin bertemu Ratna selalu menghindar tatapan dari pria dari masa lalunya ini. “Aku cemburu, aku cemburu lihat kamu sama dia tadi. Aku nggak suka kamu tertawa sama pria lain, aku hanya mau kamu melihat aku bukan pria lain. Aku tahu pernah melakukan kesalahan, aku langsung menyesal dan merasa kehilangan arah sejak kamu pergi dan berubah sikap. Apa kita nggak bisa memulai kembali dari awal?” Diego berkata tanpa melepaskan tatapannya pada Ratna. Jantung mereka berdua berdetak sangat kencang, kisah yang belum selesai di masa lalu dengan perasaan sama membuat mereka hanya diam dengan saling menatap satu sama lain. Perlahan mendorong tubuh Diego, tapi yang pasti usahanya akan sia-sia karena tenaga yang dimilikinya jauh dengan tenaga Diego. Perlahan wajah Diego mendekat, mereka berdua masih saling memandang, tangan Ratna secara otomatis menyentuh dada Diego untuk menghentikan gerakannya. “Jangan lakukan....” Mencium singkat bibir Ratna tanpa mendengarkan kalimat yang akan dikatakan, membelalakkan matanya mendapatkan serangan yang memang bisa ditebak tapi tidak menyangka jika Diego melakukan hal gila ini di tempat yang biasa saja orang melihatnya. Diego yang merasakan Ratna hanya diam mencoba memancingnya, Ratna yang masih sadar secara kasar mendorong tubuh Diego sampai ciuman mereka terlepas. “Aku nggak percaya sama semua yang kamu katakan, tampaknya memang kamu belum berubah.”Diego memiliki kekasih bukan dari kalangan entertainment, siapa wanita yang beruntung? Apa wanita yang bersama dengan dia beberapa waktu lalu? Hubungan antara Diego dan Vallerie hanya untuk keperluan produksi, Vallerie membawa pasangannya pada acara award. Public figure pria yang sangat terkenal tampak berjalan ke tangga darurat bersama dengan seorang wanita, tampaknya mereka adalah pasangan kekasih karena terlihat mesra disana. Siapa mereka? “Kamu kemarin pas acara kemana? Kamu sama Diego?” Vita menatap penuh selidik yang dijawab Ratna dengan menganggukkan kepalanya “Kalian nggak melakukan sesuatu?” “Memang kenapa?” tanya Ratna malas. Vita membaringkan tubuhnya di ranjang, memberikan ponselnya pada Ratna “Kamu baca sendiri, semoga aja bukan kalian berdua.” Ratna menerima ponsel yang Vita berikan, membacanya perlahan dan seketika membelalakkan matanya. Pertem
“Kamu nggak mau membuka siapa dia?” Diego menggelengkan kepalanya penuh keyakinan, tidak ingin membuka identitas wanita yang belum pasti didapatkannya. Setidaknya saat ini bisa bernapas lega, Vallerie membuka tentang kekasihnya dan itu artinya media nggak akan menjodohkan mereka lagi. “Media memang nggak jodohin kalian lagi, tapi fans kalian nggak terima.” Kiki mengingatkan Diego yang memilih menganggukkan kepalanya “Kamu dengerin nggak sih? Aku penasaran Vallerie itu memang pacaran atau agar nggak kelihatan berharap sama kamu?” “Bukan urusanku.” Diego mengatakan dengan santai. “Memang siapa sih ceweknya? Dia dari kalangan kita?” Kiki menatap penuh selidik. “Kepo banget sih.” Diego mencubit pipi Kiki pelan “Kegiatan setelah ini apa?” “Udah sih, memang mau kemana? Kamu belum makan kalau nggak salah.” “Ya udah kalau gitu aku pergi dulu.”
“Percaya sih, aku pernah dengar waktu itu.” Ratna menatap tidak percaya mendengar pengakuan Vita, waktu itu dirinya langsung menerima ajakan Naufal untuk berpacaran jadinya tidak tahu tentang perkembangan dari taruhan. Ditambah lagi Ratna seketika tidak mau berinteraksi dengan Diego, seketika semua orang tahu jika mereka sudah tidak bersama kembali, tapi orang-orang tidak tahu cerita yang sebenarnya karena hanya teman-teman dekat mereka berdua. “Aku juga nggak kasih waktu Diego buat bicara.” “Aku juga pasti akan melakukan hal yang sama.” Vita menganggukkan kepalanya memahami sikap Ratna “Apalagi setelah itu kita sudah mulai ujian akhir, pastinya sudah nggak akan bahas hal nggak penting.” “Betul,” ucap Ratna senang ada yang membela dirinya “Apalagi setelah itu kita fokus sama masuk perguruan tinggi juga.” Vita menganggukkan kepalanya “Sebenarnya itu semua bukan alasan buat bicara, tap
“Benar nggak papa ini kita keluar berdua? Kalau nanti ada gosip gimana?” “Nggak papa, kamu nggak usah takut atau khawatir.” Diego tersenyum lebar, ajakan Ratna untuk bertemu tentu saja akan langsung disetujui. Tubuhnya yang lelah seketika kembali semangat jika berhubungan dengan Ratna, wanita yang duduk disampingnya akan selalu ada tempat di hatinya. “Memang kamu nggak ada shooting?” “Kamu mau ikut aku kalau ada shooting? Aku mau kenalin duniaku sama kamu, termasuk orang-orang disana biar nggak ada salah paham lagi kita.” “Salah paham apaan?” Ratna menatap bingung “Taruhan?” Diego menganggukkan kepalanya “Kita mau makan dimana? Jangan terserah, tapi aku sudah tahu akan kemana kita.” “Kalau gitu buat apa tanya,” ucap Ratna sambil mengerucutkan bibirnya. Perjalanan mereka ternyata tidak terlalu jauh, mereka berhenti di sala
“Senang banget, habis dapat apaan ini dari Mas Angga? Bonus? Perasaan belum cair bonusnya.” “Belumlah, mana yang mau ketemuan? Udah siap semua?” Ratna mengalihkan perhatian Iqbal. Statusnya dengan Diego kembali seperti dulu, walaupun sekarang keadaannya sangat berbeda dibandingkan dulu. Diego seorang public figure yang pastinya akan dijodohkan dengan siapapun. “Pesta lajang, nggak nyangka kita bakal urus pesta lajang juga.” Iqbal menggelengkan kepalanya “Aku kira dia bakal minta pesta pernikahan ternyata...” “Kita harus siap dengan apapun permintaan klien, walaupun aneh sekalipun.” Menatap jam yang tampaknya klien terlambat beberapa menit, hembusan napas dikeluarkan Ratna yang sudah hafal jika mereka akan selalu menunggu klien, menjaga image memang sering mereka lakukan. “Maaf, terlambat. Saya malah minta ketemuan diluar, kebetulan tempatnya nggak jauh dari loka
“Bagaimana harimu?” Diego menghembuskan napas panjangnya “Nggak jauh berbeda, tapi setidaknya satu hal yang membuat aku lega adalah hubungan kita kembali seperti sebelumnya. Kamu sendiri?” “Sama, ketemu klien dan kerjain permintaannya.” Ratna menganggukkan kepalanya. “Kamu sangat menikmati pekerjaan kamu itu, hasil yang kamu buat juga sangat memuaskan. Apa nanti kamu yang akan design sendiri kalau kita menikah?” Ratna terdiam dengan sedikit terkesiap ketika Diego membahas pernikahan, hubungan mereka akan sampai ke tahap serius seperti yang dikatakan Diego atau tidak. Menatap Diego dimana tidak ada keraguan saat membahas tentang pernikahan, tatapan penuh cinta sama seperti dulu ketika mereka bersama. “Aku belum memikirkan sampai sana, apa kamu akan berpikir menikah dalam waktu cepat?” Ratna mengatakan dengan hati-hati. “Nggak juga, penting aku bisa menikmati seti
Vallerie putus dengan kekasihnya, semoga bisa bersama Diego Fans Vallerie-Diego berharap mereka bisa bersatu dalam kehidupan nyata Diego pantas sama Vallerie, orang tua Valerie sudah bertemu dengan Diego Mengawal mereka sampai sah “Kenapa ada berita ini, Ki?” Diego mengusap kasar wajahnya. “Nggak tahu, memang nggak benar? Aku kira selama ini kamu langsung pulang karena Vallerie.” Diego membelalakkan matanya mendengar kalimat Kiki “Kamu tahu kalau aku udah punya cewek, lagian bukannya Vallerie udah punya tunangan? Kapan mereka putus?” “Hilda bilang mereka cuman pura-pura, simbiosis mutualisme gitu.” “Dibayar? Cewek simpanan?” Diego menatap penasaran. “Bukan juga, tapi buat manasin kekasihnya tu cowok. Hilda bilang mereka udah persiapan pernikahan, lagian katanya Vallerie capek dikaitin sama kamu terus ya
“Kalian nggak mau go public?” Ratna langsung menggelengkan kepalanya “Malas berhadapan sama fans cewek itu dan sekarang pastinya berhadapan dengan fans ship mereka, hidup seakan diatur sama mereka.” Vita menganggukkan kepalanya “Nggak mau baca? Diego udah hubungi?” “Udah, dia nginep disana sama staf produksi juga. Aku belum buka ponsel, gimana mau buka pekerjaan ini belum selesai. Kenapa kamu disini? Bukannya pameran sama Haikal?” Ratna memilih membahas hal lainnya. “Bentar lagi berangkat, masih ada yang mau aku urus disini. Kamu benar nggak papa?” Vita menatap khawatir. “Bohong kalau aku nggak kenapa-kenapa, hubungan ini hubungan dewasa. Mikirin jodoh-jodohan dari fans nggak akan berhenti, aku percaya sama dia. Kalaupun nanti memang jodohan itu terbukti, artinya memang kita nggak berjodoh.” Ratna mengatakan dengan sangat santai “Aku pergi dulu, udah ditunggu Mas Angga.”
“Kenapa? Ada masalah?” Diego hanya bisa menghela napas panjang mendengar pertanyaan Fahri, pengakuan Ratna semalam masih membuatnya terkejut dan sama sekali tidak ada dalam bayangannya, beberapa kali meyakini jika semua ini hanya karangan yang dibuar agar dirinya menjauh atau bentuk pembalasan atas tindakannya dulu, tapi melihat ekspresi Ratna tampak jika semua itu bukan kebohongan. “Malah melamun.” Fahri melempar kertas yang mendapatkan tatapan tajam dari Diego “Kenapa? Ada masalah? Kaya masalahmu itu berat banget. Mikirin gosip itu?” “Nggak sama sekali.” Diego langsung membantah. “Lalu? Kamu nggak mungkin mikirin itu secara udah makanan setiap hari, jadi apa yang ada dalam isi kepalmu sampai harus melamun dan seakan masalah yang kamu alami itu berat.” Fahri kembali mengeluarkan pertanyaan. “Aku mau tanya kalau kamu berhubungan sama wanita dan ternyata dia itu pelakor gimana?”
“Kamu jemput?” Ratna menatap sekitar sedikit takut. “Buruan naik, aku pakai mobil orang bukan yang biasa dipakai.” Tidak memiliki pilihan dengan masuk kedalam mobil Diego, beberapa hari sejak berita kedekatan pria disampingnya dengan wanita lain membuatnya menjaga jarak dengan tidak membalas atau mematikan ponselnya. Tujuan yang sama sekali tidak diketahui tapi setidaknya sudah bisa ditebak kemana tempat yang akan dituju sang actor besar ini, rasa penasaran tentang taruhan seketika hilang menjadi rasa tidak percaya diri. “Kenapa nggak balas atau terima panggilan dari aku?” Diego membuka suaranya terlebih dahulu. “Apa kita akan membahas dalam mobil dalam kondisi jalan yang tidak menentu? Apa nggak bisa ditunda sampai tempat yang kamu tuju?” Ratna memilih tidak menjawab terlebih dahulu dengan mengulur waktu dan mencari alasan yang masuk akal. “Kamu ada tempat yang bisa kita berbicara?”
“Kamu pasti kesal sama berita dan komentar fans?” “Resiko, mau bagaimana lagi.” Diego menjawab santai seakan tidak peduli “Aku dengar kalau kamu sudah punya kekasih? Benar?” “Memang, kenapa?” Diego menatap malas mendengar pertanyaan Anggun. “Bukan masalah besar, kasihan para fans kalian berdua yang menginginkan hubungan lebih diantara kalian.” “Aku nggak peduli.” Diego menatap sekitar mencari keberadaan Kiki “Udah selesai ini? Kalau udah aku mau balik.” “Bagaimana reaksi kekasih kamu dengar perjodohan fans kalian itu? Aku harap dia nggak kemakan, bagaimanapun dalam dunia kita hal ini itu biasa tapi tidak dengan orang diluar sana. Apalagi orang tua Vallerie percaya sama kamu, tidak hanya itu kalian pernah melakukan hal gila bersama.” “Aku pergi, nggak ada lagi yang dikerjakan.” Diego memilih tidak mendengarkan kalimat Anggun. Anggun menganggukk
“Kalian nggak mau go public?” Ratna langsung menggelengkan kepalanya “Malas berhadapan sama fans cewek itu dan sekarang pastinya berhadapan dengan fans ship mereka, hidup seakan diatur sama mereka.” Vita menganggukkan kepalanya “Nggak mau baca? Diego udah hubungi?” “Udah, dia nginep disana sama staf produksi juga. Aku belum buka ponsel, gimana mau buka pekerjaan ini belum selesai. Kenapa kamu disini? Bukannya pameran sama Haikal?” Ratna memilih membahas hal lainnya. “Bentar lagi berangkat, masih ada yang mau aku urus disini. Kamu benar nggak papa?” Vita menatap khawatir. “Bohong kalau aku nggak kenapa-kenapa, hubungan ini hubungan dewasa. Mikirin jodoh-jodohan dari fans nggak akan berhenti, aku percaya sama dia. Kalaupun nanti memang jodohan itu terbukti, artinya memang kita nggak berjodoh.” Ratna mengatakan dengan sangat santai “Aku pergi dulu, udah ditunggu Mas Angga.”
Vallerie putus dengan kekasihnya, semoga bisa bersama Diego Fans Vallerie-Diego berharap mereka bisa bersatu dalam kehidupan nyata Diego pantas sama Vallerie, orang tua Valerie sudah bertemu dengan Diego Mengawal mereka sampai sah “Kenapa ada berita ini, Ki?” Diego mengusap kasar wajahnya. “Nggak tahu, memang nggak benar? Aku kira selama ini kamu langsung pulang karena Vallerie.” Diego membelalakkan matanya mendengar kalimat Kiki “Kamu tahu kalau aku udah punya cewek, lagian bukannya Vallerie udah punya tunangan? Kapan mereka putus?” “Hilda bilang mereka cuman pura-pura, simbiosis mutualisme gitu.” “Dibayar? Cewek simpanan?” Diego menatap penasaran. “Bukan juga, tapi buat manasin kekasihnya tu cowok. Hilda bilang mereka udah persiapan pernikahan, lagian katanya Vallerie capek dikaitin sama kamu terus ya
“Bagaimana harimu?” Diego menghembuskan napas panjangnya “Nggak jauh berbeda, tapi setidaknya satu hal yang membuat aku lega adalah hubungan kita kembali seperti sebelumnya. Kamu sendiri?” “Sama, ketemu klien dan kerjain permintaannya.” Ratna menganggukkan kepalanya. “Kamu sangat menikmati pekerjaan kamu itu, hasil yang kamu buat juga sangat memuaskan. Apa nanti kamu yang akan design sendiri kalau kita menikah?” Ratna terdiam dengan sedikit terkesiap ketika Diego membahas pernikahan, hubungan mereka akan sampai ke tahap serius seperti yang dikatakan Diego atau tidak. Menatap Diego dimana tidak ada keraguan saat membahas tentang pernikahan, tatapan penuh cinta sama seperti dulu ketika mereka bersama. “Aku belum memikirkan sampai sana, apa kamu akan berpikir menikah dalam waktu cepat?” Ratna mengatakan dengan hati-hati. “Nggak juga, penting aku bisa menikmati seti
“Senang banget, habis dapat apaan ini dari Mas Angga? Bonus? Perasaan belum cair bonusnya.” “Belumlah, mana yang mau ketemuan? Udah siap semua?” Ratna mengalihkan perhatian Iqbal. Statusnya dengan Diego kembali seperti dulu, walaupun sekarang keadaannya sangat berbeda dibandingkan dulu. Diego seorang public figure yang pastinya akan dijodohkan dengan siapapun. “Pesta lajang, nggak nyangka kita bakal urus pesta lajang juga.” Iqbal menggelengkan kepalanya “Aku kira dia bakal minta pesta pernikahan ternyata...” “Kita harus siap dengan apapun permintaan klien, walaupun aneh sekalipun.” Menatap jam yang tampaknya klien terlambat beberapa menit, hembusan napas dikeluarkan Ratna yang sudah hafal jika mereka akan selalu menunggu klien, menjaga image memang sering mereka lakukan. “Maaf, terlambat. Saya malah minta ketemuan diluar, kebetulan tempatnya nggak jauh dari loka
“Benar nggak papa ini kita keluar berdua? Kalau nanti ada gosip gimana?” “Nggak papa, kamu nggak usah takut atau khawatir.” Diego tersenyum lebar, ajakan Ratna untuk bertemu tentu saja akan langsung disetujui. Tubuhnya yang lelah seketika kembali semangat jika berhubungan dengan Ratna, wanita yang duduk disampingnya akan selalu ada tempat di hatinya. “Memang kamu nggak ada shooting?” “Kamu mau ikut aku kalau ada shooting? Aku mau kenalin duniaku sama kamu, termasuk orang-orang disana biar nggak ada salah paham lagi kita.” “Salah paham apaan?” Ratna menatap bingung “Taruhan?” Diego menganggukkan kepalanya “Kita mau makan dimana? Jangan terserah, tapi aku sudah tahu akan kemana kita.” “Kalau gitu buat apa tanya,” ucap Ratna sambil mengerucutkan bibirnya. Perjalanan mereka ternyata tidak terlalu jauh, mereka berhenti di sala
“Percaya sih, aku pernah dengar waktu itu.” Ratna menatap tidak percaya mendengar pengakuan Vita, waktu itu dirinya langsung menerima ajakan Naufal untuk berpacaran jadinya tidak tahu tentang perkembangan dari taruhan. Ditambah lagi Ratna seketika tidak mau berinteraksi dengan Diego, seketika semua orang tahu jika mereka sudah tidak bersama kembali, tapi orang-orang tidak tahu cerita yang sebenarnya karena hanya teman-teman dekat mereka berdua. “Aku juga nggak kasih waktu Diego buat bicara.” “Aku juga pasti akan melakukan hal yang sama.” Vita menganggukkan kepalanya memahami sikap Ratna “Apalagi setelah itu kita sudah mulai ujian akhir, pastinya sudah nggak akan bahas hal nggak penting.” “Betul,” ucap Ratna senang ada yang membela dirinya “Apalagi setelah itu kita fokus sama masuk perguruan tinggi juga.” Vita menganggukkan kepalanya “Sebenarnya itu semua bukan alasan buat bicara, tap