“Kalian nggak mau go public?”
Ratna langsung menggelengkan kepalanya “Malas berhadapan sama fans cewek itu dan sekarang pastinya berhadapan dengan fans ship mereka, hidup seakan diatur sama mereka.”Vita menganggukkan kepalanya “Nggak mau baca? Diego udah hubungi?”“Udah, dia nginep disana sama staf produksi juga. Aku belum buka ponsel, gimana mau buka pekerjaan ini belum selesai. Kenapa kamu disini? Bukannya pameran sama Haikal?” Ratna memilih membahas hal lainnya.“Bentar lagi berangkat, masih ada yang mau aku urus disini. Kamu benar nggak papa?” Vita menatap khawatir.“Bohong kalau aku nggak kenapa-kenapa, hubungan ini hubungan dewasa. Mikirin jodoh-jodohan dari fans nggak akan berhenti, aku percaya sama dia. Kalaupun nanti memang jodohan itu terbukti, artinya memang kita nggak berjodoh.” Ratna mengatakan dengan sangat santai “Aku pergi dulu, udah ditunggu Mas Angga.”“Kamu pasti kesal sama berita dan komentar fans?” “Resiko, mau bagaimana lagi.” Diego menjawab santai seakan tidak peduli “Aku dengar kalau kamu sudah punya kekasih? Benar?” “Memang, kenapa?” Diego menatap malas mendengar pertanyaan Anggun. “Bukan masalah besar, kasihan para fans kalian berdua yang menginginkan hubungan lebih diantara kalian.” “Aku nggak peduli.” Diego menatap sekitar mencari keberadaan Kiki “Udah selesai ini? Kalau udah aku mau balik.” “Bagaimana reaksi kekasih kamu dengar perjodohan fans kalian itu? Aku harap dia nggak kemakan, bagaimanapun dalam dunia kita hal ini itu biasa tapi tidak dengan orang diluar sana. Apalagi orang tua Vallerie percaya sama kamu, tidak hanya itu kalian pernah melakukan hal gila bersama.” “Aku pergi, nggak ada lagi yang dikerjakan.” Diego memilih tidak mendengarkan kalimat Anggun. Anggun menganggukk
“Kamu jemput?” Ratna menatap sekitar sedikit takut. “Buruan naik, aku pakai mobil orang bukan yang biasa dipakai.” Tidak memiliki pilihan dengan masuk kedalam mobil Diego, beberapa hari sejak berita kedekatan pria disampingnya dengan wanita lain membuatnya menjaga jarak dengan tidak membalas atau mematikan ponselnya. Tujuan yang sama sekali tidak diketahui tapi setidaknya sudah bisa ditebak kemana tempat yang akan dituju sang actor besar ini, rasa penasaran tentang taruhan seketika hilang menjadi rasa tidak percaya diri. “Kenapa nggak balas atau terima panggilan dari aku?” Diego membuka suaranya terlebih dahulu. “Apa kita akan membahas dalam mobil dalam kondisi jalan yang tidak menentu? Apa nggak bisa ditunda sampai tempat yang kamu tuju?” Ratna memilih tidak menjawab terlebih dahulu dengan mengulur waktu dan mencari alasan yang masuk akal. “Kamu ada tempat yang bisa kita berbicara?”
“Kenapa? Ada masalah?” Diego hanya bisa menghela napas panjang mendengar pertanyaan Fahri, pengakuan Ratna semalam masih membuatnya terkejut dan sama sekali tidak ada dalam bayangannya, beberapa kali meyakini jika semua ini hanya karangan yang dibuar agar dirinya menjauh atau bentuk pembalasan atas tindakannya dulu, tapi melihat ekspresi Ratna tampak jika semua itu bukan kebohongan. “Malah melamun.” Fahri melempar kertas yang mendapatkan tatapan tajam dari Diego “Kenapa? Ada masalah? Kaya masalahmu itu berat banget. Mikirin gosip itu?” “Nggak sama sekali.” Diego langsung membantah. “Lalu? Kamu nggak mungkin mikirin itu secara udah makanan setiap hari, jadi apa yang ada dalam isi kepalmu sampai harus melamun dan seakan masalah yang kamu alami itu berat.” Fahri kembali mengeluarkan pertanyaan. “Aku mau tanya kalau kamu berhubungan sama wanita dan ternyata dia itu pelakor gimana?”
“Bagaimana kamu tahu nomerku?” “Apa yang nggak diketahui sama wartawan macam aku.” Iwan mengatakan dengan nada sombongnya. Ratna hanya memutar bola matanya malas “Kamu tahu kalau itu melanggar privacy? Ada perlu apa sampai kamu hubungi aku? Pasti ada hubungan sama Diego. Kamu nggak akan hubungi aku kalau bukan masalah teman kamu itu, jadi langsung saja mau bicara apa tentang dia.” Iwan menganggukkan kepalanya seakan membenarkan kalimat Ratna“Kalian kembali? Kamu yakin menjalin hubungan sama dia?” “Memang apa urusannya sama kamu?” Ratna menatap malas “Hubungan kita, kamu juga tahu tentang taruhan itu dan hanya diam.” “Kamu cinta sama Diego?” Iwan tidak peduli dan mendengarkan kalimat tidak suka yang dikatakan Ratna. “Aku tanya memang jawaban aku ada untungnya sama kamu? Kamu lagi cari berita buat Diego?” Ratna memicingkan matanya. “Jangan berta
“Lama kita nggak bertemu, kamu yang nggak kesini atau aku yang nggak lihat?” Ratna tersenyum mendengar sapaan Fahri, menatap pria yang dikenalnya karena terbiasa datang ke tempat kopi ini, ibarat kata customer loyal. Seharusnya mendapatkan diskon member karena terlalu sering datang, walaupun tidak dapat mereka lebih sering memberikan tester sebelum produk tersebut dikeluarkan. “Aku pesan online. Apa kabar?” “Kamu yang gimana kabarnya? Sibuk?” Fahri menatap dalam kedua mata Ratna. “Kerjaan dan deadline, kamu sendiri?” “Seperti yang kamu lihat.” Fahri memutar tubuhnya yang membuat Ratna tertawa “Teman kamu?” “Mencariku?” mereka berdua mengalihkan pandangan kearah Vita yang sudah berada dihadapan Ratna “Kalian terlalu serius bicara dan lihat-lihatan, awas nanti saling suka.” Ratna menggelengkan kepalanya mendengar kalimat yang keluar dari bibir
“Kamu disini? Aku terkejut waktu kamu kirim pesan dan bilang di apartemen.” Ratna memilih tersenyum mendengar kalimat yang keluar dari bibir Diego saat berjalan mendekatinya yang sedang menikmati tontonan di televisi. Mengingat televisi sepertinya Ratna memang tidak pernah menyalakan atau menonton, tidak hanya berita saja tapi juga sinetron atau acara apapun. Berita tentang Diego saja diketahui dari sang sahabat, tidak pernah membuka berita tentang public figure. “Ada apa?” suara Diego membuyarkan lamunan Ratna “Sudah makan? Mau makan?” “Kamu belum makan? Mau dimasakkan?” “Kamu bisa masak?” Diego menatap dengan tatapan menggoda yang membuat Ratna berdecih pelan “Kita pesan saja, kamu katanya mau bicara jadi akan lebih cepat kalau pesan.” Memilih setuju, lagipula dirinya dalam kondisi tidak bisa untuk memasak. Pikirannya pe
“Bagus, kamu bisa fokus kembali.” Diego menatap Kiki yang tampak bahagia mendengar tentang pembicaraan antara dirinya dengan Ratna, menatap penuh selidik seakan menilai semua sikapnya selama ini. Hembusan napas panjang dikeluarkan, sudut hatinya tidak bisa menyalahkan wanita yang selama ini membantunya. Keputusannya tampaknya memang sudah benar, keputusan yang hanya diketahui Fahri dan tampaknya sekarang waktu yang tepat memberitahukan pada Kiki, sedikit berharap jika semuanya akan baik-baik saja. “Kamu nggak datangi Ratna dengan bicara yang nggak-nggak, kan?” tanya Diego hati-hati. “Kenapa kamu menuduh? Memang dia bicara apa?” tanya Kiki dengan ekspresi terkejut. Diego menggelengkan kepalanya “Nggak ada, aku ngerasa aneh saja dia tahu tentang kondisi aku padahal kita nggak pernah bicara. Maaf kalau akhirnya harus menuduh kamu, satu-satunya yang tahu kondisi aku di lokasi hanya kamu.”
“Bosen kopi mulu, memang nggak ada minuman lain? Kita bisa ke cafe lain jangan disitu terus.”“XCofee itu enak, disana juga nggak hanya kopi. Kamu juga suka sama minuman dia yang lain belum lagi makanannya.” “Please deh, Ratna. Memang kamu nggak bosan?” “Nggak.”Perdebatan yang akan selalu terjadi setiap kali memutuskan akan menghabiskan waktu dimana, Ratna pastinya akan mengajak ke XCoffee yang sudah sering mereka datangi dan tidak bisa dihitung dengan jari. “Jangan ditekuk gitu makanya, Vit.” Ratna menatap sang sahabat yang mengerucutkan bibirnya “Lagian suasana disini enak, tenang dan kita bisa mendapatkan ide dengan sangat cepat.”Ratna dan Vita, mereka berdua sudah berteman sejak masa putih abu-abu. Mereka juga berada dalam fakultas yang sama dan sekarang berada di perusahaan yang sama, semua itu secara tidak sengaja. Ratna masuk dulu, beberapa bulan selanjutnya Vita, padahal mereka tes bersamaan.“Kalau nggak inget deadline dari Mas Angga malas kesini.” Vita menatap malas Rat
“Bagus, kamu bisa fokus kembali.” Diego menatap Kiki yang tampak bahagia mendengar tentang pembicaraan antara dirinya dengan Ratna, menatap penuh selidik seakan menilai semua sikapnya selama ini. Hembusan napas panjang dikeluarkan, sudut hatinya tidak bisa menyalahkan wanita yang selama ini membantunya. Keputusannya tampaknya memang sudah benar, keputusan yang hanya diketahui Fahri dan tampaknya sekarang waktu yang tepat memberitahukan pada Kiki, sedikit berharap jika semuanya akan baik-baik saja. “Kamu nggak datangi Ratna dengan bicara yang nggak-nggak, kan?” tanya Diego hati-hati. “Kenapa kamu menuduh? Memang dia bicara apa?” tanya Kiki dengan ekspresi terkejut. Diego menggelengkan kepalanya “Nggak ada, aku ngerasa aneh saja dia tahu tentang kondisi aku padahal kita nggak pernah bicara. Maaf kalau akhirnya harus menuduh kamu, satu-satunya yang tahu kondisi aku di lokasi hanya kamu.”
“Kamu disini? Aku terkejut waktu kamu kirim pesan dan bilang di apartemen.” Ratna memilih tersenyum mendengar kalimat yang keluar dari bibir Diego saat berjalan mendekatinya yang sedang menikmati tontonan di televisi. Mengingat televisi sepertinya Ratna memang tidak pernah menyalakan atau menonton, tidak hanya berita saja tapi juga sinetron atau acara apapun. Berita tentang Diego saja diketahui dari sang sahabat, tidak pernah membuka berita tentang public figure. “Ada apa?” suara Diego membuyarkan lamunan Ratna “Sudah makan? Mau makan?” “Kamu belum makan? Mau dimasakkan?” “Kamu bisa masak?” Diego menatap dengan tatapan menggoda yang membuat Ratna berdecih pelan “Kita pesan saja, kamu katanya mau bicara jadi akan lebih cepat kalau pesan.” Memilih setuju, lagipula dirinya dalam kondisi tidak bisa untuk memasak. Pikirannya pe
“Lama kita nggak bertemu, kamu yang nggak kesini atau aku yang nggak lihat?” Ratna tersenyum mendengar sapaan Fahri, menatap pria yang dikenalnya karena terbiasa datang ke tempat kopi ini, ibarat kata customer loyal. Seharusnya mendapatkan diskon member karena terlalu sering datang, walaupun tidak dapat mereka lebih sering memberikan tester sebelum produk tersebut dikeluarkan. “Aku pesan online. Apa kabar?” “Kamu yang gimana kabarnya? Sibuk?” Fahri menatap dalam kedua mata Ratna. “Kerjaan dan deadline, kamu sendiri?” “Seperti yang kamu lihat.” Fahri memutar tubuhnya yang membuat Ratna tertawa “Teman kamu?” “Mencariku?” mereka berdua mengalihkan pandangan kearah Vita yang sudah berada dihadapan Ratna “Kalian terlalu serius bicara dan lihat-lihatan, awas nanti saling suka.” Ratna menggelengkan kepalanya mendengar kalimat yang keluar dari bibir
“Bagaimana kamu tahu nomerku?” “Apa yang nggak diketahui sama wartawan macam aku.” Iwan mengatakan dengan nada sombongnya. Ratna hanya memutar bola matanya malas “Kamu tahu kalau itu melanggar privacy? Ada perlu apa sampai kamu hubungi aku? Pasti ada hubungan sama Diego. Kamu nggak akan hubungi aku kalau bukan masalah teman kamu itu, jadi langsung saja mau bicara apa tentang dia.” Iwan menganggukkan kepalanya seakan membenarkan kalimat Ratna“Kalian kembali? Kamu yakin menjalin hubungan sama dia?” “Memang apa urusannya sama kamu?” Ratna menatap malas “Hubungan kita, kamu juga tahu tentang taruhan itu dan hanya diam.” “Kamu cinta sama Diego?” Iwan tidak peduli dan mendengarkan kalimat tidak suka yang dikatakan Ratna. “Aku tanya memang jawaban aku ada untungnya sama kamu? Kamu lagi cari berita buat Diego?” Ratna memicingkan matanya. “Jangan berta
“Kenapa? Ada masalah?” Diego hanya bisa menghela napas panjang mendengar pertanyaan Fahri, pengakuan Ratna semalam masih membuatnya terkejut dan sama sekali tidak ada dalam bayangannya, beberapa kali meyakini jika semua ini hanya karangan yang dibuar agar dirinya menjauh atau bentuk pembalasan atas tindakannya dulu, tapi melihat ekspresi Ratna tampak jika semua itu bukan kebohongan. “Malah melamun.” Fahri melempar kertas yang mendapatkan tatapan tajam dari Diego “Kenapa? Ada masalah? Kaya masalahmu itu berat banget. Mikirin gosip itu?” “Nggak sama sekali.” Diego langsung membantah. “Lalu? Kamu nggak mungkin mikirin itu secara udah makanan setiap hari, jadi apa yang ada dalam isi kepalmu sampai harus melamun dan seakan masalah yang kamu alami itu berat.” Fahri kembali mengeluarkan pertanyaan. “Aku mau tanya kalau kamu berhubungan sama wanita dan ternyata dia itu pelakor gimana?”
“Kamu jemput?” Ratna menatap sekitar sedikit takut. “Buruan naik, aku pakai mobil orang bukan yang biasa dipakai.” Tidak memiliki pilihan dengan masuk kedalam mobil Diego, beberapa hari sejak berita kedekatan pria disampingnya dengan wanita lain membuatnya menjaga jarak dengan tidak membalas atau mematikan ponselnya. Tujuan yang sama sekali tidak diketahui tapi setidaknya sudah bisa ditebak kemana tempat yang akan dituju sang actor besar ini, rasa penasaran tentang taruhan seketika hilang menjadi rasa tidak percaya diri. “Kenapa nggak balas atau terima panggilan dari aku?” Diego membuka suaranya terlebih dahulu. “Apa kita akan membahas dalam mobil dalam kondisi jalan yang tidak menentu? Apa nggak bisa ditunda sampai tempat yang kamu tuju?” Ratna memilih tidak menjawab terlebih dahulu dengan mengulur waktu dan mencari alasan yang masuk akal. “Kamu ada tempat yang bisa kita berbicara?”
“Kamu pasti kesal sama berita dan komentar fans?” “Resiko, mau bagaimana lagi.” Diego menjawab santai seakan tidak peduli “Aku dengar kalau kamu sudah punya kekasih? Benar?” “Memang, kenapa?” Diego menatap malas mendengar pertanyaan Anggun. “Bukan masalah besar, kasihan para fans kalian berdua yang menginginkan hubungan lebih diantara kalian.” “Aku nggak peduli.” Diego menatap sekitar mencari keberadaan Kiki “Udah selesai ini? Kalau udah aku mau balik.” “Bagaimana reaksi kekasih kamu dengar perjodohan fans kalian itu? Aku harap dia nggak kemakan, bagaimanapun dalam dunia kita hal ini itu biasa tapi tidak dengan orang diluar sana. Apalagi orang tua Vallerie percaya sama kamu, tidak hanya itu kalian pernah melakukan hal gila bersama.” “Aku pergi, nggak ada lagi yang dikerjakan.” Diego memilih tidak mendengarkan kalimat Anggun. Anggun menganggukk
“Kalian nggak mau go public?” Ratna langsung menggelengkan kepalanya “Malas berhadapan sama fans cewek itu dan sekarang pastinya berhadapan dengan fans ship mereka, hidup seakan diatur sama mereka.” Vita menganggukkan kepalanya “Nggak mau baca? Diego udah hubungi?” “Udah, dia nginep disana sama staf produksi juga. Aku belum buka ponsel, gimana mau buka pekerjaan ini belum selesai. Kenapa kamu disini? Bukannya pameran sama Haikal?” Ratna memilih membahas hal lainnya. “Bentar lagi berangkat, masih ada yang mau aku urus disini. Kamu benar nggak papa?” Vita menatap khawatir. “Bohong kalau aku nggak kenapa-kenapa, hubungan ini hubungan dewasa. Mikirin jodoh-jodohan dari fans nggak akan berhenti, aku percaya sama dia. Kalaupun nanti memang jodohan itu terbukti, artinya memang kita nggak berjodoh.” Ratna mengatakan dengan sangat santai “Aku pergi dulu, udah ditunggu Mas Angga.”
Vallerie putus dengan kekasihnya, semoga bisa bersama Diego Fans Vallerie-Diego berharap mereka bisa bersatu dalam kehidupan nyata Diego pantas sama Vallerie, orang tua Valerie sudah bertemu dengan Diego Mengawal mereka sampai sah “Kenapa ada berita ini, Ki?” Diego mengusap kasar wajahnya. “Nggak tahu, memang nggak benar? Aku kira selama ini kamu langsung pulang karena Vallerie.” Diego membelalakkan matanya mendengar kalimat Kiki “Kamu tahu kalau aku udah punya cewek, lagian bukannya Vallerie udah punya tunangan? Kapan mereka putus?” “Hilda bilang mereka cuman pura-pura, simbiosis mutualisme gitu.” “Dibayar? Cewek simpanan?” Diego menatap penasaran. “Bukan juga, tapi buat manasin kekasihnya tu cowok. Hilda bilang mereka udah persiapan pernikahan, lagian katanya Vallerie capek dikaitin sama kamu terus ya