“Apa kabar?”
“Baik.” Berada dalam satu tempat yang sama, Ratna sendiri tidak tahu apa yang terjadi. Iqbal mengajak sang calon pengantin keliling melihat sekeliling meninggalkan dirinya dengan Diego. Pria yang datang tidak lain adalah Diego, datang bersama calon pengantin yang ternyata adalah sang sahabat. Ratna sama sekali tidak tahu tentang lingkungan Diego saat ini, pastinya teman-temannya sudah sangat banyak dan dari element berbeda. “Maaf.” Ratna mengangkat alisnya mendengar kalimat yang keluar dari bibir Diego “Nggak ada yang perlu di maafkan, semua sudah selesai dan impas.” “Aku tahu kalau kamu nggak benar-benar melakukan itu.” “Nggak penting lagi aku melakukan itu atau nggak, semua sudah berubah dan kita mempunyai jalan kehidupan masing-masing.” Diego menghembuskan napas panjangnya “Aku memang salah, sangat salah.” Ratna memilih tidak menanggapi kalimat Diego saat melihat keberadaan Iqbal dan sang calon yang melangkah kearah mereka. Iqbal tampak fokus berbicara dengan pria tersebut, harapannya tidak ada yang perlu diubah dari pekerjaannya semalam. “Mbak Ratna, saya sangat puas dengan hasilnya. Saya juga sudah menghubungi Intan melalui video untuk menunjukkan dekorasinya dan dia juga puas, Intan bilang melebihi apa yang ada dalam bayangannya.” “Terima kasih, mas. “ Ratna tersenyum senang mendengar pujian dari klien atas apa yang sudah dikerjakan. Tatapan seseorang yang tidak jauh darinya dapat dirasakan, hal itu membuat Ratna tidak mengalihkan tatapannya pada Iqbal dan calon pengantin yang baru diketahuinya bernama Samudra. Menatap Samudra mencoba mencari kemiripan dengan pria yang pernah melukainya dan Ratna tidak menemukan kemiripan diantara mereka, tampaknya bukan hubungan keluarga diantara mereka. “Ada yang mau ditambahkan nggak?” Ratna seketika mengalihkan pandangan dan sialnya bisa melihat senyum tipis Diego, senyum yang dulu sering dilihat saat mereka bersama, senyum yang membuat banyak teman-temannya menyukai Diego. Pria yang bisa mendapatkan cewek dengan sekali tunjuk, tapi memilih dirinya dan memang tidak seharusnya diterima karena hanya untuk bahan taruhan. “Kamu sama Intan udah cocok terus pendapatku buat apa?” Diego menggelengkan kepalanya. “Kamu tahu kalau undanganku itu orang-orang penting, pastinya semua akan jadi bahan pembicaraan.” Samudra menatap protes pada Diego saat tidak memberikan kontribusi apapun “Kalau gitu kita sudahi dulu, bagaimana dengan makanannya?” “Bukannya sudah dengan pihak catering?” tanya Iqbal yang membuat Samudra memukul keningnya pelan. “Maaf lupa, terlalu banyak yang diurus sampai lupa kalau sudah test food.” Samudra menatap tidak enak “Semua sudah beres ya? Besok jam tujuh sudah siap semua?” Ratna menjawab pertanyaan Samudra semuanya, Iqbal hanya membantu menjawab beberapa. Sejak awal bukan Ratna yang memegang langsung Samudra, semua Iqbal yang menemui dan menemani mereka. Pembicaraan terhenti saat Samudra mengajak Iqbal ke suatu tempat yang berhubungan dengan acara besok, Ratna sendiri memutuskan memastikan pekerjaan yang belum selesai. “Kamu banyak berubah.” “Semua orang pasti berubah, tergantung berubah menjadi lebih baik atau buruk.” Ratna memilih menjawab pernyataan Diego. “Memang benar, semua tergantung diri kita. Kamu semakin dewasa dan cantik.” Ratna diam, pernyataan yang tidak perlu ditanggapi sama sekali. Diego pastinya sudah sering mengatakan itu pada banyak wanita, apalagi pengalaman masa lalu mereka membuat Ratna semakin waspada dan tidak percaya dengan kata-kata yang keluar dari mulut pria terutama Diego. “Berapa lama kamu kerja disini?” Diego membuka pembicaraan diantara mereka. “Lumayan, kalau nanti menikah jangan lupa pakai jasa kami.” Ratna menyampingkan egonya dengan promosi tempatnya bekerja “Kamu sudah lihat sendiri hasil kerja kami dan saudara kamu puas dengan hasilnya, jadi jangan lupa pakai jasa kami nanti pada saat menikah.” “Kamu memang tampak sudah berubah, tapi nyatanya didalam kamu belum.” Diego tersenyum tipis menatap Ratna yang langsung menatap tidak terima atas pernyataannya “Mereka sudah selesai, kita kesana.” Menatap kedua pria itu yang tampaknya sudah selesai, sesuai dengan perkataan Diego dan itu artinya mereka berpisah. Hembusan napas lega dikeluarkan, setidaknya hari ini selesai dirinya bertemu dengan Diego, besok bisa saja mereka bertemu baik sengaja atau tidak. Iqbal memberitahukan apa saja pembicaraan dengan Samudra yang langsung dicatat Ratna, memastikan jika informasi yang didapat sesuai baru mereka berpisah. Diego tidak mengatakan apapun setelahnya, Ratna menatap punggung mereka berdua terutama Diego. Helaan napas dikeluarkan kasar, menghilangkan rasa sesak di dada sejak tadi berdekatan dengan Diego. “Mau kemana?” tanya Iqbal saat Ratna merapikan barang-barangnya. “XCoffee, butuh asupan kopi. Kalau nanti perlu langsung hubungi saja.” Ratna menatap Iqbal yang memilih tidak komentar atas apa yang dilakukannya “Kamu kemana?” “Aku balik kantor, mastikan semuanya berjalan lancar. Siapa tahu Nando dan Vita bisa bantuin, kamu balik kantor?” Ratna mengangkat bahunya, Angga memang tidak mengharuskan datang ke kantor tapi setidaknya atasan bisa melihat keberadaan mereka. Masalahnya Ratna juga harus bertemu dengan klien lain, pastinya akan menghabiskan banyak waktu. Hembusan napas panjang dikeluarkan sebelum memesan kendaraan online, suara klakson menghentikan gerakan tangan pada ponsel. “Aku antar.” Diego membuka suaranya saat jendela mobil terbuka “Buruan, sebelum wartawan tahu.” Ratna memberikan tatapan tajam pada Diego, tapi tidak berlangsung lama saat mendengar suara klakson dari belakang. Terpaksa masuk kedalam mobil Diego, mobil yang pastinya berbeda dibandingkan dulu. Matanya tidak ingin melihat secara penuh keadaan di mobil, dirinya hanya menerima ajakan untuk diantar walaupun Diego tidak tahu akan kemana. “Mau kemana?” tanya Diego memecah keheningan mereka setelah keluar dari tempat pertemuan. “XCoffee, tahu?” Diego menganggukkan kepalanya. “Kamu pernah kesana?” tanya Diego penasaran yang dijawab Ratna dengan menganggukkan kepalanya “Kenapa? Apa yang lebih dibandingkan tempat lain?” “Kamu belum pernah kesana?” tanya Ratna seakan lupa permasalahan mereka dengan menatap Diego penasaran. “Aku pernah beli, tapi kalau buat kesana....beberapa kali. Apa bedanya sama tempat lain? Bukannya sama aja? Apalagi kalau dibandingkan sama yang terkenal beda jauh.” Ratna menganggukkan kepalanya “Aku nggak tahu alasan sebenarnya suka kesana, tapi aku ngerasa kalau disana bisa buat ide semakin lancar dan pekerjaan selesai cepat.” “Aku kira karena aroma kopinya,” ucap Diego pelan nyaris berbisik. “Mungkin, aromanya mungkin beda.” Ratna menanggapi kalimat pelan Diego yang sempat membuatnya terkejut karena Ratna mendengar suaranya. “Ada yang harus kita bicarakan.” Diego mengatakan langsung apa yang ada dalam hatinya. Ratna menggelengkan kepalanya “Apa yang mau kamu katakan? Semua sudah berlalu dan aku malas mengingat yang lalu.” Suasana kembali hening setelah Ratna menjawab keiginan Diego yang ingin berbicara, bukan tidak mau tapi malas msngingat itu semua. Bagian sakit yang tidak tahu harus diobati seperti apa, harusnya memang mereka menyelesaikan bukan mendiamkan permasalahan sampai berlarut. “Kamu mau ikut masuk?” Ratna menatap Diego horror yang sudah memastikan mesin mobil dan bersiap membuka pintu “Aku nggak mau ada gosip loh.” “Gosip apa? Memang kamu tahu gosip tentang aku?” Diego mengangkat alisnya dan sudut bibirnya keatas sambil menahan senyum melihat reaksi Ratna. “Ngapain ikutin gosip kamu, terserah kamu toh tempat itu tempat umum.” Ratna memilih keluar terlebih dahulu meninggalkan Diego yang tidak melepaskan tatapan mata kearah dirinya. “Tetap sama seperti dulu.”“Andai kita tamu pastinya bisa minta foto sama mereka.” Ratna hanya tersenyum mendengar kalimat yang keluar dari bibir teman-temannya, tidak hanya satu orang tapi hampir semuanya. Tamu undangan dari pengantin memang bukan orang sembarangan, beberapa biasa mereka lihat di televisi atau media sosial. Semua orang yang datang hanya satu yang harus dipersiapkan Ratna yaitu pertemuannya dengan Diego, pertemuan terakhir yang berakhir di XCofffe dengan tempat berbeda, tidak tahu tempat duduk pilihan Diego karena tidak penting sama sekali.“Aku denger Diego masih ada hubungan sama pengantin pria?” bisik Vita yang berada disamping Ratna tepat di telinga.“Ya,” jawab Ratna singkat sambil menganggukkan kepalanya dengan mata yang awas menatap sekitar.“Kamu pulang sama dia? Awas ada gosip loh nanti, kamu tahu kalau Diego sedang di gosipin sama artis siapa namanya?” Vita mencoba mengingat nama wanita yang menjadi teman gosip Diego.“Aku nggak peduli sama gosip tentang dia, sekarang kita kerja buka
Diego memiliki kekasih bukan dari kalangan entertainment, siapa wanita yang beruntung? Apa wanita yang bersama dengan dia beberapa waktu lalu? Hubungan antara Diego dan Vallerie hanya untuk keperluan produksi, Vallerie membawa pasangannya pada acara award. Public figure pria yang sangat terkenal tampak berjalan ke tangga darurat bersama dengan seorang wanita, tampaknya mereka adalah pasangan kekasih karena terlihat mesra disana. Siapa mereka? “Kamu kemarin pas acara kemana? Kamu sama Diego?” Vita menatap penuh selidik yang dijawab Ratna dengan menganggukkan kepalanya “Kalian nggak melakukan sesuatu?” “Memang kenapa?” tanya Ratna malas. Vita membaringkan tubuhnya di ranjang, memberikan ponselnya pada Ratna “Kamu baca sendiri, semoga aja bukan kalian berdua.” Ratna menerima ponsel yang Vita berikan, membacanya perlahan dan seketika membelalakkan matanya. Pertem
“Kamu nggak mau membuka siapa dia?” Diego menggelengkan kepalanya penuh keyakinan, tidak ingin membuka identitas wanita yang belum pasti didapatkannya. Setidaknya saat ini bisa bernapas lega, Vallerie membuka tentang kekasihnya dan itu artinya media nggak akan menjodohkan mereka lagi. “Media memang nggak jodohin kalian lagi, tapi fans kalian nggak terima.” Kiki mengingatkan Diego yang memilih menganggukkan kepalanya “Kamu dengerin nggak sih? Aku penasaran Vallerie itu memang pacaran atau agar nggak kelihatan berharap sama kamu?” “Bukan urusanku.” Diego mengatakan dengan santai. “Memang siapa sih ceweknya? Dia dari kalangan kita?” Kiki menatap penuh selidik. “Kepo banget sih.” Diego mencubit pipi Kiki pelan “Kegiatan setelah ini apa?” “Udah sih, memang mau kemana? Kamu belum makan kalau nggak salah.” “Ya udah kalau gitu aku pergi dulu.”
“Percaya sih, aku pernah dengar waktu itu.” Ratna menatap tidak percaya mendengar pengakuan Vita, waktu itu dirinya langsung menerima ajakan Naufal untuk berpacaran jadinya tidak tahu tentang perkembangan dari taruhan. Ditambah lagi Ratna seketika tidak mau berinteraksi dengan Diego, seketika semua orang tahu jika mereka sudah tidak bersama kembali, tapi orang-orang tidak tahu cerita yang sebenarnya karena hanya teman-teman dekat mereka berdua. “Aku juga nggak kasih waktu Diego buat bicara.” “Aku juga pasti akan melakukan hal yang sama.” Vita menganggukkan kepalanya memahami sikap Ratna “Apalagi setelah itu kita sudah mulai ujian akhir, pastinya sudah nggak akan bahas hal nggak penting.” “Betul,” ucap Ratna senang ada yang membela dirinya “Apalagi setelah itu kita fokus sama masuk perguruan tinggi juga.” Vita menganggukkan kepalanya “Sebenarnya itu semua bukan alasan buat bicara, tap
“Benar nggak papa ini kita keluar berdua? Kalau nanti ada gosip gimana?” “Nggak papa, kamu nggak usah takut atau khawatir.” Diego tersenyum lebar, ajakan Ratna untuk bertemu tentu saja akan langsung disetujui. Tubuhnya yang lelah seketika kembali semangat jika berhubungan dengan Ratna, wanita yang duduk disampingnya akan selalu ada tempat di hatinya. “Memang kamu nggak ada shooting?” “Kamu mau ikut aku kalau ada shooting? Aku mau kenalin duniaku sama kamu, termasuk orang-orang disana biar nggak ada salah paham lagi kita.” “Salah paham apaan?” Ratna menatap bingung “Taruhan?” Diego menganggukkan kepalanya “Kita mau makan dimana? Jangan terserah, tapi aku sudah tahu akan kemana kita.” “Kalau gitu buat apa tanya,” ucap Ratna sambil mengerucutkan bibirnya. Perjalanan mereka ternyata tidak terlalu jauh, mereka berhenti di sala
“Senang banget, habis dapat apaan ini dari Mas Angga? Bonus? Perasaan belum cair bonusnya.” “Belumlah, mana yang mau ketemuan? Udah siap semua?” Ratna mengalihkan perhatian Iqbal. Statusnya dengan Diego kembali seperti dulu, walaupun sekarang keadaannya sangat berbeda dibandingkan dulu. Diego seorang public figure yang pastinya akan dijodohkan dengan siapapun. “Pesta lajang, nggak nyangka kita bakal urus pesta lajang juga.” Iqbal menggelengkan kepalanya “Aku kira dia bakal minta pesta pernikahan ternyata...” “Kita harus siap dengan apapun permintaan klien, walaupun aneh sekalipun.” Menatap jam yang tampaknya klien terlambat beberapa menit, hembusan napas dikeluarkan Ratna yang sudah hafal jika mereka akan selalu menunggu klien, menjaga image memang sering mereka lakukan. “Maaf, terlambat. Saya malah minta ketemuan diluar, kebetulan tempatnya nggak jauh dari loka
“Bagaimana harimu?” Diego menghembuskan napas panjangnya “Nggak jauh berbeda, tapi setidaknya satu hal yang membuat aku lega adalah hubungan kita kembali seperti sebelumnya. Kamu sendiri?” “Sama, ketemu klien dan kerjain permintaannya.” Ratna menganggukkan kepalanya. “Kamu sangat menikmati pekerjaan kamu itu, hasil yang kamu buat juga sangat memuaskan. Apa nanti kamu yang akan design sendiri kalau kita menikah?” Ratna terdiam dengan sedikit terkesiap ketika Diego membahas pernikahan, hubungan mereka akan sampai ke tahap serius seperti yang dikatakan Diego atau tidak. Menatap Diego dimana tidak ada keraguan saat membahas tentang pernikahan, tatapan penuh cinta sama seperti dulu ketika mereka bersama. “Aku belum memikirkan sampai sana, apa kamu akan berpikir menikah dalam waktu cepat?” Ratna mengatakan dengan hati-hati. “Nggak juga, penting aku bisa menikmati seti
Vallerie putus dengan kekasihnya, semoga bisa bersama Diego Fans Vallerie-Diego berharap mereka bisa bersatu dalam kehidupan nyata Diego pantas sama Vallerie, orang tua Valerie sudah bertemu dengan Diego Mengawal mereka sampai sah “Kenapa ada berita ini, Ki?” Diego mengusap kasar wajahnya. “Nggak tahu, memang nggak benar? Aku kira selama ini kamu langsung pulang karena Vallerie.” Diego membelalakkan matanya mendengar kalimat Kiki “Kamu tahu kalau aku udah punya cewek, lagian bukannya Vallerie udah punya tunangan? Kapan mereka putus?” “Hilda bilang mereka cuman pura-pura, simbiosis mutualisme gitu.” “Dibayar? Cewek simpanan?” Diego menatap penasaran. “Bukan juga, tapi buat manasin kekasihnya tu cowok. Hilda bilang mereka udah persiapan pernikahan, lagian katanya Vallerie capek dikaitin sama kamu terus ya
“Kenapa? Ada masalah?” Diego hanya bisa menghela napas panjang mendengar pertanyaan Fahri, pengakuan Ratna semalam masih membuatnya terkejut dan sama sekali tidak ada dalam bayangannya, beberapa kali meyakini jika semua ini hanya karangan yang dibuar agar dirinya menjauh atau bentuk pembalasan atas tindakannya dulu, tapi melihat ekspresi Ratna tampak jika semua itu bukan kebohongan. “Malah melamun.” Fahri melempar kertas yang mendapatkan tatapan tajam dari Diego “Kenapa? Ada masalah? Kaya masalahmu itu berat banget. Mikirin gosip itu?” “Nggak sama sekali.” Diego langsung membantah. “Lalu? Kamu nggak mungkin mikirin itu secara udah makanan setiap hari, jadi apa yang ada dalam isi kepalmu sampai harus melamun dan seakan masalah yang kamu alami itu berat.” Fahri kembali mengeluarkan pertanyaan. “Aku mau tanya kalau kamu berhubungan sama wanita dan ternyata dia itu pelakor gimana?”
“Kamu jemput?” Ratna menatap sekitar sedikit takut. “Buruan naik, aku pakai mobil orang bukan yang biasa dipakai.” Tidak memiliki pilihan dengan masuk kedalam mobil Diego, beberapa hari sejak berita kedekatan pria disampingnya dengan wanita lain membuatnya menjaga jarak dengan tidak membalas atau mematikan ponselnya. Tujuan yang sama sekali tidak diketahui tapi setidaknya sudah bisa ditebak kemana tempat yang akan dituju sang actor besar ini, rasa penasaran tentang taruhan seketika hilang menjadi rasa tidak percaya diri. “Kenapa nggak balas atau terima panggilan dari aku?” Diego membuka suaranya terlebih dahulu. “Apa kita akan membahas dalam mobil dalam kondisi jalan yang tidak menentu? Apa nggak bisa ditunda sampai tempat yang kamu tuju?” Ratna memilih tidak menjawab terlebih dahulu dengan mengulur waktu dan mencari alasan yang masuk akal. “Kamu ada tempat yang bisa kita berbicara?”
“Kamu pasti kesal sama berita dan komentar fans?” “Resiko, mau bagaimana lagi.” Diego menjawab santai seakan tidak peduli “Aku dengar kalau kamu sudah punya kekasih? Benar?” “Memang, kenapa?” Diego menatap malas mendengar pertanyaan Anggun. “Bukan masalah besar, kasihan para fans kalian berdua yang menginginkan hubungan lebih diantara kalian.” “Aku nggak peduli.” Diego menatap sekitar mencari keberadaan Kiki “Udah selesai ini? Kalau udah aku mau balik.” “Bagaimana reaksi kekasih kamu dengar perjodohan fans kalian itu? Aku harap dia nggak kemakan, bagaimanapun dalam dunia kita hal ini itu biasa tapi tidak dengan orang diluar sana. Apalagi orang tua Vallerie percaya sama kamu, tidak hanya itu kalian pernah melakukan hal gila bersama.” “Aku pergi, nggak ada lagi yang dikerjakan.” Diego memilih tidak mendengarkan kalimat Anggun. Anggun menganggukk
“Kalian nggak mau go public?” Ratna langsung menggelengkan kepalanya “Malas berhadapan sama fans cewek itu dan sekarang pastinya berhadapan dengan fans ship mereka, hidup seakan diatur sama mereka.” Vita menganggukkan kepalanya “Nggak mau baca? Diego udah hubungi?” “Udah, dia nginep disana sama staf produksi juga. Aku belum buka ponsel, gimana mau buka pekerjaan ini belum selesai. Kenapa kamu disini? Bukannya pameran sama Haikal?” Ratna memilih membahas hal lainnya. “Bentar lagi berangkat, masih ada yang mau aku urus disini. Kamu benar nggak papa?” Vita menatap khawatir. “Bohong kalau aku nggak kenapa-kenapa, hubungan ini hubungan dewasa. Mikirin jodoh-jodohan dari fans nggak akan berhenti, aku percaya sama dia. Kalaupun nanti memang jodohan itu terbukti, artinya memang kita nggak berjodoh.” Ratna mengatakan dengan sangat santai “Aku pergi dulu, udah ditunggu Mas Angga.”
Vallerie putus dengan kekasihnya, semoga bisa bersama Diego Fans Vallerie-Diego berharap mereka bisa bersatu dalam kehidupan nyata Diego pantas sama Vallerie, orang tua Valerie sudah bertemu dengan Diego Mengawal mereka sampai sah “Kenapa ada berita ini, Ki?” Diego mengusap kasar wajahnya. “Nggak tahu, memang nggak benar? Aku kira selama ini kamu langsung pulang karena Vallerie.” Diego membelalakkan matanya mendengar kalimat Kiki “Kamu tahu kalau aku udah punya cewek, lagian bukannya Vallerie udah punya tunangan? Kapan mereka putus?” “Hilda bilang mereka cuman pura-pura, simbiosis mutualisme gitu.” “Dibayar? Cewek simpanan?” Diego menatap penasaran. “Bukan juga, tapi buat manasin kekasihnya tu cowok. Hilda bilang mereka udah persiapan pernikahan, lagian katanya Vallerie capek dikaitin sama kamu terus ya
“Bagaimana harimu?” Diego menghembuskan napas panjangnya “Nggak jauh berbeda, tapi setidaknya satu hal yang membuat aku lega adalah hubungan kita kembali seperti sebelumnya. Kamu sendiri?” “Sama, ketemu klien dan kerjain permintaannya.” Ratna menganggukkan kepalanya. “Kamu sangat menikmati pekerjaan kamu itu, hasil yang kamu buat juga sangat memuaskan. Apa nanti kamu yang akan design sendiri kalau kita menikah?” Ratna terdiam dengan sedikit terkesiap ketika Diego membahas pernikahan, hubungan mereka akan sampai ke tahap serius seperti yang dikatakan Diego atau tidak. Menatap Diego dimana tidak ada keraguan saat membahas tentang pernikahan, tatapan penuh cinta sama seperti dulu ketika mereka bersama. “Aku belum memikirkan sampai sana, apa kamu akan berpikir menikah dalam waktu cepat?” Ratna mengatakan dengan hati-hati. “Nggak juga, penting aku bisa menikmati seti
“Senang banget, habis dapat apaan ini dari Mas Angga? Bonus? Perasaan belum cair bonusnya.” “Belumlah, mana yang mau ketemuan? Udah siap semua?” Ratna mengalihkan perhatian Iqbal. Statusnya dengan Diego kembali seperti dulu, walaupun sekarang keadaannya sangat berbeda dibandingkan dulu. Diego seorang public figure yang pastinya akan dijodohkan dengan siapapun. “Pesta lajang, nggak nyangka kita bakal urus pesta lajang juga.” Iqbal menggelengkan kepalanya “Aku kira dia bakal minta pesta pernikahan ternyata...” “Kita harus siap dengan apapun permintaan klien, walaupun aneh sekalipun.” Menatap jam yang tampaknya klien terlambat beberapa menit, hembusan napas dikeluarkan Ratna yang sudah hafal jika mereka akan selalu menunggu klien, menjaga image memang sering mereka lakukan. “Maaf, terlambat. Saya malah minta ketemuan diluar, kebetulan tempatnya nggak jauh dari loka
“Benar nggak papa ini kita keluar berdua? Kalau nanti ada gosip gimana?” “Nggak papa, kamu nggak usah takut atau khawatir.” Diego tersenyum lebar, ajakan Ratna untuk bertemu tentu saja akan langsung disetujui. Tubuhnya yang lelah seketika kembali semangat jika berhubungan dengan Ratna, wanita yang duduk disampingnya akan selalu ada tempat di hatinya. “Memang kamu nggak ada shooting?” “Kamu mau ikut aku kalau ada shooting? Aku mau kenalin duniaku sama kamu, termasuk orang-orang disana biar nggak ada salah paham lagi kita.” “Salah paham apaan?” Ratna menatap bingung “Taruhan?” Diego menganggukkan kepalanya “Kita mau makan dimana? Jangan terserah, tapi aku sudah tahu akan kemana kita.” “Kalau gitu buat apa tanya,” ucap Ratna sambil mengerucutkan bibirnya. Perjalanan mereka ternyata tidak terlalu jauh, mereka berhenti di sala
“Percaya sih, aku pernah dengar waktu itu.” Ratna menatap tidak percaya mendengar pengakuan Vita, waktu itu dirinya langsung menerima ajakan Naufal untuk berpacaran jadinya tidak tahu tentang perkembangan dari taruhan. Ditambah lagi Ratna seketika tidak mau berinteraksi dengan Diego, seketika semua orang tahu jika mereka sudah tidak bersama kembali, tapi orang-orang tidak tahu cerita yang sebenarnya karena hanya teman-teman dekat mereka berdua. “Aku juga nggak kasih waktu Diego buat bicara.” “Aku juga pasti akan melakukan hal yang sama.” Vita menganggukkan kepalanya memahami sikap Ratna “Apalagi setelah itu kita sudah mulai ujian akhir, pastinya sudah nggak akan bahas hal nggak penting.” “Betul,” ucap Ratna senang ada yang membela dirinya “Apalagi setelah itu kita fokus sama masuk perguruan tinggi juga.” Vita menganggukkan kepalanya “Sebenarnya itu semua bukan alasan buat bicara, tap