Home / Romansa / I Coffee You / Kepercayaan

Share

Kepercayaan

Author: nura0484
last update Last Updated: 2025-01-17 18:19:55

“Nggak pulang?”

Ratna menatap Angga yang berdiri disampingnya “Belum selesai, mas. Mastikan ini dulu baru pulang, mas sendiri?”

“Mau pulang imi, mau ditungguin?”

Ratna menggelengkan kepalanya “Mas pulang aja, kasihan nanti ceweknya.”

“Cewek mana? Kamu tahu kalau aku baru diselingkuhi, malah tanya masalah cewek. Teman kamu mana?”

“Cari makan sama Mas Nando.”

Angga mengajak berbicara tentang pekerjaan yang ada didepan mata mereka, tidak saling menatap karena matanya fokus pada mereka yang sedang bekerja. Hubungan mereka memang baru berjalan sebentar, tapi setidaknya mereka berdua rekan yang cocok dalam berdiskusi tentang masalah pekerjaan.

“Kalian...sini makan malam dulu.”

Angga dan Ratna membalikkan tubuhnya mendapati Nando sedang mengangkat kantong berisi makanan, saling menatap satu sama lain dan mengikuti apa yang dikatakan Nando. Melangkahkan kakinya menuju tempat dimana Nando, mencari tempat yang bisa mereka menghabiskan waktu untuk makan bersama. Menu yang dibeli Nando dan Vita bukan menu mewah, setidaknya menu ini bisa membuat perut mereka kenyang sampai waktu pekerja itu selesai.

“Kira-kira masih lama?” tanya Nando membuka pembicaraan.

“Kurang dikit bakalan selesai,” jawab Ratna menatap pekerja yang masih mengerjakan pekerjaannya “Lusa bakalan butuh tenaga lebih.”

“Pastikan klien puas sama kinerja kita, sebelum hari H di cek lagi. Setelah ini langsung pulang dan istirahat, terutama Ratna jangan beli kopi.” Angga menatap penuh peringatan pada Ratna yang memilih menganggukkan kepalanya pasrah.

“Keluarga calon pengantin katanya orang penting, beneran?” tanya Vita mengalihkan pembahasan tentang acara.

“Gosipnya begitu, lagian yang ketemu bukan aku melainkan anak marketing.” Angga menjawab sambil lalu “Anak marketing sih bilang begitu, mereka ketemunya sama calon pengantin kalau ada orang tua juga nggak semua ikut, kalian tahu bagaimana sibuknya mereka-mereka itu, lagian siapapun klien kita tetap memberikan yang terbaik.”

Ratna memilih tidak menghiraukan kalimat atau informasi yang dikatakan Vita, sahabatnya. Paham atas apa yang dibahas, tapi bukankah dirinya bekerja di belakang acara dan pastinya tidak akan bertemu dengan para public figure, bukan semua public figure tapi hanya satu. Hubungan mereka harusnya baik-baik saja, tapi hati Ratna belum bisa mengatakan berakhir dengan baik-baik saja seperti mantannya yang lain.

“Kalian pulang, udah selesai itu. Aku yang akan cek terakhir, nggak ada bantahan.” Angga menatap tajam Ratna “Aku yang bertanggung jawab, bukan kamu. Sekarang pulang kalian berdua, besok butuh tenaga besar.”

Tidak memiliki pilihan lain, mengikuti instruksi Angga yang harus pulang dan istirahat. Ratna bisa melihat jika pekerjaan telah selesai dan sesuai dengan yang diinginkan, pulang bersama Vita dengan kendaraan yang sama tapi tujuan berbeda.

“Kamu kudu siap-siap besok.” Vita membuka suaranya.

“Siap-siap? Memang harus siap-siap, banyak yang dipersiapkan.”

Vita berdecih pelan “Bukan itu.”

“Terus apaan? Pekerjaan kita banyak besok buat mastikan semuanya lagi.”

“Public figure, kamu nggak penasaran kabar Diego?”

“Nggak.” Ratna menjawab cepat “Hubungan kita sudah berakhir, dia yang memilih itu.”

“Kamu nggak mau dengerin penjelasan dia? Aku tahu udah lama hubungan kalian berakhir, tapi setidaknya bisa baik-baik saja seperti mantan kamu yang lain.”

“Apalagi, Vit? Kamu tahu kalau dia cuman buat aku jadi bahan taruhan...”

“Kamu selingkuh dari dia juga, kalau kamu ingat. Apa yang kalian lakukan sama-sama salah, nggak bisa kamu menyalahkan dia saja. Waktu sudah lama berlalu, jangan terlalu dalam menyimpan perasaan dendam.” Vita memotong dengan mengingatkan kesalahan Ratna lagi.

“Aku hanya memanfaatkan perbuatan dia, lagian aku nggak benar-benar sama Erwin. Dia kalau terbuka mata hatinya pasti tahu aku nggak selingkuh, cuman perbuatan dia juga salah yaitu menjadikan hubungan kita sebagai bahan taruhan. Kalau kamu jadi aku apa nggak sakit hati? Kamu maafin dia? Apa aku salah buat dia memandang begitu?” Ratna menatap Vita yang akhirnya memilih diam “Acara besar seperti itu pastinya nggak mudah buat ketemu, kalaupun ketemu dia pasti pura-pura nggak kenal.”

“Benar sih,” ucap Vita sambil menganggukkan kepalanya “Apa nggak bisa dianggap impas? Kalian berdua sama-sama salah.”

“Aku sudah maafin dia, tapi aku nggak bisa melupakan apa yang sudah dia lakukan. Vit, jangan membahas tentang dia lagi. Please!” Ratna menangkupkan kedua tangannya di dada dengan tatapan memohon.

Vita menghembuskan napas panjangnya “Baiklah.”

Keheningan menemani mereka, suara musik lebih mendominasi dibandingkan suara mereka sendiri. Menghentikan mobil pada bangunan rumah yang sering didatanginya sejak sekolah, Vita menatap Ratna yang menghembuskan napas kasarnya.

“Mau tidur disini?” tanya Vita membuka pembicaraan.

Ratna menggelengkan kepalanya “Salam buat tante dan om, aku langsung balik aja.”

Menjalankan mobilnya saat Vita sudah keluar, menembus jalanan malam yang tidak pernah tidur. Pembicaraan tentang laki-laki terkenal itu sudah sering mereka lakukan, bukan dendam tapi rasa sakit masih terasa walaupun dirinya sudah membalas dengan melakukan perselingkuhan. Jarak rumah Vita dengan tempat tinggalnya tidak terlalu jauh sehingga tidak membutuhkan waktu lama untuk sampai, tapi jarak ke kantor tetap saja membutuhkan waktu lama. Memasuki rumahnya yang telah gelap, Ratna yakin jika kedua orang tuanya sudah berada didalam kamar.

“Tumben bangun siang? Kesiangan?” tanya Ratri menatap Ratna yang langsung duduk di meja makan.

“Papa udah berangkat? Aku masuk agak siang, ma. Udah ijin, makanya bangunnya jam segini.”

“Papa udah daritadi, kamu pulang malam lagi nanti?”

“Mungkin, kenapa? Ada pernikahan besok, ini mau mastikan semuanya lagi.” Ratna menikmati makanan buatan sang mama “Mama ada perlu sama aku?”

“Nggak juga, mama cuman pesan jangan lupa ibadah.” Ratna menganggukkan kepalanya sambil mengangkat kedua ibu jarinya.

Ratna memilih menggunakan kendaraan online, badannya sudah sangat lelah untuk menjalankan kendaraannya sendiri. Memasuki ruangan yang akan menjadi tempat acara, menatap hasil kerja semalam dengan senyum puas. Angga sudah tahu jika dirinya akan datang terlebih dahulu ke tempat acara sebelum kantor, setidaknya Angga bukan atasan yang mengharuskan berada di kantor.

“Mbak Ratna.” Ratna mengangkat kepalanya mendapati Iqbal berada dihadapannya “Bagus ini, klien pasti suka. Mbak yang mewakili Mas Angga?” Ratna menggelengkan kepalanya “Mas Anggap bilang ada mbak yang akan wakili dia.” Ratna langsung mengirim pesan pada Angga dan mendapatkan jawaban yang sama seperti Iqbal “Mbak, kepercayaan Mas Angga makanya bisa dilepas gitu aja.”

“Kliennya jam berapa datang?” Ratna memilih mengganti topik pembicaraan.

“Sebentar lagi.” Iqbal menatap jam yang ada ditangannya “Nah...itu mereka, tapi bukannya itu...”

Tatapan mata Ratna mengikuti petunjuk dari Iqbal, rasanya ingin mengeluarkan kata makian tapi jelas tidak mungkin. Bentuk tubuh yang sangat dikenalnya dengan sangat baik, walaupun mereka tidak pernah lagi bertemu atau dirinya penasaran dengan perubahan pada orang tersebut tapi tetap bisa mengenal dengan sangat baik.

“Ratna ini bagian operasional, semalam memastikan sesuai dengan konsep yang diberikan.” Iqbal membuyarkan lamunan Ratna dan terpaksa menatap mereka yang ada dihadapannya “Kalau ada yang kurang, bisa langsung dikatakan sekarang.”

“Sudah, mas. Saya sudah lihat dan sangat puas. Bagus kan, bro? Intan bakalan suka, kan?”

“Suka, sesuai sama impian dia.”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • I Coffee You   Masih Sama

    “Apa kabar?” “Baik.” Berada dalam satu tempat yang sama, Ratna sendiri tidak tahu apa yang terjadi. Iqbal mengajak sang calon pengantin keliling melihat sekeliling meninggalkan dirinya dengan Diego. Pria yang datang tidak lain adalah Diego, datang bersama calon pengantin yang ternyata adalah sang sahabat. Ratna sama sekali tidak tahu tentang lingkungan Diego saat ini, pastinya teman-temannya sudah sangat banyak dan dari element berbeda.“Maaf.”Ratna mengangkat alisnya mendengar kalimat yang keluar dari bibir Diego “Nggak ada yang perlu di maafkan, semua sudah selesai dan impas.”“Aku tahu kalau kamu nggak benar-benar melakukan itu.” “Nggak penting lagi aku melakukan itu atau nggak, semua sudah berubah dan kita mempunyai jalan kehidupan masing-masing.” Diego menghembuskan napas panjangnya “Aku memang salah, sangat salah.” Ratna memilih tidak menanggapi kalimat Diego saat melihat keberadaan Iqbal dan sang calon yang melangkah kearah mereka. Iqbal tampak fokus berbicara dengan pria

    Last Updated : 2025-01-17
  • I Coffee You   Tindakan Gila

    “Andai kita tamu pastinya bisa minta foto sama mereka.” Ratna hanya tersenyum mendengar kalimat yang keluar dari bibir teman-temannya, tidak hanya satu orang tapi hampir semuanya. Tamu undangan dari pengantin memang bukan orang sembarangan, beberapa biasa mereka lihat di televisi atau media sosial. Semua orang yang datang hanya satu yang harus dipersiapkan Ratna yaitu pertemuannya dengan Diego, pertemuan terakhir yang berakhir di XCofffe dengan tempat berbeda, tidak tahu tempat duduk pilihan Diego karena tidak penting sama sekali.“Aku denger Diego masih ada hubungan sama pengantin pria?” bisik Vita yang berada disamping Ratna tepat di telinga.“Ya,” jawab Ratna singkat sambil menganggukkan kepalanya dengan mata yang awas menatap sekitar.“Kamu pulang sama dia? Awas ada gosip loh nanti, kamu tahu kalau Diego sedang di gosipin sama artis siapa namanya?” Vita mencoba mengingat nama wanita yang menjadi teman gosip Diego.“Aku nggak peduli sama gosip tentang dia, sekarang kita kerja buka

    Last Updated : 2025-01-17
  • I Coffee You   Tenang

    “Bosen kopi mulu, memang nggak ada minuman lain? Kita bisa ke cafe lain jangan disitu terus.”“XCofee itu enak, disana juga nggak hanya kopi. Kamu juga suka sama minuman dia yang lain belum lagi makanannya.” “Please deh, Ratna. Memang kamu nggak bosan?” “Nggak.”Perdebatan yang akan selalu terjadi setiap kali memutuskan akan menghabiskan waktu dimana, Ratna pastinya akan mengajak ke XCoffee yang sudah sering mereka datangi dan tidak bisa dihitung dengan jari. “Jangan ditekuk gitu makanya, Vit.” Ratna menatap sang sahabat yang mengerucutkan bibirnya “Lagian suasana disini enak, tenang dan kita bisa mendapatkan ide dengan sangat cepat.”Ratna dan Vita, mereka berdua sudah berteman sejak masa putih abu-abu. Mereka juga berada dalam fakultas yang sama dan sekarang berada di perusahaan yang sama, semua itu secara tidak sengaja. Ratna masuk dulu, beberapa bulan selanjutnya Vita, padahal mereka tes bersamaan.“Kalau nggak inget deadline dari Mas Angga malas kesini.” Vita menatap malas Rat

    Last Updated : 2025-01-17
  • I Coffee You   Lelah

    “Diego...Diego...foto dong.” “Diego...siapa ceweknya sekarang? Vallerie cocok, sama dia aja.” “Ya...ampun...tampan banget! Punya siapa sih?” Diego memasuki ruangan dengan bantuan bodyguard yang ditugaskan menemani dirinya setiap saat, beberapa orang tersenyum kearah dirinya tapi ada juga yang memandang kasihan. Hembusan napas panjang dikeluarkan setelah duduk diatas sofa, menyandarkan tubuhnya dengan menutup mata, seluruh dalam dirinya terasa lelah. Pertanyaan mereka tidak jauh-jauh dari pasangan, ditambah beberapa fans yang menginginkan dirinya bersama dengan wanita-wanita yang pernah menjadi lawan mainnya.“Kegiatan setelah ini apa, Ki?” tanya Diego tanpa membuka suaranya.“Mas mau kemana? Kita cuman satu kali take lagi sih, mas.” Kiki menjawab tanpa melepaskan tatapannya “Mas mau kemana?” “Istirahat, jam berapa take lagi?” Diego membuka matanya menatap Kiki yang ada disampingnya.“Anggun belum datang, mas. Kita nungguin Anggun, infonya sih setengah jam lagi. Mas mau sesuatu?”

    Last Updated : 2025-01-17

Latest chapter

  • I Coffee You   Tindakan Gila

    “Andai kita tamu pastinya bisa minta foto sama mereka.” Ratna hanya tersenyum mendengar kalimat yang keluar dari bibir teman-temannya, tidak hanya satu orang tapi hampir semuanya. Tamu undangan dari pengantin memang bukan orang sembarangan, beberapa biasa mereka lihat di televisi atau media sosial. Semua orang yang datang hanya satu yang harus dipersiapkan Ratna yaitu pertemuannya dengan Diego, pertemuan terakhir yang berakhir di XCofffe dengan tempat berbeda, tidak tahu tempat duduk pilihan Diego karena tidak penting sama sekali.“Aku denger Diego masih ada hubungan sama pengantin pria?” bisik Vita yang berada disamping Ratna tepat di telinga.“Ya,” jawab Ratna singkat sambil menganggukkan kepalanya dengan mata yang awas menatap sekitar.“Kamu pulang sama dia? Awas ada gosip loh nanti, kamu tahu kalau Diego sedang di gosipin sama artis siapa namanya?” Vita mencoba mengingat nama wanita yang menjadi teman gosip Diego.“Aku nggak peduli sama gosip tentang dia, sekarang kita kerja buka

  • I Coffee You   Masih Sama

    “Apa kabar?” “Baik.” Berada dalam satu tempat yang sama, Ratna sendiri tidak tahu apa yang terjadi. Iqbal mengajak sang calon pengantin keliling melihat sekeliling meninggalkan dirinya dengan Diego. Pria yang datang tidak lain adalah Diego, datang bersama calon pengantin yang ternyata adalah sang sahabat. Ratna sama sekali tidak tahu tentang lingkungan Diego saat ini, pastinya teman-temannya sudah sangat banyak dan dari element berbeda.“Maaf.”Ratna mengangkat alisnya mendengar kalimat yang keluar dari bibir Diego “Nggak ada yang perlu di maafkan, semua sudah selesai dan impas.”“Aku tahu kalau kamu nggak benar-benar melakukan itu.” “Nggak penting lagi aku melakukan itu atau nggak, semua sudah berubah dan kita mempunyai jalan kehidupan masing-masing.” Diego menghembuskan napas panjangnya “Aku memang salah, sangat salah.” Ratna memilih tidak menanggapi kalimat Diego saat melihat keberadaan Iqbal dan sang calon yang melangkah kearah mereka. Iqbal tampak fokus berbicara dengan pria

  • I Coffee You   Kepercayaan

    “Nggak pulang?” Ratna menatap Angga yang berdiri disampingnya “Belum selesai, mas. Mastikan ini dulu baru pulang, mas sendiri?” “Mau pulang imi, mau ditungguin?” Ratna menggelengkan kepalanya “Mas pulang aja, kasihan nanti ceweknya.” “Cewek mana? Kamu tahu kalau aku baru diselingkuhi, malah tanya masalah cewek. Teman kamu mana?” “Cari makan sama Mas Nando.”Angga mengajak berbicara tentang pekerjaan yang ada didepan mata mereka, tidak saling menatap karena matanya fokus pada mereka yang sedang bekerja. Hubungan mereka memang baru berjalan sebentar, tapi setidaknya mereka berdua rekan yang cocok dalam berdiskusi tentang masalah pekerjaan.“Kalian...sini makan malam dulu.” Angga dan Ratna membalikkan tubuhnya mendapati Nando sedang mengangkat kantong berisi makanan, saling menatap satu sama lain dan mengikuti apa yang dikatakan Nando. Melangkahkan kakinya menuju tempat dimana Nando, mencari tempat yang bisa mereka menghabiskan waktu untuk makan bersama. Menu yang dibeli Nando dan

  • I Coffee You   Lelah

    “Diego...Diego...foto dong.” “Diego...siapa ceweknya sekarang? Vallerie cocok, sama dia aja.” “Ya...ampun...tampan banget! Punya siapa sih?” Diego memasuki ruangan dengan bantuan bodyguard yang ditugaskan menemani dirinya setiap saat, beberapa orang tersenyum kearah dirinya tapi ada juga yang memandang kasihan. Hembusan napas panjang dikeluarkan setelah duduk diatas sofa, menyandarkan tubuhnya dengan menutup mata, seluruh dalam dirinya terasa lelah. Pertanyaan mereka tidak jauh-jauh dari pasangan, ditambah beberapa fans yang menginginkan dirinya bersama dengan wanita-wanita yang pernah menjadi lawan mainnya.“Kegiatan setelah ini apa, Ki?” tanya Diego tanpa membuka suaranya.“Mas mau kemana? Kita cuman satu kali take lagi sih, mas.” Kiki menjawab tanpa melepaskan tatapannya “Mas mau kemana?” “Istirahat, jam berapa take lagi?” Diego membuka matanya menatap Kiki yang ada disampingnya.“Anggun belum datang, mas. Kita nungguin Anggun, infonya sih setengah jam lagi. Mas mau sesuatu?”

  • I Coffee You   Tenang

    “Bosen kopi mulu, memang nggak ada minuman lain? Kita bisa ke cafe lain jangan disitu terus.”“XCofee itu enak, disana juga nggak hanya kopi. Kamu juga suka sama minuman dia yang lain belum lagi makanannya.” “Please deh, Ratna. Memang kamu nggak bosan?” “Nggak.”Perdebatan yang akan selalu terjadi setiap kali memutuskan akan menghabiskan waktu dimana, Ratna pastinya akan mengajak ke XCoffee yang sudah sering mereka datangi dan tidak bisa dihitung dengan jari. “Jangan ditekuk gitu makanya, Vit.” Ratna menatap sang sahabat yang mengerucutkan bibirnya “Lagian suasana disini enak, tenang dan kita bisa mendapatkan ide dengan sangat cepat.”Ratna dan Vita, mereka berdua sudah berteman sejak masa putih abu-abu. Mereka juga berada dalam fakultas yang sama dan sekarang berada di perusahaan yang sama, semua itu secara tidak sengaja. Ratna masuk dulu, beberapa bulan selanjutnya Vita, padahal mereka tes bersamaan.“Kalau nggak inget deadline dari Mas Angga malas kesini.” Vita menatap malas Rat

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status