Share

I Am The Queen
I Am The Queen
Author: Rosee_

Prolog

Author: Rosee_
last update Last Updated: 2024-07-25 22:22:26

"Pernahkah kau membayangkan - menjadi yang terkuat di antara yang terkuat saat kau dilahirkan sebagai orang lemah di antara mereka yang kuat?"

***

"CORVINA BERHENTI ...!"

Aku terus berlari dalam ketidakpastiaan, menyeret sepasang kakiku ke tempat yang lebih jauh sambil mengabaikan teriakan ayahku, Kaisar negeri ini - yang mengejarku bersama para ksatria dengan tekad tak kenal lelah. Kakiku mulai melambat untuk mengatur nafas, membiarkan oksigen mengisi paru-paruku sebelum melangkahkannya lagi dengan cepat. Di belakang, suara langkah berat para ksatria terus menggema hingga membuatku tidak memiliki keberanian untuk berhenti.

Rambut panjang biru langitku sudah kusut dan kotor sehingga tidak lagi menampakkan keindahannya, gaun putihku tidak lagi layak, dan kaki yang kubuat berlari pun tidak ku hiraukan lagi rasa sakitnya - luka gores dan lebam yang kini menghiasi sekitaran tapakku yang telanjang.

Tepat di depanku, pohon - pohon raksasa dengan dedaunan lebat yang hampir menutupi langit, menciptakan kanopi yang menutupi sinar matahari. Akar - akar yang menjalar dan lumut - lumut yang menggantung memberikan kesan mistis, serta kabut yang menyelimuti bagian luarnya seolah tempat itu berasal dari dunia lain.

Hutan terlarang - yang dipenuhi oleh bayangan dan rahasia. Sebuah tempat yang dipenuhi oleh legenda dari makhluk - makhluk mitos yang berbahaya.

Apa yang harus ku lakukan? Aku tidak mungkin berhenti, tapi juga tidak mungkin memasuki hutan yang telah menjadi simbol peringatan untuk mendekatinya. Namun, tidak ada petunjuk apapun. Diam di tempat bukan pilihan yang tepat.

"CORVINA ... JANGAN MASUK KESANA!" Ayahku berteriak lagi.

Kenapa jika aku masuk? Setidaknya masih ada dua pilihan di dalam sana - hidup atau mati. Kenapa ayah berteriak seolah khawatir padaku? Aku tidak butuh belas kasih. Aku tidak ingin hidup dalam penjara yang dipenuhi kegelapan dan tipu muslihat. Aku tidak mau hidup dalam kesulitan seperti itu lagi.

"BERHENTI, PUTRI!"

Terlambat. Dengan kesadaran penuh aku berlari memasuki hutan. Teriakan ayah dan para kesatria terdengar mulai mengecil setelahnya. Aku menoleh kebelakang untuk memastikan jika mereka berhenti mengejarku, namun kaki kananku tidak sengaja tersandung oleh akar pohon besar yang tumbuh liar, membuat tubuhku tersungkur begitu saja di atas permukaan tanah. Untungnya orang - orang itu telah berhenti mengejar. Ayahku yang gila rupanya tahu untuk berhenti. Bahkan seorang kaisar tidak berani menyentuh hutan ini.

"Hutan terlarang ...," bisikku, sambil mengamati seluruh objek yang bisa kulihat.

Katanya - ini adalah tempat dimana tidak ada satu pun yang bisa keluar setelah melangkah masuk ke dalamnya. Diduga mereka telah menjadi mangsa para binatang buas yang ditakuti oleh seluruh kekaisaran.

"Begitu?" Aku hanya bisa menertawakan diriku sendiri. "Lebih baik seperti itu daripada mati di tangan para manusia serakah."

Tubuhku yang kelelahan, serta kakiku yang sakit kubiarkan kembali bergerak, memutuskan untuk berjalan lebih jauh. Dengan terseok - seok, aku semakin berjalan lebih dalam menyusuri hutan belantara yang tidak tahu seperti apa ujungnya ini.

Aku berjalan dalam udara yang tebal dan mencekam. Di dalamnya, segala sesuatu terasa hidup, seolah ada sesuatu yang mengintai setiap langkahku. Cahaya bulan yang remang - remang menjadi satu - satunya penerangan yang kumiliki saat ini. Namun, Cahaya itu juga menciptakan bayang - bayang yang menakutkan di sekitarku.

Apa ini? Semakin jauh aku berjalan, atmosfer semakin berubah. Sihir? Aku merasakan energi magis mengalir melalui udara dengan kekuatan yang tak terduga. Energi ini sangat berbeda dengan energi magis yang biasa ku rasakan di luar hutan, seolah terasa mampu menyapu jiwa dan mempengaruhi siapa saja. Bisa kurasakan di setiap sudut hutan ini mengalir energi magis yang pekat, namun bukan sesuatu yang bisa dijangkau manusia. Kemungkinan mengenai adanya makhluk - makhluk mistis legenda cukup meyakinkan.

Sekarang, aku mengerti. Meski tidak mati di mangsa binatang buas, manusia akan mati karena tekanan mana yang kuat dari - sihir gelap yang melapisi hutan ini. Benar, tekanan ini berasal dari sihir gelap. Aku mungkin akan mati sebentar lagi. Anehnya, aku belum merasakan apapun sejauh ini, kecuali atmosfer hutan yang mencekam.

"Uhh ... aku lapar." Aku berhenti untuk menyentuh perutku yang mulai sakit.

Aku belum memakan apapun sejak pagi karena terus bersembunyi dari kejaran ksatria yang tiba - tiba menggeledah seluruh penginapan tempatku singgah pagi ini. Aku tidak dapat bersembunyi dengan leluasa saat seluruh kekaisaran mengenali wajah tuan putri mereka yang tersebar di seluruh penjuru wilayah. Sayangnya, aku hanya putri yang tidak memiliki sihir sehingga tidak dapat menyembunyikan wajahku walau sebentar saja.

Aku memejamkan mata setelah duduk di bawah salah satu pohon besar. Mungkin, aku tertidur sebentar karena cukup menenangkan. Satu menit, dua menit, tiga menit, dan ... sesuatu mengembalikan kesadaranku secara penuh.

"Siapa?"

Aku terkesiap. Ada sesuatu yang menyentuh kakiku dan yakin bahwa itu bukan mimpi atau sekedar perasaan saja, namun tidak ada apapun disini, kecuali - buah ... buah? Hal itu semakin mengejutkanku. Kepalaku berputar dengan cepat - mencari siapa saja yang bisa kutemukan. Ada orang lain selain aku disini.

"Aku tahu kau disini - akhh ...!" Sontak aku terjerembap ke belakang. "Si - siapa kau?"

Sesuatu yang memiliki wajah cantik, keanggunan, dan mata yang berkilau seperti embun yang memancarkan kebaikan muncul dari balik pohon besar yang ada di depanku. Tubuhnya terbuat dari kayu yang kokoh, namun memiliki fisik seperti manusia, menarik siapa pun untuk terpesona oleh kehadiran mereka.

"Orang menyebut saya Dryad, Ratu." Makhluk itu bersuara, lembut seperti daun dan memiliki langkah ringan seperti angin.

Dryad? Untuk pertama kalinya aku melihat sendiri wujud makhluk legendaris yang bersemayam di hutan ini. Aku pernah membaca sosoknya di perpustakaan kastel. Mereka adalah perwujudan kehidupan dari pohon - pohon yang menjulang tinggi dan dianggap sebagai penjaga hutan. Para Dryad mampu mengendalikan dan berkomunikasi dengan alam dan makhluk - makhluk lainnya dengan kekuatan magis mereka, juga makhluk yang terkenal bijaksana dan penuh kasih.

Tapi - tunggu ... apa dia baru saja memanggilku ratu?

"Aku bukan ratumu. Namaku Corvina," jelasku tanpa ragu, namun Dryad itu tersenyum menanggapi.

"Siapapun Anda, kami akan selalu menyambut kedatangan Anda, Yang Mulia Ratu Penguasa Kegelapan dan Cahaya." Makhluk itu membungkuk, bersama dengan puluhan Dryad yang tiba - tiba muncul bersamaan.

Aku terpaku dengan tanda tanya besar di benakku. Aku terlalu syok untuk memikirkan semua kejutan masalah yang terjadi hari ini. Aku seharusnya mati, bukan menjadi ratu yang aku sendiri tidak mengerti. Anehnya - aku merasakan ikatan yang familiar di tempat ini.

°°°

Related chapters

  • I Am The Queen   1. Persembahan

    Corvina Acheron, putri pertama dari sang penguasa kekaisaran Acheron, Zeron yang terlahir lemah tanpa bakat sihir. Dikenal sebagai putri yang tidak berguna dan memalukan. Permaisuri Sereia adalah ibunya telah meninggal sejak ia lahir. Sebulan setelahnya, selir Emile diangkat menjadi permaisuri dengan putra pertama mereka, Isaac yang kini diberi gelar sebagai putra mahkota. Isaac dua tahun lebih tua darinya dan mampu menguasai dua elemen sekaligus pada usia sebelas tahun. Tiga belas tahun adalah usia di mana bakat sihir elemen muncul pada pemiliknya. Air, tanah, udara, dan api – terkadang orang berbakat akan melahirkan lebih dari satu elemen. Bakat – bakat itu adalah sesuatu yang normal dimiliki ras manusia. Corvina telah menginjak enam belas tahun. Terkadang, ia mendapat perlakuan tidak adil di istana karena hidupnya dikendalikan oleh permaisuri Emile yang tidak akan pernah menyukai sosoknya. Para pelayan yang melayaninya pun adalah orang – orang di bawah perintah permaisuri. Mesk

    Last Updated : 2024-07-25
  • I Am The Queen   2. Dibalik Hutan Terlarang

    Di suatu tempat yang tidak tercatat oleh waktu dan peta, seorang gadis terbaring di bawah pohon besar dengan mata terpejam. Rambut peraknya berkilau bagaikan bulan purnama di bawah naungan pohon yang bercahaya. Saat selembar daun jatuh mengenai pipinya, mata yang tertutup itu perlahan terbuka — memperlihatkan mata grey-nya yang redup bagai badai yang mendung. “Kau sudah bangun, Achlys?” Gadis yang dipanggil Achlys itu menyentuh kepalanya yang cukup berat. “Kau menarikku lagi sembara — ngan?” Gadis itu tersadar oleh ucapannya yang asing, seolah ia baru saja berbicara dengan seorang teman akrab. Saat menyadari tempatnya berpijak saat ini, gadis itu terdiam membisu — menyadari tidak ada apa pun di sana, kecuali sebuah pohon besar yang seluruh dahan, ranting, dan daunnya bersinar seperti cahaya. Di sekitarnya, hanya ada ruang kosong tanpa ujung, seolah ia tengah berpijak di atas langit tanpa awan. “Di mana aku?” gumamnya. Dalam ingatan terakhir, ia berada di dalam hutan setelah d

    Last Updated : 2024-07-25
  • I Am The Queen   3. Bagian Dari Ingatan

    Yang mau liat ilustrasi, bisa ke i* @arosee23 ya ---------------- Corvina membuka matanya spontan setelah merasakan energi asing berada di dekatnya. Kepalanya bergerak waspada bersama sorot matanya yang tajam, mengitari seisi kamar temaram miliknya ini. Energi ini — adalah esensi yang sama pada hari itu. “Mustahil ada iblis yang bisa masuk ke wilayahku tanpa seizinku,” gumamnya seraya bangkit dari ranjang miliknya. Gaun malamnya terseret di atas lantai marmer yang dingin bersama langkahnya yang ringan. Corvina membuka balkon kamarnya lebar-lebar, kemudian mengamati seluruh hutan yang terbentang luas di hadapannya. Kastel tempatnya berpijak dibatasi sebuah danau kecil yang mengelilingi seluruh istana. Di tempat ini — tidak ada yang pernah luput dari pandangannya, tapi ia baru saja kehilangan satu esensi yang dirinya sendiri tidak ketahui bentuknya. “Gaia ...” panggil Corvina dengan nada netral. Jauh di bawah sana, sesuatu dengan cahaya hijau bergerak keluar dari hutan. Sesosok mak

    Last Updated : 2024-08-01
  • I Am The Queen   4. Titah Raja

    Acheron Empire Langkah kaki seseorang bergerak terburu-buru menuju aula utama di mana sang kaisar menempati singgasananya. Laki-laki dengan rambut pirang sebagai ciri khas keluarga kerajaan memasuki ruangan tanpa pemberitahuan. “Di mana kakak?” tanya Helios Acheron mendesak. Kepanikan terlihat jelas di wajah tampannya. Perbincangan antar bangsawan pun terhenti setelah kedatangannya. Beberapa waktu lalu, Helios baru mendapat kabar bahwa sang putri telah menghilang. Selama di akademi, ia tidak pernah tertarik dengan berita luar, namun ia tidak sengaja mendengarnya saat di perjalanan pulang. Poster – poster mengenai pencarian putri tersebar di sepanjang jalannya pulang. “Aku di sini. Siapa yang kau cari?” Pangeran mahkota Isaac memasuki aula yang pintunya masih terbuka. Pria itu membungkukkan badan pada kaisar Zeron, sang ayah. “Maafkan ketidaksopanan pangeran Helios, Baginda. Sepertinya dia kehilangan tata krama selama berada di akademi,” ujarnya. Kaisar Zeron hanya menatap r

    Last Updated : 2024-08-01
  • I Am The Queen   5. Hutan Mati

    Kastel yang selalu di kelilingi oleh kegelapan — seorang wanita dengan sorot mata tajam menunjukkan ketegasan menghadap pada sosok tertinggi di hutan terlarang. "Komandan pasukan gelap menghadap pada Ratu Achlys — sang kegelapan dan cahaya," tunduknya dengan hormat. "Langsung katakan saja, Hera," ucap Corvina. Di sampingnya berdiri Leucos sebagai kepala istana yang senantiasa berada di dekat sang ratu. Hera Wintour — satu-satunya wanita yang berasal dari ras dark elf yang memiliki ciri kulit berwarna gelap seperti malam dan mata yang berkilauan seperti permata biru. Rambut perak panjangnya yang diikat tergerai di belakangnya. Tangannya memegang sebuah tombak yang memiliki aura magis sebagai lambang atas kekuatan dan keberaniannya, serta baju pelindung besi terpasang di tubuhnya. Hera dikenal memiliki kemampuan bertarung yang hebat dan keahlian dalam sihir gelap. Ia adalah benteng terakhir yang melindungi kerajaan dari segala ancaman. "Kaisar Acheron mengubah titahnya pad

    Last Updated : 2024-08-07
  • I Am The Queen   6. Penyihir Agung?

    Kawanan laba-laba itu — secara serentak bergerak menjauh bahkan sebelum menancapkan taringnya pada pangeran Helios. Secara bersamaan pula, aura menyesakkan seakan mencekik saluran pernapasan mereka. Para laba-laba semakin beringsut mundur dan bergerak gelisah seolah ada sesuatu yang lebih berbahaya datang. "Orang gila mana yang berani memasuki hutan mati? Setidaknya bawalah ksatria suci untuk menepis sihir gelap." Suara wanita yang terdengar lembut, tetapi jelas tengah mengejek muncul tiba-tiba. Helios beserta yang lainnya sontak mencari asal suara. Siapa pun ia, pastilah sosok yang ditakuti oleh para laba-laba itu. Tepat dibelakang mereka — seorang gadis dengan rambut perak panjang memancarkan kecantikan memukau dan mempesona menunjukkan seolah gadis itu adalah dewi, namun mata grey-nya memancarkan aura dingin dan keengganan yang jelas. Gadis itu duduk santai di atas seekor serigala bertubuh besar yang menatap nyalang ke arah mereka. Makhluk legenda! "Siapa kau?" Cyrus seger

    Last Updated : 2024-08-09
  • I Am The Queen   7. Pemilik Sebagian Esensi Gelap

    "Kau tahu ... esensi gelap dalam dirimu akan semakin mendominasi jika kau tidak bisa menahan diri." Pohon dunia memperingati. "Apa bedanya? Aku sudah jatuh dalam kegelapan sejak kehidupan lama. Kau sendiri yang menunjukkan memori itu padaku." Di hamparan rumput yang luas, hanya ada mereka di sini. Tempat ini tidak lagi seperti pertama kali saat dirinya hanya melihat ruang kosong. "Kau masih tidak ingat apa pun, Achlys?" Corvina berdehem kecil. "Aku hanya ingat rasa sakit saat diujung kematianku," gumamnya. Semua ingatan itu masih tampak buram, meski begitu, rasa sakit itu begitu nyata ia rasakan. Ia bisa merasakan bagaimana puluhan anak panah menusuknya, pedang yang menikamnya berkali-kali, kepala yang dipenggal, bahkan siksaan yang lebih baik mati daripada bertahan — ia merasakan seluruh rasa sakit itu. Meski tidak tahu alasannya — manusia terlibat di dalamnya. "Semua itu — adalah kenangan yang tidak ingin kau ingat." "Aku tahu." Lahir tanpa ingatan — semua tidak l

    Last Updated : 2024-08-12
  • I Am The Queen   8. Saksi Kematian

    Di sebuah kamar yang terletak di bagian teratas lantai kastel dari struktur bangunan megah tersebut, lilin – lilin menyala redup tersebar di sekitar ruangan. Di tengah ruangan terdapat tempat tidur besar dengan baldaquin yang dilapisi dengan kain sutra emas berpadu merah. Di atasnya, seorang gadis terbaring dengan mata terpejam. Wajahnya dipenuhi ekspresi gelisah yang membuat tidurnya tampak sangat terganggu. “Jadi, kalian membuat keributan di luar hanya untuk melihatnya kesakitan?” tanya Theron dengan nada rendah yang terdengar mencemooh. Corvina – pingsan di hadapan mereka semua tak lama setelah mendengar pernyataan yang di debatkan para fairy beberapa saat lalu. Rasa sakit di dada – sebenarnya adalah tanda jika potongan ingatan yang lain akan segera menghampiri Corvina. “Setidaknya kami harus memastikan kondisi ratu,” balas Leucos dengan wajah tak ramah. Lucien tidak banyak bicara di sebelahnya. Namun, tidak dapat dibantah jika tidak ada yang bisa mereka lakukan saat sang ratu

    Last Updated : 2024-08-13

Latest chapter

  • I Am The Queen   13. Wanita Elf

    "Salam kepala Yang mulia Grand Duchess. Nama saya Ivy. Dulunya saya seorang budak yang dibeli oleh Yang mulia Grand Duke. Saya akan menjadi pelayan Anda mulai sekarang." Wanita bernama Ivy sedikit membungkuk dengan pandangan ke bawah."Budak? Aku suka gadis yang terus-terang sepertimu." Wanita yang menjadi nyonya barunya itu mengulangi dengan suaranya yang halus dan terdengar lembut. Ivy belum berani menatap wajahnya, namun ia melihat saat kaki jenjang sang nyonya berhenti di depannya."Terima kasih, Nyonya." Entah mengapa atmosfer di ruangan ini sedikit mencekiknya sejak ia masuk. Pantas saja pelayan lain takut untuk berhadapan dengan nyonya mereka dalam waktu yang lama."Iblis itu memilih pelayan yang cantik." Deg! Ivy masih menunduk. "Kau punya telinga yang cantik ... sayang sekali tidak ada yang bisa melihatnya, bukan?" "Saya tidak mengerti maksud Anda, Nyonya." Ucapan itu membuat Ivy menjadi waspada dan menahan diri, namun saat tangan Corvina hendak menyentuh telinganya, Ivy

  • I Am The Queen   12. Misteri Sang Achlys

    Di suatu tempat di istana kekaisaran, seorang gadis berdiri di antara rak – rak yang mengoleksi ribuan buku di dalamnya. Perpustakaan yang hanya bisa dimasuki oleh anggota kerajaan – menyimpan berbagai pengetahuan dan sejarah kekaisaran di masa lalu. Dengan kemampuannya, Corvina dengan mudah masuk ke dalamnya tanpa perlu ketahuan oleh penjaga di luar. “Apa yang Anda cari, Ratu? Biar saya membantu.” Lucien bergerak ke sana – kemari tanpa berminat menyentuh buku – buku di sana. Jangan tanya di mana Leucos. Pria itu harus kembali ke kastel terlarang untuk memantau keadaan setiap saat. “Diamlah!” Corvina menelusuri setiap buku dengan judul – judul seperti, “Sejarah Kekaisaran Acheron”, “Silsilah Keluarga Bangsawan”, dan apa saja yang sekiranya berhubungan dengan dirinya di masa lalu. Mungkin saja ia bisa mendapat jawaban atas kelahirannya yang abadi. Kehidupan pertama – kapan tepatnya ia lahir, seperti apa ibu dan keluarganya, seperti apa dirinya di mata sejarah, dan sebagainya. M

  • I Am The Queen   11. Cobalah Ingat Lagi

    Bulir - bulir keringat mengalir dari pelipis Corvina yang langsung terbangun. Dadanya naik turun karena nafas yang memburu cepat. Apa yang terjadi? Apa yang terjadi pada ibunya setelah itu? Kenapa ingatan itu terputus tanpa ia tahu apa yang terjadi selanjutnya?! "Achlys," panggil seseorang yang baru saja masuk, membuat Corvina mengangkat kepalanya ke asal suara."Kau mengingat mimpi buruk lagi?" Theron mencoba menyentuh rambut perak panjangnya yang tergerai bebas dan sedikit basah oleh keringat. "Kau tidur sejak siang hingga malam —""Apa yang kau lakukan?" Suara Corvina hampir menyerupai gumaman. Theron mengangkat sebelah alisnya, heran. "Apa yang kau lakukan pada ibuku?" Nadanya kini berubah dingin. Sosok itu — sosok yang ia lihat dalam ingatan lamanya, sosok yang menggunakan wujud iblis dengan sayap hitam besar di punggung serta tanduk kecil di atas kepalanya. Dia — Theron Eryx sang Raja kegelapan. "Ibumu?""Kita bertemu di kehidupan pertamaku," desis Corvina tajam. "Kau — kau

  • I Am The Queen   10. Ingatan yang Hilang

    Corvina membuka matanya perlahan. Suara – suara burung kecil yang berkicau di pepohonan, serta angin sepoi – sepoi yang sejuk membawa aroma bunga – bunga liar menyadarkannya bahwa dirinya kini berada di atas padang rumput yang luas.Apa ini? Baru saja tertidur di kamarnya sebagai Grand Duchess. Apa kenangan ingatan lagi? Dirinya baik – baik saja sebelumnya.Perlahan, ia bangkit. Tempat ini sungguh asing, namun tidak dapat menyangkal bahwa ini adalah tempat paling indah yang pernah ia lihat. Padang rumput? Tempat ini lebih cocok disebut ladang bunga.Corvina mengedarkan pandangannya, kemudian menyadari ada orang lain di sana. Seorang gadis kecil terkikik pelan sambil bersembunyi tidak jauh darinya. Sebenarnya ingatan apa ini?“Achlys ... kau di mana?” Seruan itu membuat Corvina mencari asal suara.Achlys? Corvina kemudian melihat seorang wanita datang, seperti mencari seseorang. Wanita itu memilik rambut perak seperti bulan dan mata birunya yang berbinar indah.Ibu?“Achlys ... jangan

  • I Am The Queen   9. Grand Duchess?

    Corvina menyaksikan melalui jendela — dunia luar yang telah ia tinggalkan selama empat tahun. Kali ini, ia keluar dari persembunyiannya bersama seorang raja iblis yang menjanjikannya akan sesuatu yang berbeda — sebuah kepuasan baru.Kereta kuda berhenti di depan bangunan besar. Di depan mansion Grand Duke, terdapat jalan masuk yang luas dan megah. Bendera dengan lambang naga berkibar di tiang-tiang sebagai tanda kediaman Grand Duke. Di depan kastel utama yang terlihat menjulang dengan bangunan-bangunan kokoh yang megah terdapat taman kecil penuh bunga dengan air mancur dan patung-patung. Corvina memperhatikan setiap detailnya dari dalam kereta kuda. "Itu kereta Grand Duchess. Aku melihat kecantikannya dari lukisan.""Benar! Rumor mengenai Grand Duchess masih hangat hingga sekarang. Para bangsawan pasti akan bersiap saat mendengar kedatangannya." "Menurutmu Grand Duchess akan mengikuti pertemuan sosial? Semua orang pasti penasaran secantik apa istri Grand Duke.""Entahlah." "Grand D

  • I Am The Queen   8. Saksi Kematian

    Di sebuah kamar yang terletak di bagian teratas lantai kastel dari struktur bangunan megah tersebut, lilin – lilin menyala redup tersebar di sekitar ruangan. Di tengah ruangan terdapat tempat tidur besar dengan baldaquin yang dilapisi dengan kain sutra emas berpadu merah. Di atasnya, seorang gadis terbaring dengan mata terpejam. Wajahnya dipenuhi ekspresi gelisah yang membuat tidurnya tampak sangat terganggu. “Jadi, kalian membuat keributan di luar hanya untuk melihatnya kesakitan?” tanya Theron dengan nada rendah yang terdengar mencemooh. Corvina – pingsan di hadapan mereka semua tak lama setelah mendengar pernyataan yang di debatkan para fairy beberapa saat lalu. Rasa sakit di dada – sebenarnya adalah tanda jika potongan ingatan yang lain akan segera menghampiri Corvina. “Setidaknya kami harus memastikan kondisi ratu,” balas Leucos dengan wajah tak ramah. Lucien tidak banyak bicara di sebelahnya. Namun, tidak dapat dibantah jika tidak ada yang bisa mereka lakukan saat sang ratu

  • I Am The Queen   7. Pemilik Sebagian Esensi Gelap

    "Kau tahu ... esensi gelap dalam dirimu akan semakin mendominasi jika kau tidak bisa menahan diri." Pohon dunia memperingati. "Apa bedanya? Aku sudah jatuh dalam kegelapan sejak kehidupan lama. Kau sendiri yang menunjukkan memori itu padaku." Di hamparan rumput yang luas, hanya ada mereka di sini. Tempat ini tidak lagi seperti pertama kali saat dirinya hanya melihat ruang kosong. "Kau masih tidak ingat apa pun, Achlys?" Corvina berdehem kecil. "Aku hanya ingat rasa sakit saat diujung kematianku," gumamnya. Semua ingatan itu masih tampak buram, meski begitu, rasa sakit itu begitu nyata ia rasakan. Ia bisa merasakan bagaimana puluhan anak panah menusuknya, pedang yang menikamnya berkali-kali, kepala yang dipenggal, bahkan siksaan yang lebih baik mati daripada bertahan — ia merasakan seluruh rasa sakit itu. Meski tidak tahu alasannya — manusia terlibat di dalamnya. "Semua itu — adalah kenangan yang tidak ingin kau ingat." "Aku tahu." Lahir tanpa ingatan — semua tidak l

  • I Am The Queen   6. Penyihir Agung?

    Kawanan laba-laba itu — secara serentak bergerak menjauh bahkan sebelum menancapkan taringnya pada pangeran Helios. Secara bersamaan pula, aura menyesakkan seakan mencekik saluran pernapasan mereka. Para laba-laba semakin beringsut mundur dan bergerak gelisah seolah ada sesuatu yang lebih berbahaya datang. "Orang gila mana yang berani memasuki hutan mati? Setidaknya bawalah ksatria suci untuk menepis sihir gelap." Suara wanita yang terdengar lembut, tetapi jelas tengah mengejek muncul tiba-tiba. Helios beserta yang lainnya sontak mencari asal suara. Siapa pun ia, pastilah sosok yang ditakuti oleh para laba-laba itu. Tepat dibelakang mereka — seorang gadis dengan rambut perak panjang memancarkan kecantikan memukau dan mempesona menunjukkan seolah gadis itu adalah dewi, namun mata grey-nya memancarkan aura dingin dan keengganan yang jelas. Gadis itu duduk santai di atas seekor serigala bertubuh besar yang menatap nyalang ke arah mereka. Makhluk legenda! "Siapa kau?" Cyrus seger

  • I Am The Queen   5. Hutan Mati

    Kastel yang selalu di kelilingi oleh kegelapan — seorang wanita dengan sorot mata tajam menunjukkan ketegasan menghadap pada sosok tertinggi di hutan terlarang. "Komandan pasukan gelap menghadap pada Ratu Achlys — sang kegelapan dan cahaya," tunduknya dengan hormat. "Langsung katakan saja, Hera," ucap Corvina. Di sampingnya berdiri Leucos sebagai kepala istana yang senantiasa berada di dekat sang ratu. Hera Wintour — satu-satunya wanita yang berasal dari ras dark elf yang memiliki ciri kulit berwarna gelap seperti malam dan mata yang berkilauan seperti permata biru. Rambut perak panjangnya yang diikat tergerai di belakangnya. Tangannya memegang sebuah tombak yang memiliki aura magis sebagai lambang atas kekuatan dan keberaniannya, serta baju pelindung besi terpasang di tubuhnya. Hera dikenal memiliki kemampuan bertarung yang hebat dan keahlian dalam sihir gelap. Ia adalah benteng terakhir yang melindungi kerajaan dari segala ancaman. "Kaisar Acheron mengubah titahnya pad

DMCA.com Protection Status