Bulir - bulir keringat mengalir dari pelipis Corvina yang langsung terbangun. Dadanya naik turun karena nafas yang memburu cepat. Apa yang terjadi? Apa yang terjadi pada ibunya setelah itu? Kenapa ingatan itu terputus tanpa ia tahu apa yang terjadi selanjutnya?! "Achlys," panggil seseorang yang baru saja masuk, membuat Corvina mengangkat kepalanya ke asal suara."Kau mengingat mimpi buruk lagi?" Theron mencoba menyentuh rambut perak panjangnya yang tergerai bebas dan sedikit basah oleh keringat. "Kau tidur sejak siang hingga malam —""Apa yang kau lakukan?" Suara Corvina hampir menyerupai gumaman. Theron mengangkat sebelah alisnya, heran. "Apa yang kau lakukan pada ibuku?" Nadanya kini berubah dingin. Sosok itu — sosok yang ia lihat dalam ingatan lamanya, sosok yang menggunakan wujud iblis dengan sayap hitam besar di punggung serta tanduk kecil di atas kepalanya. Dia — Theron Eryx sang Raja kegelapan. "Ibumu?""Kita bertemu di kehidupan pertamaku," desis Corvina tajam. "Kau — kau
Di suatu tempat di istana kekaisaran, seorang gadis berdiri di antara rak – rak yang mengoleksi ribuan buku di dalamnya. Perpustakaan yang hanya bisa dimasuki oleh anggota kerajaan – menyimpan berbagai pengetahuan dan sejarah kekaisaran di masa lalu. Dengan kemampuannya, Corvina dengan mudah masuk ke dalamnya tanpa perlu ketahuan oleh penjaga di luar. “Apa yang Anda cari, Ratu? Biar saya membantu.” Lucien bergerak ke sana – kemari tanpa berminat menyentuh buku – buku di sana. Jangan tanya di mana Leucos. Pria itu harus kembali ke kastel terlarang untuk memantau keadaan setiap saat. “Diamlah!” Corvina menelusuri setiap buku dengan judul – judul seperti, “Sejarah Kekaisaran Acheron”, “Silsilah Keluarga Bangsawan”, dan apa saja yang sekiranya berhubungan dengan dirinya di masa lalu. Mungkin saja ia bisa mendapat jawaban atas kelahirannya yang abadi. Kehidupan pertama – kapan tepatnya ia lahir, seperti apa ibu dan keluarganya, seperti apa dirinya di mata sejarah, dan sebagainya. M
"Salam kepala Yang mulia Grand Duchess. Nama saya Ivy. Dulunya saya seorang budak yang dibeli oleh Yang mulia Grand Duke. Saya akan menjadi pelayan Anda mulai sekarang." Wanita bernama Ivy sedikit membungkuk dengan pandangan ke bawah."Budak? Aku suka gadis yang terus-terang sepertimu." Wanita yang menjadi nyonya barunya itu mengulangi dengan suaranya yang halus dan terdengar lembut. Ivy belum berani menatap wajahnya, namun ia melihat saat kaki jenjang sang nyonya berhenti di depannya."Terima kasih, Nyonya." Entah mengapa atmosfer di ruangan ini sedikit mencekiknya sejak ia masuk. Pantas saja pelayan lain takut untuk berhadapan dengan nyonya mereka dalam waktu yang lama."Iblis itu memilih pelayan yang cantik." Deg! Ivy masih menunduk. "Kau punya telinga yang cantik ... sayang sekali tidak ada yang bisa melihatnya, bukan?" "Saya tidak mengerti maksud Anda, Nyonya." Ucapan itu membuat Ivy menjadi waspada dan menahan diri, namun saat tangan Corvina hendak menyentuh telinganya, Ivy
"Pernahkah kau membayangkan - menjadi yang terkuat di antara yang terkuat saat kau dilahirkan sebagai orang lemah di antara mereka yang kuat?" *** "CORVINA BERHENTI ...!" Aku terus berlari dalam ketidakpastiaan, menyeret sepasang kakiku ke tempat yang lebih jauh sambil mengabaikan teriakan ayahku, Kaisar negeri ini - yang mengejarku bersama para ksatria dengan tekad tak kenal lelah. Kakiku mulai melambat untuk mengatur nafas, membiarkan oksigen mengisi paru-paruku sebelum melangkahkannya lagi dengan cepat. Di belakang, suara langkah berat para ksatria terus menggema hingga membuatku tidak memiliki keberanian untuk berhenti. Rambut panjang biru langitku sudah kusut dan kotor sehingga tidak lagi menampakkan keindahannya, gaun putihku tidak lagi layak, dan kaki yang kubuat berlari pun tidak ku hiraukan lagi rasa sakitnya - luka gores dan lebam yang kini menghiasi sekitaran tapakku yang telanjang. Tepat di depanku, pohon - pohon raksasa dengan dedaunan lebat yang hampir menutup
Corvina Acheron, putri pertama dari sang penguasa kekaisaran Acheron, Zeron yang terlahir lemah tanpa bakat sihir. Dikenal sebagai putri yang tidak berguna dan memalukan. Permaisuri Sereia adalah ibunya telah meninggal sejak ia lahir. Sebulan setelahnya, selir Emile diangkat menjadi permaisuri dengan putra pertama mereka, Isaac yang kini diberi gelar sebagai putra mahkota. Isaac dua tahun lebih tua darinya dan mampu menguasai dua elemen sekaligus pada usia sebelas tahun. Tiga belas tahun adalah usia di mana bakat sihir elemen muncul pada pemiliknya. Air, tanah, udara, dan api – terkadang orang berbakat akan melahirkan lebih dari satu elemen. Bakat – bakat itu adalah sesuatu yang normal dimiliki ras manusia. Corvina telah menginjak enam belas tahun. Terkadang, ia mendapat perlakuan tidak adil di istana karena hidupnya dikendalikan oleh permaisuri Emile yang tidak akan pernah menyukai sosoknya. Para pelayan yang melayaninya pun adalah orang – orang di bawah perintah permaisuri. Mesk
Di suatu tempat yang tidak tercatat oleh waktu dan peta, seorang gadis terbaring di bawah pohon besar dengan mata terpejam. Rambut peraknya berkilau bagaikan bulan purnama di bawah naungan pohon yang bercahaya. Saat selembar daun jatuh mengenai pipinya, mata yang tertutup itu perlahan terbuka — memperlihatkan mata grey-nya yang redup bagai badai yang mendung. “Kau sudah bangun, Achlys?” Gadis yang dipanggil Achlys itu menyentuh kepalanya yang cukup berat. “Kau menarikku lagi sembara — ngan?” Gadis itu tersadar oleh ucapannya yang asing, seolah ia baru saja berbicara dengan seorang teman akrab. Saat menyadari tempatnya berpijak saat ini, gadis itu terdiam membisu — menyadari tidak ada apa pun di sana, kecuali sebuah pohon besar yang seluruh dahan, ranting, dan daunnya bersinar seperti cahaya. Di sekitarnya, hanya ada ruang kosong tanpa ujung, seolah ia tengah berpijak di atas langit tanpa awan. “Di mana aku?” gumamnya. Dalam ingatan terakhir, ia berada di dalam hutan setelah d
Yang mau liat ilustrasi, bisa ke i* @arosee23 ya ---------------- Corvina membuka matanya spontan setelah merasakan energi asing berada di dekatnya. Kepalanya bergerak waspada bersama sorot matanya yang tajam, mengitari seisi kamar temaram miliknya ini. Energi ini — adalah esensi yang sama pada hari itu. “Mustahil ada iblis yang bisa masuk ke wilayahku tanpa seizinku,” gumamnya seraya bangkit dari ranjang miliknya. Gaun malamnya terseret di atas lantai marmer yang dingin bersama langkahnya yang ringan. Corvina membuka balkon kamarnya lebar-lebar, kemudian mengamati seluruh hutan yang terbentang luas di hadapannya. Kastel tempatnya berpijak dibatasi sebuah danau kecil yang mengelilingi seluruh istana. Di tempat ini — tidak ada yang pernah luput dari pandangannya, tapi ia baru saja kehilangan satu esensi yang dirinya sendiri tidak ketahui bentuknya. “Gaia ...” panggil Corvina dengan nada netral. Jauh di bawah sana, sesuatu dengan cahaya hijau bergerak keluar dari hutan. Sesosok mak
Acheron Empire Langkah kaki seseorang bergerak terburu-buru menuju aula utama di mana sang kaisar menempati singgasananya. Laki-laki dengan rambut pirang sebagai ciri khas keluarga kerajaan memasuki ruangan tanpa pemberitahuan. “Di mana kakak?” tanya Helios Acheron mendesak. Kepanikan terlihat jelas di wajah tampannya. Perbincangan antar bangsawan pun terhenti setelah kedatangannya. Beberapa waktu lalu, Helios baru mendapat kabar bahwa sang putri telah menghilang. Selama di akademi, ia tidak pernah tertarik dengan berita luar, namun ia tidak sengaja mendengarnya saat di perjalanan pulang. Poster – poster mengenai pencarian putri tersebar di sepanjang jalannya pulang. “Aku di sini. Siapa yang kau cari?” Pangeran mahkota Isaac memasuki aula yang pintunya masih terbuka. Pria itu membungkukkan badan pada kaisar Zeron, sang ayah. “Maafkan ketidaksopanan pangeran Helios, Baginda. Sepertinya dia kehilangan tata krama selama berada di akademi,” ujarnya. Kaisar Zeron hanya menatap r