Beranda / Fantasi / I Am The Queen / 8. Saksi Kematian

Share

8. Saksi Kematian

Penulis: Rosee_
last update Terakhir Diperbarui: 2024-08-13 10:01:33

Di sebuah kamar yang terletak di bagian teratas lantai kastel dari struktur bangunan megah tersebut, lilin – lilin menyala redup tersebar di sekitar ruangan. Di tengah ruangan terdapat tempat tidur besar dengan baldaquin yang dilapisi dengan kain sutra emas berpadu merah. Di atasnya, seorang gadis terbaring dengan mata terpejam. Wajahnya dipenuhi ekspresi gelisah yang membuat tidurnya tampak sangat terganggu.

“Jadi, kalian membuat keributan di luar hanya untuk melihatnya kesakitan?” tanya Theron dengan nada rendah yang terdengar mencemooh.

Corvina – pingsan di hadapan mereka semua tak lama setelah mendengar pernyataan yang di debatkan para fairy beberapa saat lalu. Rasa sakit di dada – sebenarnya adalah tanda jika potongan ingatan yang lain akan segera menghampiri Corvina.

“Setidaknya kami harus memastikan kondisi ratu,” balas Leucos dengan wajah tak ramah. Lucien tidak banyak bicara di sebelahnya. Namun, tidak dapat dibantah jika tidak ada yang bisa mereka lakukan saat sang ratu kesakitan. Esensi gelap mereka tidak akan mempengaruhi Corvina, bahkan raja iblis harus menanamkan sihirnya sendiri di tubuh sang ratu, tapi rasa sakit itu hanya berkurang sedikit.

Namun, sang ratu tidak mengetahui hal itu. Ratu tidak akan suka jika mengetahui fakta bahwa sebagian esensi gelapnya yang melimpah adalah esensi milik raja iblis yang berusaha menyelamatkannya dari kematian tiga ratus tahun yang lalu.

Theron Eryx. Tidak tahu bagaimana perasaan sebenarnya dari pria itu? Apa yang ia inginkan dari sang ratu? Apa tujuannya mendekati ratu? Bagaimanapun raja iblis terkenal dengan kekejamannya. Tidak mungkin jika raja iblis itu jatuh cinta, kan? Mereka – ras iblis, sangat jarang memiliki perasaan pada lawan jenis.

Leucos tidak dapat menebaknya, namun apa yang ia lihat sekarang masih ekspresi yang sama setiap kali gadis itu kesakitan. Ekspresi campuran antara kekhawatiran dan harapan? Pria itu seperti dipenuhi oleh kasih sayang di balik matanya yang tajam.

Tidak mungkin, Leucos segera menyangkal keterdugaan itu. Raja iblis itu hanya tidak suka ada seseorang yang lebih kuat darinya. Itu sebabnya ia mengawasi sang ratu agar selalu berada di dalam kendalinya.

“Kapan dia akan bangun?” tanya Theron tak sabar.

“Saat ingatannya selesai.”

***

Ramai.

Corvina mengedarkan pandangan di antara keramaian yang ada di sekelilingnya. Ia berdiri di antara para rakyat yang ikut menyaksikan eksekusi seorang gadis yang berdiri tegak di atas panggung dengan kedua tangan terikat di belakang tubuhnya. Rambut perak panjang gadis itu tergerai bebas – hampir menutupi setengah wajahnya. Kulit putihnya dipenuhi dengan luka yang masih basah dan juga mengering, menunjukkan bahwa tidak ada yang baik dari gadis itu. Di depannya, terdapat sebuah alat eksekusi berupa alat penggal yang telah merenggut banyak nyawa.

Corvina hanya diam menyaksikan tanpa melakukan apa pun, mengabaikan sorakan ramai semua orang yang menyuruh gadis itu agar segera mati.

“Bunuh monster itu!” Orang – orang berteriak dengan sangat lantang.

Gadis itu hanya menatap ke bawah bersama kepalanya yang menunduk, namun Corvina dapat menemukan tatapan itu terisi oleh kepasrahan. Mata sembab dan layu, pipi dan bibir yang pucat disertai lebam – semakin menegaskan betapa orang – orang membenci keberadaannya.

Jelas sekali gadis itu disiksa saat di penjara.

Saat langkah lemahnya diseret dengan paksa menuju alat penggal, tubuhnya di dorong hingga berlutut, kemudian rambut panjang itu ditarik ke depan agar kepalanya berada di tempat seharusnya – ekspresi Corvina mulai berubah. Kakinya yang hanya berdiri diam mulai bergerak perlahan.

Tidak! Corvina semakin bergerak cepat. Ia yakin ... gadis itu sempat menatap ke matanya. Gadis itu menatap Corvina seperti Corvina yang menontonnya dari bawah sana. Meski gadis itu tampak sangat lemah, senyum tipis diikuti tatapan dingin menunjukkan sebaliknya. Sebelum hidupnya benar – benar berakhir, gadis itu sempat mengucapkan sesuatu yang tidak dapat terdengar oleh siapa pun.

Dan sampailah pada puncak eksekusi. Benda tajam yang diluncurkan dari atas membuat kepala gadis itu terlepas seketika, membuat Corvina spontan menyentuh lehernya kuat seolah ia berada di posisi gadis itu.

Ia tidak menyukai ini. Mengapa gadis itu diam saja? Mengapa gadis itu membiarkan dirinya sendiri terbunuh? Padahal ada banyak kekuatan dalam dirinya yang bisa melawan semua orang – orang itu. Di saat bersamaan – cairan merah kental merembes keluar dari balik jemari tangannya yang mencekik leher.

Corvina terbangun – terkejut sambil menyentuh lehernya sendiri. Itu hanyalah mimpi – bukan, tapi potongan dari masa lalunya. Batas itu terlalu nyata untuk ia sadari sebagai sesuatu yang pernah terjadi.

“Aku tidak mengerti ... kenapa aku membiarkan mereka membunuhku?” Dengan nafas terengah – rengah. Satu tangannya tanpa sadar mencengkeram leher.

Kemudian, ia teringat oleh ucapan gadis itu. "Bagaimana rasanya disingkirkan berkali-kali? Ingatlah ini di kehidupan selanjutnya, Achlys."

Berdasarkan apa yang diucapkan gadis itu yang adalah dirinya sendiri di masa lalu — menunjukkan jika saat itu merupakan kehidupan yang telah sekian kali ia jalani. Tidak heran jika dirinya di masa itu tidak berniat untuk melawan kematiannya.

Namun, ada ucapan terakhir dari gadis itu yang membuatnya berpikir. "Sampai bertemu lagi dengan diriku yang baru — " Siapa? Untuk siapa ucapan itu ditunjukkan? Ia tidak dapat mendengar nama itu dengan jelas.

Corvina menghela nafas pelan. "Setiap diriku bereinkarnasi ... apakah aku selalu dilahirkan dengan status putri?" tanya Corvina seraya mengarahkan pandangannya kepala empat orang di ujung ruangan.

Para iblis itu — tanpa sadar ia hidup di antara mereka. Padahal mereka adalah ras kegelapan yang sangat dihindari oleh ras manusia. Mau bagaimana lagi? Seluruh pekerja di kastel ini merupakan bangsa iblis, kecuali tiga fairy yang melayaninya secara pribadi.

Leucos mendekat padanya, sedikit menundukkan kepala sebagai tanda hormatnya. "Benar, Ratuku."

"Tiga ratus tahun yang lalu ... apa aku mati dengan terpenggal?"

"Ratu sudah mengingatnya?" Lucien ikut mendekat padanya.

"Siapa saja yang menyaksikan kematianku diantara kalian?"

"Hari itu Ratu menyegel kami semua di hutan ini agar tidak ada yang bisa membantu." Terlihat iblis yang satu ini sedikit kesal saat mengatakannya.

"Kami tidak pernah melihat anda mati, Ratu. Tapi, kami akan mengetahui saat itu terjadi," sambung Leucos.

"Jadi, begitu ...," gumam Corvina. Pantas saja tidak ada siapa pun di sana. Wajar saja, ia lebih suka mati sendirian. Kehadiran mereka hanya akan membuatnya tampak menyedihkan.

Tapi, gadis itu jelas-jelas menyapa seseorang yang ia kenal — seseorang yang mengenal sosoknya di masa lalu. Siapa dia?

"Dia selalu tersenyum di akhir hidupnya. Bukankah dia senang menjemput kematian?" sahut Theron. Mendekat, pria itu mencoba menyentuh leher Corvina.

"Aku telah membunuh banyak orang. Darah dan mayat seperti makanan sehari-hari, tapi saat kau mati — aku ingin menghancurkan kerajaan yang meletakkan tangannya padamu," ucap pria itu dingin.

Theron? Apa itu dia? Pria yang berdiri sebagai saksi menyaksikan kematiannya?

Corvina meraih tangan Theron yang masih menyentuh lehernya. Tanpa ekspresi di wajahnya ia berkata, "Kau bilang bisa menunjukkan hal yang berbeda di kehidupan kali ini, kan? Show me ...."

Bab terkait

  • I Am The Queen   9. Grand Duchess?

    Corvina menyaksikan melalui jendela — dunia luar yang telah ia tinggalkan selama empat tahun. Kali ini, ia keluar dari persembunyiannya bersama seorang raja iblis yang menjanjikannya akan sesuatu yang berbeda — sebuah kepuasan baru.Kereta kuda berhenti di depan bangunan besar. Di depan mansion Grand Duke, terdapat jalan masuk yang luas dan megah. Bendera dengan lambang naga berkibar di tiang-tiang sebagai tanda kediaman Grand Duke. Di depan kastel utama yang terlihat menjulang dengan bangunan-bangunan kokoh yang megah terdapat taman kecil penuh bunga dengan air mancur dan patung-patung. Corvina memperhatikan setiap detailnya dari dalam kereta kuda. "Itu kereta Grand Duchess. Aku melihat kecantikannya dari lukisan.""Benar! Rumor mengenai Grand Duchess masih hangat hingga sekarang. Para bangsawan pasti akan bersiap saat mendengar kedatangannya." "Menurutmu Grand Duchess akan mengikuti pertemuan sosial? Semua orang pasti penasaran secantik apa istri Grand Duke.""Entahlah." "Grand D

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-20
  • I Am The Queen   10. Ingatan yang Hilang

    Corvina membuka matanya perlahan. Suara – suara burung kecil yang berkicau di pepohonan, serta angin sepoi – sepoi yang sejuk membawa aroma bunga – bunga liar menyadarkannya bahwa dirinya kini berada di atas padang rumput yang luas.Apa ini? Baru saja tertidur di kamarnya sebagai Grand Duchess. Apa kenangan ingatan lagi? Dirinya baik – baik saja sebelumnya.Perlahan, ia bangkit. Tempat ini sungguh asing, namun tidak dapat menyangkal bahwa ini adalah tempat paling indah yang pernah ia lihat. Padang rumput? Tempat ini lebih cocok disebut ladang bunga.Corvina mengedarkan pandangannya, kemudian menyadari ada orang lain di sana. Seorang gadis kecil terkikik pelan sambil bersembunyi tidak jauh darinya. Sebenarnya ingatan apa ini?“Achlys ... kau di mana?” Seruan itu membuat Corvina mencari asal suara.Achlys? Corvina kemudian melihat seorang wanita datang, seperti mencari seseorang. Wanita itu memilik rambut perak seperti bulan dan mata birunya yang berbinar indah.Ibu?“Achlys ... jangan

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-22
  • I Am The Queen   11. Cobalah Ingat Lagi

    Bulir - bulir keringat mengalir dari pelipis Corvina yang langsung terbangun. Dadanya naik turun karena nafas yang memburu cepat. Apa yang terjadi? Apa yang terjadi pada ibunya setelah itu? Kenapa ingatan itu terputus tanpa ia tahu apa yang terjadi selanjutnya?! "Achlys," panggil seseorang yang baru saja masuk, membuat Corvina mengangkat kepalanya ke asal suara."Kau mengingat mimpi buruk lagi?" Theron mencoba menyentuh rambut perak panjangnya yang tergerai bebas dan sedikit basah oleh keringat. "Kau tidur sejak siang hingga malam —""Apa yang kau lakukan?" Suara Corvina hampir menyerupai gumaman. Theron mengangkat sebelah alisnya, heran. "Apa yang kau lakukan pada ibuku?" Nadanya kini berubah dingin. Sosok itu — sosok yang ia lihat dalam ingatan lamanya, sosok yang menggunakan wujud iblis dengan sayap hitam besar di punggung serta tanduk kecil di atas kepalanya. Dia — Theron Eryx sang Raja kegelapan. "Ibumu?""Kita bertemu di kehidupan pertamaku," desis Corvina tajam. "Kau — kau

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-26
  • I Am The Queen   12. Misteri Sang Achlys

    Di suatu tempat di istana kekaisaran, seorang gadis berdiri di antara rak – rak yang mengoleksi ribuan buku di dalamnya. Perpustakaan yang hanya bisa dimasuki oleh anggota kerajaan – menyimpan berbagai pengetahuan dan sejarah kekaisaran di masa lalu. Dengan kemampuannya, Corvina dengan mudah masuk ke dalamnya tanpa perlu ketahuan oleh penjaga di luar. “Apa yang Anda cari, Ratu? Biar saya membantu.” Lucien bergerak ke sana – kemari tanpa berminat menyentuh buku – buku di sana. Jangan tanya di mana Leucos. Pria itu harus kembali ke kastel terlarang untuk memantau keadaan setiap saat. “Diamlah!” Corvina menelusuri setiap buku dengan judul – judul seperti, “Sejarah Kekaisaran Acheron”, “Silsilah Keluarga Bangsawan”, dan apa saja yang sekiranya berhubungan dengan dirinya di masa lalu. Mungkin saja ia bisa mendapat jawaban atas kelahirannya yang abadi. Kehidupan pertama – kapan tepatnya ia lahir, seperti apa ibu dan keluarganya, seperti apa dirinya di mata sejarah, dan sebagainya. M

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-30
  • I Am The Queen   13. Wanita Elf

    "Salam kepala Yang mulia Grand Duchess. Nama saya Ivy. Dulunya saya seorang budak yang dibeli oleh Yang mulia Grand Duke. Saya akan menjadi pelayan Anda mulai sekarang." Wanita bernama Ivy sedikit membungkuk dengan pandangan ke bawah."Budak? Aku suka gadis yang terus-terang sepertimu." Wanita yang menjadi nyonya barunya itu mengulangi dengan suaranya yang halus dan terdengar lembut. Ivy belum berani menatap wajahnya, namun ia melihat saat kaki jenjang sang nyonya berhenti di depannya."Terima kasih, Nyonya." Entah mengapa atmosfer di ruangan ini sedikit mencekiknya sejak ia masuk. Pantas saja pelayan lain takut untuk berhadapan dengan nyonya mereka dalam waktu yang lama."Iblis itu memilih pelayan yang cantik." Deg! Ivy masih menunduk. "Kau punya telinga yang cantik ... sayang sekali tidak ada yang bisa melihatnya, bukan?" "Saya tidak mengerti maksud Anda, Nyonya." Ucapan itu membuat Ivy menjadi waspada dan menahan diri, namun saat tangan Corvina hendak menyentuh telinganya, Ivy

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-04
  • I Am The Queen   14. Perjanjian Gelap

    Dahulu kala, ada manusia yang sederhana, cantik, dan lembut tutur katanya. Saat ia muncul, semua orang tersenyum untuk menyapanya. Ia wanita tercantik yang membuat semua orang terpesona. Sampai akhirnya, ia bertemu sosok mengerikan dari bangsa iblis. Saat semua orang ketakutan terhadapnya, gadis itu justru mengulurkan tangannya yang suci pada iblis yang kotor. "Memangnya itu aneh? Manusia dan iblis hanya berbeda ras saja." "Iya," jawab Theron datar. "Dua bawahan mu adalah iblis. Tentu saja tidak aneh bagimu." "Aku minta kau bercerita tentang ibuku, bukan kisah manusia dan iblis!" Corvina sudah cukup kesal sejak awal. Theron mendekatkan wajahnya. "Aku menceritakan ibumu, Bodoh!" Disertai sentilan cukup keras di dahinya. "Kau!" "Ibumu punya jiwa yang bersih, mungkin itu sebabnya kau dianugerahi esensi cahaya. Kau pasti tidak ingat, tapi ibumu adalah seorang saintess." Theron melanjutkan. "Saintess? Dia seorang putri kerajaan. Apanya yang wanita suci." "Dia wanita s

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-24
  • I Am The Queen   Prolog

    "Pernahkah kau membayangkan - menjadi yang terkuat di antara yang terkuat saat kau dilahirkan sebagai orang lemah di antara mereka yang kuat?" *** "CORVINA BERHENTI ...!" Aku terus berlari dalam ketidakpastiaan, menyeret sepasang kakiku ke tempat yang lebih jauh sambil mengabaikan teriakan ayahku, Kaisar negeri ini - yang mengejarku bersama para ksatria dengan tekad tak kenal lelah. Kakiku mulai melambat untuk mengatur nafas, membiarkan oksigen mengisi paru-paruku sebelum melangkahkannya lagi dengan cepat. Di belakang, suara langkah berat para ksatria terus menggema hingga membuatku tidak memiliki keberanian untuk berhenti. Rambut panjang biru langitku sudah kusut dan kotor sehingga tidak lagi menampakkan keindahannya, gaun putihku tidak lagi layak, dan kaki yang kubuat berlari pun tidak ku hiraukan lagi rasa sakitnya - luka gores dan lebam yang kini menghiasi sekitaran tapakku yang telanjang. Tepat di depanku, pohon - pohon raksasa dengan dedaunan lebat yang hampir menutup

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-25
  • I Am The Queen   1. Persembahan

    Corvina Acheron, putri pertama dari sang penguasa kekaisaran Acheron, Zeron yang terlahir lemah tanpa bakat sihir. Dikenal sebagai putri yang tidak berguna dan memalukan. Permaisuri Sereia adalah ibunya telah meninggal sejak ia lahir. Sebulan setelahnya, selir Emile diangkat menjadi permaisuri dengan putra pertama mereka, Isaac yang kini diberi gelar sebagai putra mahkota. Isaac dua tahun lebih tua darinya dan mampu menguasai dua elemen sekaligus pada usia sebelas tahun. Tiga belas tahun adalah usia di mana bakat sihir elemen muncul pada pemiliknya. Air, tanah, udara, dan api – terkadang orang berbakat akan melahirkan lebih dari satu elemen. Bakat – bakat itu adalah sesuatu yang normal dimiliki ras manusia. Corvina telah menginjak enam belas tahun. Terkadang, ia mendapat perlakuan tidak adil di istana karena hidupnya dikendalikan oleh permaisuri Emile yang tidak akan pernah menyukai sosoknya. Para pelayan yang melayaninya pun adalah orang – orang di bawah perintah permaisuri. Mesk

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-25

Bab terbaru

  • I Am The Queen   14. Perjanjian Gelap

    Dahulu kala, ada manusia yang sederhana, cantik, dan lembut tutur katanya. Saat ia muncul, semua orang tersenyum untuk menyapanya. Ia wanita tercantik yang membuat semua orang terpesona. Sampai akhirnya, ia bertemu sosok mengerikan dari bangsa iblis. Saat semua orang ketakutan terhadapnya, gadis itu justru mengulurkan tangannya yang suci pada iblis yang kotor. "Memangnya itu aneh? Manusia dan iblis hanya berbeda ras saja." "Iya," jawab Theron datar. "Dua bawahan mu adalah iblis. Tentu saja tidak aneh bagimu." "Aku minta kau bercerita tentang ibuku, bukan kisah manusia dan iblis!" Corvina sudah cukup kesal sejak awal. Theron mendekatkan wajahnya. "Aku menceritakan ibumu, Bodoh!" Disertai sentilan cukup keras di dahinya. "Kau!" "Ibumu punya jiwa yang bersih, mungkin itu sebabnya kau dianugerahi esensi cahaya. Kau pasti tidak ingat, tapi ibumu adalah seorang saintess." Theron melanjutkan. "Saintess? Dia seorang putri kerajaan. Apanya yang wanita suci." "Dia wanita s

  • I Am The Queen   13. Wanita Elf

    "Salam kepala Yang mulia Grand Duchess. Nama saya Ivy. Dulunya saya seorang budak yang dibeli oleh Yang mulia Grand Duke. Saya akan menjadi pelayan Anda mulai sekarang." Wanita bernama Ivy sedikit membungkuk dengan pandangan ke bawah."Budak? Aku suka gadis yang terus-terang sepertimu." Wanita yang menjadi nyonya barunya itu mengulangi dengan suaranya yang halus dan terdengar lembut. Ivy belum berani menatap wajahnya, namun ia melihat saat kaki jenjang sang nyonya berhenti di depannya."Terima kasih, Nyonya." Entah mengapa atmosfer di ruangan ini sedikit mencekiknya sejak ia masuk. Pantas saja pelayan lain takut untuk berhadapan dengan nyonya mereka dalam waktu yang lama."Iblis itu memilih pelayan yang cantik." Deg! Ivy masih menunduk. "Kau punya telinga yang cantik ... sayang sekali tidak ada yang bisa melihatnya, bukan?" "Saya tidak mengerti maksud Anda, Nyonya." Ucapan itu membuat Ivy menjadi waspada dan menahan diri, namun saat tangan Corvina hendak menyentuh telinganya, Ivy

  • I Am The Queen   12. Misteri Sang Achlys

    Di suatu tempat di istana kekaisaran, seorang gadis berdiri di antara rak – rak yang mengoleksi ribuan buku di dalamnya. Perpustakaan yang hanya bisa dimasuki oleh anggota kerajaan – menyimpan berbagai pengetahuan dan sejarah kekaisaran di masa lalu. Dengan kemampuannya, Corvina dengan mudah masuk ke dalamnya tanpa perlu ketahuan oleh penjaga di luar. “Apa yang Anda cari, Ratu? Biar saya membantu.” Lucien bergerak ke sana – kemari tanpa berminat menyentuh buku – buku di sana. Jangan tanya di mana Leucos. Pria itu harus kembali ke kastel terlarang untuk memantau keadaan setiap saat. “Diamlah!” Corvina menelusuri setiap buku dengan judul – judul seperti, “Sejarah Kekaisaran Acheron”, “Silsilah Keluarga Bangsawan”, dan apa saja yang sekiranya berhubungan dengan dirinya di masa lalu. Mungkin saja ia bisa mendapat jawaban atas kelahirannya yang abadi. Kehidupan pertama – kapan tepatnya ia lahir, seperti apa ibu dan keluarganya, seperti apa dirinya di mata sejarah, dan sebagainya. M

  • I Am The Queen   11. Cobalah Ingat Lagi

    Bulir - bulir keringat mengalir dari pelipis Corvina yang langsung terbangun. Dadanya naik turun karena nafas yang memburu cepat. Apa yang terjadi? Apa yang terjadi pada ibunya setelah itu? Kenapa ingatan itu terputus tanpa ia tahu apa yang terjadi selanjutnya?! "Achlys," panggil seseorang yang baru saja masuk, membuat Corvina mengangkat kepalanya ke asal suara."Kau mengingat mimpi buruk lagi?" Theron mencoba menyentuh rambut perak panjangnya yang tergerai bebas dan sedikit basah oleh keringat. "Kau tidur sejak siang hingga malam —""Apa yang kau lakukan?" Suara Corvina hampir menyerupai gumaman. Theron mengangkat sebelah alisnya, heran. "Apa yang kau lakukan pada ibuku?" Nadanya kini berubah dingin. Sosok itu — sosok yang ia lihat dalam ingatan lamanya, sosok yang menggunakan wujud iblis dengan sayap hitam besar di punggung serta tanduk kecil di atas kepalanya. Dia — Theron Eryx sang Raja kegelapan. "Ibumu?""Kita bertemu di kehidupan pertamaku," desis Corvina tajam. "Kau — kau

  • I Am The Queen   10. Ingatan yang Hilang

    Corvina membuka matanya perlahan. Suara – suara burung kecil yang berkicau di pepohonan, serta angin sepoi – sepoi yang sejuk membawa aroma bunga – bunga liar menyadarkannya bahwa dirinya kini berada di atas padang rumput yang luas.Apa ini? Baru saja tertidur di kamarnya sebagai Grand Duchess. Apa kenangan ingatan lagi? Dirinya baik – baik saja sebelumnya.Perlahan, ia bangkit. Tempat ini sungguh asing, namun tidak dapat menyangkal bahwa ini adalah tempat paling indah yang pernah ia lihat. Padang rumput? Tempat ini lebih cocok disebut ladang bunga.Corvina mengedarkan pandangannya, kemudian menyadari ada orang lain di sana. Seorang gadis kecil terkikik pelan sambil bersembunyi tidak jauh darinya. Sebenarnya ingatan apa ini?“Achlys ... kau di mana?” Seruan itu membuat Corvina mencari asal suara.Achlys? Corvina kemudian melihat seorang wanita datang, seperti mencari seseorang. Wanita itu memilik rambut perak seperti bulan dan mata birunya yang berbinar indah.Ibu?“Achlys ... jangan

  • I Am The Queen   9. Grand Duchess?

    Corvina menyaksikan melalui jendela — dunia luar yang telah ia tinggalkan selama empat tahun. Kali ini, ia keluar dari persembunyiannya bersama seorang raja iblis yang menjanjikannya akan sesuatu yang berbeda — sebuah kepuasan baru.Kereta kuda berhenti di depan bangunan besar. Di depan mansion Grand Duke, terdapat jalan masuk yang luas dan megah. Bendera dengan lambang naga berkibar di tiang-tiang sebagai tanda kediaman Grand Duke. Di depan kastel utama yang terlihat menjulang dengan bangunan-bangunan kokoh yang megah terdapat taman kecil penuh bunga dengan air mancur dan patung-patung. Corvina memperhatikan setiap detailnya dari dalam kereta kuda. "Itu kereta Grand Duchess. Aku melihat kecantikannya dari lukisan.""Benar! Rumor mengenai Grand Duchess masih hangat hingga sekarang. Para bangsawan pasti akan bersiap saat mendengar kedatangannya." "Menurutmu Grand Duchess akan mengikuti pertemuan sosial? Semua orang pasti penasaran secantik apa istri Grand Duke.""Entahlah." "Grand D

  • I Am The Queen   8. Saksi Kematian

    Di sebuah kamar yang terletak di bagian teratas lantai kastel dari struktur bangunan megah tersebut, lilin – lilin menyala redup tersebar di sekitar ruangan. Di tengah ruangan terdapat tempat tidur besar dengan baldaquin yang dilapisi dengan kain sutra emas berpadu merah. Di atasnya, seorang gadis terbaring dengan mata terpejam. Wajahnya dipenuhi ekspresi gelisah yang membuat tidurnya tampak sangat terganggu. “Jadi, kalian membuat keributan di luar hanya untuk melihatnya kesakitan?” tanya Theron dengan nada rendah yang terdengar mencemooh. Corvina – pingsan di hadapan mereka semua tak lama setelah mendengar pernyataan yang di debatkan para fairy beberapa saat lalu. Rasa sakit di dada – sebenarnya adalah tanda jika potongan ingatan yang lain akan segera menghampiri Corvina. “Setidaknya kami harus memastikan kondisi ratu,” balas Leucos dengan wajah tak ramah. Lucien tidak banyak bicara di sebelahnya. Namun, tidak dapat dibantah jika tidak ada yang bisa mereka lakukan saat sang ratu

  • I Am The Queen   7. Pemilik Sebagian Esensi Gelap

    "Kau tahu ... esensi gelap dalam dirimu akan semakin mendominasi jika kau tidak bisa menahan diri." Pohon dunia memperingati. "Apa bedanya? Aku sudah jatuh dalam kegelapan sejak kehidupan lama. Kau sendiri yang menunjukkan memori itu padaku." Di hamparan rumput yang luas, hanya ada mereka di sini. Tempat ini tidak lagi seperti pertama kali saat dirinya hanya melihat ruang kosong. "Kau masih tidak ingat apa pun, Achlys?" Corvina berdehem kecil. "Aku hanya ingat rasa sakit saat diujung kematianku," gumamnya. Semua ingatan itu masih tampak buram, meski begitu, rasa sakit itu begitu nyata ia rasakan. Ia bisa merasakan bagaimana puluhan anak panah menusuknya, pedang yang menikamnya berkali-kali, kepala yang dipenggal, bahkan siksaan yang lebih baik mati daripada bertahan — ia merasakan seluruh rasa sakit itu. Meski tidak tahu alasannya — manusia terlibat di dalamnya. "Semua itu — adalah kenangan yang tidak ingin kau ingat." "Aku tahu." Lahir tanpa ingatan — semua tidak l

  • I Am The Queen   6. Penyihir Agung?

    Kawanan laba-laba itu — secara serentak bergerak menjauh bahkan sebelum menancapkan taringnya pada pangeran Helios. Secara bersamaan pula, aura menyesakkan seakan mencekik saluran pernapasan mereka. Para laba-laba semakin beringsut mundur dan bergerak gelisah seolah ada sesuatu yang lebih berbahaya datang. "Orang gila mana yang berani memasuki hutan mati? Setidaknya bawalah ksatria suci untuk menepis sihir gelap." Suara wanita yang terdengar lembut, tetapi jelas tengah mengejek muncul tiba-tiba. Helios beserta yang lainnya sontak mencari asal suara. Siapa pun ia, pastilah sosok yang ditakuti oleh para laba-laba itu. Tepat dibelakang mereka — seorang gadis dengan rambut perak panjang memancarkan kecantikan memukau dan mempesona menunjukkan seolah gadis itu adalah dewi, namun mata grey-nya memancarkan aura dingin dan keengganan yang jelas. Gadis itu duduk santai di atas seekor serigala bertubuh besar yang menatap nyalang ke arah mereka. Makhluk legenda! "Siapa kau?" Cyrus seger

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status