"Aku mungkin seorang jalang. Tapi haruskah aku mengandung anak dari para bajingan itu?" ~Lyora Dunia tidak pernah sesederhana hitam dan putih. Kebaikan dan kebejatan saling bertautan, menari di tepian batas yang rapuh. Seorang pria berbudi luhur dapat jatuh ke dalam kegelapan hanya karena satu pilihan keliru, sementara seorang pendosa besar bisa menebus dosanya dengan satu tindakan yang tak terlihat. Tidak ada manusia yang sepenuhnya menyerupai malaikat, pun tak ada yang seutuhnya menyatu dengan iblis. Kita semua hidup di dalam bayang-bayang, di antara kabut abu-abu yang membutakan. Di dunia yang kejam, di mana kekuasaan adalah hukum dan kelemahan adalah hukuman, Lyora berjalan di antara batas kehormatan dan kenistaan. Ia telah kehilangan banyak hal—harapan, harga diri, bahkan keyakinannya pada kebaikan. Namun satu pertanyaan terus menghantuinya: Apakah ia harus menanggung akibat dari kejahatan orang lain? Peringatan: Kisah ini mengandung unsur kekerasan dan seksual yang mungkin tidak cocok bagi semua pembaca. Harap membaca dengan bijak.
View MoreHari ini langit Bogor tidak menunjukkan warna jingga sama sekali meskipun hampir menjelang malam. Hanya ada warna abu abu awan tebal yang menyelimuti atap bumi di sepanjang jalan.Rintik - rintik hujan membasahi kaca depan mobil Expander Cross berwarna merah itu. Ke kiri, ke kanan, ke kiri lagi, begitu saja seterusnya wiper kaca depan mobil itu bergerak. Memang sudah menjadi tugas wiper untuk mengusap air yang Mulai membanjiri kaca depan mobil.Entah sudah berapa lama Lyora memandangi gerakan konsisten dari wiper itu. Seakan membuat gadis bermata coklat itu terhipnotis. Rasa kantuk mulai menguasai seluruh tubuhnya. Kelopak matanya perlahan mulai sayup."Cit..."Terdengar suara rem berdecit hingga menusuk telinga. Pria berkaos putih yang mengemudikan mobil mendadak menginjakkan pedal remnya. Sontak membuat badan Lyora terhentak ke depan, tak hanya Lyora, lima orang yang duduk di jok belakang juga ikut terhentak ke depan."Woy, ada apa Nat?"Andro yang duduk tepat dibelakang Nathan menep
Langit siang tampak mendung, awan-awan tebal menggantung rendah, mengaburkan sengatan matahari yang biasanya menyiksa di musim kemarau. Angin berembus lembut, membawa serta aroma tanah basah yang khas di musim penghujan. Di halaman depan Kampus Utpala, tiga sosok duduk di bawah pohon besar, menanti dengan kesabaran yang semakin menipis. Andro mengangkat kepalanya, memandang patung dewi bersayap yang berdiri anggun di tengah taman air mancur. Matanya menelusuri ukiran halus pada wajah patung itu, setiap lekuk sayap yang membentang, buku di tangan kirinya, dan globe di tangan kanannya. Ia melamun, pikirannya melayang entah ke mana. Gede, yang sedari tadi memperhatikannya, menyeringai jahil. Dengan gerakan cepat, ia memetik sehelai rumput, lalu tanpa aba-aba, memasukkan ke dalam mulut Andro. "Bwak!" Andro tersedak, rasa pahit klorofil menyentak lidahnya. Ia segera meludahkan rumput itu dan menatap Gede dengan tatapan penuh dendam. "Anjing lu, De!" makinya dengan suara serak. Gede ter
Universitas Utpala, atau yang lebih dikenal sebagai "Kampus Biru," adalah salah satu institusi pendidikan swasta paling prestisius di Jakarta. Para mahasiswa yang berhasil masuk ke sini bukan hanya harus memiliki kecerdasan di atas rata-rata, tetapi juga tekad dan ambisi yang kuat. Di antara mereka, ada satu nama yang sedang menjadi perbincangan hangat di kalangan mahasiswa Fakultas Teknik—Lyora Joschellyn. Gadis berusia sembilan belas tahun itu adalah mahasiswa baru di jurusan Teknik Informatika. Dengan rambut hitam kecoklatan yang jatuh dalam potongan medium berlapis, serta poni lembut yang membingkai wajahnya yang berbentuk hati, Lyora memiliki kecantikan yang tak bisa diabaikan. Bukan tipe kecantikan yang mencolok seperti selebgram dengan wajah sempurna hasil editan, tetapi lebih kepada pesona alami yang memikat. Mata coklat gelapnya membawa kesan misterius, bibirnya penuh dengan semburat merah alami, dan kulitnya yang cerah bersinar dalam balutan kesederhanaan. Namun, bukan hany
Universitas Utpala, atau yang lebih dikenal sebagai "Kampus Biru," adalah salah satu institusi pendidikan swasta paling prestisius di Jakarta. Para mahasiswa yang berhasil masuk ke sini bukan hanya harus memiliki kecerdasan di atas rata-rata, tetapi juga tekad dan ambisi yang kuat. Di antara mereka, ada satu nama yang sedang menjadi perbincangan hangat di kalangan mahasiswa Fakultas Teknik—Lyora Joschellyn. Gadis berusia sembilan belas tahun itu adalah mahasiswa baru di jurusan Teknik Informatika. Dengan rambut hitam kecoklatan yang jatuh dalam potongan medium berlapis, serta poni lembut yang membingkai wajahnya yang berbentuk hati, Lyora memiliki kecantikan yang tak bisa diabaikan. Bukan tipe kecantikan yang mencolok seperti selebgram dengan wajah sempurna hasil editan, tetapi lebih kepada pesona alami yang memikat. Mata coklat gelapnya membawa kesan misterius, bibirnya penuh dengan semburat merah alami, dan kulitnya yang cerah bersinar dalam balutan kesederhanaan. Namun, bukan hany...
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments