Universitas Utpala, atau yang lebih dikenal sebagai "Kampus Biru," adalah salah satu institusi pendidikan swasta paling prestisius di Jakarta. Para mahasiswa yang berhasil masuk ke sini bukan hanya harus memiliki kecerdasan di atas rata-rata, tetapi juga tekad dan ambisi yang kuat. Di antara mereka, ada satu nama yang sedang menjadi perbincangan hangat di kalangan mahasiswa Fakultas Teknik—Lyora Joschellyn. Gadis berusia sembilan belas tahun itu adalah mahasiswa baru di jurusan Teknik Informatika. Dengan rambut hitam kecoklatan yang jatuh dalam potongan medium berlapis, serta poni lembut yang membingkai wajahnya yang berbentuk hati, Lyora memiliki kecantikan yang tak bisa diabaikan. Bukan tipe kecantikan yang mencolok seperti selebgram dengan wajah sempurna hasil editan, tetapi lebih kepada pesona alami yang memikat. Mata coklat gelapnya membawa kesan misterius, bibirnya penuh dengan semburat merah alami, dan kulitnya yang cerah bersinar dalam balutan kesederhanaan. Namun, bukan hany
Langit siang tampak mendung, awan-awan tebal menggantung rendah, mengaburkan sengatan matahari yang biasanya menyiksa di musim kemarau. Angin berembus lembut, membawa serta aroma tanah basah yang khas di musim penghujan. Di halaman depan Kampus Utpala, tiga sosok duduk di bawah pohon besar, menanti dengan kesabaran yang semakin menipis. Andro mengangkat kepalanya, memandang patung dewi bersayap yang berdiri anggun di tengah taman air mancur. Matanya menelusuri ukiran halus pada wajah patung itu, setiap lekuk sayap yang membentang, buku di tangan kirinya, dan globe di tangan kanannya. Ia melamun, pikirannya melayang entah ke mana. Gede, yang sedari tadi memperhatikannya, menyeringai jahil. Dengan gerakan cepat, ia memetik sehelai rumput, lalu tanpa aba-aba, memasukkan ke dalam mulut Andro. "Bwak!" Andro tersedak, rasa pahit klorofil menyentak lidahnya. Ia segera meludahkan rumput itu dan menatap Gede dengan tatapan penuh dendam. "Anjing lu, De!" makinya dengan suara serak. Gede ter
Hari ini langit Bogor tidak menunjukkan warna jingga sama sekali meskipun hampir menjelang malam. Hanya ada warna abu abu awan tebal yang menyelimuti atap bumi di sepanjang jalan.Rintik - rintik hujan membasahi kaca depan mobil Expander Cross berwarna merah itu. Ke kiri, ke kanan, ke kiri lagi, begitu saja seterusnya wiper kaca depan mobil itu bergerak. Memang sudah menjadi tugas wiper untuk mengusap air yang Mulai membanjiri kaca depan mobil.Entah sudah berapa lama Lyora memandangi gerakan konsisten dari wiper itu. Seakan membuat gadis bermata coklat itu terhipnotis. Rasa kantuk mulai menguasai seluruh tubuhnya. Kelopak matanya perlahan mulai sayup."Cit..."Terdengar suara rem berdecit hingga menusuk telinga. Pria berkaos putih yang mengemudikan mobil mendadak menginjakkan pedal remnya. Sontak membuat badan Lyora terhentak ke depan, tak hanya Lyora, lima orang yang duduk di jok belakang juga ikut terhentak ke depan."Woy, ada apa Nat?"Andro yang duduk tepat dibelakang Nathan menep
Langit siang tampak mendung, awan-awan tebal menggantung rendah, mengaburkan sengatan matahari yang biasanya menyiksa di musim kemarau. Angin berembus lembut, membawa serta aroma tanah basah yang khas di musim penghujan. Di halaman depan Kampus Utpala, tiga sosok duduk di bawah pohon besar, menanti dengan kesabaran yang semakin menipis. Andro mengangkat kepalanya, memandang patung dewi bersayap yang berdiri anggun di tengah taman air mancur. Matanya menelusuri ukiran halus pada wajah patung itu, setiap lekuk sayap yang membentang, buku di tangan kirinya, dan globe di tangan kanannya. Ia melamun, pikirannya melayang entah ke mana. Gede, yang sedari tadi memperhatikannya, menyeringai jahil. Dengan gerakan cepat, ia memetik sehelai rumput, lalu tanpa aba-aba, memasukkan ke dalam mulut Andro. "Bwak!" Andro tersedak, rasa pahit klorofil menyentak lidahnya. Ia segera meludahkan rumput itu dan menatap Gede dengan tatapan penuh dendam. "Anjing lu, De!" makinya dengan suara serak. Gede ter
Universitas Utpala, atau yang lebih dikenal sebagai "Kampus Biru," adalah salah satu institusi pendidikan swasta paling prestisius di Jakarta. Para mahasiswa yang berhasil masuk ke sini bukan hanya harus memiliki kecerdasan di atas rata-rata, tetapi juga tekad dan ambisi yang kuat. Di antara mereka, ada satu nama yang sedang menjadi perbincangan hangat di kalangan mahasiswa Fakultas Teknik—Lyora Joschellyn. Gadis berusia sembilan belas tahun itu adalah mahasiswa baru di jurusan Teknik Informatika. Dengan rambut hitam kecoklatan yang jatuh dalam potongan medium berlapis, serta poni lembut yang membingkai wajahnya yang berbentuk hati, Lyora memiliki kecantikan yang tak bisa diabaikan. Bukan tipe kecantikan yang mencolok seperti selebgram dengan wajah sempurna hasil editan, tetapi lebih kepada pesona alami yang memikat. Mata coklat gelapnya membawa kesan misterius, bibirnya penuh dengan semburat merah alami, dan kulitnya yang cerah bersinar dalam balutan kesederhanaan. Namun, bukan hany