Share

5. SIKAP YANG BERBEDA

Penulis: liliputputih
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-28 17:44:55

Paginya, Livia dan Nolan keluar bersamaan dari kamar mereka masing-masing. Mereka berdua tampak sudah sama-sama rapi. Untuk beberapa saat keduanya saling tatap, namun setelahnya Nolan memilih berlalu mendahului Livia tanpa sapaan sepatah kata pun.

Livia memutar bola matanya dan mendengus. Ada setitik perasaan kesal atas sikap Nolan pagi itu. Entah apa yang mendorong Livia untuk mengecek ponselnya saat itu juga dan dia kembali merasakan kejanggalan. Nolan yang biasanya setiap pagi mengirimi pesan 'manis', pagi ini tidak ada. Namun Livia tak mau ambil pusing. Bahkan dia sempat berpikir, mungkin karena mereka pagi ini bakal sarapan bareng, atau karena pada saat dia berangkat Livia sudah bangun atau..... lhoh... kenapa kesannya aku jadi mengharapin dia?

Beberapa saat kemudian mereka sudah duduk bersama di ruang makan. Menikmati sarapan tanpa percakapan. Mereka memang jarang sekali sarapan bareng seperti ini. Karena seringnya Nolan berangkat jauh lebih dulu daripada Livia. Tapi entah kenapa pagi ini dia berangkat bersamaan dengan jam berangakat Livia ke sekolah.

Sesekali, Livia mencoba memperhatikan Nolan yang tengah menikmati sarapannya. Sikap Nolan menunjukkan seolah dia sedang sendiri di ruangan ini. Membuat Livia merasa dianggap tidak ada. 

"Aku berangkat dulu, Bik," ucap Nolan setelah selesai sarapan tanpa sedikitpun mempedulikan Livia.

Bik Sum hanya memperhatikan Nolan yang berlalu meninggalkan meja makan sembari beberes di kitchen sink. Perempuan paruh baya itu hanya bisa geleng-geleng kepala melihat perang dingin yang terjadi pada kedua majikannya.

Livia mendengus kesal.

Sialan! Batinnya. Tak selang beberapa lama, Livia juga menyelesaikan sarapannya, kemudian bergegas. Dari ambang pintu ruang tamu, Livia melihat Nolan tampak masih berbincang dengan Pak Sam yang cuma mengangguk-angguk. Menyadari keberadaan Livia, Nolan melihat Livia sekilas kemudian segera berlalu memasuki mobilnya dan pergi. 

"Kak Nolan ngomong apa aja pak?" tanya Livia saat menghampiri Pak Sam.

"Beliau cuma pesan supaya saya antar dan jemput non Livia tepat waktu. Itu aja non," jawab Pak Sam. 

Livia manggut-manggut. Meski kurang percaya dengan jawaban Pak Sam, tapi Livia memilih untuk tidak mau bertanya lebih lanjut. 

***

Di sekolah Livia menceritakan sikap Nolan pada Sassy. Sahabatnya itu justru terkekeh dan berpihak pada Nolan yang membuat Livia merasa kesal. 

"Jadi lo ngerasa kecewa nih dia diemin lo? Cuekin elo?" Sassy masih menahan tawanya. "Ya suami mana coba yang nggak kesel, nggak jengkel lihat istrinya dibawa-bawa sama cowok lain, hah?" dia memelankan volume bicaranya saat menyebut kata suami. 

Livia memanyunkan bibir. Raut wajahnya terlihat jelas bahwa dia sedang bingung. 

"Sekarang gue nanya deh sama elo," lanjut Sissy dan Livia mendongak menatapnya dengan eskpresi yang masih sama. "Gimana sih sebenernya perasaan lo ke Kak Nolan?" 

Livia mengerutkan kedua alisnya demi mendengar pertanyaan yang keluar dari mulut Sissy tersebut. 

"Gue nggak gimana-gimana," jawabnya kemudian. "Emangnya mau kaya gimana?"

"Masa sih lo tu nggak ada sedikiiiiiit aja perasaan apa gitu ke dia. Nyaman mungkin atau lo merasa gimana gitu karena bagaimanapun bentuknya hubungan kalian, selama ini dia juga peduli kan sama lo? Contohnya, dia sering ngirim pesan ke elo setiap pagi buat ngasih lo semangat, ngingetin lo sarapan, ngingetin buat makan siang, memastikan elo berangkat dan pulang sekolah dengan selamat? Hmm?" terang Sissy panjang kali lebar dengan mimik serius. 

Livia menggeleng pelan, alih-alih ragu. Apa yang dikatakan sahabatnya itu memang benar. Nolan memperlakukan dia sangat baik. Tapi entah kenapa semua itu tidak bisa membuat dirinya merasa istimewa.

Sissy mendesis lirih. Dia geleng-geleng kepala heran dengan respon Livia. 

"Hmmm.... gue udah bilangin elo ya. Jangan keterlaluan, entar nyesel tau rasa lo..." pungkas Sissy.

"Kok lo ngomongnya gitu sih Sy? Lo doain yang jelek-jelek ke gue?" 

Dan Sissy tidak menggubris karena bel telah berbunyi. 

***

Perubahan sikap Nolan pada Livia masih berlanjut sampai saat mereka sudah kembali ke rumah. Malam itu setelah makan malam, Nolan yang biasanya menyempatkan diri bersantai sejenak di ruang TV, memilih untuk langsung menuju kamarnya meninggalkan Livia yang masih sibuk dengan makanannya. 

Nolan benar-benar mengacuhkan keberadaan Livia dan lama-lama hal itu membuat Livia jengkel. Tapi Livia terlalu gengsi untuk mengakui kejengkelannya dan menegur Nolan duluan. Akhirnya keadaan itu berlarut hingga beberapa hari dan membuat Livia semakin merasa muak.

Malam itu, seusai mengerjakan PR Livia berencana akan menemui Nolan untuk berbicara empat mata. Hal yang sudah dia pertimbangkan ke Sissy dan sahabatnya itu mendukung penuh. 

"Harus gitu dong Via. Kak Nolan kan marah gara-gara salah lo juga. Mau sampai kapan perang dingin kalau lo nggak ngomong duluan? Minta maaf juga nggak ada salahnya kok," tutur Sissy kala itu bak ibu peri. Sebuah nasehat yang membuat Livia maju mundur tapi akhirnya dia memilih untuk maju.

Waktu masih menunjukkan pukul sepuluh malam, dan Livia yakin pasti Nolan belum tidur. 

Sebelum tangannya menarik gagang pintu, Livia menghela napas. Begitu pintu terbuka, Livia terkejut melihat Nolan sudah berdiri tepat di depan kamarnya. Dalam hati Livia merasa menang.

'Akhirnya bukan gue yang harus memulai obrolan' batin Livia puas.

"Livia..." ucap Nolan lirih nyaris tak terdengar.

Livia memperhatikan Nolan dari ujung kepala hingga ujung kaki. Tak butuh waktu lama untuk melihat keganjalan dalam diri suaminya itu. Wajah Nolan terlihat layu, dan bibirnya juga pucat. Ditambah lagi terdapat beberapa titik air di kening bersih pria itu. 

"Kamu kenapa kak?" tanya Livia cemas. Reflek tangannya menyentuh dahi Nolan. Menyadari ada yang salah, sentuhan Livia menurun ke pergelangan tangan Nolan. Tubah pria itu terasa panas. 

"Kamu sakit? Badan kamu panas lho kak," Livia mulai khawatir. "Kita ke klinik sekarang ya, ayok aku anter. Aku panggil Pak Sam dulu," dia menggamit lengan Nolan bermaksud untuk memapah. 

Nolan tersenyum simpul melihat reaksi Livia saat itu. Dalam hati dia merasa senang karena mendapat perhatian Livia. Namun untuk berjalan mengikuti langkah Livia rasanya Nolan sudah tidak sanggup lagi. Tubuhnya terasa sangat lemas.

BRUKK!! Nolan tak kuasa menahan sakit dan akhirnya ambruk ke lantai. 

"Kak Nolan!!!" Livia memekik.

Bab terkait

  • High School And Secretly Married   1. CANGGUNG

    Livia membuka mata sambil merasakan tubuhnya tidak nyaman.Huuffh... lagi-lagi dia ketiduran di atas meja belajar dengan posisi tertelungkup. Di hadapannya beberapa buku mengamuk. Dan dia baru sadar, kalau ini terjadi karena dia kelelahan mengerjakan PR. Dengan gerakan sedikit malas, Livia mulai mengemasi buku-buku tersebut dan memasukkan sebagian ke dalam tas. Dia hanya bisa memutar lirih saat melihat beberapa tugas yang belum terselesaikan.Bodo amat! Batinnya. Livia sudah menyerah dengan PR Fisika yang telah dia kerjakan sejak dua jam lalu itu dan langsung melasakkan buku tulis bercover CAMPUS ke dalam tas sekolah miliknya.Setelah semua dirasa beres, Livia menggerakkan ke kamar mandi untuk mencuci muka lalu memakai skincare sebagai rutinitas wajib sebelum tidur. Begitu selesai, dia langsung menghempaskan tubuhnya ke atas tempat tidur. Namun saja dia bersiap untuk melanjutkan tidurnya yang tertunda, Livia menggeram lirih saat melihat botol minuman di atas nakas di baru sebelah temp

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-28
  • High School And Secretly Married   2. CEROBOH

    Suara alarm yang nyaring memenuhi seisi kamar Livia. Dengan mata yang masih terpejam, tangan Livia meraba-raba nakas untuk mematikan bunyi alarm yang bersumber dari ponselnya itu."BUGG!!" Bukan alarm yang akhirnya membuat Livia terbangun, melainkan botol minumannya yang terjatuh ke lantai. Reflek Livia melompat dari atas tempat tidur karena cairan yang ada di dalam botol itu keluar dan membasahi karpet di bawah tempat tidurnya. Semalam setelah minum, dia lupa menutup botolnya kembali karena ngantuk yang tak tertahan."Adduuuuuhhh... ada-ada aja siiiiih!" Livia menggerutu sembari mencabut beberapa lembar tisu dan mengelap bekas tumpahan air tersebut. Suara alarm masih berdering dan kini mata Livia sudah benar-benar terbuka. Dia menyambar ponselnya dan mematikan alarm tersebut. Di saat yang bersamaan matanya melihat sebuah pesan masuk di layar.[Aku berangkat ke kantor. Jangan lupa sarapan sebelum berangkat sekolah. Have a nice day]"Hmmmhh... ck!" Livia berdecak usai membaca pesan y

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-28
  • High School And Secretly Married   3. RAHASIA TERBONGKAR

    Saat bel berbunyi yang menandakan waktu istirahat, Livia langsung meninggalkan kelas. Dia berjalan cepat menuju tempat dimana dia pagi tadi bertabrakan dengan Nicky, yaitu di depan ruang Laboratorium. Tapi setibanya di sana, dia bingung saat melihat sekumpulan murid laki-laki dan perempuan tengah nongkrong. Akhirnya Livia cuma bisa mengamati tempat itu dari jauh, sembari matanya melihat-lihat area di sekitarnya. Matanya berbinar saat melihat lembaran putih seukuran dokumen kertas a4 berada di dekat kaki salah seorang murid. Livia yakin itu miliknya. Kertas itu tampak sudah lecek bekas diinjak-injak. "Ya Tuhan. Nggak pa-pa dokumen itu lecek tapi plis jangan ada yang notice, terus ngambil dokumen itu..." desis Livia lirih. Andai aja Sissy masuk sekolah hari ini. Dia pasti bisa meminta anak itu mengambil kertas tersebut. Karena Sissy kan ahli banget ngomong. Dia pasti punya banyak alasan untuk dikatakan terkait kertas itu. Livia putus asa dan kembali ke kelas. Dan saat jam pulang seko

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-28
  • High School And Secretly Married   4. KEKECEWAAN NOLAN

    "Apa-apaan ini? Siapa dia? Kenapa kamu baru pulang sekolah? Jam berapa sekarang, Via? Ada urusan apa kamu sampai nggak mengizinkan Pak Sam nganter kamu? Urusan sama siapa?" cecar Nolan begitu Livia berhenti tepat di hadapannya. Melihat hal itu, Pak Sam dan Bik Sum langsung sama-sama ngibrit ke belakang. "Kamu kenapa sih, kak? Yang penting kan sekarang aku udah di rumah. Memangnya cuma kamu yang boleh punya urusan?" Livia tak mau kalah. "Tapi kamu nggak pernah pulang seterlambat ini. Kamu juga nggak jelas perginya kemana, sama siapa?" "Memangnya setiap hari harus sama? Enggak kan?" Livia memicingkan mata penuh kekesalan. "Selama ini aku udah jadi anak patuh yang selalu pulang tepat waktu, kalau semisal tiba-tiba hari ini aku ada urusan, harus aku abaikan gitu?" "Ya setidaknya kamu bilang mau pergi kemana. Kamu tau nggak sih udah bikin khawatir orang serumah? Kalau aja ayah kamu tahu kamu pulang ter....." "Stop!!" potong Livia sewot dengan mata sedikit melotot. "Kenapa sih harus

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-28

Bab terbaru

  • High School And Secretly Married   5. SIKAP YANG BERBEDA

    Paginya, Livia dan Nolan keluar bersamaan dari kamar mereka masing-masing. Mereka berdua tampak sudah sama-sama rapi. Untuk beberapa saat keduanya saling tatap, namun setelahnya Nolan memilih berlalu mendahului Livia tanpa sapaan sepatah kata pun.Livia memutar bola matanya dan mendengus. Ada setitik perasaan kesal atas sikap Nolan pagi itu. Entah apa yang mendorong Livia untuk mengecek ponselnya saat itu juga dan dia kembali merasakan kejanggalan. Nolan yang biasanya setiap pagi mengirimi pesan 'manis', pagi ini tidak ada. Namun Livia tak mau ambil pusing. Bahkan dia sempat berpikir, mungkin karena mereka pagi ini bakal sarapan bareng, atau karena pada saat dia berangkat Livia sudah bangun atau..... lhoh... kenapa kesannya aku jadi mengharapin dia?Beberapa saat kemudian mereka sudah duduk bersama di ruang makan. Menikmati sarapan tanpa percakapan. Mereka memang jarang sekali sarapan bareng seperti ini. Karena seringnya Nolan berangkat jauh lebih dulu daripada Livia. Tapi entah kenap

  • High School And Secretly Married   4. KEKECEWAAN NOLAN

    "Apa-apaan ini? Siapa dia? Kenapa kamu baru pulang sekolah? Jam berapa sekarang, Via? Ada urusan apa kamu sampai nggak mengizinkan Pak Sam nganter kamu? Urusan sama siapa?" cecar Nolan begitu Livia berhenti tepat di hadapannya. Melihat hal itu, Pak Sam dan Bik Sum langsung sama-sama ngibrit ke belakang. "Kamu kenapa sih, kak? Yang penting kan sekarang aku udah di rumah. Memangnya cuma kamu yang boleh punya urusan?" Livia tak mau kalah. "Tapi kamu nggak pernah pulang seterlambat ini. Kamu juga nggak jelas perginya kemana, sama siapa?" "Memangnya setiap hari harus sama? Enggak kan?" Livia memicingkan mata penuh kekesalan. "Selama ini aku udah jadi anak patuh yang selalu pulang tepat waktu, kalau semisal tiba-tiba hari ini aku ada urusan, harus aku abaikan gitu?" "Ya setidaknya kamu bilang mau pergi kemana. Kamu tau nggak sih udah bikin khawatir orang serumah? Kalau aja ayah kamu tahu kamu pulang ter....." "Stop!!" potong Livia sewot dengan mata sedikit melotot. "Kenapa sih harus

  • High School And Secretly Married   3. RAHASIA TERBONGKAR

    Saat bel berbunyi yang menandakan waktu istirahat, Livia langsung meninggalkan kelas. Dia berjalan cepat menuju tempat dimana dia pagi tadi bertabrakan dengan Nicky, yaitu di depan ruang Laboratorium. Tapi setibanya di sana, dia bingung saat melihat sekumpulan murid laki-laki dan perempuan tengah nongkrong. Akhirnya Livia cuma bisa mengamati tempat itu dari jauh, sembari matanya melihat-lihat area di sekitarnya. Matanya berbinar saat melihat lembaran putih seukuran dokumen kertas a4 berada di dekat kaki salah seorang murid. Livia yakin itu miliknya. Kertas itu tampak sudah lecek bekas diinjak-injak. "Ya Tuhan. Nggak pa-pa dokumen itu lecek tapi plis jangan ada yang notice, terus ngambil dokumen itu..." desis Livia lirih. Andai aja Sissy masuk sekolah hari ini. Dia pasti bisa meminta anak itu mengambil kertas tersebut. Karena Sissy kan ahli banget ngomong. Dia pasti punya banyak alasan untuk dikatakan terkait kertas itu. Livia putus asa dan kembali ke kelas. Dan saat jam pulang seko

  • High School And Secretly Married   2. CEROBOH

    Suara alarm yang nyaring memenuhi seisi kamar Livia. Dengan mata yang masih terpejam, tangan Livia meraba-raba nakas untuk mematikan bunyi alarm yang bersumber dari ponselnya itu."BUGG!!" Bukan alarm yang akhirnya membuat Livia terbangun, melainkan botol minumannya yang terjatuh ke lantai. Reflek Livia melompat dari atas tempat tidur karena cairan yang ada di dalam botol itu keluar dan membasahi karpet di bawah tempat tidurnya. Semalam setelah minum, dia lupa menutup botolnya kembali karena ngantuk yang tak tertahan."Adduuuuuhhh... ada-ada aja siiiiih!" Livia menggerutu sembari mencabut beberapa lembar tisu dan mengelap bekas tumpahan air tersebut. Suara alarm masih berdering dan kini mata Livia sudah benar-benar terbuka. Dia menyambar ponselnya dan mematikan alarm tersebut. Di saat yang bersamaan matanya melihat sebuah pesan masuk di layar.[Aku berangkat ke kantor. Jangan lupa sarapan sebelum berangkat sekolah. Have a nice day]"Hmmmhh... ck!" Livia berdecak usai membaca pesan y

  • High School And Secretly Married   1. CANGGUNG

    Livia membuka mata sambil merasakan tubuhnya tidak nyaman.Huuffh... lagi-lagi dia ketiduran di atas meja belajar dengan posisi tertelungkup. Di hadapannya beberapa buku mengamuk. Dan dia baru sadar, kalau ini terjadi karena dia kelelahan mengerjakan PR. Dengan gerakan sedikit malas, Livia mulai mengemasi buku-buku tersebut dan memasukkan sebagian ke dalam tas. Dia hanya bisa memutar lirih saat melihat beberapa tugas yang belum terselesaikan.Bodo amat! Batinnya. Livia sudah menyerah dengan PR Fisika yang telah dia kerjakan sejak dua jam lalu itu dan langsung melasakkan buku tulis bercover CAMPUS ke dalam tas sekolah miliknya.Setelah semua dirasa beres, Livia menggerakkan ke kamar mandi untuk mencuci muka lalu memakai skincare sebagai rutinitas wajib sebelum tidur. Begitu selesai, dia langsung menghempaskan tubuhnya ke atas tempat tidur. Namun saja dia bersiap untuk melanjutkan tidurnya yang tertunda, Livia menggeram lirih saat melihat botol minuman di atas nakas di baru sebelah temp

DMCA.com Protection Status