Share

High School And Secretly Married
High School And Secretly Married
Author: liliputputih

1. CANGGUNG

Author: liliputputih
last update Last Updated: 2024-11-28 17:44:55

Livia membuka mata sambil merasakan tubuhnya tidak nyaman.

Huuffh... lagi-lagi dia ketiduran di atas meja belajar dengan posisi tertelungkup. Di hadapannya beberapa buku mengamuk. Dan dia baru sadar, kalau ini terjadi karena dia kelelahan mengerjakan PR. Dengan gerakan sedikit malas, Livia mulai mengemasi buku-buku tersebut dan memasukkan sebagian ke dalam tas. Dia hanya bisa memutar lirih saat melihat beberapa tugas yang belum terselesaikan.

Bodo amat! Batinnya. Livia sudah menyerah dengan PR Fisika yang telah dia kerjakan sejak dua jam lalu itu dan langsung melasakkan buku tulis bercover CAMPUS ke dalam tas sekolah miliknya.

Setelah semua dirasa beres, Livia menggerakkan ke kamar mandi untuk mencuci muka lalu memakai skincare sebagai rutinitas wajib sebelum tidur. Begitu selesai, dia langsung menghempaskan tubuhnya ke atas tempat tidur. Namun saja dia bersiap untuk melanjutkan tidurnya yang tertunda, Livia menggeram lirih saat melihat botol minuman di atas nakas di baru sebelah tempat tidurnya ternyata masih kosong.

"Astagaaaa...." gerutu Livia sambil bangkit dari tempat tidurnya. "Adaaaa aja yang kelupaan!"

Dengan langkah hati-hati dia berjalan mendekati pintu kamar dan membukanya secara perlahan. Sebelum keluar, Livia terlebih dahulu melongokkan kepala untuk melihat keadaan.

sepi. Namun pintu kamar di seberang ruangan itu tampak belum tertutup sepenuhnya. Keadaan di dalamnya juga terlihat masih terang. Artinya penghuni kamar tersebut masih terjaga.

Kamar Livia berada di lantai dua.

'Tumben,' batin Livia. Tak mau berlama-lama, dia juga ngeloyor keluar dengan langkah setengah berlari. Saat melintasi ruang tengah dia sempat melirik jam besar yang menunjukkan pukul sebelas malam.

Suasana hening tatkala dia memasuki dapur. Satu kamar yang berada di luar dapur pintunya tertutup rapat. Melalui ventilasi di atas pintu tersebut terlihat cahaya di ruangan itu hanya remang-remang. Bik Sum (pembantu di rumah ini) pasti sudah tidur.

Livia membuka kulkas, mengambil uap air mineral, lalu meneguknya. Jangan lupa dia juga mengisikan ke dalam botol miliknya. Setelah dirasa cukup, Livia berbalik hendak menuju kamar. Namun betapa kagetnya dia karena sesosok pria dewasa telah berdiri tepat di hadapannya entah sejak kapan. Hampir saja Livia menubruk tubuh gempal itu. Beruntung kakinya cukup sigap untuk menahan langkah meski dia sedikit terhuyung.

"Kak... Nolan," Livia gugup. Dia menunduk.

Pria di hadapannya itu tersenyum simpul.

“Kamu ngapain?” tanya Nolan.

"Mmm. . aku... ngisi botol minuman ini," Livia masih tak mau menatap wajah pria dihadapannya.

"Kok kamu belum tidur? Ini udah malam lho," tutur Nolan lembut.

"I-iya... ini aku juga mau tidur. Tadi... habis... ngerjain PR," Livia merutuki dirinya sendiri. Kenapa harus segugup ini ada di hadapan pria yang padahal setiap hari dia temui.

“Bisa kerjain PR-nya?”

"Bisa kok. Sudah selesai juga."

"Yaudah, sekarang sudah malam. Kamu tidur ya," Nolan mengulurkan tangannya hendak membelai rambut Livia namun gadis itu reflek memundurkan kepalanya.

Tanpa menjawab, Livia langsung ngibrit meninggalkan dapur dan Nolan yang masih mematung di depan kulkas.

Nolan menghela napas panjang. Dia berbalik, memperhatikan Livia yang semakin menjauh. Sepertinya dia harus lebih sabar menghadapi gadis belia yang selama hampir satu bulan ini tinggal bersamanya. Karena bagaimanapun keadaannya, Livia tetaplah seorang istri untuknya.

Meski sekalipun belum pernah dia sentuh.

***

Semua terjadi begitu cepat dan tanpa rencana yang matang. Setelah rentetan kalimat ijab qobul itu terucap, Livia yang baru saja menginjak usia 17 tahun itu kini resmi menjadi seorang istri dari pria bernama Nolan. Mereka berdua menikah secara siri di salah satu ruangan rumah sakit di depan tubuh Bu Felisha, ibunda Livia yang saat itu terbaring lemah. Dengan disaksikan beberapa staff rumah sakit dan kedua orang tua Nolan dan Livia, pernikahan dadakan itu berjalan lancar.

Sebenarnya perjodohan keduanya sudah direncanakan para ibu tanpa sepengetahuan anak-anak. Dan ternyata pernikahan itu harus terjadi lebih cepat dari rencana yang seharusnya. Mau bagaimana lagi kalau takdir sudah berbicara?

Keinginan terakhir Bu Felisha untuk melihat putri semata wayangnya menikah terpaksa Livia iyakan meski berat.

Nolan Eizhar Archie, pria blasteran Australia itu usianya 27 tahun saat menikahi Livia. Profesinya sebagai Manager disebuah perusahaan property ternama mendulang kesuksesannya di usia muda.

Ayah Nolan, Daniel Brent Archie berasal dari Australia dan memiliki perusahaan advertising di sana yang dikelola oleh orang kepercayannya karena Pak Daniel lebih sering menghabiskan waktunya di Indonesia mengikuti sang istri. Dia berharap suatu saat nanti Nolan bisa meneruskan usaha tersebut mengingat dia juga anak satu-satunya di keluarga Bu Monika dan Pam Daniel.

Nolan memiliki perasaan yang lembut dan tergolong anak penurut pada kedua orang tuanya. Itulah kenapa saat Ibunya meminta dia menikahi anak sahabatnya, dia hanya bisa menerima. Intinya pada saat itu keduanya benar-benar hanya bisa pasrah dan menerima keputusan tersebut.

Beberapa saat setelah pernikahan itu terjadi, Bu Felisha menghembuskan napas terakhir. Livia tak kuasa membendung air matanya. Dia menangis terisak di depan jenazah Ibunya hingga saat pemakaman berlangsung.

Singkatnya, beberapa hari setelah meninggalnya Bu Felisha, Pak Abraham, ayah Livia harus kembali ke Swiss untuk mengurusi pekerjaannya yang sempat tertunda selama dia merawat istrinya yang sakit. Berbanding terbalik dengan besannya, Pak Abraham justru lebih sering tinggal di Swiss karena memiliki beberapa bisnis di sana. Oleh karena itu, Livia pun terpaksa diboyong ke rumah pribadi milik Nolan untuk tinggal bersama di sana. Tidak ada yang keberatan, kecuali Livia. Tapi lagi-lagi Livia tak bisa menolak. Lagipula, dia juga tidak mungkin sanggup tinggal di rumahnya sendiri sementara bayang-bayang ibunya masih selalu menghiasi benaknya.

"Nolan, papa titip Livia ya, satu saja yang papa minta dari kamu. Tolong jangan dulu meminta hakmu sekarang. Papa ingin Livia lulus sekolah dan menggapai cita-citanya," begitu pesan Pak Abraham sebelum kembali ke Swiss.

"Papa gak usah khawatir. Saya akan jaga Livia semampu yang saya bisa," papar Nolan berjanji.

Dan sekarang usia pernikahan mereka sudah memasuki bulan ke empat. Namun sedikitpun belum ada yang berubah dari sikap Livia yang cuek dan masa bodoh, terutama kepada Nolan.

Itulah kenapa, meski sudah berstatus suami istri dan tinggal serumah, mereka tidak tidur bersama. Bahkan mereka jarang sekali berbicara satu sama lain. Mereka benar-benar hanya sibuk dengan urusan masing-masing.

Hal yang sulit Nolan terima, tapi dia selalu berusaha mengerti posisi Livia. Beban Livia begitu berat karena kehilangan seseorang yang sangat berarti dalam hidupnya. Maka Nolan tidak ingin menambah beban itu dengan merampas kebebasannya hanya karena status mereka terjadi secara tiba-tiba.

Related chapters

  • High School And Secretly Married   2. CEROBOH

    Suara alarm yang nyaring memenuhi seisi kamar Livia. Dengan mata yang masih terpejam, tangan Livia meraba-raba nakas untuk mematikan bunyi alarm yang bersumber dari ponselnya itu."BUGG!!" Bukan alarm yang akhirnya membuat Livia terbangun, melainkan botol minumannya yang terjatuh ke lantai. Reflek Livia melompat dari atas tempat tidur karena cairan yang ada di dalam botol itu keluar dan membasahi karpet di bawah tempat tidurnya. Semalam setelah minum, dia lupa menutup botolnya kembali karena ngantuk yang tak tertahan."Adduuuuuhhh... ada-ada aja siiiiih!" Livia menggerutu sembari mencabut beberapa lembar tisu dan mengelap bekas tumpahan air tersebut. Suara alarm masih berdering dan kini mata Livia sudah benar-benar terbuka. Dia menyambar ponselnya dan mematikan alarm tersebut. Di saat yang bersamaan matanya melihat sebuah pesan masuk di layar.[Aku berangkat ke kantor. Jangan lupa sarapan sebelum berangkat sekolah. Have a nice day]"Hmmmhh... ck!" Livia berdecak usai membaca pesan y

    Last Updated : 2024-11-28
  • High School And Secretly Married   3. RAHASIA TERBONGKAR

    Saat bel berbunyi yang menandakan waktu istirahat, Livia langsung meninggalkan kelas. Dia berjalan cepat menuju tempat dimana dia pagi tadi bertabrakan dengan Nicky, yaitu di depan ruang Laboratorium. Tapi setibanya di sana, dia bingung saat melihat sekumpulan murid laki-laki dan perempuan tengah nongkrong. Akhirnya Livia cuma bisa mengamati tempat itu dari jauh, sembari matanya melihat-lihat area di sekitarnya. Matanya berbinar saat melihat lembaran putih seukuran dokumen kertas a4 berada di dekat kaki salah seorang murid. Livia yakin itu miliknya. Kertas itu tampak sudah lecek bekas diinjak-injak. "Ya Tuhan. Nggak pa-pa dokumen itu lecek tapi plis jangan ada yang notice, terus ngambil dokumen itu..." desis Livia lirih. Andai aja Sissy masuk sekolah hari ini. Dia pasti bisa meminta anak itu mengambil kertas tersebut. Karena Sissy kan ahli banget ngomong. Dia pasti punya banyak alasan untuk dikatakan terkait kertas itu. Livia putus asa dan kembali ke kelas. Dan saat jam pulang seko

    Last Updated : 2024-11-28
  • High School And Secretly Married   4. KEKECEWAAN NOLAN

    "Apa-apaan ini? Siapa dia? Kenapa kamu baru pulang sekolah? Jam berapa sekarang, Via? Ada urusan apa kamu sampai nggak mengizinkan Pak Sam nganter kamu? Urusan sama siapa?" cecar Nolan begitu Livia berhenti tepat di hadapannya. Melihat hal itu, Pak Sam dan Bik Sum langsung sama-sama ngibrit ke belakang. "Kamu kenapa sih, kak? Yang penting kan sekarang aku udah di rumah. Memangnya cuma kamu yang boleh punya urusan?" Livia tak mau kalah. "Tapi kamu nggak pernah pulang seterlambat ini. Kamu juga nggak jelas perginya kemana, sama siapa?" "Memangnya setiap hari harus sama? Enggak kan?" Livia memicingkan mata penuh kekesalan. "Selama ini aku udah jadi anak patuh yang selalu pulang tepat waktu, kalau semisal tiba-tiba hari ini aku ada urusan, harus aku abaikan gitu?" "Ya setidaknya kamu bilang mau pergi kemana. Kamu tau nggak sih udah bikin khawatir orang serumah? Kalau aja ayah kamu tahu kamu pulang ter....." "Stop!!" potong Livia sewot dengan mata sedikit melotot. "Kenapa sih harus

    Last Updated : 2024-11-28
  • High School And Secretly Married   5. SIKAP YANG BERBEDA

    Paginya, Livia dan Nolan keluar bersamaan dari kamar mereka masing-masing. Mereka berdua tampak sudah sama-sama rapi. Untuk beberapa saat keduanya saling tatap, namun setelahnya Nolan memilih berlalu mendahului Livia tanpa sapaan sepatah kata pun.Livia memutar bola matanya dan mendengus. Ada setitik perasaan kesal atas sikap Nolan pagi itu. Entah apa yang mendorong Livia untuk mengecek ponselnya saat itu juga dan dia kembali merasakan kejanggalan. Nolan yang biasanya setiap pagi mengirimi pesan 'manis', pagi ini tidak ada. Namun Livia tak mau ambil pusing. Bahkan dia sempat berpikir, mungkin karena mereka pagi ini bakal sarapan bareng, atau karena pada saat dia berangkat Livia sudah bangun atau..... lhoh... kenapa kesannya aku jadi mengharapin dia?Beberapa saat kemudian mereka sudah duduk bersama di ruang makan. Menikmati sarapan tanpa percakapan. Mereka memang jarang sekali sarapan bareng seperti ini. Karena seringnya Nolan berangkat jauh lebih dulu daripada Livia. Tapi entah kenap

    Last Updated : 2024-11-28

Latest chapter

  • High School And Secretly Married   5. SIKAP YANG BERBEDA

    Paginya, Livia dan Nolan keluar bersamaan dari kamar mereka masing-masing. Mereka berdua tampak sudah sama-sama rapi. Untuk beberapa saat keduanya saling tatap, namun setelahnya Nolan memilih berlalu mendahului Livia tanpa sapaan sepatah kata pun.Livia memutar bola matanya dan mendengus. Ada setitik perasaan kesal atas sikap Nolan pagi itu. Entah apa yang mendorong Livia untuk mengecek ponselnya saat itu juga dan dia kembali merasakan kejanggalan. Nolan yang biasanya setiap pagi mengirimi pesan 'manis', pagi ini tidak ada. Namun Livia tak mau ambil pusing. Bahkan dia sempat berpikir, mungkin karena mereka pagi ini bakal sarapan bareng, atau karena pada saat dia berangkat Livia sudah bangun atau..... lhoh... kenapa kesannya aku jadi mengharapin dia?Beberapa saat kemudian mereka sudah duduk bersama di ruang makan. Menikmati sarapan tanpa percakapan. Mereka memang jarang sekali sarapan bareng seperti ini. Karena seringnya Nolan berangkat jauh lebih dulu daripada Livia. Tapi entah kenap

  • High School And Secretly Married   4. KEKECEWAAN NOLAN

    "Apa-apaan ini? Siapa dia? Kenapa kamu baru pulang sekolah? Jam berapa sekarang, Via? Ada urusan apa kamu sampai nggak mengizinkan Pak Sam nganter kamu? Urusan sama siapa?" cecar Nolan begitu Livia berhenti tepat di hadapannya. Melihat hal itu, Pak Sam dan Bik Sum langsung sama-sama ngibrit ke belakang. "Kamu kenapa sih, kak? Yang penting kan sekarang aku udah di rumah. Memangnya cuma kamu yang boleh punya urusan?" Livia tak mau kalah. "Tapi kamu nggak pernah pulang seterlambat ini. Kamu juga nggak jelas perginya kemana, sama siapa?" "Memangnya setiap hari harus sama? Enggak kan?" Livia memicingkan mata penuh kekesalan. "Selama ini aku udah jadi anak patuh yang selalu pulang tepat waktu, kalau semisal tiba-tiba hari ini aku ada urusan, harus aku abaikan gitu?" "Ya setidaknya kamu bilang mau pergi kemana. Kamu tau nggak sih udah bikin khawatir orang serumah? Kalau aja ayah kamu tahu kamu pulang ter....." "Stop!!" potong Livia sewot dengan mata sedikit melotot. "Kenapa sih harus

  • High School And Secretly Married   3. RAHASIA TERBONGKAR

    Saat bel berbunyi yang menandakan waktu istirahat, Livia langsung meninggalkan kelas. Dia berjalan cepat menuju tempat dimana dia pagi tadi bertabrakan dengan Nicky, yaitu di depan ruang Laboratorium. Tapi setibanya di sana, dia bingung saat melihat sekumpulan murid laki-laki dan perempuan tengah nongkrong. Akhirnya Livia cuma bisa mengamati tempat itu dari jauh, sembari matanya melihat-lihat area di sekitarnya. Matanya berbinar saat melihat lembaran putih seukuran dokumen kertas a4 berada di dekat kaki salah seorang murid. Livia yakin itu miliknya. Kertas itu tampak sudah lecek bekas diinjak-injak. "Ya Tuhan. Nggak pa-pa dokumen itu lecek tapi plis jangan ada yang notice, terus ngambil dokumen itu..." desis Livia lirih. Andai aja Sissy masuk sekolah hari ini. Dia pasti bisa meminta anak itu mengambil kertas tersebut. Karena Sissy kan ahli banget ngomong. Dia pasti punya banyak alasan untuk dikatakan terkait kertas itu. Livia putus asa dan kembali ke kelas. Dan saat jam pulang seko

  • High School And Secretly Married   2. CEROBOH

    Suara alarm yang nyaring memenuhi seisi kamar Livia. Dengan mata yang masih terpejam, tangan Livia meraba-raba nakas untuk mematikan bunyi alarm yang bersumber dari ponselnya itu."BUGG!!" Bukan alarm yang akhirnya membuat Livia terbangun, melainkan botol minumannya yang terjatuh ke lantai. Reflek Livia melompat dari atas tempat tidur karena cairan yang ada di dalam botol itu keluar dan membasahi karpet di bawah tempat tidurnya. Semalam setelah minum, dia lupa menutup botolnya kembali karena ngantuk yang tak tertahan."Adduuuuuhhh... ada-ada aja siiiiih!" Livia menggerutu sembari mencabut beberapa lembar tisu dan mengelap bekas tumpahan air tersebut. Suara alarm masih berdering dan kini mata Livia sudah benar-benar terbuka. Dia menyambar ponselnya dan mematikan alarm tersebut. Di saat yang bersamaan matanya melihat sebuah pesan masuk di layar.[Aku berangkat ke kantor. Jangan lupa sarapan sebelum berangkat sekolah. Have a nice day]"Hmmmhh... ck!" Livia berdecak usai membaca pesan y

  • High School And Secretly Married   1. CANGGUNG

    Livia membuka mata sambil merasakan tubuhnya tidak nyaman.Huuffh... lagi-lagi dia ketiduran di atas meja belajar dengan posisi tertelungkup. Di hadapannya beberapa buku mengamuk. Dan dia baru sadar, kalau ini terjadi karena dia kelelahan mengerjakan PR. Dengan gerakan sedikit malas, Livia mulai mengemasi buku-buku tersebut dan memasukkan sebagian ke dalam tas. Dia hanya bisa memutar lirih saat melihat beberapa tugas yang belum terselesaikan.Bodo amat! Batinnya. Livia sudah menyerah dengan PR Fisika yang telah dia kerjakan sejak dua jam lalu itu dan langsung melasakkan buku tulis bercover CAMPUS ke dalam tas sekolah miliknya.Setelah semua dirasa beres, Livia menggerakkan ke kamar mandi untuk mencuci muka lalu memakai skincare sebagai rutinitas wajib sebelum tidur. Begitu selesai, dia langsung menghempaskan tubuhnya ke atas tempat tidur. Namun saja dia bersiap untuk melanjutkan tidurnya yang tertunda, Livia menggeram lirih saat melihat botol minuman di atas nakas di baru sebelah temp

DMCA.com Protection Status