Share

6. BERMALAM DI RUMAH SAKIT

Author: liliputputih
last update Last Updated: 2024-12-05 16:10:24

Melihat Nolan tak sadarkan diri membuat Livia panik. Dia berteriak memanggil siapapun yang ada di rumah itu. Pak Sam dan Bik Sum kaget melihat kondisi Nolan yang sudah tergeletak di lantai.

"Ya Allah... Pak Nolan kenapa non?" Bik Sum menyentuh dahi, lengan, dan meraba tubuh Nolan.

Tanpa sadar Livia sudah terisak. Dia takut sekali dan meminta supaya Pak Sam segera membawa Nolan ke mobil. Dengan sekuat tenaga, Pak Sam yang postur tubuhnya lebih kecil dari Nolan berusaha membopong majikannya itu dibantu Livia dan Bik Sum.

Perjalanan ke klinik sebenarnya tidak butuh waktu lama kalau jalanan nggak macet, hanya sekitar 15 menit. Tapi tahu sendiri kan bagaimana jalanan di kota Jakarta? Mereka tiba di klinik sekitar 25 menit kemudian. Setibanya di sana, Nolan langsung dibawa beberapa perawat menuju ruang UGD.

"Kakak tunggu di luar saja ya. Dokter akan segera menangani pasien," seorang perawat menahan tubuh Livia yang hampir menerobos pintu UGD.

Livia mengangguk pasrah dan duduk di kursi tunggu. Tidak lupa dia menghubungi Bu Monika untuk memberitahu keadaan Nolan dan beliau akan secepatnya datang setelah urusannya selesai.

Profesi Bu Monika sebagai owner jasa tour and travel sangat sibuk dan membuatnya tidak bisa langsung ke klinik saat dihubungi Livia. Apalagi saat itu bersamaan dengan dia yang sedang ada meeting dengan client. Tentunya Bu Monika punya karyawan, namun hal itu tidak lantas membuatnya ongkang-ongkang kaki saja di rumah memasrahkan semua ke karyawannya. Bu Monika tidak mau seperti itu. Dia selalu ke kantornya setiap hari.

Beberapa menit berlalu, dan seorang dokter keluar dari ruang UGD membuat Livia nyaris melompat menghampiri dokter tersebut.

"Bagaimana keadaan...... kakak saya dok?" tanya Livia yang spontan membuat Pak Sam yang sedang berdiri tak jauh dari situ mendongak demi mendengar Livia menyebut Nolan sebagai kakaknya.

"Suadara Nolan baik-baik saja. Hanya saja kondisinya saat ini memang sangat lemah, jadi saya sarankan untuk opname. Apakah akhir-akhir ini beliau bekerja terlalu diforsir? Atau mungkin sedang ada masalah yang mengganggu pikirannya?" tanya sang dokter.

Livia menggeleng sekaligus juga mengangguk tak pasti. Dia bingung dan enar-benar tidak tahu bagaimana hari-hari Nolan. Keduanya hanya tinggal bersama tapi jarang bahkan nyaris tidak pernah berkomunikasi. Ketemu pun hanya sesaat di waktu pagi dan malam.

Dokter itu menghela napas melihat reaksi Livia. Dia lalu melanjutkan penjelasannya.

"Kemungkinan adanya faktor kelelahan yang menyebabkan kondisinya seperti ini. Tensi darahnya rendah sekali, dan trombositnya juga menurun. Besok kita akan ambil sampel darah untuk uji lab guna mengetahui lebih jelas penyakit apa yang dia derita. Dan untuk malam ini, pasien akan kami pindah ke ruang rawat inap.

Livia hanya bisa mengangguk dan mengiyakan apa yang dokter katakan. Tak lama kemudian, dua orang perawat membawa Nolan keluar dari ruangan UGD menuju ruang ranap.

"Pak Sam, saya minta tolong ambilkan jaket di rumah ya. Sama charger ponsel, ada di atas meja belajar," pinta Livia setelah sadar dia merasa kedinginan.

"Baik non," Pak Sam mengangguk. "Apa bibik diajak kesini juga buat nemenin non?"

"Nggak usah Pak. Tadi saya sudah telfon mamanya Kak Nolan, nanti beliau mau kesini. Pak Sam sama bibik istirahat aja di rumah."

Pak Sam mengangguk dan dengan segera pergi untuk mengambilkan pesanan Livia.

***

Nolan dirawat di ruang VIP Tulip 02. Saat Livia memasuki kamar tersebut, seorang perawat yang sedang mengecek selang infus tersenyum padanya.

"Kalau nanti butuh sesuatu, pencet tombol darurat yang ada di dekat tempat tidur ya bu," ucap sang perawat memberitahu. "Saya permisi dulu."

"Baik sus," Livia mengangguk. "Terimakasih."

Suasana hening saat si perawat berlalu. Livia berdiri di depan tempat tidur Nolan, menatap pria yang tengah terlelap itu dengan perasaan tak karuan. Ucapan dokter yang menyatakan kondisi Nolan terngiang-ngiang di kepala Livia.

Kelelahan? Banyak masalah?

Semenjak perdebatan sengit sore itu, Nolan tak pernah bicara lagi padanya. Dan sekarang tiba-tiba dia kondisinya se-drop ini. Kelelahan seperti apa yang membuatnya begini? Apakah dia ada masalah di kantor? Apakah ada investor yang tiba-tiba membatalkan proyek? Apakah dia ditipu soal investasi? Apakah dia korban investasi bodong yang sedang marak akhir-akhir ini? Berbagai macam pertanyaan bermunculan memenuhi isi kepala Livia tapi berusaha dia tepis sendiri. Nggak mungkin. Selain disiplin, Nolan juga teliti dalam segala hal. Apalagi tentang pekerjaan. Rasanya tidak mungkin dia ditipu atau mengecewakan client/ investor. Atau mungkin masalah mereka lah yang membuat Nolan seperti ini?

'Ah, semoga aja dia cuma kelelahan biasa aja,' batin Livia berusaha menenangkan diri. Dalam hatinya dia sangat khawatir melihat kondisi Nolan. Belum pernah Nolan sakit sampai separah ini selama mereka tinggal bersama.

Livia menatap wajah Nolan yang masih terlelap. Dia mengamati sekeliling ruangan. Benar-benar hening. Hanya bunyi jarum jam yang terdengar tertib. Di atas nakas samping tempat tidur ada beberapa jenis obat dan masing-masing sudah ada aturan minumnya. Livia bergidig melihat obat sebanyak itu. Dia memang tidak tahan dengan bebauan di rumah sakit. Saat memastikan Nolan masih terlelap dengan tenang, Livia memilih untuk keluar.

Duduk di luar kamar sepertinya jauh lebih baik. Disana ada kursi yang cukup untuk tiga orang. Suasana begitu hening. Untuk mengusir jenuh, Livia memainkan game di ponselnya.

"Livia?" sebuah suara mengejutkan Livia yang tengah asyik bermain game.

Livia mendongak menatap seseorang yang dia kenal sudah berdiri di hadapannya dan sedikit beringsut.

"Nicky?" gumam Livia. Dia buru-buru menyimpan ponselnya ke dalam saku.

Nicky dengan baju pasien dan tangan kanan menenteng botol infus yang cairannya mengalir ke tubuhnya melalui lengannya yang sebelah kiri.

Sesaat Livia sadar bahwa beberapa hari ini dia tidak notice kalau Nicky tidak pernah dia jumpai lagi di sekolah. Tepatnya semenjak Nicky mengantarnya pulang dan dia berkonflik dengan Nolan. Ternyata dia sakit?

"Kamu kenapa?" tanya mereka hampir bersamaan. Nicky terkekeh.

"Kamu ngapain di sini?" ulang Nicky. "Siapa yang sakit?"

"Ee.... s... suamiku yang sakit," jawab Livia canggung. Meskipin Nicky sudah tahu rahasia itu, tapi untuk membicarakannya lagi rasanya aneh sekali.

"Ouuhh," Nicky manggut-manggut. "Sakit apa?"

"Kata dokter tekanan darahnya rendah dan trombositnya menurun. Tadi dia pingsan di rumah."

"Terus kamu bawa dia ke sini sama siapa?"

"Tadi sama sopir. Tapi dia aku suruh pulang buat ambilin jaket aku," Livia meletakkan ponsel dan mengusap-usapkan kedua telapak tangannya. "Ternyata dingin banget di sini."

Nicky tersenyum simpul. Lalu tanpa permisi dia duduk di samping Livia dan reflek Livia langsung bergeser agak menjauh.

"Kamu sakit apa? Kok sampai di rawat?" tanya Livia.

"Asam lambungku kumat. Pulang dari nganter kamu waktu itu, malamnya aku dibawa kesini."

Berarti sudah sekitar empat harian Nicky dirawat di sini. Pikir Livia.

"Jadi kamu punya riwayat asam lambung?"

"Sebenarnya udah lama nggak kambuh sih. Kemarin mungkin salah makan aja."

"Kamu di rawat di ruangan mana? Kok jalan-jalannya sampek sini?" Livia celingukan melihat kamar demi kamar yang ada di sekitarnya.

"Tuh disana," Nicky menunjuk satu tempat dengan dagunya. "Tulip nomor 05."

Livia melihat ke arah yang ditunjuk Nicku. Selisih dua kamar dari kamar Nolan

Sedang asyik berbincang, tiba-tiba dari jauh terlihat Bu Monika dan Pak Sam berjalan beriringan dengan langkah tergesa-gesa. Begitu dekat, Bu Monika heran melihat Livia yang tampak akrab dengan Nicky.

"Ini pesanannya non," Pak Sam menyerahkan totebag berwarna coklat ke Livia.

"Terimakasih pak," Livia menerima totebag itu, mengeluarkan jaket dan langsung memakainya.

"Bagaimana keadaan Nolan, sayang?" tanya Bu Monika lembut sembari membelai rambut Livia. "Kenapa dia bisa pingsan?"

"Sekarang Kak Nolan udah mendingan kok ma. Tadi udah ditangani sama dokter dan sekarang dia lagi istirahat," jawab Livia tenang.

"Yaudah kita ke dalam yuk. Kasihan Nolan sendirian di sana," Bu Monika menarik lengan Livia.

Livia berlalu bersama bu Monika melintasi Nicky tanpa sepatah kata pun. Saat pintu tertutup, Nicky pun meninggalkan tempat itu menuju kamarnya.

Malam ini, mau tidak mau, suka tidak suka Livia harus bermalam di rumah sakit bersama ibu mertuanya menemani suaminya.

Related chapters

  • High School And Secretly Married   7. PERMINTAAN KHUSUS

    Livia terbangun dan menyadari Bu Monika tidak lagi berada di dekatnya. Semalam mereka tidur berdampingan di ranjang khusus penunggu pasien. Saat menatap ponsel untuk melihat jam berapa sekarang, ekor mata Livia sempat melirik ke ranjang Nolan dan melihat suaminya sudah dalam posisi duduk. Syukurlah, Livia bernapas lega. Sekarang pukul 6.45 dan dia sudah terlambat untuk berangkat ke sekolah. Akhirnya Livia mengirim pesan pada Sissy untuk memberitahukan bahwa dia hari ini tidak masuk karena ada urusan penting. Sesaat setelah pesan terkirim, ponselnya berdering nyaring. Sissy menelfon. "Lo ada urusan apa Liv sampai nggak masuk sekolah?" cecar Sissy begitu telfonnya dijawab. "Kak Nolan sakit. Semalam dia dibawa ke rumah sakit," jawab Livia lirih. Dia sempat melirik ke arah Nolan yang sedang melihatnya. Pria itu melontarkan senyum manis yang entah kenapa membuat Livia sedikit salah tingkah. "Oh ya? Sakit apa?" "Kata dokter karena capek. Ya udah ya Sy gitu aja. Tolong buatin gue s

    Last Updated : 2024-12-19
  • High School And Secretly Married   8. KEMBALI BERDEBAT

    "Dingin nih, kembali ke kamar yuk," ajak Livia sembari mengusap-usapkan kedua tangannya.Suasana mulai gelap dan beberapa orang yang tadinya menikmati senja di taman rumah sakit mulai beranjak satu per satu."Yuk," Nolan berdiri perlahan. Dia masih sedikit terhuyung, beruntung Livia dengan sigap membantu menahan tubuhnya. Mereka terkekeh bersamaan karena hal itu.Keduanya lalu berjalan beriringan menuju kamar rawat Nolan.Saat melintasi kamar tulip nomor 05, seseorang keluar dengan koper kecil di belakangnya, membuat Livia dan Nolan sama-sama kaget."Hai Livia," sapa Nicky dengan senyum mengembang. Selang infus di tangannya sudah tidak ada lagi dan dia juga sudah tidak memakai baju pasien.Livia tersenyum getir membalas senyuman itu sedangkan Nolan cuma menatap Nicky datar. Nolan berusaha menyembunyikan kekagetannya saat melihat sosok lelaki yang pernah membawa istrinya pulang terlambat dan membuatnya berdebat hebat dengan Livia kala itu."Kamu, udah mau pulang?" tanya Livia.Pulang?

    Last Updated : 2024-12-19
  • High School And Secretly Married   9. SISI LAIN NICKY

    Livia menyusuri koridor klinik dengan perasaan kesal. Dia sendiri sebenarnya juga bingung kenapa harus semarah itu pada Nolan. Padahal yang diucapkan suaminya ke Nicky juga nggak ada yang salah. Tapi entahlah... mungkin karena Nicky yang sudah mengetahui rahasianya dan dia tidak nyaman kalau keduanya bertemu lama-lama. Takut Nicky keceplosan di depan Nolan. Suaminya itu pasti marah besar kalau sampai tahu bahwa sebenarnya Nicky sudah mengetahui rahasia itu karena keteledorannya. Baru memergoki dokumen yang dibawa ke sekolah aja Nolan sudah semarah itu kemarin. Aaaarggghhh!! Kenapa sih gue harus dihadapkan sama situasi seperti ini?!! Livia menelfon Pak Sam meminta untuk segera menjemput, sembari terus berjalan. Dia cuma pengen cepet-cepet sampai rumah dan tidur. Jiwa dan raganya merasakan letih bersamaan. "Saya tunggu di depan klinik pak," pungkasnya. Livia berhenti di ambang pagar klinik sembari merapatkan jaketnya. Saat sedang sibuk memperhatikan suasana jalan depan klinik ya

    Last Updated : 2024-12-20
  • High School And Secretly Married   10. HATI YANG BERBUNGA-BUNGA

    Setibanya di rumah, Livia langsung mandi sementara Sissy menunggu di dalam kamar. Lalu setelahnya mereka makan malam bareng makanan yang sudah disiapkan Bik Sum. Setelah selesai mereka kembali lagi ke kamar dan ngobrol-ngobrol. Tidak jauh-jauh, Sissy banyak bertanya perihal Nicky dan lama-lama hal itu membuat Livia muak. "Iiih lo apa-apaan sih Sy? Kepo banget jadi orang. Kalau lo pengen tahu banyak tentang dia, besok deh lo temui sendiri dia di sekolah trus lo introgasii langsung," ujar Livia sebal. Sissy terkikik. "Hihihihi... iya-iya maaaaap. Jangan marah dong," godanya. "Ya habis dari tadi lo nanyain diaaaa mulu. Lo pikir gue baby sitternya Nicky apa yang tahu banyak soal dia. Orang gue juga baru kenal. Lagian lo kenapa sih segitunya banget? Lo naksir sama dia?" tanya Livia penuh selidik. Jari telunjuknya menuding lurus ke arah hidung Sissy. Sissy memainkan bola matanya sembari mengangkat kedua bahunya. "Mmmmm.... I don't know then.... tapi dia emang keren sih. Nggak je

    Last Updated : 2025-01-04
  • High School And Secretly Married   1. CANGGUNG

    Livia membuka mata sambil merasakan tubuhnya tidak nyaman. Huuffh... lagi-lagi dia ketiduran di atas meja belajar dengan posisi tertelungkup. Di hadapannya beberapa buku menumpuk. Dan dia baru sadar, kalau ini terjadi karena dia kelelahan mengerjakan PR. Dengan gerakan sedikit malas, Livia mulai mengemasi buku-buku tersebut dan memasukkan sebagian ke dalam tas. Dia hanya bisa memutar lirih saat melihat beberapa tugas yang belum terselesaikan. Bodo amat! Batinnya. Livia sudah menyerah dengan PR Fisika yang telah dia kerjakan sejak dua jam lalu itu dan langsung melasakkan buku tulis bercover CAMPUS ke dalam tas sekolah miliknya. Setelah semua dirasa beres, Livia menggerakkan ke kamar mandi untuk mencuci muka lalu memakai skincare sebagai rutinitas wajib sebelum tidur. Begitu selesai, dia langsung menghempaskan tubuhnya ke atas tempat tidur. Namun saja dia bersiap untuk melanjutkan tidurnya yang tertunda, Livia menggeram lirih saat melihat botol minuman di atas nakas di baru sebelah

    Last Updated : 2024-06-10
  • High School And Secretly Married   2. CEROBOH

    Suara alarm yang nyaring memenuhi seisi kamar Livia. Dengan mata yang masih terpejam, tangan Livia meraba-raba nakas untuk mematikan bunyi alarm yang bersumber dari ponselnya itu."BUGG!!" Bukan alarm yang akhirnya membuat Livia terbangun, melainkan botol minumannya yang terjatuh ke lantai. Reflek Livia melompat dari atas tempat tidur karena cairan yang ada di dalam botol itu keluar dan membasahi karpet di bawah tempat tidurnya. Semalam setelah minum, dia lupa menutup botolnya kembali karena ngantuk yang tak tertahan."Adduuuuuhhh... ada-ada aja siiiiih!" Livia menggerutu sembari mencabut beberapa lembar tisu dan mengelap bekas tumpahan air tersebut. Suara alarm masih berdering dan kini mata Livia sudah benar-benar terbuka. Dia menyambar ponselnya dan mematikan alarm tersebut. Di saat yang bersamaan matanya melihat sebuah pesan masuk di layar.[Aku berangkat ke kantor. Jangan lupa sarapan sebelum berangkat sekolah. Have a nice day]"Hmmmhh... ck!" Livia berdecak usai membaca pesan y

    Last Updated : 2024-06-10
  • High School And Secretly Married   3. RAHASIA TERBONGKAR

    Saat bel berbunyi yang menandakan waktu istirahat, Livia langsung meninggalkan kelas. Dia berjalan cepat menuju tempat dimana dia pagi tadi bertabrakan dengan Nicky, yaitu di depan ruang Laboratorium. Tapi setibanya di sana, dia bingung saat melihat sekumpulan murid laki-laki dan perempuan tengah nongkrong. Akhirnya Livia cuma bisa mengamati tempat itu dari jauh, sembari matanya melihat-lihat area di sekitarnya. Matanya berbinar saat melihat lembaran putih seukuran dokumen kertas a4 berada di dekat kaki salah seorang murid. Livia yakin itu miliknya. Kertas itu tampak sudah lecek bekas diinjak-injak. "Ya Tuhan. Nggak pa-pa dokumen itu lecek tapi plis jangan ada yang notice, terus ngambil dokumen itu..." desis Livia lirih. Andai aja Sissy masuk sekolah hari ini. Dia pasti bisa meminta anak itu mengambil kertas tersebut. Karena Sissy kan ahli banget ngomong. Dia pasti punya banyak alasan untuk dikatakan terkait kertas itu. Livia putus asa dan kembali ke kelas. Dan saat jam pulang seko

    Last Updated : 2024-06-25
  • High School And Secretly Married   4. KEKECEWAAN NOLAN

    "Apa-apaan ini? Siapa dia? Kenapa kamu baru pulang sekolah? Jam berapa sekarang, Via? Ada urusan apa kamu sampai nggak mengizinkan Pak Sam nganter kamu? Urusan sama siapa?" cecar Nolan begitu Livia berhenti tepat di hadapannya. Melihat hal itu, Pak Sam dan Bik Sum langsung sama-sama ngibrit ke belakang. "Kamu kenapa sih, kak? Yang penting kan sekarang aku udah di rumah. Memangnya cuma kamu yang boleh punya urusan?" Livia tak mau kalah. "Tapi kamu nggak pernah pulang seterlambat ini. Kamu juga nggak jelas perginya kemana, sama siapa?" "Memangnya setiap hari harus sama? Enggak kan?" Livia memicingkan mata penuh kekesalan. "Selama ini aku udah jadi anak patuh yang selalu pulang tepat waktu, kalau semisal tiba-tiba hari ini aku ada urusan, harus aku abaikan gitu?" "Ya setidaknya kamu bilang mau pergi kemana. Kamu tau nggak sih udah bikin khawatir orang serumah? Kalau aja ayah kamu tahu kamu pulang ter....." "Stop!!" potong Livia sewot dengan mata sedikit melotot. "Kenapa sih harus

    Last Updated : 2024-07-18

Latest chapter

  • High School And Secretly Married   10. HATI YANG BERBUNGA-BUNGA

    Setibanya di rumah, Livia langsung mandi sementara Sissy menunggu di dalam kamar. Lalu setelahnya mereka makan malam bareng makanan yang sudah disiapkan Bik Sum. Setelah selesai mereka kembali lagi ke kamar dan ngobrol-ngobrol. Tidak jauh-jauh, Sissy banyak bertanya perihal Nicky dan lama-lama hal itu membuat Livia muak. "Iiih lo apa-apaan sih Sy? Kepo banget jadi orang. Kalau lo pengen tahu banyak tentang dia, besok deh lo temui sendiri dia di sekolah trus lo introgasii langsung," ujar Livia sebal. Sissy terkikik. "Hihihihi... iya-iya maaaaap. Jangan marah dong," godanya. "Ya habis dari tadi lo nanyain diaaaa mulu. Lo pikir gue baby sitternya Nicky apa yang tahu banyak soal dia. Orang gue juga baru kenal. Lagian lo kenapa sih segitunya banget? Lo naksir sama dia?" tanya Livia penuh selidik. Jari telunjuknya menuding lurus ke arah hidung Sissy. Sissy memainkan bola matanya sembari mengangkat kedua bahunya. "Mmmmm.... I don't know then.... tapi dia emang keren sih. Nggak je

  • High School And Secretly Married   9. SISI LAIN NICKY

    Livia menyusuri koridor klinik dengan perasaan kesal. Dia sendiri sebenarnya juga bingung kenapa harus semarah itu pada Nolan. Padahal yang diucapkan suaminya ke Nicky juga nggak ada yang salah. Tapi entahlah... mungkin karena Nicky yang sudah mengetahui rahasianya dan dia tidak nyaman kalau keduanya bertemu lama-lama. Takut Nicky keceplosan di depan Nolan. Suaminya itu pasti marah besar kalau sampai tahu bahwa sebenarnya Nicky sudah mengetahui rahasia itu karena keteledorannya. Baru memergoki dokumen yang dibawa ke sekolah aja Nolan sudah semarah itu kemarin. Aaaarggghhh!! Kenapa sih gue harus dihadapkan sama situasi seperti ini?!! Livia menelfon Pak Sam meminta untuk segera menjemput, sembari terus berjalan. Dia cuma pengen cepet-cepet sampai rumah dan tidur. Jiwa dan raganya merasakan letih bersamaan. "Saya tunggu di depan klinik pak," pungkasnya. Livia berhenti di ambang pagar klinik sembari merapatkan jaketnya. Saat sedang sibuk memperhatikan suasana jalan depan klinik ya

  • High School And Secretly Married   8. KEMBALI BERDEBAT

    "Dingin nih, kembali ke kamar yuk," ajak Livia sembari mengusap-usapkan kedua tangannya.Suasana mulai gelap dan beberapa orang yang tadinya menikmati senja di taman rumah sakit mulai beranjak satu per satu."Yuk," Nolan berdiri perlahan. Dia masih sedikit terhuyung, beruntung Livia dengan sigap membantu menahan tubuhnya. Mereka terkekeh bersamaan karena hal itu.Keduanya lalu berjalan beriringan menuju kamar rawat Nolan.Saat melintasi kamar tulip nomor 05, seseorang keluar dengan koper kecil di belakangnya, membuat Livia dan Nolan sama-sama kaget."Hai Livia," sapa Nicky dengan senyum mengembang. Selang infus di tangannya sudah tidak ada lagi dan dia juga sudah tidak memakai baju pasien.Livia tersenyum getir membalas senyuman itu sedangkan Nolan cuma menatap Nicky datar. Nolan berusaha menyembunyikan kekagetannya saat melihat sosok lelaki yang pernah membawa istrinya pulang terlambat dan membuatnya berdebat hebat dengan Livia kala itu."Kamu, udah mau pulang?" tanya Livia.Pulang?

  • High School And Secretly Married   7. PERMINTAAN KHUSUS

    Livia terbangun dan menyadari Bu Monika tidak lagi berada di dekatnya. Semalam mereka tidur berdampingan di ranjang khusus penunggu pasien. Saat menatap ponsel untuk melihat jam berapa sekarang, ekor mata Livia sempat melirik ke ranjang Nolan dan melihat suaminya sudah dalam posisi duduk. Syukurlah, Livia bernapas lega. Sekarang pukul 6.45 dan dia sudah terlambat untuk berangkat ke sekolah. Akhirnya Livia mengirim pesan pada Sissy untuk memberitahukan bahwa dia hari ini tidak masuk karena ada urusan penting. Sesaat setelah pesan terkirim, ponselnya berdering nyaring. Sissy menelfon. "Lo ada urusan apa Liv sampai nggak masuk sekolah?" cecar Sissy begitu telfonnya dijawab. "Kak Nolan sakit. Semalam dia dibawa ke rumah sakit," jawab Livia lirih. Dia sempat melirik ke arah Nolan yang sedang melihatnya. Pria itu melontarkan senyum manis yang entah kenapa membuat Livia sedikit salah tingkah. "Oh ya? Sakit apa?" "Kata dokter karena capek. Ya udah ya Sy gitu aja. Tolong buatin gue s

  • High School And Secretly Married   6. BERMALAM DI RUMAH SAKIT

    Melihat Nolan tak sadarkan diri membuat Livia panik. Dia berteriak memanggil siapapun yang ada di rumah itu. Pak Sam dan Bik Sum kaget melihat kondisi Nolan yang sudah tergeletak di lantai. "Ya Allah... Pak Nolan kenapa non?" Bik Sum menyentuh dahi, lengan, dan meraba tubuh Nolan. Tanpa sadar Livia sudah terisak. Dia takut sekali dan meminta supaya Pak Sam segera membawa Nolan ke mobil. Dengan sekuat tenaga, Pak Sam yang postur tubuhnya lebih kecil dari Nolan berusaha membopong majikannya itu dibantu Livia dan Bik Sum. Perjalanan ke klinik sebenarnya tidak butuh waktu lama kalau jalanan nggak macet, hanya sekitar 15 menit. Tapi tahu sendiri kan bagaimana jalanan di kota Jakarta? Mereka tiba di klinik sekitar 25 menit kemudian. Setibanya di sana, Nolan langsung dibawa beberapa perawat menuju ruang UGD. "Kakak tunggu di luar saja ya. Dokter akan segera menangani pasien," seorang perawat menahan tubuh Livia yang hampir menerobos pintu UGD. Livia mengangguk pasrah dan duduk di

  • High School And Secretly Married   5. SIKAP YANG BERBEDA

    Paginya, Livia dan Nolan keluar bersamaan dari kamar mereka masing-masing. Mereka berdua tampak sudah sama-sama rapi. Untuk beberapa saat keduanya saling tatap, namun setelahnya Nolan memilih berlalu mendahului Livia tanpa sapaan sepatah kata pun.Livia memutar bola matanya dan mendengus. Ada setitik perasaan kesal atas sikap Nolan pagi itu. Entah apa yang mendorong Livia untuk mengecek ponselnya saat itu juga dan dia kembali merasakan kejanggalan. Nolan yang biasanya setiap pagi mengirimi pesan 'manis', pagi ini tidak ada. Namun Livia tak mau ambil pusing. Bahkan dia sempat berpikir, mungkin karena mereka pagi ini bakal sarapan bareng, atau karena pada saat dia berangkat Livia sudah bangun atau..... lhoh... kenapa kesannya aku jadi mengharapin dia?Beberapa saat kemudian mereka sudah duduk bersama di ruang makan. Menikmati sarapan tanpa percakapan. Mereka memang jarang sekali sarapan bareng seperti ini. Karena seringnya Nolan berangkat jauh lebih dulu daripada Livia. Tapi entah kenap

  • High School And Secretly Married   4. KEKECEWAAN NOLAN

    "Apa-apaan ini? Siapa dia? Kenapa kamu baru pulang sekolah? Jam berapa sekarang, Via? Ada urusan apa kamu sampai nggak mengizinkan Pak Sam nganter kamu? Urusan sama siapa?" cecar Nolan begitu Livia berhenti tepat di hadapannya. Melihat hal itu, Pak Sam dan Bik Sum langsung sama-sama ngibrit ke belakang. "Kamu kenapa sih, kak? Yang penting kan sekarang aku udah di rumah. Memangnya cuma kamu yang boleh punya urusan?" Livia tak mau kalah. "Tapi kamu nggak pernah pulang seterlambat ini. Kamu juga nggak jelas perginya kemana, sama siapa?" "Memangnya setiap hari harus sama? Enggak kan?" Livia memicingkan mata penuh kekesalan. "Selama ini aku udah jadi anak patuh yang selalu pulang tepat waktu, kalau semisal tiba-tiba hari ini aku ada urusan, harus aku abaikan gitu?" "Ya setidaknya kamu bilang mau pergi kemana. Kamu tau nggak sih udah bikin khawatir orang serumah? Kalau aja ayah kamu tahu kamu pulang ter....." "Stop!!" potong Livia sewot dengan mata sedikit melotot. "Kenapa sih harus

  • High School And Secretly Married   3. RAHASIA TERBONGKAR

    Saat bel berbunyi yang menandakan waktu istirahat, Livia langsung meninggalkan kelas. Dia berjalan cepat menuju tempat dimana dia pagi tadi bertabrakan dengan Nicky, yaitu di depan ruang Laboratorium. Tapi setibanya di sana, dia bingung saat melihat sekumpulan murid laki-laki dan perempuan tengah nongkrong. Akhirnya Livia cuma bisa mengamati tempat itu dari jauh, sembari matanya melihat-lihat area di sekitarnya. Matanya berbinar saat melihat lembaran putih seukuran dokumen kertas a4 berada di dekat kaki salah seorang murid. Livia yakin itu miliknya. Kertas itu tampak sudah lecek bekas diinjak-injak. "Ya Tuhan. Nggak pa-pa dokumen itu lecek tapi plis jangan ada yang notice, terus ngambil dokumen itu..." desis Livia lirih. Andai aja Sissy masuk sekolah hari ini. Dia pasti bisa meminta anak itu mengambil kertas tersebut. Karena Sissy kan ahli banget ngomong. Dia pasti punya banyak alasan untuk dikatakan terkait kertas itu. Livia putus asa dan kembali ke kelas. Dan saat jam pulang seko

  • High School And Secretly Married   2. CEROBOH

    Suara alarm yang nyaring memenuhi seisi kamar Livia. Dengan mata yang masih terpejam, tangan Livia meraba-raba nakas untuk mematikan bunyi alarm yang bersumber dari ponselnya itu."BUGG!!" Bukan alarm yang akhirnya membuat Livia terbangun, melainkan botol minumannya yang terjatuh ke lantai. Reflek Livia melompat dari atas tempat tidur karena cairan yang ada di dalam botol itu keluar dan membasahi karpet di bawah tempat tidurnya. Semalam setelah minum, dia lupa menutup botolnya kembali karena ngantuk yang tak tertahan."Adduuuuuhhh... ada-ada aja siiiiih!" Livia menggerutu sembari mencabut beberapa lembar tisu dan mengelap bekas tumpahan air tersebut. Suara alarm masih berdering dan kini mata Livia sudah benar-benar terbuka. Dia menyambar ponselnya dan mematikan alarm tersebut. Di saat yang bersamaan matanya melihat sebuah pesan masuk di layar.[Aku berangkat ke kantor. Jangan lupa sarapan sebelum berangkat sekolah. Have a nice day]"Hmmmhh... ck!" Livia berdecak usai membaca pesan y

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status