Share

35. Kemarahan Nic

“Jadi, selama ini kamu menenangkan diri di mana? Aku sudah mencarimu sampai bertanya ke teman dekatmu termasuk Falisha.”

Amarise mendengkus dalam hati saat nama itu diucap Dion. Pria yang duduk berseberangan dengannya bertanya sendu, penuh kekhawatiran dan menganggap Lisha—nama akrab—itu dilabeli sebagai teman, bukan istri.

“Ke manapun yang penting pikiran dan hatiku bisa terobati dari kesedihan,” jawab Amarise datar.

“Oh, iya. Falisha sangat mengkhawatirkanmu dan dia merasa tenang setelah aku mengabarinya.” Dion tersenyum kecil seraya meraih kedua tangan Amarise di atas meja. “Kami berdua senang karena kamu sudah pulang. Aku merindukan saat-saat kita bisa pergi menjelajah bertiga atau bersama yang lain,” lanjutnya.

Amarise berdeham dengan anggukan sekilas. “Aku juga.”

Aku lebih menginginkan momen itu terulang dengan jeli di mataku. Melihat kalian berdua berbicara akrab, saling menimpali dengan bahagia. Kupikir adalah situasi di mana kalian bahagia sebagai teman, bukan pasangan hidup.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status