Beranda / Romansa / Harta, Tahta, Obsesi Gila / Bab 4-Makin Penasaran

Share

Bab 4-Makin Penasaran

*Happy Reading*

"Woy, Kan?!"

Arkana langsung memutar badannya ke arah sumber suara, lalu mengangkat tangan membalas lambaian sang pemanggil. Sebelum menghampiri pria yang pernah satu bangku kuliah dengannya itu.

"Bro?!" Setelah dekat dengan pria itu, Arkana pun menyambut tangan yang mengajaknya ber-high five. Dan membenturkan bahu mereka dengan pelan.

"Gimana kabar, lo? Betah banget di Makasar. Sampe lupa balik ke Jakarta. Kepincut janda kembang ya, di sana?" kelakar Arkana. Membuat Boy, salah satu kawannya itu tergelak renyah menanggapinya.

"Kaga, lah. Gue masih setia sama bini gue yang di sini. Lo sendiri, gimana? Udah berapa anak gadis yang lo risak?"

Kali ini giliran Arkana yang tergelak dengan pertanyaan Boy. Karena, sepertinya memang hanya itulah yang dikenal darinya selama pertemanan mereka.

"Ada, lah. Cukup gue aja yang tau. Nanti lo ngiri kalo tau," timpal Arkana dengan jumawa. Sebelum kedua sahabat itu tergelak bersama.

Setelah itu, keduanya pun memilih melanjutkan obrolan sambil duduk, di meja yang sudah di pesan Boy.

"Pesen minum dulu, Kan. Supaya enak ngobrolnya," titah Boy, menyerahkan buku menu pada Arkana.

Pria itu pun menerimanya dengan senang hati, dan langsung memanggil pelayan di sana, setelah menemukan apa yang dia inginkan.

"Jadi, gimana? Lo ada perlu apa tiba-tiba ngehubungin gue, dan ngajak gue ketemuan kaya gini? Gue tau lo, Boy. Lo kan salah satu temen kampret yang biasanya datang pas butuh doang?" ungkap Arkana dengan riang. Setelah pelayan yang mencatat pesanannya pergi.

"Bangke! Emang paling tau otak gue, lo," timpal Boy. Tak merasa tersinggung sama sekali.

Lalu, obrolan pun mengalir antara mereka. Dari mulai obrolan basa basi, pekerjaan, masa lalu, bahkan gadis-gadis yang terus melirik mereka, yang tak jauh dari meja mereka pun, tidak dilewatkan untuk dibahas.

Wajar, kedua pria itu memang bisa di kategorikan cogan hot. Karena memang paras dan perawakannya mirip model masa kini.

Khususnya Arkana Sadewa. Yang memang memiliki tubuh tinggi yang tegap. Dengan otot-otot yang pas membentuk tubuhnya. Karena itulah, tak heran jika kehadirannya selalu berhasil menyita perhatian para gadis, di mana pun dia berada.

"Gila! Pesona lo emang gak ada matinya!" ucap Boy takjub. Setelah seorang pelayan tiba-tiba datang kemeja mereka, dan menyerahkan sebuah kertas berisi deretan nomer ke hadapan Arkana.

"Titipan dari yang baju kuning di meja depan, Mas," ucap Barista itu, yang juga terlihat mencuri-curi lirik ke arah Arkana.

Apalagi saat Arkana menerima kertas itu dan mengucapkan terima kasih dengan senyum manisnya. Plus kerlingan mata nakal khas si playboy. Barista itu pun terlihat tersipu malu sebelum pamit pergi dari sana.

Itulah yang sebenarnya Boy takjubkan dari seorang Arkana Sadewa. Karena pria ini memang pandai memanfaatkan apa yang dia miliki, untuk menjerat wanita sebanyak yang dia mau.

Sementara itu, Arkana hanya membalas ucapan Boy dengan seringai menyebalkan. Sebelum memasukan kertas tadi ke saku celana panjangnya dengan santai.

"Bakal lo telpon tuh cewek?" tanya Boy penasaran.

"Nanti aja kalo gue udah luang. Sekarang gue masih sibuk banget," jawab Arkana lugas. Seraya menyesap kopinya dengan perlahan. Boy menggeleng kembali dengan perasaan tak habis pikir.

Enak sekali Playboy satu ini. Memakai cewek sudah seperti memakai baju. Semau hati dalam berganti.

Tak lama setelahnya, tiba-tiba sebuah keributan terjadi di sana. Berasal dari sebuah ruang VIP tak jauh dari arah meja mereka.

"Bangsat kalian semua!! Emang bajingan! Sini gue habisin semua!" Sebuah seruan lantang terdengar dari sana.

Seorang pria tambun paruh baya. Dengan perut sedikit buncit dan rambut acak-acakan lalu keluar dari ruangan itu, dengan mengacung-acungkan sebuah botol pecah ke sembarang arah.

Dilihat dari tampilan dan mata pria itu. Sepertinya dia mabuk. Karena pandangannya tidak fokus, dan jalannya juga sedikit oleng. Bahkan dia meracau sambil memaki tak jelas kesembarang orang. Membuat suasana Cafe itu pun langsung gaduh seketika.

Apalagi, pengunjung Cafe malam itu lebih didominasi wanita. Kalian tentu tahu bagaimana sikap wanita pada umumnya, kan, Jika dihadapkan situasi seperti ini? Semuanya saling berteriak dan memekik tiap kali pria teler itu mengayunkan botol pecahnya. Sekalipun tak mengenai siapapun.

"Bangsat! Sini lo, setan! Gue habisin lo!" Pria teler tadi kembali memaki, entah pada siapa.

Seorang barista tiba-tiba datang membawa dua orang security, yang memang bertugas mengamankan Cafe itu. Lalu meminta mereka itu membereskan si biang onar.

Hanya saja, melihat pria mabuk itu terus saja mengayun-ayunkan botol pecah di tangannya ke sembarang arah. Kedua security yang tak lagi muda itupun, terlihat ketakutan di tempatnya, dan hanya maju mundur saja untuk membekuk pria mabuk tersebut.

"Minggir gue bilang!"

Sret.

Akhirnya, karena gerakan ragu sang security. Salah satu dari mereka pun terkena botol pecah itu. Security itu memekik kesakitan saat tangannya tersayat, membuat suasana tambah gaduh lagi.

"Kan?" Boy memberi kode dengan lirikannya. Tanda dia juga gemas dengan kejadian itu, dan ingin sekali memberikan pertolongan, untuk membekuk pria mabuk itu.

Namun, baru saja mereka merangsek mendekati pria pemabuk, tiba-tiba seorang gadis berseragam Barista, melewati mereka dengan cepat, dan berdiri tegap dihadapan pria mabuk dengan berani.

"Yang begini ini nih yang ngerepotin. Demen banget bikin gue OT dadakan tanpa bayaran. Bikin rugi saja!" omel gadis itu. Sebelum makin mendekat pada si pria mabuk.

"Awas! Dia--"

"Brisik!" Sela gadis itu galak. Saat seorang teman Bristanya memberi peringatan. Gadis itu lalu bergerak mencoba meraih tangan si pemabuk.

Seperti halnya tadi, pria teler itupun mengibaskan botol pecahnya pada gadis itu, dan mencoba melukainya seperti security tadi.

Akan tetapi, si gadis lincah sekali. Dia menghindar dengan gesit, dan bergerak cepat memberikan sikutan tajam pada wajah pria teler itu. Membuatnya langsung melolong kesakitan dan terhuyung beberapa langkah kebelakang.

Saat pria itu masih sibuk dengan rasa sakitnya. si Gadis menarik tangan yang memegang botol pecah, dan memutarnya dengan keras ke belakang tubuh pria tersebut. Membuat pria itu kembali melolong keras.

Tak sampai di sana, setelah berhasil menjatuhkan botol yang sedari tadi dijadikan senjata. Gadis dengan rambut dikuncir ekor kuda itu lalu menendang belakang lutut si pria mabuk, hingga berlutut satu kaki. Sebelum menarik dasi di leher pria yang sudah tak berdaya itu, dan menjadikannya pengikat untuk kedua tangan pria tersebut.

"Sialan! Gue bunuh lo, brengsek!" maki pria itu murka, sambil mencoba melepaskan diri.

"Iya, iya, gue memang brengsek. Makanya jangan coba-coba ke sini lagi, kalau gak mau gue kasih yang lebih brengsek dari ini," jawab gadis itu dengan santai. Sambil mengikat tangan si pemabuk dengan kuat.

Setelah itu, si barista merogoh dalam jas pria itu, dan melemparkan sebuah ponsel yang dia temukan, ke pada security yang terlihat masih kaget di tempatnya.

"Telpon keluarganya, Pak. Suruh datang dan minta ganti rugi," titahnya dengan tegas. Sebelum pergi begitu saja. Meninggalkan kerumunan orang yang masih speachless dengan aksinya. Termasuk Dewa, yang kini bahkan tak mampu berkedip melihatnya.

Bukan hanya karena aksi gadis itu saja yang membuatnya terkejut luar biasa. akan tetapi juga melihat wajah si gadis yang masih sangat dia kenali.

Iya! Dia mengenali gadis berani itu dengan sangat baik. Karena mereka baru saja bertemu kemarin, dengan huru hara berbeda. Namun berakhir dengan keterkejutan yang sama oleh aksi si gadis.

Dia adalah Arletta. Gadis pintar yang sukses membuat Dewa sangat penasaran pada sosoknya.

"Lett, tangan lo--"

"Berisik!" Arletta memaki galak, pada teman sejawatnya yang menunjuk perban di tangan gadis itu yang terlihat memerah kembali. Kemudian, gadis itu melanjutkan langkahnya dengan santai menjauhi kerumunan tersebut.

Untuk kedua kalinya, gadis itu melewati Dewa begitu saja. Mengabaikan, seakan tidak melihat keberadaan Dewa yang sebenarnya sangat nyata di sana.

Ego Arkana Sadewa pun semakin tersentil.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Fransisko Vitalis
arletta cantik,pintar,berani. cowok playboy jadi tdk pd
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status