Melihat Agam ingin membawa Pamela untuk berbicara secara pribadi, Kalana seketika merasa agak panik. Dengan berlinang air mata, dia menoleh dari pelukan Jason dan bertanya, "Agam ... kamu mau bawa Kak Pamela ke mana?"Agam hanya melirik Kalana sekilas dan menjawab, "Kamu pergi temani Revan dulu, aku pasti akan menyelesaikan masalah ini dengan baik."Dari ucapan ini, Kalana menangkap arti bahwa Agam sepertinya akan menggantikannya untuk menuntut pertanggungjawaban Pamela?'Benar juga, aku sudah bersandiwara seperti itu, Agam pasti sudah percaya Pamela-lah yang melukai Revan, dia nggak akan melepaskan Pamela begitu saja!' pikir Kalana.Kalana pun menganggukkan kepalanya dengan patuh dan berkata, "Baiklah, kalau begitu, aku pergi jaga Revan dulu sambil menunggumu kembali setelah menyelesaikan masalah ini."Agam tidak lagi menanggapi ucapan Kalana. Dia menatap Pamela dengan tatapan dingin dan berkata dengan nada memerintah, "Kamu, ikuti aku."Pamela sebenarnya tidak ingin berbicara lagi de
Bagaimanapun, karena Pamela sudah mendapatkan obatnya, tentu saja dia harus memakainya!"Terima kasih," kata Pamela.Dia berterima kasih pada pria ini dan tidak lagi memikirkan bagaimana sebenarnya pria ini menyadari luka bakar di tangannya.Pamela membuka kotak obat itu dan mengoleskan obat di telapak tangannya yang terasa agak perih sambil berkata, "Intinya, aku nggak melukai anak itu, hal itu terjadi karena kesalahan pelayan restoran itu!"Pada saat ini, kedua mata Agam yang mendalam seakan-akan kehilangan fokus. Melalui kepulan asap rokok, dia menatap Pamela dengan ekspresi yang tidak jelas dan bertanya, "Memangnya aku menanyakan hal ini padamu?"Pamela mengernyit dan berkata, "Kalau begitu, kamu nggak mungkin memanggilku kemari hanya untuk memberiku obat ini, 'kan?"Pria ini tidak menjawab. Dia memicingkan matanya dan menatap tangan Pamela yang terkena luka bakar itu. Sambil melihat cincin berlian yang berkilau di jari manis tangan itu, tatapannya menjadi sinis. "Sekarang, Nona Pa
Kalana menjaga anaknya di dalam ruang rawat, tetapi dia merasa tidak tenang.Dia tidak terlalu mengkhawatirkan anaknya. Kata dokter, kondisi anak ini sudah stabil, kesehatannya dari aspek lain juga nggak akan terpengaruh. Hanya saja, karena takutnya perawatan luka anak ini tidak bagus, sehingga lukanya terinfeksi, dokter menganjurkan agar anak ini diopname dulu dan diawasi keadaannya selama beberapa hari.Hal yang Kalana khawatirkan adalah Agam yang memanggil Pamela untuk pergi dengannya!Mengapa Agam masih saja belum kembali?Apa yang sebenarnya dia katakan dengan Pamela? Berapa lama mereka harus berbicara?Karena luka bakar ini sangat menyakitkan, Revan yang berbaring di atas ranjang bahkan merintih kesakitan dalam mimpinya. Dia masih tidak bisa berbicara, jadi dia bahkan tidak bisa mengigau.Jason berdiri di sisi ranjang dengan ekspresi serius. Sebagai paman dari anak ini, melihat keponakannya begitu kesakitan, bagaimana mungkin dia tidak marah?!Dia menyadari bahwa Pamela adalah pe
Kalana merasa agak gelisah karena tatapan Agam yang tajam, jadi dia menutupi perasaan bersalah ini dengan menangis. Matanya memerah dan air mata pun mengalir dari matanya ....Pada saat ini, Jason baru selesai bertelepon. Begitu dia mendorong pintu ruangan, dia langsung melihat adik kesayangannya diinterogasi dengan sikap yang kasar oleh Agam, hingga adiknya ini menangis! Biasanya, Jason bahkan tidak rela untuk berbicara dengan suara yang lebih keras pada adiknya ini.Jason seketika merasa kesal. Dia berjalan cepat ke depan dan memeluk adiknya."Agam, apa maksud ucapanmu barusan? Maksudmu, Kalana sengaja memfitnah Pamela?" tanya Jason.Dengan ekspresi yang tetap datar, Agam menatap Jason dan berkata, "Maksudku, mungkin dia salah lihat."Kalana bersandar di pelukan kakaknya dengan sedih. Dia menggelengkan kepalanya dengan tegas dan berkata, "Nggak ... aku nggak salah lihat .... Kak Pamela menyiramkan kuah panas pada Revan .... Agam, apa yang Kak Pamela katakan padamu, hingga kamu menjad
"Nona Kalana, seharusnya aku yang jauh-jauh darimu, 'kan? Setiap aku terlibat denganmu, aku selalu terkena masalah!"Pamela tiba-tiba berjalan masuk ruangan dengan senyuman yang malas dan sinis di wajahnya.Melihat Pamela kembali lagi, tatapan Agam menggelap. Tatapannya yang berwibawa jelas-jelas mengandung kekesalan. 'Untuk apa kamu kembali lagi?'Pamela melirik sekilas ke ekspresi pria ini. Dia langsung memahami maksud tatapan itu. Dia mengangkat bahunya dan membalas tatapan pria ini. 'Aku nggak bersalah, kenapa aku harus melarikan diri?!'Agam melirik Pamela sekilas lagi dengan dingin, lalu tidak lagi melihatnya.Kalana memang mengharapkan kepulangan Pamela. Oleh karena itu, dengan sebuah rencana dalam benaknya, dia berjalan maju dan berinisiatif untuk berdamai dengan Pamela."Kak Pamela, mari kita akhiri kejadian hari ini! Hari ini, baik kamu bersedia mengakui kesalahanmu maupun nggak, aku bersedia memaafkanmu. Asalkan ke depannya kamu nggak lagi melukai Revan, aku nggak akan menyi
Kalana berkata, "Kak Pamela, kamu harus tahu, begitu rekaman itu didapatkan, untuk melampiaskan dendam aku dan anakku ini, kakakku pasti akan menggunakan rekaman itu sebagai barang bukti untuk menuntutmu karena kamu sengaja melukai anakku!""Aku hanya memikirkan bahwa kamu pernah membantu Agam menghadapi tetua keluarganya, kita juga sudah teman lama, jadi aku nggak mau memaksakan tanggung jawabmu! Tapi, kenapa kamu masih saja nggak bertobat dan bersikeras untuk mengambil jalan seperti ini?"Kalana mengucapkan kata-kata ini dengan penuh keadilan dan belas kasihan, sehingga orang-orang yang tidak mengetahui kebenarannya benar-benar mengira bahwa Kalana adalah malaikat yang baik hati dan murah hati.Pamela yang bisa melihat bahwa sikap ini adalah sandiwara pun tersenyum dan berkata, "Nona Kalana, aku terima niat baikmu, tapi aku adalah orang yang berani menanggung akibat perbuatanku. Kalau kamera itu benar-benar merekamku melakukan hal-hal yang kamu katakan, aku bisa langsung masuk penjar
Di Restoran Lumbo.Melihat beberapa tamu terhormat ini kembali untuk mengecek kamera pemantau, bos restoran ini mengangguk sambil membungkuk dengan ketakutan.Dia berkata, "Tuan, Nona, bukannya aku nggak mau menunjukkan rekaman itu pada kalian, tapi kamera pemantau restoran ini benar-benar rusak dan nggak bisa dibuka, jadi nggak ada yang bisa dilihat!"Jason mengangkat kepalanya dengan tenang dan mengamati beberapa kamera pemantau yang terpasang di konter dan aula utama restoran ini. Seperti ucapan Agam, kameranya memang tidak rusak, lampunya masih menyala dan berkedip.Oleh karena itu, dia berkata pada bos itu, "Kamu tahu sistem kamera pemantau di sini rusak, jadi kami secara khusus membawa seorang ahli untuk memperbaikinya. Kamu hanya perlu bekerja sama."Meskipun bos itu tidak mengetahui identitas beberapa tamu terhormat ini, hanya dari cara berpakaian dan aura mereka saja dia sudah mengetahui bahwa mereka adalah orang-orang penting. Terlebih lagi, kejadian itu memang terjadi di dal
Jason langsung mengernyit, jelas-jelas tidak senang dengan hasil seperti ini.Dengan ekspresi terkejut, Kalana berkata, "Kenapa bisa begitu? Kenapa hanya kamera pemantau di ruangan tempat kami makan yang nggak ada kamera memorinya? Aneh sekali, Kak!"Jason juga merasa bahwa situasi ini sangat aneh. Sistem kamera pemantau ini sudah diperbaiki, tetapi kartu memori di dalam kamera pemantau di ruangan itu malah tidak ditemukan. Hal ini tidak mungkin hanyalah sebuah kebetulan!Jason menatap Pamela yang mengikuti mereka ke restoran untuk menyelidiki kebenaran itu dengan tatapan penuh pertimbangan, kecurigaan pun muncul di matanya ....Setelah Kalana melihat hal yang dia inginkan dari tatapan kakaknya, dia pun mengikuti arah tatapan kakaknya ke Pamela. Dia berpura-pura seperti teringat akan sebuah kemungkinan."Kak Pamela, seingatku, setelah aku dan Agam pergi dengan Revan, kamu baru meninggalkan ruangan itu .... Jangan-jangan kamu mengambil kartu memori kamera pemantau itu untuk menghancurka