"Setelah menikah denganku, kamu nggak perlu kerja lagi. Kamu cuma perlu melayaniku dengan baik di rumah. Kamu harus melahirkan anak laki-laki yang lucu dalam waktu satu tahun! Ingat, aku nggak mau anak perempuan, karena anak perempuan hanya buang-buang uang saja!"Pria itu berkata dengan nada meremehkan. Pasangan kencan buta Pamela kali ini adalah seorang pria paruh baya berambut tipis dan perut buncit. Usianya hampir empat puluh tahun. Ibu tirinya, Wulan Puspita, takut Pamela menikah dengan pria baik, jadi memaksanya untuk bertemu dengan pria yang sudah tua. Heh! Awalnya pria paruh baya itu sangat tidak senang karena dandanan Pamela yang sangat menor. Namun, ketika melihat Pamela memiliki tubuh langsing dan temperamen yang baik, dia pun merasa Pamela sangat menggoda dan nikmat ketika ditelanjangi. Jadi, dia bertanya lagi, "Berapa tinggi badanmu?" Pamela mengaduk kopi di cangkirnya dengan bosan, lalu menjawab lirih, "168 senti." Setelah mendengarnya, pria itu sangat senang. "Ya,
Para tamu yang datang menunjukkan berbagai ekspresi, bahkan mengatai mereka …."Apa ini tunangan Tuan Agam? Kenapa pakaiannya terlihat seperti gadis menor di jalanan?!" "Bukankah seharusnya tunangan Tuan Agam adalah seorang wanita yang lemah lembut dan cantik? Apa-apaan ini?" "Ehem, selera Tuan Agam memang unik ...." Pamela sengaja berdandan seperti gadis jalanan untuk menakuti pasangan kencannya. Namun, Agam tampaknya tidak peduli kalau citra "tunangan" dia dicemooh oleh banyak orang. Bisa dibilang, dia bahkan tidak peduli bahwa seleranya dipertanyakan orang-orang. Dia malah tampak seperti sedang menonton pertunjukan orang lain. Di bawah tatapan para tamu, Pamela bertukar cincin pertunangan dengan Agam. Dia merasa seperti ada pisau tajam yang menusuk punggungnya. Saat pembawa acara mengatakan pertunangan selesai. Para tamu yang hadir merasa sulit untuk menghargai tunangan Tuan Agam, tetapi demi Tuan Agam, mereka tidak berani untuk tidak bertepuk tangan dan memberikan restu. S
Semua pria yang ada di dokumen itu berpenampilan jelek, usia mereka sekitar empat puluh tahun. Kebanyakan dari mereka tidak memiliki pekerjaan yang layak! Darius memelototi Wulan. "Bahkan ada yang usianya hampir menyamaiku! Wulan, bagaimana bisa kamu mengenalkan pria-pria tua seperti itu pada Pamela!" Wulan terlihat canggung, jelas-jelas dia sudah menyuruh orang untuk mengedit foto dan riwayat pria-pria itu. Tak disangka Pamela si gadis sialan ini memiliki kemampuan untuk memeriksa informasi asli pria-pria itu! Wulan langsung menunjukkan wajah sedih dan berkata, "Darius, aku nggak tahu kenapa bisa begini. Pria-pria yang aku pilihkan untuk Pamela adalah pria terbaik. Pihak agen kencan buta pasti sudah berbohong tentang informasi mereka!" Pamela merasa lucu. "Tante Wulan, kamu bahkan nggak memverifikasi keaslian informasi pria itu, sudah bilang kalau mereka pria terbaik? Karena aku bukan putri kandungmu, jadi kamu nggak serius mengurus masalah pernikahanku? Ayah, kalau aku benar-ben
Selesai ibunya bicara, Jovita masih bingung. "Cincin? Kapan aku pernah menerima ... oh, oh ya! Bu, aku ingat. Kemarin ada penggemar tanpa nama kasih cincin berlian yang dikirimkan melalui kurir! Aku takut media akan membesar-besarkannya kalau mereka melihatnya, jadi aku menyimpannya dan nggak bawa pulang cincinnya!" Wulan sangat senang ketika mendengarnya. "Kalau begitu, Tuan Agam pasti sudah menyukaimu sejak lama dan mengejarmu dengan mengatasnamakan penggemarmu! Ibu sudah mencari tahu dan orang yang kemarin datang untuk memberi mahar memang asisten pribadi Tuan Agam!" "Jovita, Keluarga Dirgantara adalah keluarga hebat. Tuan Agam juga sangat tulus. Nggak salah kamu menikah dengannya!" Tuan Agam .... Jovita hanya tersipu malu hanya dengan memikirkannya. Dia belum pernah bertemu dengan Tuan Agam, tapi dia pernah mendengar Agam Dirgantara yang berasal dari Keluarga Dirgantara yang hebat itu. Dia merupakan raja di dunia bisnis! Dia tidak pernah menyangka kalau Tuan Agam adalah pen
Agam mendongakkan kepalanya. Dia menyipitkan matanya untuk menatap tajam balkon kecil yang saat ini sudah kosong. Setelah diam beberapa saat, dia memberi perintah dengan suara lirih, "Bawa mereka masuk dulu!" Ah, ini .... Ervin tercengang, tetapi dia tidak berani mempertanyakan perintah Agam. Jadi, dia melambaikan tangan kepada pengiring pengantin di belakangnya. "Kalian ikut aku masuk dulu!" Suasana berubah ramai saat rombongan pengiring pengantin dari Keluarga Dirgantara dihalangi oleh pengiring pengantin Keluarga Alister di pintu masuk untuk saling bertukar pantun. Tidak ada yang menyadari kalau pengantin pria yang sebenarnya malah pergi ke pintu belakang kediaman Keluarga Alister. Pintu belakang kediaman Keluarga Alister. Seorang wanita menyelinap keluar dengan langkah santai tanpa memperhatikan sekitarnya, sambil menyenandungkan lagu pernikahan. Baru melangkah beberapa langkah, bagian belakang kerah lehernya ditarik oleh sesuatu dan tubuhnya terangkat. Kakinya menjuntai d
Sinar matahari terbit mulai turun di ujung barat dan malam mulai menyelimuti bumi.Keluarga Dirgantara.Ranjang baru yang besar sudah tertata rapi di kamar pengantin yang tak kalah besarnya.Setelah Pamela dibawa ke kediaman Keluarga Dirgantara, Agam menyerahkannya kepada beberapa pelayan dan memerintah beberapa pelayan itu."Bawa dia pergi untuk didandani!"Para pelayan mengerumuninya, mulai dari membasuh dan merias wajahnya, lalu memakaikannya gaun pengantin dan menutup kepalanya dengan tudung pengantin berwarna putih.Setelah kepalanya ditutup dengan tudung pengantin, Pamela hanya bisa melihat warna putih di depan matanya. Saat menunduk, Pamela akan melihat sepatu kulit yang indah dan mahal milik pria di depannya.Nada rendah pria itu terdengar di telinganya, "Bersikap patuhlah. Aku nggak akan melakukan apa pun padamu."Katanya seperti sedang menenangkannya, tetapi penuh dengan tekanan yang tak terlihat.Pada saat ini, Pamela sudah tahu dengan jelas bahwa, melarikan diri pun tidak a
Agam sudah tidak berada di kamar ketika Pamela selesai memakai baju dan keluar dari kamar mandi.Dia tidak terlalu peduli ke mana pria itu pergi. Toh, mereka berdua hanya hubungan kerja sama.Ketika waktu tiga bulan habis, mereka akan berpisah dan tidak akan saling mengganggu satu sama lain.Setelah mengunci pintu kamar, Pamela langsung tertidur.Keesokan paginya.Pamela dibangunkan oleh suara pelayan Keluarga Dirgantara yang mengetuk pintu kamarnya."Nona, tuan muda memintaku untuk membawakan pakaian untuk nona! Nona ...."Suara itu sangat berisik.Pamela belum tidur hingga puas. Namun, sebagai orang yang menumpang di rumah orang lain, dia tidak punya pilihan selain bangun.Dia terpaksa harus bangun dan membuka pintu, lalu menerima baju yang dibawakan oleh pelayan itu.Setelah mandi dan mengganti pakaiannya, Pamela keluar dari kamarnya untuk mencari makan. Tiba-tiba, sebuah baskom berisi air dingin dengan bau amis mengguyur tubuhnya!Pada saat yang sama, suara ejekan dan cemoohan terd
Telepon ditutup dengan tergesa-gesa. Pamela hanya mendengar suara panggilan berakhir bahkan sebelum dia sempat bertanya.Dia tidak punya pakaian lain yang bisa dikenakan. Membuka lemari pakaian, dia melihat bahwa lemari pakaian di depannya penuh dengan pakaian paman aneh.Setelah mengambil kaos putih milik pria itu secara acak dan memakainya, Pamela bergegas keluar dari rumah.Kaos pria itu cukup besar untuknya. Ujung kaos menjuntai sampai ke lutut, sehingga tidak akan terlihat aneh jika dipakai sebagai pakaian kasual yang kebesaran....Perusahaan Quentin.Pamela sedang absen dengan menempelkan sidik jarinya pada pemindai. Tiba-tiba, Vanda yang wajahnya penuh tekanan berlari menghampirinya."Pamela, akhirnya kamu datang juga! Pak Dikra minta kamu datang ke ruangannya. Siapkan mentalmu ....""Pak Dikra mencariku?"Pamela jarang sekali melihat Vanda setegang ini. Jadi, dia bertanya, "Apa yang terjadi?"Vanda melirik ke kiri dan ke kanan untuk memastikan tidak ada orang di sekitar sebelu