Share

Bab 5

Agam mendongakkan kepalanya. Dia menyipitkan matanya untuk menatap tajam balkon kecil yang saat ini sudah kosong.

Setelah diam beberapa saat, dia memberi perintah dengan suara lirih, "Bawa mereka masuk dulu!"

Ah, ini ....

Ervin tercengang, tetapi dia tidak berani mempertanyakan perintah Agam. Jadi, dia melambaikan tangan kepada pengiring pengantin di belakangnya.

"Kalian ikut aku masuk dulu!"

Suasana berubah ramai saat rombongan pengiring pengantin dari Keluarga Dirgantara dihalangi oleh pengiring pengantin Keluarga Alister di pintu masuk untuk saling bertukar pantun.

Tidak ada yang menyadari kalau pengantin pria yang sebenarnya malah pergi ke pintu belakang kediaman Keluarga Alister.

Pintu belakang kediaman Keluarga Alister.

Seorang wanita menyelinap keluar dengan langkah santai tanpa memperhatikan sekitarnya, sambil menyenandungkan lagu pernikahan.

Baru melangkah beberapa langkah, bagian belakang kerah lehernya ditarik oleh sesuatu dan tubuhnya terangkat. Kakinya menjuntai di udara, seperti ayam yang mau disembelih.

"Mau lari?"

Suara pria itu sangat rendah dan magnetis, tetapi menyalurkan bahaya yang kuat saat terdengar di telinga.

Punggung Pamela tepat menghadap orang yang mengendap-endap ke arahnya. Dia langsung mengenali siapa pemilik suara itu. Dia adalah Agam!

Dengan pandangan sekilas dari jauh, Agam benar-benar telah mengenalinya!

Akan tetapi, semua itu tidak masalah. Pamela sudah menyiapkan rencana keduanya.

Pamela menoleh ke arah Agam yang berada di belakangnya dan berkata terbata-bata, "Pa ... Paman. Kamu ... siapa? Ke ... kenapa ... kamu menarikku?"

Melihat wanita itu menoleh kepadanya, Agam tertegun. Dia melihat wajah yang sangat jelek. Sontak, cengkeraman tangannya terlepas.

Wanita di depannya memiliki tahi lalat yang sangat besar di wajahnya. Alisnya dan bibirnya sangat tebal, bahkan matanya dirias dengan perona mata warna-warni.

Penampilan jeleknya sangat khas, bahkan jauh lebih jelek dan unik dari pemeran terjelek yang pernah muncul di film.

Pamela melihat bahwa ekspresi Agam berubah ketika melihat wajah jeleknya. Dalam hati, dia merasa senang!

Dia berpura-pura bodoh dan berkata, "Paman datang kemari untuk menjemput pengantin? Paman salah masuk. Paman harus lewat pintu depan. Pengantin paman sudah menunggu di dalam!"

Agam menyipitkan matanya dan menatap dingin pada wanita buruk rupa di depannya, hampir percaya dengan kebohongannya.

Sudut bibir tipis pria itu terangkat membentuk seringai, lalu berkata dengan pelan, "Benarkah? Tapi kenapa kamu pakai cincin tunangan milik Keluarga Dirgantara?"

Setelah mengatakan itu, Agam menarik tangan Pamela dan mengangkatnya. Dia mengamati cincin berlian di jari manisnya dengan tatapan dingin!

Pamela terdiam tidak tahu harus menjawab apa, "..."

Gawat! Semuanya benar-benar berakhir!

Bukannya dia ceroboh atau lupa melepasnya, tetapi cincin ini memang sudah melekat erat di tangannya. Dia tidak bisa melepaskannya bahkan setelah menggunakan sabun!

Mata tampan Agam menatapnya dengan dalam. Dia bisa melihat apa yang Pamela pikirkan dan kembali berbicara untuk menjawab keraguan di dalam benak Pamela.

"Nggak usah menyia-nyiakan tenagamu. Cincin itu terbuat dari platina yang dicampur dengan bahan khusus. Membutuhkan minyak esensial khusus untuk melumasinya biar bisa dilepas."

Pamela menggertakkan giginya karena marah. Benar-benar menyesatkan!

Baiklah! Karena tidak bisa mengelak, dia akan mengakuinya!

"Paman, terus terang saja. Aku tahu paman nggak benar-benar ingin menikah denganku. Paman cuma butuh istri di atas kertas untuk beberapa alasan, 'kan?"

Agam tidak menjawab, merasa kalau wanita ini cukup cerdas.

Pamela mengerucutkan bibirnya dan berkata, "Begini saja, kakakku yang bernama Jovita sangat bersedia menikah denganmu. Dia lebih cantik dariku, memiliki tubuh langsing. Paman nggak bakal rugi kalau menikah dengannya!"

Agam menyipitkan matanya. Gadis ini sepertinya benar-benar tidak ingin menikah dengannya.

Dia bahkan menghindarinya?

Gadis ini memberinya kesan menarik.

Selama ini, ketika para wanita melihat Agam, mereka akan melakukan semua yang mereka bisa untuk mendapatkan perhatian Agam dan menjadi wanitanya!

Namun, yang Agam inginkan adalah wanita yang tidak akan mengganggu dan merepotkannya.

Bibir tipis Agam terangkat membentuk seringai. Lalu, dia berkata, "Wanita yang akan aku nikahi adalah wanita yang di tangannya ada cincin ini."

Pamela mengerutkan kening, lalu menjawab, "Gampang kalau begitu. Ambilkan minyak esensial khusus yang kamu bilang itu. Aku akan mengeluarkannya dan mengembalikannya padamu. Kamu tinggal memakaikannya ke tangan Jovita!"

Agam menjawab, "Aku nggak punya."

"Kalau begitu pergi dan belilah!"

"Produknya sudah nggak dijual lagi. Nggak akan bisa kebeli!"

"Oh, begitu ...." Pamela menggertakkan giginya, lalu tersenyum. Dia menyentakkan tangannya ke atas untuk menunjuk ke belakang pria itu, "Paman, lihat! Ada sapi terbang!"

Wajah serius Agam tertarik sambil tersenyum.

Kekanak-kanakan.

Detik berikutnya, Pamela yang berniat melarikan diri tiba-tiba ditarik dari belakang oleh pria itu. Tubuhnya terangkat dan Agam membawanya pergi tanpa memedulikan posisi Pamela.

Pamela masih mengentakkan kakinya untuk melawan.

...

Di sisi lain, Ervin baru saja masuk ke ruang tamu Keluarga Alister dengan rombongan pengiring pengantin pria. Tiba-tiba, ponselnya berdering. Ternyata panggilan dari Agam.

Dia menghentikan langkah kakinya, menjawab telepon dengan hormat. Ekspresi Ervin terlihat serius. Setelah itu, dia berbalik diikuti oleh pengiring pengantin lainnya.

Melihat hal ini, Wulan yang sedang merasa bangga terkejut. Dia buru-buru mengejarnya dan bertanya padanya, "Permisi, Tuan Ervin. Pengantin wanita sedang menunggu di dalam. Kalian mau ke mana?"

Ervin menatap Wulan dan berkata, "Tuan muda sudah bertemu dengan pengantin wanita secara langsung."

Wulan bingung, "Sudah bertemu? Nggak mungkin! Jovita masih di dalam rumah!"

Ervin menjawab sambil mengerutkan kening, "Jovita? Nyonya, sepertinya nyonya salah paham. Nona Alister yang akan dinikahi tuan muda bukan bernama Jovita!"

Setelah mengatakan itu, Ervin dengan dinginnya melewati Wulan dan pergi bersama pengiring pengantin pria lainnya tanpa menoleh ke belakang.

Wulan tertegun di tempat, wajahnya pucat pasi.

Apa?

Pengantinnya salah?

Keluarga dan teman-teman yang hadir mulai mengatai mereka ....

Darius yang baru saja dikelilingi oleh sanak saudaranya dan disanjung oleh mereka, kini menjadi bahan olok-olok!

Darius kehilangan harga dirinya. Raut wajahnya benar-benar terlihat sangat masam. Begitu menoleh, dia melampiaskan kemarahannya pada Wulan yang telah memintanya untuk merayakan pernikahan ini secara besar-besaran.

"Wulan! Apa yang terjadi?! Bukankah kamu bilang kalau orang yang akan dinikahi Tuan Agam adalah Jovita?"

Wulan menjawab dengan polos, "Aku ... aku nggak tahu kenapa bisa seperti ini! Hari itu, ketika orang dari Keluarga Dirgantara datang untuk mengantarkan mahar, dia bilang mau menikahi putri kita. Dia bahkan mengirimkan maharnya ke rumah. Darius, bukankah kamu juga lihat sendiri?"

Darius langsung menampar Wulan dengan keras.

"Kamu mempersiapkan segalanya tanpa memastikan dulu. Harga diri Keluarga Alister sudah dipermalukan olehmu!"

Sementara Jovita yang tidak kunjung bertemu dengan mempelai prianya juga mendengar keributan di luar. Dia keluar dari kamarnya sambil menyeret gaun pengantinnya untuk menanyakan apa yang terjadi.

"Ayah ... Ibu! Apa yang kalian lakukan?! Di mana mempelai prianya? Mana Tuan Agam?"

"Jovita, orang-orang Tuan Agam mengatakan kalau ada kesalahan. Mereka sudah bertemu dengan pengantin wanita dan pergi begitu saja!"

Jovita terkejut. "Apa? Ibu, bagaimana bisa ada kesalahan untuk hal seperti ini? Bukankah Tuan Agam akan menikahiku?"

Wulan menutupi wajahnya yang terluka akibat tamparan Darius, lalu menjawab, "Jovita, jangan salahkan aku. Pikiran aku juga sedang kacau ...."

Mereka yang sejak awal tidak menyukai kelakuan jahat Wulan dan Jovian dari Keluarga Alister ini pun mulai mencibir.

"Jovita, masalahnya sudah begini. Jangan terlalu percaya diri. Kalau dipikir-pikir, kamu juga pasti tahu, bagaimana mungkin orang sehebat Tuan Agam bisa menikahi aktris yang banyak gosip sepertimu!"

"Aku juga penasaran, bagaimana mungkin kamu bisa menjalin hubungan dengan Keluarga Dirgantara yang merupakan keluarga terbaik itu. Ternyata itu hanya khayalanmu saja!"

"Jovita, sebaiknya kamu kembali syuting saja! Lagi pula, hanya di drama kamu bisa menikah dengan pria kaya yang kamu inginkan! Hahaha ...."

Jovita tidak tahan dengan cibiran memalukan dari kerabatnya. Dia memelototi Wulan dengan sinis, lalu menyembunyikan diri di kamarnya.

Dia sangat kesal! Dia sudah tidak punya keberanian untuk bertemu orang lain setelah ini!

Akan tetapi, kenapa bisa terjadi kesalahan seperti ini?

Bukankah Tuan Agam sudah memberinya cincin?

Tidak.

Dia tidak percaya, dia tidak percaya! Wanita mana yang dibawa pergi oleh Tuan Adam?

Siapa dia?

Apa dia juga bermarga Alister dan tinggal di sekitar sini?
Komen (4)
goodnovel comment avatar
Magdalena Sipassy
baik kisah ini
goodnovel comment avatar
Magdalena Sipassy
hancur hati yovita yah itulah bila ibu tiri tidak adil jahat pd anak tiri lanjutceritanya
goodnovel comment avatar
Lia Pulungan
kasiaj si wulan sama jovita hahahaha
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status