Share

Bab 2

Author: Hargai
last update Last Updated: 2024-01-08 22:00:40
Para tamu yang datang menunjukkan berbagai ekspresi, bahkan mengatai mereka ….

"Apa ini tunangan Tuan Agam? Kenapa pakaiannya terlihat seperti gadis menor di jalanan?!"

"Bukankah seharusnya tunangan Tuan Agam adalah seorang wanita yang lemah lembut dan cantik? Apa-apaan ini?"

"Ehem, selera Tuan Agam memang unik ...."

Pamela sengaja berdandan seperti gadis jalanan untuk menakuti pasangan kencannya.

Namun, Agam tampaknya tidak peduli kalau citra "tunangan" dia dicemooh oleh banyak orang.

Bisa dibilang, dia bahkan tidak peduli bahwa seleranya dipertanyakan orang-orang. Dia malah tampak seperti sedang menonton pertunjukan orang lain.

Di bawah tatapan para tamu, Pamela bertukar cincin pertunangan dengan Agam. Dia merasa seperti ada pisau tajam yang menusuk punggungnya.

Saat pembawa acara mengatakan pertunangan selesai.

Para tamu yang hadir merasa sulit untuk menghargai tunangan Tuan Agam, tetapi demi Tuan Agam, mereka tidak berani untuk tidak bertepuk tangan dan memberikan restu.

Seketika tepuk tangan pun terdengar keras.

Saat turun dari panggung pertunangan, Pamela hanya ingin pergi dan meninggalkan tempat yang penuh dengan masalah ini.

Namun, Pamela dikelilingi oleh tiga wanita berpakaian mewah, bahkan menghalangi jalannya.

"Kamu putri dari keluarga mana?"

"Kenapa kamu datang dengan pakaian murahan seperti ini?"

"Kamu pikir kamu pantas berdiri di samping Tuan Agam dengan penampilan seperti ini?"

Pamela langsung berbalik, tidak mau menghiraukan mereka.

Namun, para wanita itu menghentikannya lagi, tidak mau membiarkannya pergi.

Dia pun kehilangan kesabaran dan melirik sekilas ke arah gaun-gaun indah yang mereka pakai, lalu berkata, "Kalian yang berpakaian secantik ini memang pantas berdiri di samping Tuan Agam, tapi maukah Tuan Agam bersama dengan kalian?"

"Kamu ...."

Ketiga wanita itu adalah putri dari keluarga yang berkuasa di Kota Marila. Mana pernah mereka menerima makian seperti itu.

Mereka makin menghalangi Pamela, menuntutnya untuk meminta maaf.

Tidak jauh dari situ, Derry Kalingga selaku anak kedua dari Keluarga Kalingga menghampiri dan bersulang dengan Agam.

"Agam, dari mana kamu dapat wanita seperti itu? Kalau sampai membawanya menemui kakekmu, kakekmu akan marah besar."

Agam menjawab dengan santai, "Kakek hanya mau menantu wanita, jadi yang dipentingkan kakek adalah wanita."

Derry mencibir, "Di dunia ini ada banyak wanita, kenapa malah pilih wanita kayak dia?"

Agam melihat ke bawah, dia mengangkat gelasnya untuk meneguk anggur merah di dalamnya, tampaknya seperti menikmati sesuatu.

"Karena mulutnya cukup manis!"

Derry terdiam, lalu dia menatap temannya yang tak pernah mau mendekati wanita dengan kaget. Kemudian, Derry berkata, "Kenapa selama ini aku nggak sadar kalau seleramu nggak biasa!"

Huarz!

Segelas anggur disiramkan ke tubuh Pamela!

Derry melihat ke arah suara itu, lalu mengerutkan alis. "Tunanganmu sepertinya diganggu. Kamu nggak mau bantu?"

Agam menyipitkan matanya. "Nggak usah!"

Derry tidak mengerti maksud Agam. Tiba-tiba, dia melihat Pamela yang berada di sana menjambak rambut seorang wanita dengan satu tangan, lalu membenturkan kepalanyanya ke wanita lainnya dengan kuat. Benturan itu benar-benar sangat keras!

Kedua wanita itu jatuh karena pusing, sementara wanita satunya sudah ketakutan.

"Kamu ... kamu ... kamu ...."

Pamela tidak menunjukkan ekspresi apa pun, juga tidak mengatakan apa-apa, hanya melambaikan tangannya ke samping.

Wanita satu lagi segera mundur, juga tidak berani menghalangi jalan Pamela lagi.

Derry pun menyeringai.

"Sepertinya aku tahu kenapa kamu memilih wanita ini!"

Sorot mata Agam begitu dalam. Dia meminum anggurnya tanpa menimpali perkataan Derry.

Wanita itu bisa mendekatinya secepat kilat tanpa dia sadari, juga menariknya dengan satu tangan untuk menciumnya secara paksa.

Kekuatannya luar biasa dan nyalinya tidak kecil. Itu yang membuatnya berbeda.

"Ervin, bawa dia ganti pakaian."

"Baik, tuan muda!"

Pamela tidak ikut Ervin untuk mengganti pakaiannya, melainkan berjalan ke arah Agam sambil memelototinya dengan marah.

"Paman, kamu kolot sekali. Aku hanya menciummu sekali saja, tapi kamu malah meminta pertanggung jawab penuhku, konsekuensi ini sungguh besar. Bolehkah aku bertanggung jawab padamu dengan cara lain? Seperti kompensasi finansial?"

Mata indah Agam yang menatap Pamela tiba-tiba menyipit, membentuk senyuman yang tidak bisa dijelaskan. "Hmm? Menurutmu berapa harga yang pantas untuk sebuah ciuman?"

Pamela terlebih dahulu mengamati wajah pria itu, kemudian menatap serius bibir tipisnya yang begitu menawan, tampaknya sedang memperkirakan harganya.

"Aku nggak tahu. Lebih baik kamu katakan saja berapa harganya. Sepertinya kamu juga sudah nggak muda lagi, jadi seharusnya ini bukan ciuman pertamamu. Sebaiknya jangan minta kompensasi lebih dari empat ratus ribu, karena aku nggak punya uang lebih dari itu!"

"Kurang ajar!"

Empat ratus ribu?

Ervin merasa bahwa wanita ini benar-benar mencari mati.

Bertunangan dengan tuan muda adalah kehormatan dalam hidupnya. Beraninya dia meremehkan tuan muda?

Agam memberi isyarat pada anak buahnya untuk mundur dengan tangan, lalu jari-jari rampingnya menekan dagu Pamela.

Agam tidak memegang dengan kuat, tetapi pegangan ini penuh rasa bahaya.

"Gadis kecil, karena kamu sudah berani melecehkanku di depan umum, kamu harus menerima konsekuensinya dengan baik! Hmm?"

Pamela mengerutkan kening, otak pria ini memang sudah rusak.

Penampilannya hari ini sangat jelek, kenapa pria ini malah tidak mau melepaskannya?

Pamela menarik sudut mulutnya membentuk senyum tipis. Matanya berkilat, lalu berkata dengan nada ketus, "Baiklah! Kalau begitu, apa sekarang aku boleh ke toilet?"

Agam tidak berkata apa-apa, hanya melirik ke arah anak buahnya, lalu memberi isyarat untuk mengantarnya ke toilet.

Beberapa menit kemudian, Ervin menghampiri Agam dengan ekspresi serius.

"Tuan muda, Nona Alister melompat keluar dari jendela toilet dan melarikan diri. Aku sudah memerintahkan pengawal untuk mengejarnya."

Agam mengenakan setelan jas rapi, bersandar di sofa dengan malas dan santai. Dia bersikap seolah-olah sudah menebak hasil ini. Wajah tampannya yang dingin tidak menunjukkan perubahan apa pun. Dia mengguncang pelan gelas anggur merah di tangannya.

"Nggak perlu. Cari tahu alamat rumah wanita itu, lalu suruh orang untuk mengantar mahar padanya!"

"Baik!"

Derry sudah cukup melihat drama itu, jadi ingin menasihati temannya ini, "Agam, kamu benar-benar mau menikah dengan gadis kecil yang nggak bisa dikendalikan itu? Sebenarnya ...."

Agam menjawab dengan penuh makna, "Wanita seperti itulah yang cocok untuk posisi itu."

...

Hari sudah larut malam ketika Pamela pulang ke rumah.

Begitu masuk ke dalam rumah, ayahnya, Darius Alister, langsung menamparnya.

"Masih berani pulang?!"

Pamela melangkah mundur dengan gesit untuk menghindari tamparan itu.

Darius makin marah ketika tamparannya tidak menemui sasaran.

"Pamela, ibumu susah payah memilihkan pria baik-baik untukmu, kamu malah pergi kencan buta dengan pakaian seperti ini! Kamu juga menarik seorang pria dan menciumnya di depan umum. Harga diri Keluarga Alister hancur karena sikap liarmu! Kamu membuat ibumu disalahkan oleh agen kencan buta! Cepat berlutut dan minta maaf pada ibumu!"

Pamela memasukkan tangannya ke dalam saku jaketnya, lalu menimpali dengan tatapan dingin, "Dia bukan ibuku!"

Dia hanya seorang ibu tiri, ibu tiri yang mencoba segala cara untuk menikahkan dia secepat mungkin agar dia tidak mendapatkan kekayaan Keluarga Alister!

Wulan berkata dengan kebaikan palsu, "Darius, aku baik-baik saja. Jangan marah sama Pamela. Dia masih muda dan nggak tahu apa-apa. Itu semua salahku karena nggak bisa melakukan tugas seorang ibu sambung dengan baik ...."

Darius malah tidak tega kepada Wulan karena Wulan masih membela Pamela yang sudah berbuat salah.

Dia menoleh dan lanjut memarahi Pamela, "Anak nggak tahu bersyukur! Selama ini Wulan memperlakukanmu dengan baik, tapi kamu nggak mau memanggilnya ibu!"

Wulan menyeka air mata palsunya dan membujuk dengan ekspresi pasrah, "Darius, sudah, sudah! Nggak masalah kalau dia memanggilku Tante Wulan. Aku nggak keberatan, kok!"

Melihat akting Wulan, Pamela tidak terkejut.

Wanita tua yang sok baik ini memang paling pandai berakting sedih. Dia bermuka dua. Baik di depan, buruk dibelakang.

Selama ini, Darius sudah tertipu oleh kecantikannya, jadi dia tidak mengetahui sifat aslinya!

Sambil menyerahkan setumpuk informasi kepada Darius, Pamela berkata, "Ayah, ini informasi asli dari semua pasangan kencan buta yang Tante Wulan atur untukku. Ayah bisa lihat dulu. Kalau ada yang membuat ayah tertarik, aku akan menikah dengannya!"

Darius terkejut. Dia mengambil dokumen itu dan membacanya. Setelah itu, ekspresi wajahnya berubah menjadi muram.
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Just Rara
untung si pamelanya gsk mudah ditindas ya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 3

    Semua pria yang ada di dokumen itu berpenampilan jelek, usia mereka sekitar empat puluh tahun. Kebanyakan dari mereka tidak memiliki pekerjaan yang layak! Darius memelototi Wulan. "Bahkan ada yang usianya hampir menyamaiku! Wulan, bagaimana bisa kamu mengenalkan pria-pria tua seperti itu pada Pamela!" Wulan terlihat canggung, jelas-jelas dia sudah menyuruh orang untuk mengedit foto dan riwayat pria-pria itu. Tak disangka Pamela si gadis sialan ini memiliki kemampuan untuk memeriksa informasi asli pria-pria itu! Wulan langsung menunjukkan wajah sedih dan berkata, "Darius, aku nggak tahu kenapa bisa begini. Pria-pria yang aku pilihkan untuk Pamela adalah pria terbaik. Pihak agen kencan buta pasti sudah berbohong tentang informasi mereka!" Pamela merasa lucu. "Tante Wulan, kamu bahkan nggak memverifikasi keaslian informasi pria itu, sudah bilang kalau mereka pria terbaik? Karena aku bukan putri kandungmu, jadi kamu nggak serius mengurus masalah pernikahanku? Ayah, kalau aku benar-ben

    Last Updated : 2024-01-08
  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 4

    Selesai ibunya bicara, Jovita masih bingung. "Cincin? Kapan aku pernah menerima ... oh, oh ya! Bu, aku ingat. Kemarin ada penggemar tanpa nama kasih cincin berlian yang dikirimkan melalui kurir! Aku takut media akan membesar-besarkannya kalau mereka melihatnya, jadi aku menyimpannya dan nggak bawa pulang cincinnya!" Wulan sangat senang ketika mendengarnya. "Kalau begitu, Tuan Agam pasti sudah menyukaimu sejak lama dan mengejarmu dengan mengatasnamakan penggemarmu! Ibu sudah mencari tahu dan orang yang kemarin datang untuk memberi mahar memang asisten pribadi Tuan Agam!" "Jovita, Keluarga Dirgantara adalah keluarga hebat. Tuan Agam juga sangat tulus. Nggak salah kamu menikah dengannya!" Tuan Agam .... Jovita hanya tersipu malu hanya dengan memikirkannya. Dia belum pernah bertemu dengan Tuan Agam, tapi dia pernah mendengar Agam Dirgantara yang berasal dari Keluarga Dirgantara yang hebat itu. Dia merupakan raja di dunia bisnis! Dia tidak pernah menyangka kalau Tuan Agam adalah pen

    Last Updated : 2024-01-08
  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 5

    Agam mendongakkan kepalanya. Dia menyipitkan matanya untuk menatap tajam balkon kecil yang saat ini sudah kosong. Setelah diam beberapa saat, dia memberi perintah dengan suara lirih, "Bawa mereka masuk dulu!" Ah, ini .... Ervin tercengang, tetapi dia tidak berani mempertanyakan perintah Agam. Jadi, dia melambaikan tangan kepada pengiring pengantin di belakangnya. "Kalian ikut aku masuk dulu!" Suasana berubah ramai saat rombongan pengiring pengantin dari Keluarga Dirgantara dihalangi oleh pengiring pengantin Keluarga Alister di pintu masuk untuk saling bertukar pantun. Tidak ada yang menyadari kalau pengantin pria yang sebenarnya malah pergi ke pintu belakang kediaman Keluarga Alister. Pintu belakang kediaman Keluarga Alister. Seorang wanita menyelinap keluar dengan langkah santai tanpa memperhatikan sekitarnya, sambil menyenandungkan lagu pernikahan. Baru melangkah beberapa langkah, bagian belakang kerah lehernya ditarik oleh sesuatu dan tubuhnya terangkat. Kakinya menjuntai d

    Last Updated : 2024-01-08
  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 6

    Sinar matahari terbit mulai turun di ujung barat dan malam mulai menyelimuti bumi.Keluarga Dirgantara.Ranjang baru yang besar sudah tertata rapi di kamar pengantin yang tak kalah besarnya.Setelah Pamela dibawa ke kediaman Keluarga Dirgantara, Agam menyerahkannya kepada beberapa pelayan dan memerintah beberapa pelayan itu."Bawa dia pergi untuk didandani!"Para pelayan mengerumuninya, mulai dari membasuh dan merias wajahnya, lalu memakaikannya gaun pengantin dan menutup kepalanya dengan tudung pengantin berwarna putih.Setelah kepalanya ditutup dengan tudung pengantin, Pamela hanya bisa melihat warna putih di depan matanya. Saat menunduk, Pamela akan melihat sepatu kulit yang indah dan mahal milik pria di depannya.Nada rendah pria itu terdengar di telinganya, "Bersikap patuhlah. Aku nggak akan melakukan apa pun padamu."Katanya seperti sedang menenangkannya, tetapi penuh dengan tekanan yang tak terlihat.Pada saat ini, Pamela sudah tahu dengan jelas bahwa, melarikan diri pun tidak a

    Last Updated : 2024-01-08
  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 7

    Agam sudah tidak berada di kamar ketika Pamela selesai memakai baju dan keluar dari kamar mandi.Dia tidak terlalu peduli ke mana pria itu pergi. Toh, mereka berdua hanya hubungan kerja sama.Ketika waktu tiga bulan habis, mereka akan berpisah dan tidak akan saling mengganggu satu sama lain.Setelah mengunci pintu kamar, Pamela langsung tertidur.Keesokan paginya.Pamela dibangunkan oleh suara pelayan Keluarga Dirgantara yang mengetuk pintu kamarnya."Nona, tuan muda memintaku untuk membawakan pakaian untuk nona! Nona ...."Suara itu sangat berisik.Pamela belum tidur hingga puas. Namun, sebagai orang yang menumpang di rumah orang lain, dia tidak punya pilihan selain bangun.Dia terpaksa harus bangun dan membuka pintu, lalu menerima baju yang dibawakan oleh pelayan itu.Setelah mandi dan mengganti pakaiannya, Pamela keluar dari kamarnya untuk mencari makan. Tiba-tiba, sebuah baskom berisi air dingin dengan bau amis mengguyur tubuhnya!Pada saat yang sama, suara ejekan dan cemoohan terd

    Last Updated : 2024-01-08
  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 8

    Telepon ditutup dengan tergesa-gesa. Pamela hanya mendengar suara panggilan berakhir bahkan sebelum dia sempat bertanya.Dia tidak punya pakaian lain yang bisa dikenakan. Membuka lemari pakaian, dia melihat bahwa lemari pakaian di depannya penuh dengan pakaian paman aneh.Setelah mengambil kaos putih milik pria itu secara acak dan memakainya, Pamela bergegas keluar dari rumah.Kaos pria itu cukup besar untuknya. Ujung kaos menjuntai sampai ke lutut, sehingga tidak akan terlihat aneh jika dipakai sebagai pakaian kasual yang kebesaran....Perusahaan Quentin.Pamela sedang absen dengan menempelkan sidik jarinya pada pemindai. Tiba-tiba, Vanda yang wajahnya penuh tekanan berlari menghampirinya."Pamela, akhirnya kamu datang juga! Pak Dikra minta kamu datang ke ruangannya. Siapkan mentalmu ....""Pak Dikra mencariku?"Pamela jarang sekali melihat Vanda setegang ini. Jadi, dia bertanya, "Apa yang terjadi?"Vanda melirik ke kiri dan ke kanan untuk memastikan tidak ada orang di sekitar sebelu

    Last Updated : 2024-01-08
  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 9

    Vanda hanya merasa bahwa Pamela terlalu optimis, sementara dia sendiri telah kehilangan semua harapan.Rencana proyek yang telah dipersiapkan selama sebulan akan dibatalkan begitu saja. Meskipun sangat tidak rela, tidak ada lagi yang bisa Vanda lakukan!Sambil menghela napas dalam, Vanda berbalik ke arah dapur."Pamela, lanjutkan saja. Aku buatkan kopi biar lebih segar!""Ya, terima kasih!"Pamela menjawab dengan samar. Pada saat yang sama, sebuah laman progres berwarna merah muncul di layar hitam komputernya.Setelah laman muncul sepenuhnya, Pamela dengan cepat memecahkan kata sandinya.Dia mengklik sebuah kotak dialog tersembunyi, menekan papan ketik dan mengetik beberapa kata untuk dikirim."Ada dendam apaan sih?!"Pihak peretas terkejut dan membalas, "Kamu! Dewa macam apa kamu, sampai bisa melakukan serangan balik ke dalam sistem enkripsi level tertinggi Aliansi Apollo kami!"Ujung jari Pamela mengetik ringan, "Nggak penting siapa aku. Intinya, kenapa kamu menyerang Perusahaan Quen

    Last Updated : 2024-01-08
  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 10

    Bianca melihat Maserati mewah itu melaju dan hatinya merasa cemburu. Dia kembali ke kantor dan memberi tahu rekan-rekannya."Apa kalian tahu? Pantas saja Pamela pergi tanpa beban. Ternyata dia jadi simpanan orang kaya dan nggak peduli dengan pekerjaan ini!"Menjadi simpanan?Rekan-rekan kerja menjadi sangat ingin tahu apa yang sedang terjadi. Jadi, mereka mendekat dan menanyakan situasinya kepada Bianca.Bianca melebih-lebihkan penjelasannya dengan mengatakan, "Aku berbaik hati mengantarkan barang Pamela yang ketinggalan. Tapi, aku malah melihatnya masuk ke mobil mewah edisi terbatas. Di dalam mobil itu ada pria tua dan Pamela langsung duduk di atas pangkuan pria itu begitu masuk ke dalam mobil. Gerak-gerik mereka sangat ambigu!""Pria tua? Berapa umurnya?"Bianca menjawab, "Sekitar 60 tahun!""Ya ampun. 60 tahun itu seusia kakeknya! Aku nggak nyangka kelakuan Pamela akan semurah itu!""Ckck, jangan cuma menilai seseorang dari penampilannya!"Vanda tidak tahan mendengar lebih lanjut is

    Last Updated : 2024-01-08

Latest chapter

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 2938

    Ketakutan masih melanda Phillip ketika dia membayangkan situasi saat itu, Dian meratakan alis pria itu, "Aku tahu kamu pasti akan datang untuk menyelamatkanku, sama seperti sebelumnya.""Aku mencintaimu, Phillip."Sebelumnya Dian sudah menyatakan cintanya, tapi dia mengatakannya dalam keadaan tidak sadar. Sekarang dia sudah sadar, pikirannya jernih, bahkan sambil tersenyum tipis. Ucapannya membuat Phillip tersipu sejenak."Aku juga mencintaimu," balas Phillip.Dian hanya dirawat sebentar di rumah sakit, tak lama kemudian dia kembali ke Kediaman Sanders.Seperti yang mereka katakan, kondisi Dian tidak serius, dirawat di rumah sakit hanya akan memperlambat pemulihannya.Lebih baik dia dirawat di rumah.Phillip tidak pernah menyinggung pekerjaan Dian. Sebaliknya, Dian langsung pergi ke Surat Kabar Sino untuk mengundurkan diri.Kondisinya saat ini tidak sesuai untuk menyelidiki kasus terkait, lagi pula Phillip langsung menyerahkan barang bukti ke kantor polisi, pihak kepolisian yang akan m

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 2937

    "Phillip, aku menyukaimu, aku mencintaimu."Phillip memeluk Dian dengan perasaan sakit yang tiada tara, "Ini salahku, seharusnya aku lebih cepat.""Aku nggak pernah menyalahkanmu. Aku hanya ingin melihatmu tersenyum. Selama kamu bersedia membiarkanku tetap di sisimu, aku nggak meminta pengakuanmu.""Aku tahu keluargamu menyulitkanmu, aku bisa melihatnya ...."Para pengawal yang ikut menerobos masuk merasa canggung ketika melihat CEO mereka menangis.Namun, yang terpenting saat ini adalah membawa Dian ke rumah sakit untuk pemeriksaan fisik. Setelah lama terikat, aliran darahnya surut, menyebabkan mati rasa yang akan menjadi masalah serius jika tidak bisa pulih.Akhirnya, para pengawal mendorong bos mereka yang sangat pemberani untuk menasihati Phillip. Phillip menundukkan kepala, menyeka air matanya, dia menggendong Dian dengan mudah, tidak membiarkan orang lain turun tangan. Gerakannya sangat lembut, seolah-olah sedang menggendong tuan putri.Untungnya, hasil pemeriksaan menyatakan kon

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 2936

    Setelah itu, Lesti pergi tanpa menoleh, sama sekali tidak menunjukkan keraguan.Masa depan dirinya dan Fabian ada dalam kandungannya, tidak mungkin dia menyerahkan semua hartanya pada Ririn.Karena putrinya tidak menurut, maka dia akan mengandalkan putra dalam kandungannya.Bukankah Ririn senang menemui Juko? Kalau begitu, biarkan saja mereka hidup bersama.Lagi pula dia sudah menghabiskan banyak usaha untuk membesarkan putrinya itu.Ririn menghabiskan paruh pertama hidupnya bersama Lesti, paruh kedua hidupnya sudah seharusnya menjadi giliran Juko.Satu-satunya hal yang membuat Phillip bersyukur adalah Juko tidak mempermainkannya, tampaknya dia masih peduli pada putrinya.Phillip bersama para pengawalnya berhasil menemukan rumah bobrok itu.Pelaku cukup waspada, mereka memilih rumah bobrok di pinggiran desa.Setelah pintu didobrak, Phillip menemukan Dian terbaring sendirian di lantai, tanpa ada yang menghiraukannya.Penjahat yang berjaga menunggu instruksi Juko, tanpa perintah darinya,

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 2935

    Lesti meneteskan air mata, duduk bersila dan terdiam, tidak ingin membela diri.Ririn satu-satunya orang yang masih berusaha memberikan penjelasan, tapi apa pun yang dia katakan, Fabian tidak lagi memercayainya.Hal seperti ini sudah terjadi berkali-kali dan setiap kali Fabian selalu memilih memercayai Lesti dan putrinya.Namun kini dia menyadari bahwa dia sepenuhnya salah.Dian dulunya sangat perhatian dan berperilaku baik, tetapi setelah Lesti dan Ririn memasuki hidup mereka, dia merasa putrinya mulai bermulut tajam dan selalu bertingkah di hadapannya.Sekarang dia baru menyadari, semua itu Dian lakukan untuk mendapatkan lebih banyak perhatian darinya atau setidaknya hanya ingin dia memperlakukan dirinya dan Ririn secara adil.Hanya saja dia tidak pernah menyadarinya. Sebaliknya, dia merasa Dian harus mengalah pada Ririn karena lebih tua."Karena kamu begitu menyukai ayah kandungmu, mulai sekarang kamu bisa hidup bersamanya.""Jangan pernah datang lagi ke rumah ini. Sedangkan ibumu,

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 2934

    Ririn buru-buru bertanya, "Ibu tertipu?""Kenapa Ibu menghubungi Juko?""Sekarang mereka tahu keberadaan Dian, Ibu mengacaukan rencanaku, apa yang ada di kepala Ibu?"Namun Lesti tidak menggubris, dia menangis dan menampar Ririn, "Kamu membuat Ibu takut setengah mati. Kalau terjadi sesuatu padamu, Ibu harus bagaimana? Susah payah Ibu membesarkanmu, apa Ibu harus melihatmu mati?""Ibu 'kan sudah bilang, jangan menemui Juko Sanders, kenapa kamu masih diam-diam menemuinya, bahkan menyuruhnya melakukan hal seperti ini, apa kamu sudah gila?""Ibu hanya ingin menjalani sisa hidup dengan damai bersamamu, kenapa kamu nggak mau mendengarkan Ibu?"Ririn sangat kecewa pada ibunya. Sejak hamil, Lesti tidak pernah lagi memberi pelajaran pada Dian.Namun, Ririn tidak terima, Dian bagaikan duri yang menancap di matanya, duri itu harus disingkirkan agar dia merasa lega."Apa Ibu nggak tahu aku menyukai Phillip?""Aku yang duluan menyukai Phillip, tapi Dian merampasnya. Mana mungkin aku melepaskannya.

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 2933

    Ingin sekali Lesti menamparnya, untuk apa dia bicara seperti itu?Jika dulu pria itu tidak melakukan tindak kekerasan padanya, hubungan mereka tidak mungkin jadi seburuk ini.Sekarang beraninya dia mengatakan berbuat seperti ini demi putrinya, dia kira nyawa Dian bisa diambil semudah itu?Dian adalah Nona Besar Keluarga Sandiga, belum lagi dia sudah menikah dengan Phillip Sanders, sekarang dia adalah istri dari pemilik Perusahaan Sanders. Juko kira siapa dirinya? Beraninya dia menculik Dian!Napas Lesti tidak teratur, dia tersentak, "Kalau kamu nggak percaya, dengarkan saja teriakan putrimu.""Aku nggak bisa menyelamatkannya, nyawanya ada di tanganmu. Lagi pula aku sedang mengandung anak Fabian. Tanpa Ririn sekalipun, aku masih punya anak yang lain, tapi nggak denganmu!"Phillip sangat mengagumi Lesti. Di saat seperti ini, dia tidak lupa mengungkapkan kesetiaannya pada Fabian, secara tidak langsung memberi tahu Fabian bahwa dia selalu berpihak padanya, sungguh hebat.Di ujung telepon,

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 2932

    Phillip menaikkan alisnya sambil berkata, "Jangan khawatir, paling-paling hanya jari tangannya yang disentuh, nggak akan jadi masalah besar. Cedera otot dan tulang akan pulih dalam beberapa bulan. Kalian bisa merawatnya dengan baik di rumah, dijamin dia akan segera pulih."Lesti tidak tega mendengarnya, dia bergegas ke arah Phillip untuk memukulnya, tetapi sebelum berhasil mendekat, pengawal sudah menghentikannya.Fabian juga khawatir, dia segera memeluk Lesti erat-erat ke sisinya, "Kalau benar nggak ada hubungannya dengan Ririn, dia pasti akan keluar dengan selamat, tetapi kalau sebaliknya, kamu harusnya tahu ...."Suara Fabian tiba-tiba berubah dingin. Dia tidak pernah menyangka penculikan putri kandungnya ternyata berhubungan dengan putri tirinya ini.Namun, dia juga tidak terlalu bodoh dan langsung bertanya, "Bagaimana seorang gadis seperti Ririn bisa membawa Dian?""Bahkan kaca mobilnya pecah, pasti ada yang membantunya.""Mungkinkah ada hubungannya dengan ayah kandung Ririn?"Phi

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 2931

    "Benar aku menemui ayah kandungku, tapi hanya satu kali, aku nggak berniat kembali ke sisinya!""Kalau nggak, aku pasti sudah dari dulu meninggalkan Keluarga Sandiga, tapi aku peduli padamu, Ayah. Ayah sudah menjagaku selama bertahun-tahun, aku sudah menganggapmu sebagai ayah kandungku. Kenapa Ayah memperlakukan kami seperti ini?""Sekarang Phillip berbicara nggak bermoral dan melimpahkan semua kesalahan padaku. Ayah harus melihat kebenarannya!"Lesti mengangguk berulang kali, tapi di saat bersamaan, dia penasaran, kapan Ririn menemui Juko?Gadis itu tidak mengatakan apa pun padanya, tapi malah tertangkap oleh Phillip.Sepertinya kejadian yang menimpa Dian memang berhubungan dengannya. Lesti hanya ingin menyelesaikan masalah ini secepatnya agar Phillip tidak berlama-lama di sana.Dia sama sekali tidak punya pemikiran seperti itu, apalagi untuk rujuk dengan Juko.Dia hanya ingin melahirkan putranya dengan selamat di Keluarga Sandiga. Kelak Keluarga Sandiga akan menjadi milik putranya, d

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 2930

    Phillip paling benci ditunjuk orang saat berbicara dengannya. Dia bangkit dari duduknya, seketika tubuhnya lebih tinggi dari Fabian."Kamu masih berani mengaku sebagai ayah kandungnya Dian, kalau aku jadi kamu, aku akan memilih diam dan menyingkir.""Demi putri orang lain, kamu menuduhku mengancam Ririn. Dari ekspresi bersalahnya saja sudah cukup membuktikan kalau masalah ini berhubungan dengannya.""Sekalipun nggak percaya padaku, minimal gunakan otakmu. Pantas saja Perusahaan Sandiga semakin terpuruk, cepat atau lambat akan tamat di tanganmu."Phillip tidak lagi memberi muka. Saat mengucapkan kata-kata ini, dia mundur berulang kali, memegangi dadanya dan hampir kehabisan napas.Lesti melupakan tubuh lemahnya dan maju beberapa langkah, "Begini caramu berbicara dengan ayah mertuamu? Apa Ririn pernah menyinggungmu? Sebelumnya dia bahkan menyukaimu, Ririn masih kecil, kenapa kamu memperlakukannya seperti ini?"Dia mengatakannya berulang kali, tetapi sikap Phillip sudah jelas dan para pen

DMCA.com Protection Status