Jason langsung mengernyit, jelas-jelas tidak senang dengan hasil seperti ini.Dengan ekspresi terkejut, Kalana berkata, "Kenapa bisa begitu? Kenapa hanya kamera pemantau di ruangan tempat kami makan yang nggak ada kamera memorinya? Aneh sekali, Kak!"Jason juga merasa bahwa situasi ini sangat aneh. Sistem kamera pemantau ini sudah diperbaiki, tetapi kartu memori di dalam kamera pemantau di ruangan itu malah tidak ditemukan. Hal ini tidak mungkin hanyalah sebuah kebetulan!Jason menatap Pamela yang mengikuti mereka ke restoran untuk menyelidiki kebenaran itu dengan tatapan penuh pertimbangan, kecurigaan pun muncul di matanya ....Setelah Kalana melihat hal yang dia inginkan dari tatapan kakaknya, dia pun mengikuti arah tatapan kakaknya ke Pamela. Dia berpura-pura seperti teringat akan sebuah kemungkinan."Kak Pamela, seingatku, setelah aku dan Agam pergi dengan Revan, kamu baru meninggalkan ruangan itu .... Jangan-jangan kamu mengambil kartu memori kamera pemantau itu untuk menghancurka
Dengan tatapan penuh kewaspadaan, bos itu berkata, "Sekarang, pelayan itu seharusnya berada di asramanya. Tadi, katanya, dia nggak enak badan, jadi dia minta izin setengah hari untuk pergi istirahat! Kenapa Anda mencarinya?"Pamela menjawab, "Ada yang mau kutanyakan tentang hal anak itu terkena luka bakar di ruangan kami."Bos itu mengernyit dan berkata, "Para tamu terhormat, sebelum kalian datang, aku sudah menginterogasi pelayan itu dengan sangat tegas! Katanya hal itu nggak berhubungan dengannya! Menurutku, sebaiknya jangan libatkan seorang pelayan kecil-kecilan dalam dendam antara kalian! Dia punya latar belakang miskin, dia juga harus kerja dengan susah payah!"Pamela tersenyum sambil mengangguk, sebagai arti bahwa dia memahami pertimbangan bos ini. "Tenang saja, aku hanya mau menanyakan beberapa hal padanya, aku nggak akan menyusahkan dirinya," kata Pamela.Bos itu sebenarnya ingin melindungi karyawannya sendiri, tetapi dia juga tidak ingin menyinggung tamu karena hal ini. Setela
Pamela kembali tersadar. Dia menatap Jason yang tampak murka, lalu menatap Kalana yang munafik itu ....Dia tersenyum dengan sinis dan berkata, "Pak Jason, kenapa Anton, pelayan ini, bisa disebut sebagai saksi mata?"Jason memelototi Pamela dengan tatapan dingin dan berkata, "Kenapa nggak bisa? Kalana nggak pernah bertemu dengannya, tapi kesaksian kedua orang ini sama. Aku merasa bahwa hal ini sudah cukup untuk menjelaskan semuanya."Mereka tidak pernah bertemu sebelumnya?Huh!Sepertinya, Jason benar-benar sama sekali tidak mengetahui kemunafikan adiknya ini. Hari ini, biar Pamela perkenalkan Jason pada adiknya yang sesungguhnya!"Pak Jason, tolong berikan aku sepuluh menit. Aku akan membuktikan bahwa Anton nggak bisa menjadi saksi mata dan menunjukkan alasan kenapa kesaksiannya nggak sah!" kata Pamela.Pamela tidak terburu-buru untuk menyangkal ucapan Jason, dia hanya meminta waktu sepuluh menit dari pria ini.Jason tidak keberatan, dia hanya ingin melihat bagaimana Pamela masih akan
"Baik!"Insinyur komputer itu pun duduk di hadapan komputer lagi dan mulai mencari hasil rekaman itu.Mencari rekaman masih memerlukan sedikit waktu. Pamela sudah lelah berdiri, jadi dia melihat ke sekeliling untuk mencari kursi di sekitarnya supaya dia bisa duduk sesaat.Saat dia sedang mencari kursi, dia menatap mata Agam yang mendalam ....Pria itu juga ikut ke restoran. Bagaimanapun, masalah ini menyangkut kebenaran luka bakar putranya.Namun, dia tidak mengucapkan apa pun. Dia hanya menarik sebuah kursi dan duduk di depan sebuah meja bundar di aula utama restoran ini sambil merokok dengan santai. Dia terlihat acuh tak acuh sambil mengamati kejadian ini.Kepulan asap mengaburkan pandangan, membuat Pamela tidak bisa melihat pria itu dengan jelas. Dia selalu merasa bahwa pria ini sepertinya tidak terlalu memedulikan kondisi Kalana dan putranya?Pada saat ini, sebuah tangan terulur ke arahnya sambil menyodorkan sebotol air mineral untuknya.Pamela seketika tersadar. Dia melihat botol
Anton bersikeras berkata, "Mungkin ... mungkin aku salah ingat! Karena setiap hari, aku harus membersihkan terlalu banyak ruangan, jadi aku nggak ingat ruangan mana itu!"Pamela tertawa dan berkata, "Anton, kalau ingatanmu seburuk itu, bukankah biasanya kamu sering salah ingat pesanan tamu? Kalau kemampuan kerjamu selalu seperti ini, sepertinya bosmu juga nggak akan mempertahankan seorang pelayan sepertimu, 'kan?"Rasa bersalah terus melintas di matanya Anton. "Aku ... aku nggak enak badan, jadi ingatanku kurang bagus .... Nona, hari ini jelas-jelas kamulah yang merebut cerek kuah itu dari tanganku untuk melukai anak itu. Sekarang, kenapa kamu malah seakan-akan mau melemparkan tanggung jawab itu padaku?" kata Anton."Memangnya aku ada bilang kalau kamu berhubungan dengan masalah anak itu terkena luka bakar? Aku hanya menanyakanmu di mana kartu memori itu berada!" Pamela tertawa, lalu tiba-tiba berkata dengan serius, "Anton, sekarang, kamu masih sempat mengeluarkan kartu memori itu. Kal
"Kapan aku menyuruhmu untuk mengambil kartu memori itu untuk menghancurkan barang buktinya? Dengan cara apa aku berkomunikasi denganmu? Melalui bank apa aku mengirimkan uang untukmu? Berapa banyak uangnya?" tanya Pamela.Pamela kembali menanyakan serangkaian pertanyaan pada Anton supaya Anton menjawabnya dengan cepat.Tanpa diragukan lagi, pelayan ini sedang berbohong. Dia pasti merasa tertekan karena Kalana tadi batuk-batuk, jadi dia langsung mengubah pernyataannya tepat saat dia akan mengucapkan kebenarannya!Apa kelemahannya yang dipegang oleh Kalana?Namun, kebohongan yang diungkapkan secara mendadak ini tidak mungkin sempurna, pasti ada celahnya dan sangat mudah ditembus!Mendengar pertanyaan Pamela, Anton menjadi makin panik. Dia bergegas menyusun kata-kata dalam otaknya dan menjawab, "Emm ... setengah jam yang lalu ... kamu menghubungiku dengan aplikasi sosial dan menyuruhku untuk melakukan hal itu, lalu mengirimkan uang sebanyak 200 juta padaku ...."Dengan alis terangkat, Pame
Pada saat ini, tidak ada lagi keraguan di tatapan Jason. Dia langsung menatap Pamela seakan-akan dia sudah yakin bahwa Pamela adalah pelakunya."Cukup, Pamela! Masalahnya sudah sejauh ini, kamu nggak perlu berusaha lagi. Di sini, nggak ada lagi yang akan memercayaimu!" kata Jason.Pamela menatap Jason dengan tenang dan berkata, "Pak Jason, memangnya kamu nggak merasa bahwa semua tuduhan pelayan ini terhadapku sangat nggak logis?"Dengan ekspresi masam, Jason menjawab, "Kalau begitu, coba katakan, kenapa seorang pelayan yang sebelumnya sama sekali nggak kenal denganmu mau memfitnahmu seperti ini?"Pamela merasa kesal melihat Jason yang seperti kehilangan kecerdasannya karena adiknya. Dia pun tersenyum dengan sinis.Pamela berkata, "Pak Jason, menurutmu, apakah ada kemungkinan bahwa pelayan ini melukai keponakanmu, jadi dia ingin memfitnah diriku karena dia nggak mau menanggung tanggung jawab itu?""Kemudian, dia mencuri kartu memori di dalam kamera pemantau itu untuk menghilangkan bukti
Melihat Pamela yang sedang sibuk melakukan sesuatu di depan komputer, Kalana sama sekali tidak merasa takut, dia hanya merasa sangat konyol!Kartu memori di kamera pemantau dalam ruangan itu sudah dihancurkan, jadi apa pun yang Pamela lakukan, tidak ada yang bisa dia dapatkan!Selain itu, sampai sekarang, Agam hanya menyaksikan kejadian ini di samping. Dia sama sekali tidak memedulikan Pamela dan tidak mengucapkan sepatah kata pun untuk membela Pamela. Sepertinya dia juga sudah kecewa terhadap wanita ini.'Baguslah, asalkan Agam percaya bahwa Pamela adalah seorang wanita jahat yang bahkan bisa melukai anak kecil, tujuanku akan tercapai!' pikir Kalana.Kalana merasa sangat puas dan senang, tetapi di luar, dia berpura-pura membuang napas dengan tidak berdaya. Dengan ekspresi polos dan baik hati, dia berjalan ke depan konter dan berkata dengan suara lembut dan baik hati, "Kak Pamela, nggak ada gunanya kamu pura-pura adil dan taat seperti ini. Sampai kapan kamu baru mau mengakui kesalahanm