Anton bersikeras berkata, "Mungkin ... mungkin aku salah ingat! Karena setiap hari, aku harus membersihkan terlalu banyak ruangan, jadi aku nggak ingat ruangan mana itu!"Pamela tertawa dan berkata, "Anton, kalau ingatanmu seburuk itu, bukankah biasanya kamu sering salah ingat pesanan tamu? Kalau kemampuan kerjamu selalu seperti ini, sepertinya bosmu juga nggak akan mempertahankan seorang pelayan sepertimu, 'kan?"Rasa bersalah terus melintas di matanya Anton. "Aku ... aku nggak enak badan, jadi ingatanku kurang bagus .... Nona, hari ini jelas-jelas kamulah yang merebut cerek kuah itu dari tanganku untuk melukai anak itu. Sekarang, kenapa kamu malah seakan-akan mau melemparkan tanggung jawab itu padaku?" kata Anton."Memangnya aku ada bilang kalau kamu berhubungan dengan masalah anak itu terkena luka bakar? Aku hanya menanyakanmu di mana kartu memori itu berada!" Pamela tertawa, lalu tiba-tiba berkata dengan serius, "Anton, sekarang, kamu masih sempat mengeluarkan kartu memori itu. Kal
"Kapan aku menyuruhmu untuk mengambil kartu memori itu untuk menghancurkan barang buktinya? Dengan cara apa aku berkomunikasi denganmu? Melalui bank apa aku mengirimkan uang untukmu? Berapa banyak uangnya?" tanya Pamela.Pamela kembali menanyakan serangkaian pertanyaan pada Anton supaya Anton menjawabnya dengan cepat.Tanpa diragukan lagi, pelayan ini sedang berbohong. Dia pasti merasa tertekan karena Kalana tadi batuk-batuk, jadi dia langsung mengubah pernyataannya tepat saat dia akan mengucapkan kebenarannya!Apa kelemahannya yang dipegang oleh Kalana?Namun, kebohongan yang diungkapkan secara mendadak ini tidak mungkin sempurna, pasti ada celahnya dan sangat mudah ditembus!Mendengar pertanyaan Pamela, Anton menjadi makin panik. Dia bergegas menyusun kata-kata dalam otaknya dan menjawab, "Emm ... setengah jam yang lalu ... kamu menghubungiku dengan aplikasi sosial dan menyuruhku untuk melakukan hal itu, lalu mengirimkan uang sebanyak 200 juta padaku ...."Dengan alis terangkat, Pame
Pada saat ini, tidak ada lagi keraguan di tatapan Jason. Dia langsung menatap Pamela seakan-akan dia sudah yakin bahwa Pamela adalah pelakunya."Cukup, Pamela! Masalahnya sudah sejauh ini, kamu nggak perlu berusaha lagi. Di sini, nggak ada lagi yang akan memercayaimu!" kata Jason.Pamela menatap Jason dengan tenang dan berkata, "Pak Jason, memangnya kamu nggak merasa bahwa semua tuduhan pelayan ini terhadapku sangat nggak logis?"Dengan ekspresi masam, Jason menjawab, "Kalau begitu, coba katakan, kenapa seorang pelayan yang sebelumnya sama sekali nggak kenal denganmu mau memfitnahmu seperti ini?"Pamela merasa kesal melihat Jason yang seperti kehilangan kecerdasannya karena adiknya. Dia pun tersenyum dengan sinis.Pamela berkata, "Pak Jason, menurutmu, apakah ada kemungkinan bahwa pelayan ini melukai keponakanmu, jadi dia ingin memfitnah diriku karena dia nggak mau menanggung tanggung jawab itu?""Kemudian, dia mencuri kartu memori di dalam kamera pemantau itu untuk menghilangkan bukti
Melihat Pamela yang sedang sibuk melakukan sesuatu di depan komputer, Kalana sama sekali tidak merasa takut, dia hanya merasa sangat konyol!Kartu memori di kamera pemantau dalam ruangan itu sudah dihancurkan, jadi apa pun yang Pamela lakukan, tidak ada yang bisa dia dapatkan!Selain itu, sampai sekarang, Agam hanya menyaksikan kejadian ini di samping. Dia sama sekali tidak memedulikan Pamela dan tidak mengucapkan sepatah kata pun untuk membela Pamela. Sepertinya dia juga sudah kecewa terhadap wanita ini.'Baguslah, asalkan Agam percaya bahwa Pamela adalah seorang wanita jahat yang bahkan bisa melukai anak kecil, tujuanku akan tercapai!' pikir Kalana.Kalana merasa sangat puas dan senang, tetapi di luar, dia berpura-pura membuang napas dengan tidak berdaya. Dengan ekspresi polos dan baik hati, dia berjalan ke depan konter dan berkata dengan suara lembut dan baik hati, "Kak Pamela, nggak ada gunanya kamu pura-pura adil dan taat seperti ini. Sampai kapan kamu baru mau mengakui kesalahanm
Pada saat ini, ekspresi Kalana menjadi kaku. Tatapannya bergetar karena rasa bersalahnya. Dia sama sekali tidak menyangka bahwa Pamela akan menemukan adegan dia berinteraksi dengan Anton dari sudut itu ...."Pak Jason, coba lihat dengan lebih saksama. Saat mereka sedang berbicara, tangan Nona Kalana, adikmu ini, jelas-jelas bersentuhan dengan tangan Anton," kata Pamela sambil mengembalikan rekaman ini belasan detik, lalu memperlambat rekamannya ....Pamela berkata, "Coba lihat, gerakan tangan mereka sangat jelas. Nona Kalana jelas-jelas memasukkan sesuatu yang dia keluarkan dari kantongnya ke tangan Anton secara sembunyi-sembunyi!""Pak Jason, menurutmu, apakah dua orang yang saling tidak kenal bisa berbicara dan memberikan sesuatu secara sembunyi-sembunyi seperti ini?"Pada saat ini, Pamela berbicara sambil tersenyum dengan sinis, tetapi dia sindiran ini tidak berlebihan, dia hanya mengembalikan sindiran yang dia dapatkan dari Jason.Jason tidak mengucapkan apa pun. Sambil menonton du
Dengan berlinang air mata, Kalana menatap kakaknya dan berkata, "Kak ... aku hanya memberinya tip. Nggak boleh, ya?"Jason mengernyit dan bertanya, "Tip?"Kalana menganggukkan kepalanya dengan ekspresi polos dan berkata, "Iya! Karena pada saat itu aku menanyakan makanan apa yang lebih ringan di sini, dia juga menjelaskan sangat lama dengan sangat sabar padaku, tapi akhirnya aku nggak memesan apa pun, jadi aku merasa aku sudah merepotkannya, wajar saja kalau aku memberinya tip."Pamela tersenyum dan berkata, "Tadi, Nona Kalana bilang, begitu Anton mendengar bahwa kamu mau pesan makanan, dia menganjurkanmu untuk nggak memesan lagi supaya nggak buang-buang makanan. Sekarang, kenapa kamu malah bilang bahwa dia menjelaskan sangat lama? Selain itu, kita nggak punya kebiasaan memberikan tip pada pelayan. Kalaupun Nona Kalana mau memberinya tip, sepertinya nggak perlu sembunyi-sembunyi seperti ini, 'kan?"Kalana mengetahui bahwa setiap ucapan Pamela bertujuan untuk mengungkapkan kebohongannya,
Pekerjaan ini didapatkan dengan cara yang tidak mudah. Apalagi, Nona Kalana juga memberikan iming-iming uang. Pada akhirnya, dia terpengaruh dan menyetujuinya.Ketika dilaksanakan, dia jadi tidak berani turun tangan. Anak itu terlihat sangat tidak berdosa dan menggemaskan. Hatinya sampai memberikan penolakan dan tangannya juga sedikit bergetar. Untuk sesaat, dia tidak bisa memegang teko tersebut dengan stabil.Untung saja pada saat itu Nona Pamela segera menolongnya. Kalau tidak, bocah itu pasti akan terluka lebih parah.Dia juga kaget sekali dan segera melarikan diri.Sudahlah! Kalau dibandingkan dengan akibat dari perbuatannya itu, diam-diam mengambil ponsel tamu bukan hal yang penting lagi.Jason sudah menangkap sinyal mata antara Anton dan adik perempuannya, Kalana. Wajahnya berubah menjadi sangat masam. Pria itu lantas melihat Anton dengan ekspresi serius dan berkata."Kamu jangan melihatnya. Bicaralah yang jujur! Untuk apa dia mencarimu ketika berada di depan toilet?"Si Anton di
Jason menunduk dan memperhatikan adik perempuan yang berada di dalam pelukannya itu. Pria itu hanya diam dan tidak memperlihatkan ekspresi apa pun.Dulu, dia pasti sudah menepuk punggung adik perempuannya dan menyuruhnya untuk berhenti menangis. Selama ada Jason, Kalana sama sekali tidak perlu merasa khawatir.Akan tetapi sekarang, dia merasa adik perempuan yang ada di dalam pelukannya ini benar-benar penuh kepalsuan.Pamela menyaksikan sandiwara Kalana yang masih belum cukup apik dan tersenyum ringan."Nona Kalana, ketika Anton menuduhku tadi, dia juga nggak memiliki rekaman pembicaraan atau pun rekaman bukti transfer. Tapi kamu menyuruhku segera mengaku dan jangan berdalih lagi! Kenapa sekarang giliran kamu yang kena, kamu bisa menuduh Pak Anton sudah bicara tanpa bukti? Bukankah kamu memiliki standar ganda?"Kalana bersandar pada kakaknya dengan sedih dan berkata, "Aku ... aku bukan berstandar ganda. Status kita berbeda. Aku adalah ibu Revan. Sebagai seorang ibu, bagaimana mungkin a