Pamela kembali tersadar. Dia menatap Jason yang tampak murka, lalu menatap Kalana yang munafik itu ....Dia tersenyum dengan sinis dan berkata, "Pak Jason, kenapa Anton, pelayan ini, bisa disebut sebagai saksi mata?"Jason memelototi Pamela dengan tatapan dingin dan berkata, "Kenapa nggak bisa? Kalana nggak pernah bertemu dengannya, tapi kesaksian kedua orang ini sama. Aku merasa bahwa hal ini sudah cukup untuk menjelaskan semuanya."Mereka tidak pernah bertemu sebelumnya?Huh!Sepertinya, Jason benar-benar sama sekali tidak mengetahui kemunafikan adiknya ini. Hari ini, biar Pamela perkenalkan Jason pada adiknya yang sesungguhnya!"Pak Jason, tolong berikan aku sepuluh menit. Aku akan membuktikan bahwa Anton nggak bisa menjadi saksi mata dan menunjukkan alasan kenapa kesaksiannya nggak sah!" kata Pamela.Pamela tidak terburu-buru untuk menyangkal ucapan Jason, dia hanya meminta waktu sepuluh menit dari pria ini.Jason tidak keberatan, dia hanya ingin melihat bagaimana Pamela masih akan
"Baik!"Insinyur komputer itu pun duduk di hadapan komputer lagi dan mulai mencari hasil rekaman itu.Mencari rekaman masih memerlukan sedikit waktu. Pamela sudah lelah berdiri, jadi dia melihat ke sekeliling untuk mencari kursi di sekitarnya supaya dia bisa duduk sesaat.Saat dia sedang mencari kursi, dia menatap mata Agam yang mendalam ....Pria itu juga ikut ke restoran. Bagaimanapun, masalah ini menyangkut kebenaran luka bakar putranya.Namun, dia tidak mengucapkan apa pun. Dia hanya menarik sebuah kursi dan duduk di depan sebuah meja bundar di aula utama restoran ini sambil merokok dengan santai. Dia terlihat acuh tak acuh sambil mengamati kejadian ini.Kepulan asap mengaburkan pandangan, membuat Pamela tidak bisa melihat pria itu dengan jelas. Dia selalu merasa bahwa pria ini sepertinya tidak terlalu memedulikan kondisi Kalana dan putranya?Pada saat ini, sebuah tangan terulur ke arahnya sambil menyodorkan sebotol air mineral untuknya.Pamela seketika tersadar. Dia melihat botol
Anton bersikeras berkata, "Mungkin ... mungkin aku salah ingat! Karena setiap hari, aku harus membersihkan terlalu banyak ruangan, jadi aku nggak ingat ruangan mana itu!"Pamela tertawa dan berkata, "Anton, kalau ingatanmu seburuk itu, bukankah biasanya kamu sering salah ingat pesanan tamu? Kalau kemampuan kerjamu selalu seperti ini, sepertinya bosmu juga nggak akan mempertahankan seorang pelayan sepertimu, 'kan?"Rasa bersalah terus melintas di matanya Anton. "Aku ... aku nggak enak badan, jadi ingatanku kurang bagus .... Nona, hari ini jelas-jelas kamulah yang merebut cerek kuah itu dari tanganku untuk melukai anak itu. Sekarang, kenapa kamu malah seakan-akan mau melemparkan tanggung jawab itu padaku?" kata Anton."Memangnya aku ada bilang kalau kamu berhubungan dengan masalah anak itu terkena luka bakar? Aku hanya menanyakanmu di mana kartu memori itu berada!" Pamela tertawa, lalu tiba-tiba berkata dengan serius, "Anton, sekarang, kamu masih sempat mengeluarkan kartu memori itu. Kal
"Kapan aku menyuruhmu untuk mengambil kartu memori itu untuk menghancurkan barang buktinya? Dengan cara apa aku berkomunikasi denganmu? Melalui bank apa aku mengirimkan uang untukmu? Berapa banyak uangnya?" tanya Pamela.Pamela kembali menanyakan serangkaian pertanyaan pada Anton supaya Anton menjawabnya dengan cepat.Tanpa diragukan lagi, pelayan ini sedang berbohong. Dia pasti merasa tertekan karena Kalana tadi batuk-batuk, jadi dia langsung mengubah pernyataannya tepat saat dia akan mengucapkan kebenarannya!Apa kelemahannya yang dipegang oleh Kalana?Namun, kebohongan yang diungkapkan secara mendadak ini tidak mungkin sempurna, pasti ada celahnya dan sangat mudah ditembus!Mendengar pertanyaan Pamela, Anton menjadi makin panik. Dia bergegas menyusun kata-kata dalam otaknya dan menjawab, "Emm ... setengah jam yang lalu ... kamu menghubungiku dengan aplikasi sosial dan menyuruhku untuk melakukan hal itu, lalu mengirimkan uang sebanyak 200 juta padaku ...."Dengan alis terangkat, Pame
Pada saat ini, tidak ada lagi keraguan di tatapan Jason. Dia langsung menatap Pamela seakan-akan dia sudah yakin bahwa Pamela adalah pelakunya."Cukup, Pamela! Masalahnya sudah sejauh ini, kamu nggak perlu berusaha lagi. Di sini, nggak ada lagi yang akan memercayaimu!" kata Jason.Pamela menatap Jason dengan tenang dan berkata, "Pak Jason, memangnya kamu nggak merasa bahwa semua tuduhan pelayan ini terhadapku sangat nggak logis?"Dengan ekspresi masam, Jason menjawab, "Kalau begitu, coba katakan, kenapa seorang pelayan yang sebelumnya sama sekali nggak kenal denganmu mau memfitnahmu seperti ini?"Pamela merasa kesal melihat Jason yang seperti kehilangan kecerdasannya karena adiknya. Dia pun tersenyum dengan sinis.Pamela berkata, "Pak Jason, menurutmu, apakah ada kemungkinan bahwa pelayan ini melukai keponakanmu, jadi dia ingin memfitnah diriku karena dia nggak mau menanggung tanggung jawab itu?""Kemudian, dia mencuri kartu memori di dalam kamera pemantau itu untuk menghilangkan bukti
Melihat Pamela yang sedang sibuk melakukan sesuatu di depan komputer, Kalana sama sekali tidak merasa takut, dia hanya merasa sangat konyol!Kartu memori di kamera pemantau dalam ruangan itu sudah dihancurkan, jadi apa pun yang Pamela lakukan, tidak ada yang bisa dia dapatkan!Selain itu, sampai sekarang, Agam hanya menyaksikan kejadian ini di samping. Dia sama sekali tidak memedulikan Pamela dan tidak mengucapkan sepatah kata pun untuk membela Pamela. Sepertinya dia juga sudah kecewa terhadap wanita ini.'Baguslah, asalkan Agam percaya bahwa Pamela adalah seorang wanita jahat yang bahkan bisa melukai anak kecil, tujuanku akan tercapai!' pikir Kalana.Kalana merasa sangat puas dan senang, tetapi di luar, dia berpura-pura membuang napas dengan tidak berdaya. Dengan ekspresi polos dan baik hati, dia berjalan ke depan konter dan berkata dengan suara lembut dan baik hati, "Kak Pamela, nggak ada gunanya kamu pura-pura adil dan taat seperti ini. Sampai kapan kamu baru mau mengakui kesalahanm
Pada saat ini, ekspresi Kalana menjadi kaku. Tatapannya bergetar karena rasa bersalahnya. Dia sama sekali tidak menyangka bahwa Pamela akan menemukan adegan dia berinteraksi dengan Anton dari sudut itu ...."Pak Jason, coba lihat dengan lebih saksama. Saat mereka sedang berbicara, tangan Nona Kalana, adikmu ini, jelas-jelas bersentuhan dengan tangan Anton," kata Pamela sambil mengembalikan rekaman ini belasan detik, lalu memperlambat rekamannya ....Pamela berkata, "Coba lihat, gerakan tangan mereka sangat jelas. Nona Kalana jelas-jelas memasukkan sesuatu yang dia keluarkan dari kantongnya ke tangan Anton secara sembunyi-sembunyi!""Pak Jason, menurutmu, apakah dua orang yang saling tidak kenal bisa berbicara dan memberikan sesuatu secara sembunyi-sembunyi seperti ini?"Pada saat ini, Pamela berbicara sambil tersenyum dengan sinis, tetapi dia sindiran ini tidak berlebihan, dia hanya mengembalikan sindiran yang dia dapatkan dari Jason.Jason tidak mengucapkan apa pun. Sambil menonton du
Dengan berlinang air mata, Kalana menatap kakaknya dan berkata, "Kak ... aku hanya memberinya tip. Nggak boleh, ya?"Jason mengernyit dan bertanya, "Tip?"Kalana menganggukkan kepalanya dengan ekspresi polos dan berkata, "Iya! Karena pada saat itu aku menanyakan makanan apa yang lebih ringan di sini, dia juga menjelaskan sangat lama dengan sangat sabar padaku, tapi akhirnya aku nggak memesan apa pun, jadi aku merasa aku sudah merepotkannya, wajar saja kalau aku memberinya tip."Pamela tersenyum dan berkata, "Tadi, Nona Kalana bilang, begitu Anton mendengar bahwa kamu mau pesan makanan, dia menganjurkanmu untuk nggak memesan lagi supaya nggak buang-buang makanan. Sekarang, kenapa kamu malah bilang bahwa dia menjelaskan sangat lama? Selain itu, kita nggak punya kebiasaan memberikan tip pada pelayan. Kalaupun Nona Kalana mau memberinya tip, sepertinya nggak perlu sembunyi-sembunyi seperti ini, 'kan?"Kalana mengetahui bahwa setiap ucapan Pamela bertujuan untuk mengungkapkan kebohongannya,