Share

BAB 57 Aku Jabanin

"Maaf ya, Mas Dadang. Memang kapan saya naik ojek Mas Dadang? Bukannya Mas Dadang tukang ojek pasar, hah? Dan kapan saya ke pasar?" Emosiku sudah naik ke ubun-ubun. Mas Dadang kini kutatap dengan nanar. Entah dia di bayar oleh siapa untuk bicara padaku seperti barusan.

"Alah, jangan pura-pura. Kemarin 'kan kamu minta saya anterin. Kita tak sengaja bertemu di jalan." Mas Dadang makin menggali kebohongannya.

"Tuh, kan? Apa saya bilang Bu-Ibu! Bisa-bisa suami kalian jadi santapan, nih!" cungur Mbak Uri menyayat tajam hati ini. Kepalaku hanya menggeleng-geleng.

"Ya ampun, jaga ucapan kalian." Ibu pun kedengarannya emosi sekali. "Kalian bisa saja di bawa ke jalur hukum kalau bicara tanpa bukti." Ibu kembali menekan mereka.

Nampak Mbak Uri dan Bang Dadang merasa menang dan angkuh. Aku jadi makin curiga kalau ada seseorang yang menyuruh mereka menghujat dan memitnahku.

'Hemh, awas saja kalian.'

"Bener gak Bang Dadang di gangguin Hanah?" Ibu-ibu yang sepertinya meragukan angkat bicara dan me
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status