Share

BAB 62 Diejek Tetangga

"Yang udah resmi menjanda. Kapan mau nikah lagi? Kemarin saya lihat Mbak Hanah sama Ibu di antar sama orang kaya. Pintar juga ya, banyak orang kaya yang sering ajak Mbak Hanah jalan." Celetuk Mbak Uri. Dia yang dulu pernah memitnahku namun keburu takut dengan ancamanku itu kini ngoceh lagi. Mungkin karena beberapa hari yang lalu Pak Satria mengantar kami sepulang dari sidang.

Aku dan Ibu masih menyiapkan bungkusan nasi uduk yang di pesan secara online oleh Bu RT dan Bu Ima. Nanti akan di bawa oleh anaknya ke sini.

Perkataan Mbak Uri tak kutanggapi terlalu serius. Kalau di tanggapi, dia malah makin menjadi-jadi.

"Mbak mau pesan nasi uduk?" tanyaku sengaja tak menggubris ocehannya tadi.

"Iya. Eh, emangnya pria yang kemarin itu beneran pengacara?" tanyanya membuatku agak risih. Ibu mencolek lenganku. Mungkin wanita paroh baya yang selalu menjadi penyemangat hidupku itu pun merasa risih juga dengan Mbak Uri.

"Nasi uduknya berapa?" Aku bertanya. Lagi-lagi celetukannya tak kuanggap.

"Di tan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status