Home / CEO / Hamil Anak CEO / Pengusiran Warga

Share

Hamil Anak CEO
Hamil Anak CEO
Author: Putri_Lotus

Pengusiran Warga

"Usir pezina itu dari kawasan ini! Usir, usir, usir!" 

Teriakan warga sekitar menggema di depan pintu kontrakan Anjani. 

"Astaghfirullah, kenapa aku telanjang seperti ini? Apa yang telah dilakukan orang itu padaku? Dan kemana orang itu sekarang?" 

Anjani sedikit pusing karena sempat pingsan akibat dipukul. Namun dia berusaha bangkit karena mendengar kebisingan dari luar.

"Keluar atau kami dobrak paksa pintu rumahmu! Keluar Anjani!" 

Anjani yang kalut langsung memakai bajunya, namun saat hendak melangkah keluar dia merasakan sakit di area sensitifnya.

"Aww kenapa sakit sekali? Apa jangan sampai orang itu sudah minum kesucianku?" gumam Anjani sambil berjalan tertatih.

Jani keluar dan membuka pintu kontrakannya.

"Pak RT, ada apa ini Pak? Kok ramai ramai ke sini?" tanya Jani.

"Usir saja pezina itu dari kontrakan ini Pak RT! Kami nggak mau kena azab karena mempertahankan pezina di lingkungan ini!" seru beberapa warga.

"Astaghfirullah hal adzim!" Anjani membekap mulut.

"Tenang saudara saudara, kita selesaikan masalah ini dengan kepala dingin. Mbak Anjani, saya mendapat laporan dari Mang Dikin, katanya dia melihat Mbak Anjani membawa lelaki masuk ke kontrakan, dia juga melihat lelaki itu keluar dari kontrakan Mbak Anjani subuh tadi. Apakah itu benar? " selidik pak RT.

"Tadi malam sewaktu saya pulang lembur, ada yang memblokir pintu kontrakan Pak RT, lalu ketika saya buka orang itu seperti linglung dan membekap mulut saya. Dia menyeret saya ke kamar lalu setelah itu saya tidak ingat apapun karena kepala saya dipukul hingga pingsan. Dan setelah saya bangun tiba tiba saya sudah ditelanjangi dan orang itu kabur Pak RT," jelas Anjani setengah menangis.

Namun para warga terlanjur tidak mempercayai Anjani dan mereka lebih memilih percaya pada kata orang lain.

“Halah nggak usah banyak drama lah, buktinya nikmatin juga kan?” teriak bu Romlah.

"Sudah semuanya diam dulu. Mohon maaf Mbak Anjani, saya mungkin bisa mempercayai jika Mbak Anjani tidak berbohong, tetapi para warga sudah terlanjur emosi. Demi kebaikan bersama, saya mohon Mbak Anjani segera meninggalkan kontrakan ini sebelum warga bertindak anarkis!" pinta pak RT pada Anjani.

Akhirnya dengan berat hati Anjani meninggalkan kontrakan itu. Dia berjalan mencari kost yang masih kosong.

Setelah mendapatkan kost yang baru, dia langsung membereskan barangnya lalu membersihkan diri. Karena kejadian hari ini, dia memutuskan untuk ijin tidak masuk kerja.

***

Keesokan harinya saat Anjani sedang fokus menyelesaikan tugas, tiba-tiba Sisil menghampiri Jani di ruangannya.

"Jani, saya dipanggil ke ruangan HRD!" 

"Loh, emang ada apa Sil kok aku dipanggil?" 

"Nggak tau, dah sana buruan kesana, gue mau ke kantin dulu. Semangat Anjani!" sambung Sisil sambil meninggalkan ruangan Jani.

"Iya Sil makasih ya," ucap Jani yang hanya diangguki oleh Sisil.

"Kok perasaanku nggak enak gini ya? Perasaan aku nggak bikin masalah deh. Semoga aja penyelesaianku nggak benar-benar," gumam Jani sambil melangkah menuju HRD.

Tok tok tok

"Permisi Pak," ucap Anjani di depan pintu.

"Silahkan masuk!" ucap pak Rusli kepala HRD mempersilahkan masuk.

"Mohon maaf apakah Pak Rusli memanggil saya?" tanya Anjani pelan.

“Iya benar, saya memanggil kamu ke sini!” 

“Ada apa ya Pak?” ucap Jani berhati hati.

Seketika Anjani menunduk karena sangat tegang melihat raut wajah pak Rusli.

Pak Rusli yang sedang fokus di depan layar laptop lalu beralih menatap Anjani dan melepas kacamatanya. Beliau menghela napas sebelum memulai pembicaraan.

"Mbak Anjani, saya mendapat laporan bahwa kamu baru di usir dari tempat tinggalmu karena berzina, memang benar kabar belum tersebar luas namun kami tidak ingin masalah ini sampai tersebar di seluruh kantor yang mempengaruhi nama baik perusahaan kami. Tentunya kami juga berusaha melindungi kamu dari gosip yang berhembus ini!" tukas pak Rusli sambil menyesap kopinya.

"Walaupun kinerjamu selama ini lumayan bagus dan kamu juga belum pernah membuat masalah, tapi maaf kami tidak bisa menemukan jalan lain untuk mempertahankanmu. Jadi dengan berat hati anda kami berhentikan dan mulai besok tidak perlu bekerja di sini lagi," sambung pak Rusli.

Sejenak Anjani memejamkan mata seraya menundukkan kepalanya.

"Saya mohon Pak beri saya kesempatan untuk bekerja di sini Pak," ucap Jani memohon.

"Mohon maaf Mbak Anjani, ini sudah menjadi keputusan pimpinan perusahaan, dan saya hanya menjalankan perintah atasan!" tukas pak Rusli.

Pak Rusli lalu menyerahkan amplop berisi pesangon pada Jani.

"Inu pesangon untukmu. Silahkan manfaatkan sebaik mungkin. Kamu anak berprestasi semoga segera mendapat pekerjaan yang lebih baik lagi di luar sana," ucap pak Rusli menyemangati.

"Baik Pak. Kalau begitu saya permisi!"

"Silahkan!" 

Jani lalu mundur dari ruangan pak Rusli. Dia berjalan dengan gontai ke ruangannya dan segera membereskan semua barangnya.

“Jani, nih gue bawain maka-,” ucapan Sisil terpotong kala melihat Anjani membereskan semua barang barangnya.

"Lu mau kemana Jan? Kok beberes gini? Lu mengundurkan diri?" tanya Sisil sambil memperhatikan semua barang yang dibereskan Anjani.

"Gue dipecat!"

"Apaaa?"

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Annisa Marisya ulfa
sangat menarik
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status