Share

HAFALAN CINTAKU: HUMAIRA
HAFALAN CINTAKU: HUMAIRA
Penulis: Sunniejoy

"Prolog"

Cuaca di Inggris saat ini sangat indah. Musim semi akan segera tiba, dan aku berjalan dengan hati yang gembira sambil mendorong sepedaku menuju kampus. Udara segar yang membelai wajahku seolah mengingatkan bahwa hidup ini penuh warna. Di sepanjang jalan, aku melihat berbagai aktivitas orang-orang, mulai dari para pelajar yang sibuk dengan buku-buku mereka hingga pasangan lansia yang berjalan sambil bergandengan tangan. Kehangatan suasana ini membuat hariku semakin cerah.

Tahun 2019 ini adalah tahun ketiga aku merayakan tahun baru Hijriyah tanpa Abi dan Umma di pesantren. Kerinduan akan suasana bersama orang tua kerap menghampiri, namun di sisi lain, ada kebahagiaan tersendiri bisa menuntut ilmu di negeri orang—impian yang telah aku cita-citakan sejak lama.

Tak terasa, satu tahun lagi aku akan menyelesaikan pendidikan dengan double degree di dua universitas ternama, Cambridge dan Oxford, di jurusan Antropologi dan sejarah. Namun, jujur saja, aku masih bingung apa yang akan kulakukan setelah lulus nanti. Aku termasuk mahasiswa yang asal masuk jurusan tanpa rencana jelas ke depannya.

Alasan utama aku kuliah di sini adalah karena kesempatan beasiswa penuh yang diberikan oleh kedua universitas tersebut. Selain itu, aku juga ingin menghindar dari aturan ketat Abi dan Umma di pesantren. Jujur saja, kadang aku merasa jenuh dengan ajaran yang menurutku terlalu kolot dan membosankan.

Meski begitu, aku tetap tak bisa membantah orang tuaku. Aku selalu memiliki seribu alasan untuk menghindari perintah mereka, meski pada akhirnya aku tetap patuh dalam hal adab dan batasan yang telah tertanam dalam diri sejak kecil.

Namaku Humaira Qaireen binti Ayyub, atau sering dipanggil Humey. Aku di kenal yang keras kepala dan membuat mereka geleng-geleng kepala karena tingkahku yang kerap kali out of the box. Ya, aku memang keras kepala dan kekeuh dengan pilihan-pilihanku, tetapi mematuhi orang tua tetap menjadi prioritas utama, terutama dalam hal adab.

Namun, pagi itu, saat aku tiba di depan kampus, aku melihat sesuatu yang membuat langkahku terhenti. Seorang pria dengan sorot mata yang tajam berdiri di gerbang, menatapku seolah-olah sudah mengenalku. Jantungku berdebar kencang. Siapa dia? Dan kenapa tatapannya seakan menyimpan rahasia yang tak kumengerti?

***

Di belahan dunia yang berbeda, ada kisah lain yang begitu indah. Seorang habib dan seorang Syarifah, yang baru dua minggu menyandang status suami istri, tengah berbahagia membangun rumah tangga mereka. Pertemuan mereka dimulai melalui proses ta'aruf, dan hanya dalam waktu seminggu setelah pertemuan itu, mereka langsung melangsungkan pernikahan.

Habib Arhab Ardhani bin Hafis dan istrinya, Syarifah Aisyah, adalah pasangan yang hidup di lingkungan Islami, penuh kebahagiaan dan canda tawa setiap hari. Setelah selesai melaksanakan salat Jumat di masjid, Arhab pulang dengan senyum merekah, melihat istrinya yang menunggunya di depan pintu sambil memegang secangkir teh.

"Assalamualaikum, sayang," ucap Arhab sambil menghampiri istrinya dengan senyum manisnya.

"Waalaikumsalam, Habib mudaku," jawab istrinya dengan senyum kalem, sambil meraih tangan suaminya untuk memberi salam dan terkekeh geli dengan ucapannya sendiri.

Arhab kemudian mencium kening istrinya, membuatnya sedikit terkejut karena masih dalam proses pembiasaan. Istrinya pun menyerahkan secangkir teh yang ia pegang, dan mereka duduk bersama di teras rumah, menikmati obrolan hangat.

Arhab tidak pernah bosan menatap wajah istrinya yang cantik dan adem, membuatnya tak henti-henti bersyukur kepada Allah SWT karena telah memberikan sosok yang begitu indah dalam hidupnya.

"Semoga kita bisa bersama selamanya seperti ini, dunia akhirat, ya," ucap Arhab sambil memandang wajah istrinya.

"Ehmm, sudah tidak jaim lagi nih mengungkapkan kata-kata indah," balas istrinya sambil tertawa kecil, meledek suaminya.

"Apa sih, aku tidak pernah jaim, kamu saja kali," jawab Arhab dengan tawa yang ringan.

Setelah tertawa bersama, mereka sejenak terdiam.

"Aku beruntung sekali bisa bersamamu. Jangan pernah tinggalkan aku ya. Aku janji, kamu akan menjadi satu-satunya dalam hidupku, walaupun maut memisahkan kita. Semoga ikatan kita selalu diberkahi dan diridai oleh Allah SWT, menjadi pasangan hingga ke surga," ucap Arhab serius.

"Aamiin, me too," jawab istrinya sambil tersenyum.

"Lah, gitu aja?" Arhab terkejut dan tertawa kecil.

"Iya, kamu tiba-tiba ngomong gitu, aku belum ada ide buat merangkai kata-kata. Kenapa sih tiba-tiba ngomong gitu, ada maksudnya ya? Mentang-mentang ini hari Jumat," balas istrinya, melontarkan humor.

Arhab tertawa kecil dan menggoda istrinya, "Kalau hari Jumat gini, enaknya ngapain ya?"

"Apa sih... aku cuma becanda tau," istrinya tertawa.

"Aku mau istirahat dulu, nanti bangunin aku sebelum azan Asar ya. Sore ini aku ada kajian di masjid Ar-Rahman di pesantren Kyai Ayyub. Tolong banget ya, yang. Makasih banyak," kata Arhab sambil masuk ke dalam rumah.

"Iya, siap Bib," jawab istrinya sambil menutup pintu kamar.

Arhab pun langsung menuju tempat tidur, siap beristirahat sebelum melanjutkan aktivitasnya. Namun, saat ia baru saja memejamkan mata, teleponnya berdering. Melihat nama yang tertera di layar, senyumnya perlahan memudar. Ada apa ini? Panggilan dari seseorang yang tak seharusnya meneleponnya lagi. Dengan ragu, Arhab menjawab panggilan itu, dan suara di seberang sana membuatnya terdiam.

"Arhab, ini aku. Kami ada di Maroko, dan kami menunggumu di sana."

Suara itu tidak asing, tetapi mengapa sekarang? Apa yang sedang terjadi? Dan mengapa harus Maroko?

***

Kisah cinta Habib dan Syarifah ini begitu romantis, tapi akankah ini bertahan lama? Dan bagaimana kehidupan si anak Inggris, Humey, di UK? Siapa pria misterius yang menatapnya di gerbang kampus? Dan apa hubungannya dengan lokasi di Maroko yang tiba-tiba disebutkan? Apakah ada kaitan antara perjalanan Arhab ke Maroko dan rahasia yang menyertainya?

Semua pertanyaan ini akan terjawab di bab-bab berikutnya.

Jangan lupa simpan cerita ini dan nantikan kelanjutannya di chapter selanjutnya.

--

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status