Share

"Wanita Baru"

"Iya, maaf. Kamu siapa ya?" tanya Humaira dengan heran.

"Akhirnyaaa kita ketemu juga!" jawab wanita itu dengan antusias.

"Oh iya, kenalin aku Hafizah. Aku mahasiswa Cambridge jurusan jurnalistik, adik angkatan Kakak," ucapnya sambil menjabat tangan Humaira, yang membalas dengan senyuman hangat.

"Wah, iya? Tapi kenapa kamu di sini? Ikut penelitian juga? Setahuku, mata kuliah penelitian itu di semester akhir. Kamu nabung mata kuliah atau bagaimana?" tanya Humaira, bingung.

"Betul sekali, Kak. Aku nabung mata kuliah biar bisa cepat lulus. Baru saja mata kuliah penelitianku di-approve, dan aku baru tiba kemarin," jawab Hafizah.

"Wih, keren! Ayo masuk dulu. Nggak enak ngobrol di depan gerbang. Kamu pasti capek setelah perjalanan panjang," ajak Humaira dengan ramah.

"Yuk, Kak," jawab Hafizah dengan ceria.

[Ruang Tengah Mess]

Di ruang tengah mess, teman-teman Humaira sedang berkumpul, bercanda, dan bermain game. Begitu melihat Humaira masuk bersama Hafizah, mereka semua menoleh dan menyambut Hafizah dengan hangat, seolah sudah mengenalnya.

"Assalamualaikum," sapa Humaira dan Hafizah serentak.

"Waalaikumsalam," jawab teman-teman Humaira dengan ceria.

"Kalian nggak kaget? Kalian sudah kenal Hafizah?" tanya Humaira, masih bingung.

"Ya, kami sudah tahu. Dia bakal gabung di tim penelitian kita. Masa kamu nggak tahu?" jawab Clark sambil tersenyum ke Hafizah.

"Hah? Member baru tim kita? Kok aku baru tahu? Dari mana kalian tahu?" tanya Humaira.

"Makanya cek email kampus. Kamu sih jarang buka email," ejek Marrie sambil bercanda.

"Oh iya, selamat datang di tim kita, Hafizah!" ucap Humaira sambil memeriksa emailnya.

Semua anggota tim menyambut Hafizah dengan hangat.

"Makasih, Kakak-Kakak," jawab Hafizah malu-malu.

Malam itu pun diakhiri dengan perayaan kecil untuk menyambut anggota baru tim Humaira.

****

[Kasbah des Oudayas]

Keesokan paginya, tim Humaira sudah berkumpul di lokasi penelitian, meski Kak Ilham belum tiba. Sambil menunggu, mereka menikmati camilan yang dibawa.

"Kak Humaira, ketua tim kita siapa ya?" tanya Hafizah.

"Kak Gabriel. Kenapa, Zah?" jawab Humaira.

"Nggak apa-apa, Kak. Cuma pengen tahu. Maaf, aku baru pertama kali ikut penelitian," jawab Hafizah dengan senyum.

"Nggak apa-apa. Lagian kita baru mulai observasi kemarin, jadi kamu nggak akan ketinggalan. Tenang saja," kata Humaira sambil menepuk punggung Hafizah.

"Iya, Kak. Terima kasih," balas Hafizah dengan lega.

Setengah jam kemudian, Kak Ilham tiba dan langsung menghampiri tim Humaira.

"Maaf, teman-teman. Tadi saya terjebak macet, jadi telat. Kalian nunggu lama?" tanya Kak Ilham.

"Nggak, Kak. Cuma sejam saja kok, aman," jawab Gabriel sambil tersenyum.

"Wah, maaf banget. Nggak nyangka jalannya bisa macet begitu," kata Kak Ilham menyesal.

"Iya, Kak, nggak apa-apa," timpal Clark.

Sementara itu, Humaira dan Hafizah sedang membeli minuman, jadi mereka belum tahu Kak Ilham sudah tiba. Saat mereka kembali, keduanya langsung menghampiri tim dan Kak Ilham.

"Halo, Kak. Sudah sampai ternyata. Maaf, tadi aku sama Hafizah beli minum dulu," ucap Humaira.

Namun, raut wajah Kak Ilham dan Hafizah tiba-tiba berubah terkejut saat saling bertatap muka.

"Kak Ilham?" panggil Hafizah.

"Hafizah?" jawab Kak Ilham, terkejut.

"Loh, Kakak kok ada di sini?" tanya Hafizah.

"Kalian saling kenal? Eh, Zah, kamu bisa bahasa Indonesia?" tanya Humaira, terkejut melihat Hafizah berbicara dalam bahasa Indonesia. Sejak kemarin, mereka berbicara dalam bahasa Inggris, dan Humaira mengira Hafizah adalah orang Arab.

Mereka terdiam sejenak, saling menatap.

"Halo, Hafizah. Nggak nyangka kita ketemu lagi. Oke, aku yang akan memandu tim kamu. Selamat bergabung," ucap Kak Ilham dengan tenang.

"Halo juga, Kak. Mohon bimbingannya untuk tim aku," balas Hafizah dengan senyum.

Humaira kebingungan dengan situasi ini dan berjalan mendekati Marrie, meninggalkan Hafizah yang berbincang dengan Kak Ilham.

"Wow, ada reuni nih," celetuk Marrie sambil tertawa kecil dan menyenggol Humaira.

"Hush, jangan gitu. Eh, kok kamu tahu mereka saling kenal?" tanya Humaira dengan bingung, mengingat Marrie tidak bisa berbahasa Indonesia.

Gabriel, yang melihat kebingungan Humaira, bertanya.

"Kalian saling kenal?" tanya Gabriel, menegaskan.

Hafizah tersenyum sedikit. "Iya, aku kenal Kak Gabriel."

"Oke, kalau begitu, mari kita mulai eksplorasi lagi. Semangat, semuanya!" ucap Kak Ilham, mengalihkan pembicaraan sambil berjalan menuju salah satu gedung di Kasbah des Oudayas.

Mereka pun melanjutkan penelitian.

Tak terasa, waktu makan siang pun tiba, dan mereka akhirnya makan siang di restoran terdekat. Humaira duduk di antara Marrie dan Hafizah, sementara Kak Ilham duduk di seberang Humaira.

Saat tiba waktunya membayar, Humaira berkata kepada Kak Ilham yang hendak membayar makan siangnya.

"Eh, tunggu, Kak. Aku traktir Kakak, ya," ucap Humaira sambil menyerahkan uang ke kasir.

"Eh, nggak usah, Mey. Biar aku saja," jawab Kak Ilham.

"Sudah aku kasih ke kasir. Hehehe. Aku juga sudah janji mau traktir Kakak kemarin," kata Humaira sambil tertawa kecil.

"Iya sih, kirain kamu lupa. Haha. Lain kali, kamu boleh ngojek lagi sama aku, ya," ucap Kak Ilham dengan canda.

"Siap, Kak. Hahaha," balas Humaira sambil tertawa.

Setelah itu, mereka meninggalkan restoran dan melanjutkan penelitian.

Humaira, Gabriel, dan Hafizah, yang kebetulan sedang berada di lokasi yang sama, tiba-tiba Hafizah bertanya kepada Humaira.

"Kakak Humaira, ngojek sama Kak Ilham ke mana?" tanya Hafizah penasaran.

Humaira, yang sedang fokus mencatat, terkejut mendengar pertanyaan itu. Gabriel, yang sedang menulis, juga berhenti sejenak.

"Oh, itu. Kemarin aku pulang diantar Kak Ilham karena aku lupa jalan pulang ke mess dan takut nyasar. Jadi aku tanya arah ke Kak Ilham, eh malah ditawarin ngojek," jawab Humaira sambil kembali menulis.

"Oh, gitu. Aku boleh tanya lagi nggak, Kak?" ucap Hafizah.

"Boleh, tanya apa, Zah?" jawab Humaira.

"Hmm... Kakak suka sama Kak Ilham?" tanya Hafizah dengan penuh rasa ingin tahu.

Pertanyaan Hafizah kembali mengejutkan Humaira dan Gabriel. Hati Humaira berdebar saat mendengar pertanyaan itu, bingung harus menjawab bagaimana.

"Kenapa kamu tiba-tiba tanya begitu?" tanya Gabriel, ingin tahu.

"Maaf kalau membuat Kakak-Kakak terkejut. Aku cuma penasaran saja. Soalnya, Kak Ilham biasanya dingin sama wanita yang bukan mahramnya. Tapi tadi aku lihat dia sangat cair sama Kak Humaira. Aku cuma penasaran, apakah Kakak menyukai Kak Ilham juga?" jelas Hafizah.

"Hmm... Harusnya kamu tanya langsung ke Kak Ilham, Fizah. Hahaha. Kan Kak Ilham yang berubah," ucap Gabriel sambil tertawa kecil, berusaha mencairkan suasana.

Humaira, yang tadi terdiam cukup lama, akhirnya berbicara.

"Iya... Aku suka sama Kak Ilham," ucap Humaira dengan jujur.

Pernyataan itu mengejutkan Hafizah dan Gabriel. Mereka berdua langsung menatap Humaira dengan penuh perhatian.

"Sebagai kakak mentor yang baik buat tim kita. Kenapa kamu tiba-tiba tanya ini, Fizah?" lanjut Humaira sambil kembali mencatat.

Gabriel terlihat bernapas lega.

"Oalah, cuma sebatas kakak mentor yang baik? Nggak lebih?" tanya Hafizah, setengah bercanda.

"Iya, Fizah, nggak lebih. Tenang, aman kok. Oh iya, kenapa kamu tanya ini tiba-tiba? Dan kenapa kamu sepertinya lebih tahu tentang Kak Ilham?" balas Humaira, mencoba mengalihkan perhatian.

"Syukurlah kalau cuma sebatas kakak mentor. Kak Ilham itu sebenarnya..." ucap Hafizah, tetapi kalimatnya terputus.

"Kalian sudah selesai eksplorasi-nya? Waktu kalian tinggal 10 menit lagi. Tempatnya mau tutup karena renovasi. Cepat, ya. Kalau sudah, kita ngumpul di gerbang depan," seru Kak Ilham yang mendekati mereka bertiga sebelum beranjak pergi.

Langkah Kak Ilham terhenti dan dia menambahkan, "Oh iya, Hafizah, nanti pulang kamu mau ke rumah sakit nggak?"

"Hah? Rumah sakit? Aku nggak sakit apa-apa, Kak. Atau Kakak yang sakit?" tanya Hafizah dengan polos, membuat Humaira dan Gabriel meliriknya karena terkejut.

"Bukan saya yang sakit. Kakakmu sedang di rumah sakit. Kalau kamu mau, kita bisa ke sana bersama. Oke, kalau sudah selesai, langsung ke gerbang depan. Saya tunggu di sana," kata Kak Ilham sambil berjalan menjauh.

"Oke, Kak," jawab Gabriel.

Humaira termenung setelah Kak Ilham meninggalkan mereka. Dia kembali mencatat hasil penelitian, sementara Gabriel mencari angle bagus untuk dokumentasi foto.

Setelah selesai, Hafizah meminta Gabriel untuk mengambil gambar dirinya untuk diunggah di I***a Story.

Sore itu, mereka semua berkumpul di depan gerbang dan mulai berpamitan satu per satu. Clark dan Marrie pergi lebih dulu ke mess untuk menyusun materi penelitian dan membersihkan mess karena jadwal mereka.

Di depan gerbang, Hafizah dan Kak Ilham masih tersisa. Gabriel tiba-tiba berkata kepada Humaira, "Humey, kita ke mall yuk, beli bahan buat masak, terus ke festival malam di samping mall. Aku lihat info-nya di I*******m. Mau ikut?"

"Hah? Emang bahan makan kita habis? Trus kita mau naik apa? Aku malas deh," jawab Humaira.

"Habislah, soalnya kamu masaknya gosong terus. Bahan makanan menipis. Lagipula aku sudah sewa motor di toko sana. Kalau kamu nggak mau, aku pergi sendiri," kata Gabriel santai.

Humaira merenung sejenak.

"Beneran nggak ikut, nih?" tanya Gabriel.

Humaira masih terdiam.

"Yaudah, aku ambil motor dulu di toko sana. Kak Ilham, Fizah, duluan ya," kata Gabriel sambil meninggalkan Humaira.

Setelah Gabriel pergi beberapa langkah, Humaira akhirnya memutuskan. "Oke, aku ikut deh. Tungguin!" teriak Humaira sambil mengejar Gabriel.

Kak Ilham dan Hafizah memperhatikan Humaira yang berlari kecil menuju Gabriel dengan senyum tipis di wajah mereka.

Perjalanan ke rumah sakit terasa canggung. Hafizah ingin bertanya apakah Kak Ilham menyukai orang lain dan apakah masih ada harapan untuk kembali?

***

Itulah bagian terakhir dari chapter ini.

Siapa yang lebih dulu suka, Kak Ilham atau Humaira? 🤔

Sebenarnya, apa hubungan Kak Ilham dengan Hafizah? Dan apa maksud kalimat terakhir Hafizah?

Bagaimana keseruan kencan pertama Humaira dengan Gabriel di Festival Maroko?

Tunggu jawabannya di chapter berikutnya. Jangan lupa untuk terus ikuti cerita ini, tambahkan ke library kalian, dan jangan lupa vote, comment, dan follow! 🥰

Byee, see you soon! Thank you! 🤗

Jangan lupa vote untuk semangat author biar update cepat lagi! Hehe.

---

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status