Share

Godaan Hasrat Pria Misterius
Godaan Hasrat Pria Misterius
Penulis: Abigail Kusuma

Bab 1. A Cruel Man 

Penulis: Abigail Kusuma
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-03 02:55:57

Gadis cantik berambut cokelat terang duduk bersimpuh di bawah hujan diikuti dengan isak tangisnya, setelah segerombol rentenir menendang paksa dirinya keluar dari rumahnya dengan kasar. Wajah gadis cantik itu sudah pucat. Pakaian yang dipakainya kotor akibat terkena jalanan yang basah. 

Langkah kaki tegas berbunyi beradu dengan cipratan air membuat gadis cantik itu mengalihkan pandangannya. Manik mata abu-abu terang gadis cantik itu menatap sosok pria berperawakan tampan. Tubuh pria itu tinggi tegap. Rahang tegas. Hidung mancung menjulang melebihi bibir merahnya. Jas berwarna navy formal yang dipakai pria itu membalut dada bidang, dan lengan kekarnya. Sosok pria itu layaknya dewa Adonis yang menyimbolkan ketampanan dan kekejaman. 

“A-anda siapa?” Gadis itu bertanya gugup seraya mendongakan kepalanya, menatap sang pria asing yang berdiri di hadapannya. 

“Di mana Burke?!” Pria itu bersuara dengan nada yang membendung amarah. Iris mata cokelat gelap pria itu menatap tajam sosok gadis cantik yang masih duduk di tanah. Aura wajah dingin begitu menyeramkan, membuat semua orang pasti akan bergidik ngeri melihat pria itu. 

“K-kenapa kau mencari ayahku? S-siapa kau?” Gadis itu bangkit berdiri secara perlahan, matanya melemah kala pria yang di hadapannya menanyakan ayahnya yang telah pergi. 

“Burke adalah ayahmu?” Mata pria itu menyalang tajam kala gadis yang di hadapannya mengaku kalau orang yang dia cari adalah ayah dari gadis itu. 

“Iya. Tapi ayahku tidak ada,” jawab gadis itu begitu pelan dan menahan kesedihan di wajahnya 

“Jangan berani-beraninya kau membohongiku! Di mana ayahmu! Aku tahu kau pasti menyembunyikan ayahmu yang sialan itu!” bentak pria itu keras dan menggelegar. 

Tubuh gadis itu kian bergetar ketakutan mendapatkan bentakan dari pria asing. Pria itu terlalu tinggi sampai-sampai membuatnya harus mendongak. Bibir merah muda gadis itu sudah mulai semakin pucat akibat menahan dingin dan menahan rasa takut. 

“A-aku tidak berbohong. Ayahku memang tidak ada. Rumahku sudah disita bank.” Gadis itu berucap dengan nada pilu. “T-tapi aku yakin, ayahku pasti akan menjemputku lagi. Ayahku tidak mungkin meninggalkanku.” 

Pria itu terdiam mendengar apa yang dikatakan gadis di hadapannya. Tatapannya pria itu teralih pada rumah mewah di hadapannya, yang tertera tulisan ‘Rumah ini disita bank’, raut wajah dingin pria itu menunjukan amarah tertahan. 

“Tuan Dominic, sepertinya Burke telah berhasil melarikan diri. Yang saya dengar, dia pun memiliki banyak utang di rentenir dan bank. Saya yakin, dia sudah menduga Anda akan ke sini mencarinya, Tuan,” Eldon—asisten Dominic berbisik begitu pelan di telinga Dominic. 

Tatapan Dominic teralih pada sosok gadis yang ada di hadapannya. Menatap gadis itu dari ujung rambut hingga ujung kaki. Rambut cokelat terang gadis itu sedikit basah akibat terkena rintik air hujan. Mata abu-abu terang dan kulit putih pucat. Tubuhnya mungil. Dominic mentafsir usia gadis di hadapannya itu belum genap 20 tahun. 

“Siapa namamu?” tanya Dominic dingin dengan aura ketegasan di wajahnya. 

“C-Camelia … namaku Camelia.” Nada gadis itu bergetar kala menyebutkan namanya. Hujan sudah berhenti sejak tadi, tapi dinginnya cuaca tetap menyelimut. Ditambah tatapan tajam pria yang ada di hadapannya membuat rasa takut dalam diri Camelia menelusup ke dalam tubuhnya, hingga menembus ke tulang. 

Dominic menatap dingin satu koper besar yang ada di samping Camelia. Benak Dominic menduga pasti Camelia hanya bisa keluar dari rumah hanya dengan membawa pakaiannya. Rumah telah disita bank, dan barang-barang di rumahnya dirampas oleh rentenir. Sungguh, malang gadis di hadapannya itu. Tapi sayangnya, Dominic tak peduli. Yang ada di pikiran Dominic adalah segera menemukan orang yang telah berani mengkhianatinya. 

“Bagaimana bisa seorang ayah menelantarkan putrinya?” Dominic menatap tajam Camelia yang tengah membenarkan tali baju yang melorot ke bawah. 

“Ayahku tidak menelantarkanku, Paman. Ayahku pasti menjemputku.” ucap Camelia dengan wajah yang lesu dan pucat. Mata Camelia memancarkan jelas begitu rapuhnya gadis itu. Saat dirinya baru bangun tidur, pelayan sudah tidak ada. Pihak bank dan juga rentenir datang di waktu yang bersamaan. Sungguh, hidup Camelia seakan berada di dalam mimpi buruk.

Dominic menggeram penuh amarah yang menyelimutinya. “Jangan panggil aku Paman! Aku bukan Pamanmu! Sekarang kau harus ganti rugi! Ayahmu telah menipuku! Dia membawa lari uangku!” serunya dengan nada tinggi. 

Air mata Camelia hendak menetes kala mendengar ucapan pria asing di hadapannya ini. Dalam otak Camelia berusaha mencari cara agar meredam amarah pria asing itu. Jauh dari dalam lubuk hati Camelia terdalam, dia yakin kalau ayahnya akan menjemputnya. Tak mungkin ayahnya pergi meninggalkannya begitu saja. 

Tiba-tiba, sesuatu hal muncul dalam otak Camelia. Sesuatu di mana dirinya harus bertindak. Refleks, Camelia membuka tasnya, gadis itu mengambil beberapa lembar uang miliknya yang ada di dompet dan menyerahkan pada Dominic. 

“Anggap saja ini uang muka. Nanti kalau ayahku menjemputku, pasti dia akan membayar uangmu.” Camelia pun berusaha menghubungi nomor telepon ayahnya. Namun, alih-alih terjawab, malah yang ada nomor telepon ayahnya itu tidaklah aktif. Raut wajah Camelia berubah menjadi muram dan sedih tetapi hati gadis itu tetap memercayai ayahnya akan menjemput dirinya. 

Sebelah alis Dominic terangkat, melihat beberapa lembar uang yang diberikan Camelia. Kilat mata Dominic kian tajam dan menyunggingkan senyuman sinis. “Kau pikir uang yang kau berikan ini cukup untuk mengganti kerugiaanku, hah?!”

“Ayahku akan menggantinya nanti. Dia akan datang menjemputku dan akan melunasi utangnya padamu,” jawab Camelia dengan nada bergetar menahan rasa takut kala Dominic membentaknya. 

“See? Kau sudah menghubunginya tapi dia tidak datang. Di dunia ini tak ada maling yang mengantarkan dirinya sendiri ke penjara!” tegas Dominic penuh penekanan. 

“Ayahku bukan maling!” Air mata Camelia berlinang deras kala Dominic menghina ayahnya sebagai maling. Sebuah kata yang sangat kasar dan begitu menusuk hatinya. 

“Apa sebutan orang yang menipu sejumlah uang selain maling!” seru Dominic dengan nada keras dan menggelegar.  

Camelia terisak. “Ayahku bukan maling, Paman. Dia ayah yang baik dan selalu menyayangiku. Dia pasti akan mengganti uangmu secepatnya.” 

“Berhenti memanggilku Paman, Sialan!” geram Dominic dengan sorot mata begitu tajam.  “Kau tetap harus bertanggung jawab! Kau pikir aku akan dengan mudahnya memaafkan orang yang telah mengkhianati kepercayaanku?!” Kilat mata cokelat gelap Dominic terhunus, membendung emosi yang nyaris meledak.

Air mata Camelia tak henti berlinang. Camelia merasa hidupnya berada di ambang jurang. Hanya satu langkah saja Camelia bergerak, dia pasti akan terjun ke jurang itu. Jurang di mana membuat dirinya tersungkur ke dalam. Andai saja Camelia memiliki uang, sudah pasti Camelia akan mengganti kerugian pria asing di hadapannya itu. 

“Bagaimana caraku bertanggung jawab. Aku tidak memiliki apa pun,” ucap Camelia begitu lirih. Tatapannya menatap Dominic dengan tatapan permohonan, meminta belas kasihan agar pria asing di hadapannya ini iba padanya. 

Dominic menangkup kasar kedua rahang Camelia. Mencengkram dengan kuat. Dominic sama sekali tak memedulikan rintihan yang lolos di bibir Camelia. Bahkan permohonan Camelia pun diabaikan olehnya. Tampak bibir Camelia bergetar menahan dingin dan sakit dari cengkraman kuat Dominic. Pipi putih mulus Camelia sudah tercetak memerah akibat cengkraman kuat itu. 

Kilat mata cokelat gelap Dominic layaknya laser yang siap menembak musuh. Aura bengis dan kejam membuat semua orang yang melihat sosok Dominic begitu ketakutan. Sedangkan Camelia tak memiliki tenaga untuk melawan. Hanya saja terlihat jelas wajah Camelia memancarkan rasa takut yang luar biasa. 

“Sudah sepantasnya seorang anak membayar utang orangtuanya, dan aku mau kau, Camelia.”  

Bab terkait

  • Godaan Hasrat Pria Misterius   Bab 2. Life Hurts Like Hell

    Jantung Camelia nyaris berhenti berdetak mendengar apa yang dikatakan oleh Dominic. Tubuh gadis itu mematung tak berkutik sedetik pun. Cengkraman kuat Dominic di rahangnya semakin keras hingga membuat Camelia kian meringis kesakitan. Mata indah Camelia tak henti meneteskan air mata kala rasa takut yang menjalar dalam dirinya.“A-aku tidak tahu apa pun. Aku mohon jangan libatkan aku.” Camelia memberanikan diri berucap. Kekhawatiran dan ketakutan melanda dirinya membuat kaki Camelia melemah. Camelia pikir mimpi buruk ini akan segera berakhir, tapi bertemu dengan sosok pria yang ada di hadapan Camelia membuat mimpi buruk Camelia seakan membawanya berakhir pada maut. “Jika kau berani membantahku, aku akan pastikan kau harus menukar nyawamu sebagai bentuk tanggung jawab segala kerugianku, Camelia,” desis Dominic berbisik di telinga Camelia begitu tajam dan menusuk. Tenggorokan Camelia seakan menelan batu keras mendapatkan ancaman Dominic. Kepalanya tertunduk tak lagi berani menatap mata

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-03
  • Godaan Hasrat Pria Misterius   Bab 3. Innocent Girl

    Menjadi jaminan atas kesalahan yang tak pernah dilakukan adalah hal yang tak pernah Camelia sangka. Camelia pikir hidupnya kemarin telah benar-benar berakhir. Rumah disita bank, barang-barang diambil rentenir, lalu ayahnya melarikan diri dan meninggalkan banyak utang. Hidup Camelia layaknya berada di dalam sebuah mimpi terburuk. Sampai suatu ketika, Camelia bertemu dengan Dominic—pria yang menyanderanya. Harusnya Camelia bersyukur mendapatkan pekerjaan di mansion orang yang sangat kaya. Karena paling tidak Camelia tak menjadi gelandangan di jalan setelah diusir dari rumahnya sendiri. Tapi alih-alih bersyukur, malah Camelia kerap merasa ketakutan. Terlebih jika berhadapan dengan Dominic, tatapan tajam pria itu selalu membuat tubuh Camelia bergetar takut. Nada bicara pria itu selalu tajam, keras, dan menusuk. “Camelia, pagi ini kau bersihkan kolam renang. Letak kolam renang berada tepat di belakang mansion ini.” Hedy melangkah menghampiri Camelia—yang baru saja keluar dari kamar dan s

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-03
  • Godaan Hasrat Pria Misterius   Bab 4. Creepy Danger

    “Kau jahat! Kau tega mengotoriku!” Entah keberanian dari mana Camelia melangkah maju, dan langsung memukul dada bidang Dominic sekuat tenaganya. Tak sanggup menahan air mata, Camelia menangis sekeras mungkin di depan Dominic. Tangis yang tersirat betapa menderitanya gadis itu. Kulit Camelia begitu putih, menangis sesegukan membuat wajah, hidung, dan matanya sangat merah. “Apa kau sudah gila?!” Dengan satu tangan kokoh Dominic, pria itu menangkup kedua tangan Camelia kasar. Menatap Camelia tajam, menusuk, layaknya pembunuh berdarah dingin. Hal tergila dalam hidup Dominic adalah dia tak mengerti akan maksud dari ucapan konyol Camelia. “K-kau sudah menghamiliku! Kau tega! Kau jahat!” isak Camelia sesegukan dan berusaha meronta kala Dominic mencengkram tangannya. Sayangnya, tenaga Camelia hanya bagaikan kapas untuk Dominic. Tangan Camelia tak bisa lepas dari jerat Dominic. “Apa maksud ucapanmu, Sialan! Siapa yang menghamilimu!” bentak Dominic menggelegar dan keras hingga membuat bahu C

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-03
  • Godaan Hasrat Pria Misterius   Bab 5. Camelia's Fear

    Suara pecahan gelas membuat Dominic mengalihkan pandangannya pada sumber suara itu. Tampak raut wajah dingin Dominic begitu menyeramkan. Sepasang iris mata Dominic tajam dan menusuk. Ruangan gelap itu sangat misterius hingga membuat semua orang masuk pasti menganggap bahwa ini adalah neraka. “Tuan Dominic, di depan ada cangkir kopi pecah. Saya sudah melihat CCTV, Nona Camelia yang mengantar kopi itu. Sepertinya Nona Camelia melihat apa yang Anda lakukan, Tuan,” jawab Eldon—asisten Dominic—melaporkan. Dominic terdiam mendengar laporan dari Eldon. Rupanya Camelia melihat apa yang dirinya lakukan. “Biarkan saja. Tidak usah pedulikan,” jawabnya dingin dan tegas. “Baik, Tuan.” Eldon menundukan kepalanya sopan, patuh atas apa yang dikatakan oleh Dominic. Tatapan Dominic teralih, menatap sosok pria yang baru saja ditembaknya. Darah kental membasahi lantai itu. Aroma anyir darah membaur memenuhi ruangan megah tersebut. Sosok pria berpakaian hitam tergeletak tak bernyawa di atas lantai. “

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-03
  • Godaan Hasrat Pria Misterius   Bab 6. Escape

    Lingkar mata Camelia sedikit gelap akibat baru bisa tertidur di pagi buta. Raut wajah Camelia tak secerah biasanya. Kemuraman melingkupi paras cantik gadis itu. Pancaran matanya menunjukan jelas rasa takut yang melebur menjadi satu dengan kecemasan dan kepanikan. Ya, sejak tadi malam otak Camelia sangatlah kacau. Ingatan Camelia terus terngiang-ngiang akan ancaman Dominic yang membuat seluruh bulu kuduk Camelia merinding. Camelia tidak pernah menyangka akan tersandera di istana pria yang kejam dan tak memiliki hati. Sungguh, Camelia khawatir akan terjadi sesuatu pada ayahnya. Jauh dari dalam lubuk hati Camelia terdalam, Camelia berharap ayahnya membaca pesan darinya. Camelia tak mau sampai ayahnya datang menjemputnya. “Astaga, Camelia. Kau masih berdiam di kamar?” Hedy melangkah masuk ke dalam kamar Camelia, menatap gadis itu yang masih berdiam diri di kamar. Terlihat raut wajah Hedy jengkel melihat Camelia yang belum juga keluar kamar. Padahal ini sudah waktunya bersih-bersih. “H-

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-20
  • Godaan Hasrat Pria Misterius   Bab 7. Jungle Lion's Anger

    Langit cerah mulai tertutupi oleh awan gelap. Perut Camelia sedikit berbunyi keruyukan menandakan gadis itu mulai sedikit lapar. Langkah kaki Camelia melemah. Jalanan pun nampak sepi. Camelia tersesat. Selama ini Camelia jarang sekali keluar rumah. Tak heran jika dirinya tak mengenal dunia luar. Sungguh, Camelia tak tahu dirinya ada di mana. Gadis itu hanya melangkah mengikuti arah angin yang entah membawanya ke mana. Camelia menghela napas dalam, gadis itu mengeluarkan ponselnya, melihat ternyata baterai ponselnya sudah habis. Bodoh! Camelia merutuki kebodohannya sendiri. Camelia tidak tahu kalau baterai ponselnya habis. Pun kini Camelia melihat dompetnya, dirinya hanya memiliki beberapa lembar uang saja. Tak banyak tapi paling tidak cukup untuk membuatnya bertahan tiga hari. Yang terpenting saat ini Camelia bisa bebas dari Dominic. Camelia tidak mau menjadi tawanan pria kejam itu lagi. “Aku harus ke mana?” gumam Camelia pelan dan sedikit bingung. Gadis itu mulai melangkahkan kaki

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-20
  • Godaan Hasrat Pria Misterius   Bab 8. A Question

    Langkah kaki Camelia gontai kala memasuki kamar megah Dominic. Camelia hendak ingin kembali menuju kamarnya, tapi sayangnya cengkraman tangan Dominic masih melingkar di pergelangan tangannya sangatlah kuat. Beberapa kali Camelia meringis kesakitan, tapi tetap tak membuat Dominic iba padanya. Sungguh, Camelia seakan merasa dirinya berada di ambang pintu neraka yang menyesakan dirinya. “T-Tuan … a-aku—” “Buka bajumu,” titah Dominic tegas yang sontak membuat mata Camelia melebar terkejut. “T-Tuan, a-apa maksudmu?” Camelia menelan salivanya susah payah, bingung dan tak mengerti akan apa yang diucapkan oleh Dominic. “Kau tidak lihat pakaianmu robek seperti itu?! Cepat buka pakaianmu!” bentak Dominic dengan nada keras dan tak suka dilawan. “T-Tuan, b-biarkan aku mengganti pakaianku di kamar. Aku akan—” “Kau akan berniat untuk melarikan diri lagi?! Iya?! Kau pikir aku bisa mudah ditipu, hah?!” seru Dominic dengan nada tinggi, hingga membuat Camelia menunduk tak berani melihat Dominic

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-20
  • Godaan Hasrat Pria Misterius   Bab 9. Stranger Woman's Arrival

    Hujan deras membasahi bumi. Gelegar petir membelah langit gelap, menimbulkan kilat cahaya yang terang dan menyilaukan. Tampak Camelia yang tertidur di sofa bergerak-gerak gelisah. Peluh membanjiri keningnya. Suara igauan pelan dan terdengar merintih piluh seolah menunjukan bahwa gadis itu sangat menderita. “Dad … Mom … help me …” Camelia mengigau dengan kondisi mata yang masih tertutup. Dominic membuka matanya kala gelegar petir membangunkannya. Mata Dominic menyipit tajam, tak sengaja melihat Camelia yang tidur di sofa bergerak-gerak gelisah, seakan menunjukan bahwa gadis itu tengah bermimpi buruk. Ya, Camelia tertidur di sofa kamar Dominic. Sesuai apa yang diinginkan oleh Dominic. Camelia tak berdaya. Gadis itu tak memiliki pilihan lain selain menuruti keinginan Dominic. Dominic menyibak selimut, turun dari ranjang dan melangkah menghampiri Camelia. Raut wajah Dominic menjadi kesal melihat Camelia mengigau memanggil kedua orang tua gadis itu. Benar-benar sangat menyusahkan. Domin

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-20

Bab terbaru

  • Godaan Hasrat Pria Misterius   Bab 20 – Awkward Moment

    Pelupuk mata Camelia bergerak beriringan dengan bulu mata lentiknya. Sayup-sayup, Camelia melihat dirinya berada di kamar megah dengan sentuhan maskulin—yang sangat tak asing di matanya. Dan ketika kesadaran Camelia sudah pulih, gadis itu langsung menyadari dirinya berada di kamar milik Dominic. Raut wajah Camelia berubah menjadi bingung. Refleks, Camelia melihat ke jam dinding—waktu menunjukan pukul tujuh malam. Artinya, setelah tadi kaki Camelia dijahit, gadis itu malah ketiduran di kamar Dominic. “Kenapa aku bisa sampai tertidur di sini?” gumam Camelia pelan. Camelia mengingat semua kejadian yang menimpanya tadi pagi. Kejadian di mana Winola begitu jahat padanya sampai membuat kakinya harus mendapatkan jahitan. “Kau sudah bangun?” Suara berat Dominic sontak membuat Camelia sedikit terkejut. Refleks, Camelia mengalihkan pandangannya ke sumber suara itu. “T-Tuan … Maksudku, Dominic.” Camelia segera mengoreksi panggilan untuk Dominic. Gadis itu menatap Dominic yang duduk di sofa sa

  • Godaan Hasrat Pria Misterius   Bab 19 – A Warm Hug

    “Akh—” Winola meringis kala tangan Dominic mencengkramnya dengan begitu kuat. Winola berusaha melepaskan cengkraman tangan Dominic, tapi alih-alih terlepas malah Dominic semakin mencengkram kuat pergelangan tangannya. Tampak mata Winola sudah memerah menahan rasa sakit itu. Sayangnya, meski Winola meringis sekalipun tetap tak membuat Dominic mengiba. Sorot mata Dominic begitu tajam dan menusuk seperti singa hutan yang ingin mengamuk karena ketenangannya diusik. “D-Dominic … l-lepaskan tanganku. K-kau menyakitiku,” rintih Winola memohon agar Dominic melepaskan cengkraman tangannya. Tapi alih-alih terlepas, malah Dominic semakin mencengkram kuat tangannya. Aura wajah Dominic menunjukan kemarahannya. Geraman terdengar seakan berusaha mengendalikan dirinya. Detik selanjutnya, Dominic mulai menatap Camelia yang tersungkur di lantai. Darah yang mengalir dari kaki Camelia terus berlinang. Isak tangis Camelia seakan menggetarkan hati Dominic, menyulut, hingga membuat sekujur tubuh Domin

  • Godaan Hasrat Pria Misterius   Bab 18 – How Dare You!

    Iris mata abu-abu Camelia sedikit melebar kala mendengar Winola datang untuk mencarinya. Tampak Camelia menggigit bibir bawahnya pelan. Camelia bingung luar biasa. Pasalnya, Camelia merasa tak memiliki persoalan pada Winola. Tapi kenapa malah Winola mencarinya? “Maaf, Nona … a-ada apa kau mencariku?” tanya Camelia seraya menatap Winola. “Well, harusnya kau mempersilahkan tamu yang datang. Bukan malah bertanya seperti itu. Di mana letak sopan santunmu? Ingat posisimu di sini hanya seorang pelayan kan?” Winola berkata begitu sarkas dan tajam. “M-maaf. Silahkan masuk.” Camelia pun akhirnya mempersilahkan masuk Winola. Meski Dominic pernah mengusir Winola, tapi buktinya para penjaga tetap membiarkan Winola masuk. Itu artinya Winola memang cukup dekat dengan Dominic. Dan Camelia tidak memiliki hak untuk mengusir Winola. Bagaimana pun, Camelia tahu akan posisinya. “Nona, kau ingin minum apa?” Camelia menawarkan minuman pada Winola. Winola tersenyum seraya duduk di sofa, wanita itu men

  • Godaan Hasrat Pria Misterius   Bab 17 – Winola’s Arrival 

    Gelegar petir keras membuat Camelia yang terlelap langsung terbangun. Camelia mengerjapkan mata beberapa kali. Menggeliat dan menguap. Gadis itu melihat ke arah jendela, gorden bergerak-gerak menandakan angin berembus sangatlah kencang. Rupanya jendela belum tertutup dengan rapat. Buru-buru, Camelia segera menyibak selimut, turun dari ranjang seraya melangkah menuju ke arah jendela—menutup rapat jendela itu. “Hujannya besar sekali,” gumam Camelia pelan. Tatapan Camelia melihat hujan dari balik jendela. Anginnya sangat besar, membuat cipratan air hujan menyentuh kulit Camelia. “Camelia?” Hedy melangkah masuk ke dalam kamar Camelia. Refleks, Camelia mengalihkan pandangannya ke arah sumber suara itu. “Ya, Hedy?” Camelia menatap Hedy yang mendekat padanya. “Boleh aku minta tolong, antarkan minuman ke ruang olahraga Tuan Dominic?” ujar Hedy meminta tolong pada Camelia. “Tuan Dominic masih berolahraga?” tanya Camelia sedikit terkejut mendengar ucapan Hedy. Pasalnya ini sudah tengah mal

  • Godaan Hasrat Pria Misterius   Bab 16 – The Actual information

    “Camelia, akhirnya kau muncul juga. Aku sudah sejak tadi menunggumu.” Hedy mendesah lega melihat Camelia yang sudah masuk ke dalam dapur. Raut wajah Hedy menunjukan jelas rasa penasaran yang tak bisa tertahan lagi. Banyak hal yang muncul dalam benak Hedy yang ingin Hedy tanyakan pada Camelia. “Maaf, aku terlambat, Hedy. Apa tugasku hari ini?” tanya Camelia pelan seraya menatap Hedy. Gadis itu sudah rapi dengan seragam pelayan yang selalu dipakainya. Hedy menarik tangan Camelia, mengajak Camelia duduk di kursi yang terdekat dengan mereka. Pun Camelia menurut dan tak membantah sama sekali kala Hedy mengajaknya untuk duduk. “Aku ingin bertanya sesuatu padamu, Camelia,” tukas Hedy tak sabar. “Kau ingin tanya apa, Hedy?” Camelia menatap Hedy sedikit bingung. “Tadi malam aku melihatmu digendong oleh Tuan Dominic. Kau terlihat mabuk berat. Kau juga dirias dengan sedemikian cantik. Banyak pelayan yang iri, kau bisa dekat dengan Tuan Dominic, Camelia. Apa sebenarnya kau ini memiliki hubun

  • Godaan Hasrat Pria Misterius   Bab 15 – Drunk

    “Kepalaku pusing sekali. Turunkan aku! Aku bisa jalan sendiri.” Camelia meracau kala memasuki mansion Dominic. Tampak para pelayan yang masih terbangun di malam hari terkejut melihat Dominic menggendong Camelia. Tindakan Dominic membuat para pelayan tak mampu berkata-kata. Apalagi kondisi Camelia yang seperti mabuk berat. “Dominic! Kau pria menyebalkan! Turunkan aku!” Camelia memukul-mukul punggung kekar Dominic sekeras mungkin. Punggung yang seperti batu hingga membuat tangan Camelia kesakitan. Sungguh, Camelia merasakan kepalanya benar-benar tertusuk. Dominic tak mengindahkan ucapan Camelia. Pria itu terus melangkahkan kakinya menuju lift. Raut wajah Dominic sama sekali tidak peduli akan banyak pelayan yang menatapnya. Kali ini amarah Dominic tidak lagi tertahan. Camelia telah membuat masalah di tengah-tengah pesta. Brakkkk Dominic membanting kasar tubuh Camelia ke atas ranjang. Rintihan lolos di bibir Camelia terdengar. Tubuh Camelia langsing nyaris terpelanting akibat Dominic

  • Godaan Hasrat Pria Misterius   Bab 14 – Trouble Maker

    “Camelia, kau terlihat masih sangat muda. Berapa usiamu, Sayang?” Marsha memulai percakapan kala tengah menikmati makan malam bersama. Ya, di kursi meja makan itu sudah dipenuhi kelurga Geovan. Saudara-saudara Dominic serta pasangan-pasangan mereka sudah duduk bersebelahan layaknya pasangan sempurna. Begitupun dengan Camelia yang duduk di samping Dominic. Sejak tadi Camelia dilarang berjauh-jauhan dengan Dominic. “Aku 18 tahun, Bibi. Tahun ini usiaku 19 tahun,” jawab Camelia pelan dan lembut. “Wah, Camelia! Kau masih muda sekali. Usia Dominic tahun ini 29 tahun. Kau dan Dominic berbeda 10 tahun. Daun muda memang sepertinya lebih hot,” sambung Miracle sambil mengedipkan mata menggoda adik bungsunya. Selena mengulum senyumannya. “Aku tidak menyangka memiliki calon adik ipar masih sangat muda. Ah, kalau seperti ini aku merasa diriku sudah tua.” Camelia membalas ucapan Miracle dan Selena dengan senyuman canggung di wajahnya. Sungguh, Camelia tak tahu harus mengatakan apa. Bahkan Cam

  • Godaan Hasrat Pria Misterius   Bab 13 – Meet Geovan Family 

    Sebuah pesta mewah di salah satu hotel ternama di Madrid membuat Camelia menjadi canggung dan malu. Ditambah sejak tadi tangan Dominic terus melingkar di pinggang Camelia. Beberapa kali Camelia berusaha untuk tenang, tapi tetap saja tidak bisa. Jarak Camelia dan Dominic sangat dekat, membuat Camelia tak mampu untuk mengendalikan sebuah rasa dalam dirinya. Dada Camelia bergemuruh tak menentu seakan membuat aliran darah dalam tubuhnya terhenti. “T-Tuan—” “Berhenti memanggilku Tuan!” tukas Dominic dingin dan penuh penegasan. Camelia menggigit bibir bawahnya. “A-aku harus memanggilmu apa?” tanyanya bingung dan tak mengerti. Dominic menatap dingin dan lekat Camelia. Dengan telunjuknya, pria itu mengangkat dagu Camelia sambil berkata tegas, “Panggil namaku!” “T-tapi—” “Aku sudah bilang jangan membantahku, Camelia,” bisik Dominic tajam, menusuk. Camelia mengangguk patuh. Raut wajah gadis itu tetap dilingkupi rasa cemas dan takut tapi tetap Camelia tak bisa membantah. Apa yang bisa Cam

  • Godaan Hasrat Pria Misterius   Bab 12 – Like a Greek Goddess

    Camelia nyaris kehilangan kata mendengar perkataan Dominic. Sepasang iris mata abu-abunya melebar terkejut. Tenggorokan Camelia seakan tersumbat batu keras. Dada Camelia bergumuruh. Kata-kata Dominic terus terngiang dalam pikiran Camelia. Tidak! Camelia yakin apa yang dia dengar ini pasti salah. “T-Tuan, m-maaf, tadi k-kau bilang apa?” Camelia bertanya memastikan. Pasalnya Camelia takut kalau apa yang dia dengar ini tidak benar. “Ck! Apa kau tuli?! Aku bilang kau temani aku ke pesta!” seru Dominic dengan nada keras. Camelia menelan salivanya susah payah. Raut wajah gadis itu nampak pucat. “A-aku menemanimu, Tuan?” Camelia menunjuk dirinya sendiri. “Siapa lagi kalau bukan dirimu, Camelia? Aku dari tadi mengajakmu bicara! Kenapa kau bodoh sekali?!” Dominic memberikan tatapan tajam sekaligus kesal pada Camelia. “T-Tuan, t-tapi kenapa? Maksudku kenapa harus aku yang menemanimu ke pesta?” Camelia dibuat tak mengerti denganapa yang telah Dominic putuskan itu. “Jangan berisik! Kau ikut

DMCA.com Protection Status