Home / Romansa / Godaan Hasrat Pria Misterius / Bab 2. Life Hurts Like Hell

Share

Bab 2. Life Hurts Like Hell

last update Last Updated: 2024-11-03 02:56:22

Jantung Camelia nyaris berhenti berdetak mendengar apa yang dikatakan oleh Dominic. Tubuh gadis itu mematung tak berkutik sedetik pun. Cengkraman kuat Dominic di rahangnya semakin keras hingga membuat Camelia kian meringis kesakitan. Mata indah Camelia tak henti meneteskan air mata kala rasa takut yang menjalar dalam dirinya.

“A-aku tidak tahu apa pun. Aku mohon jangan libatkan aku.” Camelia memberanikan diri berucap. Kekhawatiran dan ketakutan melanda dirinya membuat kaki Camelia melemah. Camelia pikir mimpi buruk ini akan segera berakhir, tapi bertemu dengan sosok pria yang ada di hadapan Camelia membuat mimpi buruk Camelia seakan membawanya berakhir pada maut. 

“Jika kau berani membantahku, aku akan pastikan kau harus menukar nyawamu sebagai bentuk tanggung jawab segala kerugianku, Camelia,” desis Dominic berbisik di telinga Camelia begitu tajam dan menusuk.  

Tenggorokan Camelia seakan menelan batu keras mendapatkan ancaman Dominic. Kepalanya tertunduk tak lagi berani menatap mata Dominic. Yang Camelia lakukan hanya mengangguk patuh merespon ucapan Dominic. Sedangkan Dominic menyunggingkan seringai di wajahnya melihat Camelia patuh. 

***

Sebuah mansion mewah di Madrid membuat mata Camelia akan akan keindahan mansion itu. Pajangan mahal serta lukisan-lukisan mewah tertata sempurna. Nuansa klasik bercampur dengan sentuhan maskulin itu membuat Camelia yakin bahwa sang pemilik mansion ini adalah sosok pria yang sangat perfectionist. 

“A-apa ini tempat tinggalmu, Paman?” tanya Camelia hati-hati pada pria yang telah membawanya itu. Sedari tadi Camelia tak mengetahui nama pria yang membawanya. Camelia terlalu takut untuk bertanya. 

“Shit! Kau ini tuli atau apa?! Berhenti memanggilku Paman! Panggil aku Tuan! Kau akan menjadi pelayan di sini!” bentak Dominic keras. 

Camelia menggigit bibir bawahnya tak lagi berani mengatakan sepatah kata pun. Bahkan sepanjang perjalanan menuju mansion ini, yang Camelia lakukan hanya menundukan kepala. Tidak berani melihat mata tajam Dominic.  

“Tuan Dominic.” Hedy—kepala pelayan di mansion Dominic menyapa Dominic penuh sopan dan hormat. 

‘Ah, nama pria itu Dominic. Nama yang indah,’ batin Camelia yang akhirnya tahu nama pria yang membawanya. Entah kenapa ritme jantung Camelia semakin bertambah kala mengetahui nama pria yang membawanya itu. 

“Dia Camelia. Pelayan baru di sini. Kau siapkan kamar dan pakaian pelayan untuknya,” tukas Dominic dingin dengan raut wajah tegas pada sang kepala pelayan. 

Hedy mengangkat sebelah alisnya menatap kondisi Camelia, tapi dia tidak mengatakan apa pun selain, “Saya akan menyiapkan kamar untuknya, Tuan.” 

Dominic langsung melangkah pergi begitu saja meninggalkan Camelia. Tak ada sedikit pun pesan yang ditinggalkan. Dominic nampak acuh dan tak peduli. Pria itu menyerahkan Camelia pada kepala pelayan di mansion miliknya.  

“Camelia, ayo aku antar kau ke kamarmu,” tukas Hedy datar. 

Camelia tersenyum dan mengangguk patuh. Gadis itu menyeret kopernya mengikuti Hedy, melangkah menyusuri lantai-lantai marmer di mansion itu. Penampilan Camelia begitu kacau. Rambut dan dress-nya basah. Wajahnya pucat dan bibir menggigil kedinginan. 

“Ini kamarmu, Camelia.” Hedy menunjukan salah satu kamar khusus pelayan pada Camelia. Kamar yang terbilang sangat bagus untuk ukuran seorang pelayan. 

“Terima kasih,” jawab Camelia pelan. 

“Pakaian khusus pelayan ada di lemari. Kau bisa memakainya. Tapi di sini memiliki aturan di atas jam 8 malam, para pelayan diperbolehkan untuk tidak memakai pakaian pelayan. Dan sekarang sudah jam 9 malam. Kau bisa memakai pakaianmu sendiri,” ujar Hedy memberitahu. 

Camelia terdiam mendengar ucapan Hedy. Tatapan Camelia menatap deretan pakian pelayan yang tertata rapi di lemari. Hati Camelia tak menentu. Ini pertama kalinya dalam hidup Camelia akan memakai pakaian pelayan. Tapi tidak! Ini hanya sementara. Ayahnya akan datang menjemputnya. Itu yang ada dalam pikiran Camelia.  

“Terima kasih. Aku mengerti. Hm, maaf, apa aku boleh tahu namamu?” tanya Camelia sopan. 

“Hedy. Namaku Hedy. Yasudah. Aku harus pergi dulu. Segeralah kau ganti pakaianmu. Pakaianmu basah, kau bisa sakit kalau tidak segera mengganti pakaianmu,” kata Hedy mengingatkan Camelia untuk segera mengganti pakaian. 

“Iya, Hedy. Terima kasih sudah mengingatkanku,” jawab Camelia pelan. 

Hedy hanya memberikan senyuman. Lalu pergi meninggalkan Camelia. Tepat disaat Hedy sudah pergi, Camelia segera membersihkan tubuhnya, dan mengganti pakaiannya dengan dress miliknya. Tak banyak barang yang bisa Camelia bawa. Karena tadi dia diusir paksa dari rumah. 

Jam dinding menunjukan pukul 11 malam. Camelia yang sejak tadi di kamar mulai merasakan haus. Tenggorokannya kering. Gadis itu turun dari ranjang, dan melangkahkan kaki keluar kamar—menuju dapur. 

Akan tetapi dikala Camelia keluar kamar, gadis itu kebingungan mencari dapur. Rumahnya tak sebanding dengan mansion mewah milik Dominic. Sungguh, Camelia bingung bagaimana menemukan dapur di mansion megah ini. Camelia merutuki kebodohannya. Harusnya tadi dia bertanya pada Hedy. Jam seperti ini pasti Hedy sudah tidur. Letak kamar Hedy pun Camelia tak tahu.

“Mungkin dapur ada di arah kanan.” Camelia menduga kalau ruang dapur ada di sisi kanan. Namun, tiba-tiba dikala Camelia hendak menuju dapur, langkah Camelia terhenti melihat seorang wanita tengah memeluk Dominic erat. 

Brakkkk 

Tubuh wanita asing itu tersungkur di lantai akibat Dominic mendorongnya kasar. Tampak Camelia menelan salivanya berat melihat tindakan kasar Dominic pada seorang wanita. Bahkan Dominic tak peduli sama sekali kala wanita asing itu menangis dan merintih kesakitan. 

“Dominic, kau tahu sejak dulu aku mencintaimu. Orang tua kita juga sudah berteman baik. Tapi kenapa kau terus-terusan menolakku, Dominic?” isak wanita asing itu seraya menatap Dominic penuh permohonan. 

“Apa telingamu itu tuli?! Aku sudah bilang jangan menggangguku!” bentak Dominic keras dan menggelegar. Pria itu dengan begis tak memedulikan apa yang dikatakan wanita yang ada di hadapannya. 

“Dominic—” 

“Kau ingin pergi sendiri, atau aku meminta penjaga di depan untuk menyeret paksa dirimu keluar dari sini?!” tukas Dominic tajam penuh ancaman. 

Wanita itu terisak seraya bangkit berdiri. Detik selanjutnya, wanita itu pergi dengan wajah yang menunjukan kerapuhan dan sakit hati. Kala wanita itu sudah pergi, Dominic berbalik dan hendak melangkah masuk ke dalam kamarnya. Tetapi, langkah Dominic terhenti melihat Camelia berdiri tak jauh darinya. 

Tubuh Camelia bergetar ketakutan melihat Dominic mengusir seorang wanita dengan cara kejam. Berkali-kali Camelia menelan salivanya susah payah. Bulu kuduk merinding akibat rasa takutnya. Kaki Camelia seakan membeku tak bisa digerakan. 

“Sejak kapan kau di sana?! Kau mengupingku?!” seru Dominic dengan nada tinggi. 

“T-Tuan … m-maafkan saya … s-saya tidak bermaksud menguping.  T-tadi saya hanya ingin mencari letak dapur saja,” jawab Camelia gugup dan takut. 

Dominic melangkah mendekat pada Camelia. Menatap gadis itu begitu tajam, dan penuh amarah. “Aku membenci orang yang menguping pembicaraan. Jika kau berani mengulanginya lagi, kau akan tahu akibatnya, Camelia,” tukasnya penuh peringatan. 

Camelia menggangguk cepat. “M-maaf, Tuan.” 

Tanpa lagi berkata, Dominic melangkah pergi meninggalkan Camelia begitu saja. Tampak embusan napas lega lolos di bibir Camelia kala Dominic sudah pergi. Ritme jantung gadis itu mulai normal dan terkendali. 

‘Pria itu tampan tapi galak sekali,’ batin Camelia dengan tatapan yang tak lepas menatap punggung kekar Dominic yang mulai lenyap dari pandangannya. 

Comments (1)
goodnovel comment avatar
ORTYA POI
Harus menjadi Sandra untuk membayar hutang papa yang sudah menghilang
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Godaan Hasrat Pria Misterius   Bab 3. Innocent Girl

    Menjadi jaminan atas kesalahan yang tak pernah dilakukan adalah hal yang tak pernah Camelia sangka. Camelia pikir hidupnya kemarin telah benar-benar berakhir. Rumah disita bank, barang-barang diambil rentenir, lalu ayahnya melarikan diri dan meninggalkan banyak utang. Hidup Camelia layaknya berada di dalam sebuah mimpi terburuk. Sampai suatu ketika, Camelia bertemu dengan Dominic—pria yang menyanderanya. Harusnya Camelia bersyukur mendapatkan pekerjaan di mansion orang yang sangat kaya. Karena paling tidak Camelia tak menjadi gelandangan di jalan setelah diusir dari rumahnya sendiri. Tapi alih-alih bersyukur, malah Camelia kerap merasa ketakutan. Terlebih jika berhadapan dengan Dominic, tatapan tajam pria itu selalu membuat tubuh Camelia bergetar takut. Nada bicara pria itu selalu tajam, keras, dan menusuk. “Camelia, pagi ini kau bersihkan kolam renang. Letak kolam renang berada tepat di belakang mansion ini.” Hedy melangkah menghampiri Camelia—yang baru saja keluar dari kamar dan s

    Last Updated : 2024-11-03
  • Godaan Hasrat Pria Misterius   Bab 4. Creepy Danger

    “Kau jahat! Kau tega mengotoriku!” Entah keberanian dari mana Camelia melangkah maju, dan langsung memukul dada bidang Dominic sekuat tenaganya. Tak sanggup menahan air mata, Camelia menangis sekeras mungkin di depan Dominic. Tangis yang tersirat betapa menderitanya gadis itu. Kulit Camelia begitu putih, menangis sesegukan membuat wajah, hidung, dan matanya sangat merah. “Apa kau sudah gila?!” Dengan satu tangan kokoh Dominic, pria itu menangkup kedua tangan Camelia kasar. Menatap Camelia tajam, menusuk, layaknya pembunuh berdarah dingin. Hal tergila dalam hidup Dominic adalah dia tak mengerti akan maksud dari ucapan konyol Camelia. “K-kau sudah menghamiliku! Kau tega! Kau jahat!” isak Camelia sesegukan dan berusaha meronta kala Dominic mencengkram tangannya. Sayangnya, tenaga Camelia hanya bagaikan kapas untuk Dominic. Tangan Camelia tak bisa lepas dari jerat Dominic. “Apa maksud ucapanmu, Sialan! Siapa yang menghamilimu!” bentak Dominic menggelegar dan keras hingga membuat bahu C

    Last Updated : 2024-11-03
  • Godaan Hasrat Pria Misterius   Bab 5. Camelia's Fear

    Suara pecahan gelas membuat Dominic mengalihkan pandangannya pada sumber suara itu. Tampak raut wajah dingin Dominic begitu menyeramkan. Sepasang iris mata Dominic tajam dan menusuk. Ruangan gelap itu sangat misterius hingga membuat semua orang masuk pasti menganggap bahwa ini adalah neraka. “Tuan Dominic, di depan ada cangkir kopi pecah. Saya sudah melihat CCTV, Nona Camelia yang mengantar kopi itu. Sepertinya Nona Camelia melihat apa yang Anda lakukan, Tuan,” jawab Eldon—asisten Dominic—melaporkan. Dominic terdiam mendengar laporan dari Eldon. Rupanya Camelia melihat apa yang dirinya lakukan. “Biarkan saja. Tidak usah pedulikan,” jawabnya dingin dan tegas. “Baik, Tuan.” Eldon menundukan kepalanya sopan, patuh atas apa yang dikatakan oleh Dominic. Tatapan Dominic teralih, menatap sosok pria yang baru saja ditembaknya. Darah kental membasahi lantai itu. Aroma anyir darah membaur memenuhi ruangan megah tersebut. Sosok pria berpakaian hitam tergeletak tak bernyawa di atas lantai. “

    Last Updated : 2024-11-03
  • Godaan Hasrat Pria Misterius   Bab 6. Escape

    Lingkar mata Camelia sedikit gelap akibat baru bisa tertidur di pagi buta. Raut wajah Camelia tak secerah biasanya. Kemuraman melingkupi paras cantik gadis itu. Pancaran matanya menunjukan jelas rasa takut yang melebur menjadi satu dengan kecemasan dan kepanikan. Ya, sejak tadi malam otak Camelia sangatlah kacau. Ingatan Camelia terus terngiang-ngiang akan ancaman Dominic yang membuat seluruh bulu kuduk Camelia merinding. Camelia tidak pernah menyangka akan tersandera di istana pria yang kejam dan tak memiliki hati. Sungguh, Camelia khawatir akan terjadi sesuatu pada ayahnya. Jauh dari dalam lubuk hati Camelia terdalam, Camelia berharap ayahnya membaca pesan darinya. Camelia tak mau sampai ayahnya datang menjemputnya. “Astaga, Camelia. Kau masih berdiam di kamar?” Hedy melangkah masuk ke dalam kamar Camelia, menatap gadis itu yang masih berdiam diri di kamar. Terlihat raut wajah Hedy jengkel melihat Camelia yang belum juga keluar kamar. Padahal ini sudah waktunya bersih-bersih. “H-

    Last Updated : 2024-12-20
  • Godaan Hasrat Pria Misterius   Bab 7. Jungle Lion's Anger

    Langit cerah mulai tertutupi oleh awan gelap. Perut Camelia sedikit berbunyi keruyukan menandakan gadis itu mulai sedikit lapar. Langkah kaki Camelia melemah. Jalanan pun nampak sepi. Camelia tersesat. Selama ini Camelia jarang sekali keluar rumah. Tak heran jika dirinya tak mengenal dunia luar. Sungguh, Camelia tak tahu dirinya ada di mana. Gadis itu hanya melangkah mengikuti arah angin yang entah membawanya ke mana. Camelia menghela napas dalam, gadis itu mengeluarkan ponselnya, melihat ternyata baterai ponselnya sudah habis. Bodoh! Camelia merutuki kebodohannya sendiri. Camelia tidak tahu kalau baterai ponselnya habis. Pun kini Camelia melihat dompetnya, dirinya hanya memiliki beberapa lembar uang saja. Tak banyak tapi paling tidak cukup untuk membuatnya bertahan tiga hari. Yang terpenting saat ini Camelia bisa bebas dari Dominic. Camelia tidak mau menjadi tawanan pria kejam itu lagi. “Aku harus ke mana?” gumam Camelia pelan dan sedikit bingung. Gadis itu mulai melangkahkan kaki

    Last Updated : 2024-12-20
  • Godaan Hasrat Pria Misterius   Bab 8. A Question

    Langkah kaki Camelia gontai kala memasuki kamar megah Dominic. Camelia hendak ingin kembali menuju kamarnya, tapi sayangnya cengkraman tangan Dominic masih melingkar di pergelangan tangannya sangatlah kuat. Beberapa kali Camelia meringis kesakitan, tapi tetap tak membuat Dominic iba padanya. Sungguh, Camelia seakan merasa dirinya berada di ambang pintu neraka yang menyesakan dirinya. “T-Tuan … a-aku—” “Buka bajumu,” titah Dominic tegas yang sontak membuat mata Camelia melebar terkejut. “T-Tuan, a-apa maksudmu?” Camelia menelan salivanya susah payah, bingung dan tak mengerti akan apa yang diucapkan oleh Dominic. “Kau tidak lihat pakaianmu robek seperti itu?! Cepat buka pakaianmu!” bentak Dominic dengan nada keras dan tak suka dilawan. “T-Tuan, b-biarkan aku mengganti pakaianku di kamar. Aku akan—” “Kau akan berniat untuk melarikan diri lagi?! Iya?! Kau pikir aku bisa mudah ditipu, hah?!” seru Dominic dengan nada tinggi, hingga membuat Camelia menunduk tak berani melihat Dominic

    Last Updated : 2024-12-20
  • Godaan Hasrat Pria Misterius   Bab 9. Stranger Woman's Arrival

    Hujan deras membasahi bumi. Gelegar petir membelah langit gelap, menimbulkan kilat cahaya yang terang dan menyilaukan. Tampak Camelia yang tertidur di sofa bergerak-gerak gelisah. Peluh membanjiri keningnya. Suara igauan pelan dan terdengar merintih piluh seolah menunjukan bahwa gadis itu sangat menderita. “Dad … Mom … help me …” Camelia mengigau dengan kondisi mata yang masih tertutup. Dominic membuka matanya kala gelegar petir membangunkannya. Mata Dominic menyipit tajam, tak sengaja melihat Camelia yang tidur di sofa bergerak-gerak gelisah, seakan menunjukan bahwa gadis itu tengah bermimpi buruk. Ya, Camelia tertidur di sofa kamar Dominic. Sesuai apa yang diinginkan oleh Dominic. Camelia tak berdaya. Gadis itu tak memiliki pilihan lain selain menuruti keinginan Dominic. Dominic menyibak selimut, turun dari ranjang dan melangkah menghampiri Camelia. Raut wajah Dominic menjadi kesal melihat Camelia mengigau memanggil kedua orang tua gadis itu. Benar-benar sangat menyusahkan. Domin

    Last Updated : 2024-12-20
  • Godaan Hasrat Pria Misterius   Bab 10. Mysterious Man

    “M-maaf.” Camelia kikuk salah tingkah karena mengganggu Dominic bersama dengan sosok wanita cantik yang Camelia yakini wanita itu adalah kekasih Dominic. Tampak Camelia menggigit bibir bawahnya bingung dan tak mengerti apa yang harus Camelia lakukan. Harusnya Camelia melangkahkan kakinya pergi meninggalkan tempat itu, tapi alih-alih pergi malah Camelia tak bisa menggerakan kakinya. Kaki Camelia seolah tertanam di sana tak mampu berkutik. Detik di mana Dominic mendengar perkataan maaf Camelia, pria itu langsung mendorong kasar tubuh Winola yang memeluknya, hingga membuat Winola tersungkur di lantai. Camelia yang berdiri tak jauh dari Dominic sampai terbelalak terkejut akan tindakan kasar Dominic pada Winola. “Akh—” Winola merintih kala tersungkur di lantai. Tatapan Winola berubah menjadi kesal. Ini bukan pertama kali Dominic menolaknya. Sudah berkali-kali Dominic menolak dirinya. “Dominic, kenapa kau kasar padaku? Orang tua kita menjalin hubungan baik. Aku yakin orang tuamu pasti se

    Last Updated : 2024-12-20

Latest chapter

  • Godaan Hasrat Pria Misterius   Bab 206 – Ending Scene (TAMAT) 

    Beberapa bulan berlalu … Praha, Republik Ceko. Bangunan kastil kuno di Praha diselimuti oleh salju. Musim dingin di Praha tak mengurangi keindahan bangunan kuno kastil yang terkenal di Praha. Praha adalah ibu kota Republik Ceko yang terkenal memiliki bangunan kastil kuno yang memukau. Tak heran jika banyak pengunjung yang berdatangan ke kota yang indah itu. “Dionte, Dominus. Jangan jauh-jauh mainnya. Nanti kalian hilang.” Camelia berseru mengingatkan kedua anak laki-laki kembarnya. Raut wajah Camelia sedikit kesal karena Dionte dan Dominus begitu asik bermain salju. Padahal Camelia sangatlah cemas takut terjadi hal buruk pada kedua anak laki-lakinya itu. “Mereka akan baik-baik saja. Kau tidak usah khawatir.” Dominic membelai pipi Camelia menenangkan sang istri. Ya, kini Dominic tengah mengajak istri dan anak-anaknya berlibur di Republik Ceko. Camelia menghela napas dalam. “Aku hanya takut kalau anak-anak kita hilang, Dominic. Mereka bayi beruang kesayanganku.” Dominic tersenyum

  • Godaan Hasrat Pria Misterius   Bab 205 – Extra Part IX

    Bayi mungil cantik begitu tenang berada di dalam pelukan Camelia. Air mata haru bahagianya pun terjatuh. Pipi bulat merah persis seperti tomat. Rambut tebal. Bayi perempuan Camelia dan Dominic itu lahir dengan sempurna dan sangat cantik. Selama proses melahirkan, Camelia benar-benar tak mendapatkan kesulitan. Dominic begitu siaga berada di sisi Camelia. Tak bisa diungkapkan oleh kata, betapa bahagianya Camelia dan Dominic atas kelahiran anak perempuan mereka. Saat ini di ruang rawat VVIP, telah dihadiri oleh keluarga besar Camelia dan keluarga besar Dominic. Tentu Dionte dan Dominus pun sudah datang menyambut adik mereka. Sejak tadi bahkan Dionte dan Dominus nampak sangat girang melihat adik mereka telah lahir. “Dominus adikku cantik sekali seperti boneka.” Dionte bertepuk tangan riang. “Dia adikku juga, Kak.” Dominus melipat tangan di depan dada, menatap jengkel Dionte. Dominic tersenyum sambil mengusap-usap puncak kepala kedua putranya. “Dia adik kalian. Ingat, kalian harus me

  • Godaan Hasrat Pria Misterius   Bab 204 – Extra Part VIII

    Beberapa bulan berlalu … Camelia memakan ice cream, dengan posisi cup besar ice cream berada di atas perut buncitnya. Tampak Camelia begitu lahap memakan ice cream yang baru saja diantar oleh pelayan. Keuntungan hamil adalah Camelia bisa makan sepuasnya, tanpa peduli timbangan akan geser ke kanan. Ditambah, Dominic tak perlah mempermasalahkan bentuk tubuh Camelia. Itu kenapa membuat Camelia semakin suka makan. Usia kandungan Camelia saat ini memasuki minggu ke tiga puluh tujuh. Dokter mengatakan hanya tinggal menunggu hari, anak yang ada di kandungan Camelia akan segera lahir. Dan hal itu yang membuat Dominic tak sama sekali ke kantor. Dominic meminta asistennya yang mengurus pekerjaannya selama tak bisa datang ke kantor. Ngomong-ngomong, Camelia kini mengandung anak perempuan. Untuk kali ini Camelia tidak mengandung anak kembar. Akan tetapi, meski Camelia tak mengandung bayi kembar tetap saja berat badan Camelia naik drastis. Bagaimana tidak? Camelia memiliki hobby makan. Jadi waj

  • Godaan Hasrat Pria Misterius   Bab 203 – Extra Part VII

    Sebuah restoran di New York dengan bangunan tiga lantai megah, sangat ramai didatangi oleh pengunjung. Para pelayan sejak tadi mondar-mandir sibuk karena harus mengantarkan makanan pesanan para pelanggan. Ya, Camelia ditemani oleh Dominic berada di restoran milik ayahnya. Tentu, restoran Martin Luciano bisa sebesar dan semegah sekarang, karena Dominic banyak membantu. Meskipun, Martin kerap menolak bantuan Dominic, namun Dominic memaksa Martin untuk menerima. Dominic selalu mengatakan bahwa apa yang dilakukannya demi Camelia. Bertahun-tahun Martin hidup di dalam penjara. Dominic tak ingin keluarga sang istri, harus hidup menderita lagi. Dan apa yang telah dilakukan Dominic berhasil. Martin mampu mengembangkan restorannya. Bahkan kini Martin memiliki empat restoran yaitu di New York, Las Vegas, Chicago, dan Los Angeles. “Sayang, aku tidak menyangka restoran Daddy akan seramai ini. Daddy benar-benar pintar mengolah restoran sampai berkembang pesat,” ujar Camelia seraya menyandarkan k

  • Godaan Hasrat Pria Misterius   Bab 202 – Extra Part VI

    “Camelia, makanlah perlahan. Jangan terburu-buru seperti itu. Kau bisa tersedak kalau kau makan tidak pelan-pelan.” Dominic mengingatkan sang istri untuk makan perlahan. Ya, kini Dominic tengah membawa Camelia ke salah satu restoran Spanyol yang ada di Brooklyn. Setelah menemani Camelia bekerja; Dominic mengajak sang istri untuk makan bersama. “Iya, Sayang. Makanan ini enak sekali. Jadi aku terlalu lahap,” kata Camelia dengan riang, seraya menyantap makanan yang terhidang. Setelah bekerja, sepertinya membuat nafsu makan Camelia meningkat tajam. Lihat saja begitu banyak makanan yang telah dihabiskan olehnya. Dominic membelai pipi Camelia lembut. “Kalau kurang, kau bisa memesan apa pun yang kau inginkan. Aku senang melihatmu banyak makan.” Camelia tersenyum. “Ini sudah cukup. Oh, ya, Sayang. Tadi kau tidak marah pada Conan, ‘kan?”Dominic mengambil vodka yang ada di atas meja, dan meminum perlahan. “Tidak, aku tidak marah dengannya, tapi aku kurang menyukai kau bernyanyi dengan penya

  • Godaan Hasrat Pria Misterius   Bab 201 – Extra Part V

    “Sayang, kalian jangan nakal. Kalian harus patuh pada Grandpa dan Grandma, oke?” “Siap, Mommy! Aku tidak nakal, tapi tadi Dominus makan banyak sekali cokelat sampai bajunya kotor, Mommy.” “Hey, Kak! Kau ini kenapa mengadukan pada Mommy!” Dominus tak terima. “Biar saja, kau tidak mau patuh pada Grandma. Padahal kan apa yang dikatakan Grandma benar. Kalau kau terlalu banyak makan cokelat nanti gigimu bolong, Dominus!” Dionte berseru memarahi suadara kembarnya yang kerap bersikap keras kepala. Dominus memang pencinta cokelat, setiap dilarang maka bocah laki-laki itu malah tak patuh. Hanya tertentu saja Dominus bisa patuh.“Ck! Kau menyebalkan sekali, Kak!” jawab Dominus jengkel sambil melipat tangan di depan dada. Bibir Dominus manyun ke depan, nampak begitu sangat menggemaskan.Camelia menghela napas dalam melihat dari layar ponsel; dua putra kembarnya malah bertengkar. Ya, di kala pagi menyapa hal yang dilakukan Camelia adalah melaukan panggilan video pada kedua putra kembarnya. Ten

  • Godaan Hasrat Pria Misterius   Bab 200 – Extra Part IV

    Camelia berlari dengan air mata yang berlinang deras membasahi pipinya. Hati Camelia teramat sakit di kala Dominic membentaknya. Camelia memilih untuk pergi dari rumah, karena merasa sang suami tak lagi mencintainya. Namun, di kala Camelia hendak masuk ke dalam mobil; gerak Camelia terhenti saat Dominic langsung menarik kasar tangan Camelia. Camelia sempat berontak, tapi berujung sia-sia. Tenaga Camelia tidak mampu menyaingi Dominic. “Dominic lepaskan aku! Aku mau pergi saja! Kau sudah tidak mencintaiku lagi,” isak Camelia sesegukan. Dominic menatap tajam Camelia. “Kau mau pergi ke mana, Camelia! Ini sudah malam! Berhenti berbicara konyol!” “Aku mau pergi ke tempat yang membuatku tenang. Kau sudah tidak mencintaiku lagi,” isak Camelia berusaha melepaskan cengkraman tangan Dominic. Tapi, alih-alih terlepas malah Dominic kian mencengkram kuat pergelangan tangan Camelia, hingga membuat Camelia merintih kesakitan. “Berani sekali kau pergi tanpa izin dariku, Camelia!” geram Dominic m

  • Godaan Hasrat Pria Misterius   Bab 199 – Extra Part III

    “Dominic, pemuda tadi lucu sekali. Dia mengkoleksi banyak fotoku, Dominic. Bahkan dia memiliki semua albumku. Aku senang sekali kalau ada yang menyukai karyaku.” Camelia berceloteh seraya menatap Dominic yang tengah melajukan mobilnya. Tampak Dominic hanya diam dan menatap lurus ke depan. Sorot mata Dominic tajam, menunjukan amarah tertahan. Camelia sama sekali tidak menyadari kalau Dominic marah. Dia malah memilih menyandarkan kepalanya di lengan kekar sang suami, di kala sudah selesai bercerita. Sejak dulu memang Camelia sangat bahagia setiap kali ada orang yang begitu mengagumi karyanya. Dalam dunia entertainment, memang pasti akan lovers dan haters, namun Camelia tak terlalu memedulikan jika ada yang membenci dirinya. Bisa dikatakan, jumlah haters yang dimiliki Camelia tak terlalu banyak. Orang jauh lebih mengagumi Camelia, karena sifat Camelia yang hangat dan ramah. Tak pernah sedikit pun, Camelia menolak ketika penggemar mengajak Camelia secara langsung untuk berfoto. Sifat

  • Godaan Hasrat Pria Misterius   Bab 198 – Extra Part II

    “Bye, Daddy, Bye, Mommy.” Dionte dan Dominus melambaikan tangan mereka pada Dominic dan Camelia. Raut wajah Dionte dan Dominus sumiringah bahagia. Dua bocah laki-laki itu dijemput oleh sopir dari William. William dan Marsha begitu merindukan Dionte dan Dominus. Itu kenapa menjemput dua anak laki-laki kembar Dominic dan Camelia. “Bye, Sayang. Jangan menyusahkan Grandpa dan Grandma kalian. Jangan nakal, Oke?” seru Camelia sambil melambaikan tangannya pada kedua putranya. “Oke, Mommy. Kami tidak akan nakal,” jawab Dionte dan Dominus serempak. “Patuhlah pada Grandpa dan Grandma kalian,” seru Dominic mengingatkan dua putra kembarnya, agar patuh. Dionte dan Dominus mengangguk patuh. “Siap, Daddy!” Kemudian, mobil yang membawa mereka mulai melaju meninggalkan halaman parkir mansion. Tampak Camelia terus melukiskan senyumannya. Memang, jika William dan Marsha berada di New York, pasti William dan Marsha akan menjemput Dionte dan Dominus.“Sayang, hari ini kau tidak bekerja?” tanya Cameli

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status