Share

Simbiosis mutualisme

‘’Apakah jika aku bersedia, aku akan mendapat imbalan.’’ tanya Amber membuat Niklas terkekeh gemas, Niklas tahu Amber pasti setuju dengan niat untuk memanfaatkan kekuasaannya, memang siapa yang akan menolak dirinya? Niklas tidak tersinggung, baginya setiap hubungan apapun itu memang harus saling menguntungkan, dan jika hanya masalah uang yang wanita itu inginkan Niklas dengan mudah bisa memberinya, berapapun itu.

‘’Tentu apapun yang kamu mau.’’

‘’Hmm baiklah, aku akan memegang ucapanmu tuan.’’ lalu Niklas memutar tubuh ramping itu agar menghadapnya, tanpa aba-aba Niklas mencium bibir merah itu.

‘’Emhh, cukup tuan.’’ pinta Amber merasa hampir kehabisan nafas akibat ciuman Niklas yang terkesan menuntut. ‘’Why? kita sudah resmi berpacaran.’’ Ungkap Niklas merasa keberatan ciumannya terlepas.

Amber segera menjawab ‘’Ini kantor aku tidak mau ada yang melihat, dan yap aku ingin kita backstreet.’’ ucap Amber sambil berbisik di telinga Niklas. Pria itu menatap tajam wanita di hadapannya, disaat wanita lain berlomba ingn menunjukkan hubungannya dengan Niklas, dia justru tidak ingin ada yang tahu, Memang berbeda, ‘’Hentikan menatapku begitu tuan, kau membuatku takut.’’ Ungkap Amber sambil mengalihkan pandangannya ke samping. ‘’Haha baiklah nona Amber, aku akan menuruti permintaanmu. Tapi, saat aku memanggilmu untuk datang masuk ke ruanganku, tidak ada penolakan.’’ ucap Niklas tidak ingin dibantah, Amber yang mendengar itu mulai sadar sepertinya dia sudah masuk ke dalam kandang singa.

Setelah percakapan Amber dan Niklas di pantry kantor, mereka akhirnya memutuskan untuk pulang karena Niklas meminta Amber untuk menghentikan pekerjaannya dan berkata akan mengantar wanita itu pulang ke apartemennya. Amber tadinya menolak tapi begitu melihat tatapan tajam dan dominan Niklas yang selalu seolah berkata ‘’Aku tidak ingin dibantah.’’

Akhirnya, dengan terpaksa Amber mengizinkan pria itu mengantarkannya dengan selamat sampai ke apartnya. Begitu sampai diloby, Amber ragu apakah dia harus menawarkan pria itu untuk singgah, mereka hanya diam dalam keheningan hingga akhirnya karena tidak tahan dengan situasi itu Amber memilih mengalah dan berkata ‘’Tuan apakah kau akan mampir?’’ sambil dalam hati berharap pria kekar di sampingnya itu sedang buru-buru dan tidak mau untuk masuk ke dalam.

Namun, harapannya pupus saat pria itu justru tersenyum yang sialnya begitu menawan, ‘’Tentu saja, tidak baik menolak tawaran wanita cantik sepertimu, bisa-bisa aku kena sial nanti di jalan.’’ ucap Niklas lalu turun dan memutar membukakan pintu Amber, wanita bermata amber itu terlihat sedikit lesu karena dia yakin Niklas pasti akan berbuat yang macam-macam. Di kantor saja pria itu berani, apalagi di ruang tertutup. huh!!

Begitu sampai di depan pintu apartemen Amber berkata pada Niklas, “Harap maklum jika apartemennku kecil.’’ yang dibalas anggukan acuh oleh CEO tampan itu.

Setelah masuk ke dalam apart, Niklas mengedarkan pandangannya dan bergumam ‘’wanita yang rapi.’’ Amber mengganti sendal mereka dengan sendal khusus dan meminta Niklas untuk duduk di ruang tamu, mengambilkan pria itu air putih dan dua toples camilan, lalu Amber pamit untuk mandi sebentar, Niklas mengangguk kemudian tanpa permisi dia menghidupkan tv untuk mengusir kebosanan menunggu wanita itu.

Saat sedang asik menonton pertandingan kriket, Niklas mencium aroma sabun yang begitu wangi, membuat pria itu menoleh dan melihat Amber sudah selesai mandi, ‘’DAMN!! Wanita ini sengaja menggodaku atau bagaimana?’’ pikir Niklas.

Bagaimana tidak? Amber dengan rambutnya yang setengah basah, hanya menggunakan kaos oversize yang pendeknnya hanya menutupi sebagian pahanya, Niklas yang mendapat serangan godaan itu terlihat menatap tajam Amber, membuat wanita itu bertanya ‘’Ada apa, sih? kenapa kau melihatku seperti itu tuan? aku tahu aku memang sexy, tapi biasanya casanova sepertimu sudah pasti sering melihat yang lebih sexy dariku bukan?’’ ucap Amber memang benar, Niklas akui dia memang pernah melihat yang lebih dari Amber, tapi entah kenapa Amber seperti memiliki sesuatu yang membuat Niklas bertekuk untuk wanita itu, Niklas yang selalu tidak menyukai komitmen, malah mengajak wanita itu berpacaran.

Niklas berdiri dan memutari Amber, dia berkata ‘’Aku menyukai wangimu nona.’’ membuat Amber memutar bola matanya malas, wanita itu lantas duduk di sofa dan mengambil camilan tanpa mempedulikan Niklas. Salah satu yang disukai Niklas adalah Amber yang seperti tidak memiliki rasa takut padanya.

Niklas ikut duduk di sebelah wanita itu, mereka lantas asik menonton. Amber berniat mengambil gelas susu yang tadi dia bawa, namun nahas gelas itu tergelincir dari tangannya, menyebabkan pecah. Entah kenapa Amber begitu ceroboh karena terkejut dia reflek bangkit berniat mengambil kain lap, namun sepertinya kesialan sedang meliputinya, Amber terpeleset dengan lutut terlebih dahulu menyentuh lantai yang dipenuhi pecahan kaca itu.

‘’Awshh, sakit sekali!!’’ rintih Amber, kejadiannya begitu cepat, Niklas buru-buru menghampiri Amber dengan raut khawatir, dia melihat lutut Amber dipenuhi darah, ‘’What the fuck, bagaimana bisa kau ceroboh sekali!’’ tajam suara Niklas membuat Amber berkaca-kaca. Sudah dia terluka dimarahi pula oleh pria itu. niklas yang sadar akan hal itu buru-buru minta maaf, ‘’Sorry, aku tidak bermaksud membentakmu. Aku hanya khawatir, aku akan menggedongmu ke kamarmu, oke?’’ Amber hanya mengangguk, terpaksa dia digendong oleh Niklas, setelah meletakan Amber di kasur, Niklas keluar dan membersihkan pecahan kaca itu, khawatir akan melukai wanita itu lagi. Setelah selesai, Niklas kembali sambil membawakan obat.

Niklas meraih lutut Amber dan mengobati luka wanita itu, namun Niklas justru gagal fokus melihat paha Amber terekspos karena kaos wanita itu tersingkap, memperlihatkan underwear yang dipakai wanita itu, Amber yang sadar dengan apa yang terjadi tiba-tiba merapatkan pahanya, dia malu sekali.

‘’kenapa?’’ tanya Niklas menggoda, Amber yang tahu Niklas sedang menggodanya lantas mengalihkan pandangannya ke arah lain, tidak ingin menatap pria itu. Niklas terkekeh melihat pipi wanita itu merah merona, Niklas gemas dan mendekatkan wajahnya pada wanita itu dan berkata ‘’Kamu sangat cantik.’’

‘’Sudahlah tuan, kau membuatku malu.’’ ungkap Amber jujur.

Niklas tertawa renyah sekali, membuat amber terpaku melihat tawa pria itu yang sangat menawan. Niklas menghentikan tawanya saat sadar Amber memperhatikannya tanpa berkedip, dia mendekatkan wajahnya lagi dan tanpa aba-aba mencium Amber dengan lembut, Amber yang dicium dengan reflek membuka bibirnya membiarkan lidah hangat Niklas menerobos dan mengabsen giginya, ciuman Niklas begitu lembut membuat Amber secara tidak sadar mencengkram rambut pria itu, Niklas yang sadar akan respon tubuh Amber tersenyum tipis dalam ciumannya. Pria itu semakin dalam mencium Amber. Dengan sengaja Niklas melepaskan tautan bibir mereka dengan perlahan, membuat Amber seperti mendamba ciuman itu untuk berlanjut. Niklas mengusap bibir Amber yang mengkilat basah karena ulahnya, pria itu berkata dengan pelan ‘’Menikmati ciumanku, sayang?’’ Amber yang mendengar hal itu sadar dan merasa malu.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status