Amber tidak tahu mengapa Niklas menghentikan sentuhan pada dirinya, setelah mendengar pernyataan wanita itu yang memberi tahu bahwa Amber masih virgin. Niklas tiba-tiba bangkit dan pergi meninggalkan Amber sendirian dalam kebingungan.
Amber jadi berspekulasi, apa mungkin Niklas tidak tertarik pada wanita yang belum punya pengalaman sama sekali? wanita bermata amber itu tidak mau terlalu memikirkan hal tersebut. Dia memilih bangkit dan masuk ke dalam kamar mandi untuk mengguyur tubuhnya. Di kamar mandi, di bawah shower Amber termenung dengan tetap membiarkan air membasahi rambut dan tubuhnya. Ia memikirkan semua hal yang terjadi, sejak pertemuannya dengan Niklas membuat dunia Amber berubah drastis, dia menolak mengakui jika dirinya juga tertarik dengan pria itu. Akan tetapi, Amber tidak tahu apakah Niklas benar-benar menyukainya atau hanya penasaran. Amber selesai dengan kegiatan mandinya, dia memakai jubah mandi dan mengambil handphonenya di atas nakas. Wanita itu mencari nomor Niklas dan berniat bertanya kemana pria itu pergi. Amber menulis pesan akan tetapi dia hapus kembali, menulis lagi hapus lagi. Begitu terus sampai dirinya kesal pada dirinya sendiri, membanting tubuhnya pada kasur, Amber menarik nafas panjang. ‘’Kenapa aku jadi begini. sih?’’ Tanya Amber pada dirinya sendiri, tidak tahu kenapa dia khawatir Niklas akan menjauhinya setelah ini. Terlalu larut dalam pikirannya sendiri, Amber tertidur dengan tetap menggunakan jubah mandinya sampai pagi. Amber segera bersiap untuk berangkat ke kantor begitu pagi datang. Dirinya memutuskan untuk mengabaikan dulu hubungannya Niklas, pekerjaan adalah prioritasnya bukan? ‘’Jo, hari ini aku ada jadwal bertemu dengan pelanggan. Akan tetapi beberapa berkas belum aku fotocopy, bisakah kau membantu, temanku yang tercantik?’’ Amber merayu Joana agar mau membantunya, gara-gara terlalu banyak memikirkan Niklas dia jadi kurang fokus dan membuat pekerjaannya jadi sedikit berantakan. ‘’Ya, tentu sajaa. Tapi, starbuck ya? haha.’’ Joana menawar pada Amber yang langsung disetujui oleh wanita itu. Amber segera bersiap untuk bertemu dengan client nya, Setelah satu jam kepergian Amber, Niklas datang dan melihat tidak ada Amber di kursinya, kemana wanita itu? Pria itu masuk ke ruangannya dan meminta Dave untuk memanggil Amber agar membawakan file pemasaran. ‘’Dimana nona Amber?’’ Tanya Dave pada Joana, Joana yang sedang fokus pada komputernya langsung berdiri begitu melihat asisten bosnya. ‘’Amber pergi untuk bertemu dengan client, tuan.’’ jawab Joana sopan, ‘’Tuan Niklas meminta file pemasaran untuk diantarkan,’’ begitu Dave memberi tahu tujuannya mencari Amber, Lili yang sejak tadi menguping langsung menyahut, ‘’Akan saya antarkan tuan.’’ Joana yang mendengar hal itu langsung menatap Lili dengan tidak suka, yang dicari oleh bosnya adalah temannya, Amber. bisa-bisanya wanita ular itu malah mengambil kesempatan, cih. ‘’Baiklah, segera datang ya.’’ ucap Dave lalu berlalu pergi untuk kembali ke mejanya. ‘’Mana filenya, Jo? Bukankah tadi kau yang mengcopynya. sini berikan padaku!’’ Joana terpaksa memberikan file tersebut kepada Lili. Teman Amber itu terus menatap sinis Lili sampai wanita itu masuk ke ruangan Niklas. Lili merasa ini adalah peluang untuknya bisa lebih dekat dengan Niklas, wanita itu yakin Niklas pasti lama-kelamaan akan tertarik pada tubuhnya, dia akan segera menjadi nyonya abraham setelah itu. tok tok tok, Niklas mendengar pintu ruangannya diketuk dia dengan segera bergegas untuk membantu membuka pintu untuk wanitanya, saat pintu terbuka Niklas langsung melunturkan senyum tipisnya. ‘’Kenapa nona Lili yang datang, Dave?!’’ Niklas berteriak memanggil asistennya itu, Dave segera menghampiri, ‘’Maaf tuan Nik, nona Amber sedang ada pertemuan dengan pelanggan, jadi nona Lili yang menggantikannya.’ terang Dave. ‘’Tuan, aku hanya berniat membantu teman satu divisiku, izinkan aku masuk dan menyimpan file ini.’’ Lili mencoba peruntungannya. Niklas menghela nafas, dan mengangguk. Pria itu kembali duduk di kursi besarnya, Lili yang baru pertama kali menginjakan kaki di ruangan CEO terkagum melihat ruangan luas itu, belum lagi sangat wangi khas Niklas, sangat memabukan, ugh. Lili berjalan santai dan dia dengan sengaja pura-pura menjatuhkan berkas yang ada di tangannya, ‘’Uh, maaf tuan.’’ Ucap Lili saat Niklas melihat perbuatannya, lalu dia dengan sengaja menunduk dan membiarkan belahan dadanya terlihat oleh Niklas, berharap CEO itu tergoda, Niklas yang sedang memperhatikan berkas yang berhamburan mendengar gawainya berbunyi, ‘’Bagaimana kondisi disana? Aku tidak ingin tahu saat aku sampai orang itu harus sudah kau dapatkan.’’ Niklas berbicara sambil berjalan keluar, melewati Lili begitu saja. Lili yang diabaikan merasa begitu kesal saat mendengar pintu tertutup. ‘’Sial!! Kenapa dia dingin sekali, sih!!’’ Seru Lili sambil memungut kertas-kertas yang dengan sengaja dia hamburkan tadi.Niklas masuk ke dalam sebuah ruangan yang hanya diterangi sebuah lampu temaram. Pria itu melihat seorang lelaki yang sedang terikat di sebuah kursi, penampilan orang itu sangat mengenaskan dengan wajah hampir hancur. ‘’Apakah pengkhianat ini sudah mau bicara?’’ Tanya Niklas pada bawahannya. ‘’Dia masih bungkam tuan,’’ jawab pria yang Niklas tanya tadi. Niklas berjalan mendekat pada tawanannya dengan gagah, tangannya yang sedari tadi ada di dalam saku celana mengeluarkan pisau lipat dari sana. ‘’Kau hanya buang-buang waktuku saja, Tomas.’’ ucap Niklas sambil menekan piau pada dada kiri lelaki di hadapannya. Anak buahnya yang menyaksikan itu bergidik ngeri melihat wajah Niklas yang begitu tenang saat mengeksekusi lawan. Dalam satu kali tusukan lelaki yang memang sudah sekarat sebelumnya itu menghembuskan nafas dengan erangan kesakitan. Niklas yang menyaksikan itu tersenyum puas.Dia menegakan tubuh kekarnya, berlalu sambil berkata ‘’Berikan dia pada singaku.’’ Di Lain tempat, Amber s
Niklas tahu bahwa Amber menikmati apa yang saat ini tengah dilakukannya. Pria itu terus memberi kecupan basah di leher Amber. ‘’Niklashh, please stop it.’ Amber masih berharap Niklas menuruti ucapannya, sekalipun dia mendamba akan tetapi dia masih belum yakin akan perasaan pria yang tengah mencumbunya itu. ‘’Hentikan? Apa kau yakin Amber?’’ tanya Niklas memutar tubuh wanita itu. Amber terlihat sayu, Niklas menyingkirkan helaian anak rambut yang menutupi wajah Amber yang cantik, menyentuh bibir tebal Amber dengan ibu jarinya. Mengusap bibir bawah wanita di hadapannya dan memasukan ibu jarinya ke dalam bibir wanita itu. Amber hanya diam terkunci dengan tatapan mata Niklas yang biru, pria itu menggunakan jarinya untuk menggoda tapi mata tajamnya mengunci mata Amber. Niklas mengeluarkan ibu jarinya yang basah dari bibir ranum itu dan menghisapnya, dengan tetap melihat ke dalam mata wanita di hadapannya, Amber menyaksikan Niklas menghisap ibu jarinya sendiri dengan wajah seolah saliva
"Kau, mesum." ujar Amber sambil mencubit kecil pinggang Niklas. ""Hahaha, begitu menurut mu? tapi aku memang harus mesum agar bisa membuatmu hamil, sayang." Deg!! Amber terkejut dengan pernyataan pria itu, hamil? apakah Niklas serius dengan hubungan mereka? "Ehemm, Niklas.." panggil Amber, "Yes, baby?" jawab Niklas sambil mengelus tangan halus wanita itu. "Apa kau serius dengan hubungan ini? m-maksudku, aku sering mendengar hubungan antara bos dan karyawan biasanya hanya sampai pada hubungan di atas ranjang." ujar Amber pelan, berharap pria itu memahami maksudnya. Niklas memutar tubuhnya, menarik tangan Amber dan duduk di kursi yang ada disana dengan Amber berada di atas pangkuannya. "Menurutmu? apakah aku bercanda?" tanya Niklas dengan suara yang sedikit terdengar, tajam? "Atau kau bercanda, setelah keperawanan mu di renggut oleh seoran
Niklas bangun lebih dulu pagi itu, mengecup pelipis Amber setelah dia mandi. Dave sudah menunggunya di depan pintu apartemen Amber. Sebenarnya jika kalian ingin tahu, ada lima penjaga yang berada di sekitar Niklas, akan tetapi mereka tidak akan muncul jika keselamatan pria itu aman. "Selamat pagi, tuan." sapa Dave begitu wajah Niklas muncul dari balik pintu. "Mana baju gantiku, Dave? kau tunggu saja di loby. Dan ya, suruh sepuluh pengawal menjaga Amber dari kejauhan. Jangan biarkan Lukas mencium keberadaannya barang sedikitpun." Perintah Niklas pada Dave yang dibalas dengan anggukan sigap. Niklas masuk ke kamar dan melihat Amber sudah bangun, wanita itu menggunakan kemejanya semalam. "Selamat pagi, darling." sapa Niklas sambil naik ke atas tempat tidur dan memeluk Amber. "Hmm, selamat pagi, Niklas." Amber menjawab sambil merenggangkan tubuhnya yang terasa remuk. Bagaimana tidak? semalam setelah dari balkon, Niklas kembali menggempurnya. Amber tidak ingat sampai berapa kali
Niklas sampai di kantornya setelah menempuh perjalanan kurang lebih 30 menit. Pria itu segera masuk ke ruangannya, "Aku rasa, Lukas sudah mulai berani berperang terang-terangan denganku." Ujar Niklas setelah duduk di kursi besarnya. "Saya rasa juga begitu, tuan. Lukas selama ini hanya mengirim anak buahnya untuk menyerang anda. Tapi, sepertinya setelah kematian Tomas, dirinya jadi tersulut untuk menampilkan wajahnya." terang Dave mengingatkan Niklas kepada pengkhianat bernama Thomas itu, Lukas adalah kakak kandung dari Tomas. Mungkin, Lukas lupa kepada siapa dia mengirim Tomas, alhasil pria malang itu harus mati ditangan Niklas dan menambah kebencian Lukas padanya. Lukas, dulunya adalah sahabat baik dari Niklas, mereka bersama bahkan sejak kecil. Keluarga Niklas dan Lukas tadinya juga memiliki hubungan baik. Tapi, entah apa yang merasuki ayah dari Lukas hingga berniat memperkosa ibu dari Niklas, saat itu usia mereka masih enam belas tahun. Memang betul, ibu Niklas keturunan Beland
Di sisi lain, Setelah tubuhnya terisi lagi dengan tenaga, Amber memutuskan untuk pergi ke salah satu restoran jepang. Dia ingin sekali memakan sushi hari ini, sambil berbelanja bahan masakan untuk memasak makan malam bersama Niklas nanti. Amber memilih menggunakan busway, bukan karena dia menghemat hanya saja dia memang lebih suka bertemu dengan banyak orang. Sebab itu juga dia bekerja di divisi pemasaran. Amber duduk di kursi paling belakang, matanya menyusuri jalan yang dia lewati, hingga di pemberhentian busway selanjutnya, Amber melihat ada seorang pria masuk dan memilih duduk di sampingnya, pria itu tampan tapi lebih tampan lagi Niklas, batin Amber. Memiliki postur tubuh yang bagus, dan wangi lavender yang kuat. Amber tidak terlalu mempedulikan pria itu lagi, dia kembali asik pada jalanan Amerika dan taman-taman yang terlewati. Hingga sebuah permen muncul di hadapan wajahnya, Amber melihat pria itu menawarkan permen tersebut dengan bahasa isyarat seolah berkata "Kau mau?"
Setelah pulang dari restoran Jepang, Niklas memutuskan untuk beristirahat di apartemen Amber. Lagipula wanita itu melarang dirinya pergi dan berkata akan memasak dinner untuk mereka.Niklas sudah melarang Amber untuk berkutat di dapur kecil itu dan menawarkan untuk memesan apapun yang ingin disantap oleh wanita itu. Akan tetapi, Amber justru berkata dirinya tidak menyukai masakan wanita itu bahkan sebelum mencicipinya. Tentu saja, Niklas tidak bisa menolak jika wanita itu merengek. Sambil menunggu Amber yang berada di dapur. Niklas sementara sedang berbaring di ranjang sambil memainkan gawainya.Niklas mengirim pesan kepada seseorang, sampai fokusnya terbelah saat Amber muncul di pintu sambil berkata "Aku sudah selesai memasak, tunggu aku mandi, ya. Setelah itu kita dinner!!" ucap Amber lalu berlalu ke kamar mandi.Niklas kemudian bangkit dan melihat kota Amerika dari ketinggian apartemen itu, sebenarnya tipe yang dimiliki Amber bukan apartemen kumuh, sudah sangat bagus. Tapi, jika
Amerika adalah salah satu negara bebas, bagaimanapun kehidupan yang kamu jalani tidak akan menjadi urusan orang lain, apapun yang kamu gunakan, minum dan makan itu adalah hak setiap individu disana untuk menikmati hidup. Dan dari banyaknya manusia yang tinggal disana, ada satu pria dewasa dominan sang penguasa perusahaan terbesar di Amerika Serikat, dia adalah Niklas Abraham. Pewaris tunggal Abraham family yang menduduki jabatan sebagai CEO Abraham Property. Dan disini lah kisah kehidupan Niklas Abraham dimulai, “Dave, apakah nanti malam aku ada acara lagi?” tanya Niklas pada tangan kanannya, Dave. Manusia yang selalu bersamanya kemanapun dia pergi. “Tidak ada tuan, jadwal malam nanti kosong.” jawab Dave sopan. “Baguslah, teman-teman sialanku mengundangku untuk pergi ke club nanti malam. Persiapkan mobilku dan kau cukup berjaga di luar seperti biasa.” perintah Niklas sambil melirik jam tangan mahalnya, lalu bergegas keluar untuk pulang ke mansion mewahnya untuk bersiap dan meme
Setelah pulang dari restoran Jepang, Niklas memutuskan untuk beristirahat di apartemen Amber. Lagipula wanita itu melarang dirinya pergi dan berkata akan memasak dinner untuk mereka.Niklas sudah melarang Amber untuk berkutat di dapur kecil itu dan menawarkan untuk memesan apapun yang ingin disantap oleh wanita itu. Akan tetapi, Amber justru berkata dirinya tidak menyukai masakan wanita itu bahkan sebelum mencicipinya. Tentu saja, Niklas tidak bisa menolak jika wanita itu merengek. Sambil menunggu Amber yang berada di dapur. Niklas sementara sedang berbaring di ranjang sambil memainkan gawainya.Niklas mengirim pesan kepada seseorang, sampai fokusnya terbelah saat Amber muncul di pintu sambil berkata "Aku sudah selesai memasak, tunggu aku mandi, ya. Setelah itu kita dinner!!" ucap Amber lalu berlalu ke kamar mandi.Niklas kemudian bangkit dan melihat kota Amerika dari ketinggian apartemen itu, sebenarnya tipe yang dimiliki Amber bukan apartemen kumuh, sudah sangat bagus. Tapi, jika
Di sisi lain, Setelah tubuhnya terisi lagi dengan tenaga, Amber memutuskan untuk pergi ke salah satu restoran jepang. Dia ingin sekali memakan sushi hari ini, sambil berbelanja bahan masakan untuk memasak makan malam bersama Niklas nanti. Amber memilih menggunakan busway, bukan karena dia menghemat hanya saja dia memang lebih suka bertemu dengan banyak orang. Sebab itu juga dia bekerja di divisi pemasaran. Amber duduk di kursi paling belakang, matanya menyusuri jalan yang dia lewati, hingga di pemberhentian busway selanjutnya, Amber melihat ada seorang pria masuk dan memilih duduk di sampingnya, pria itu tampan tapi lebih tampan lagi Niklas, batin Amber. Memiliki postur tubuh yang bagus, dan wangi lavender yang kuat. Amber tidak terlalu mempedulikan pria itu lagi, dia kembali asik pada jalanan Amerika dan taman-taman yang terlewati. Hingga sebuah permen muncul di hadapan wajahnya, Amber melihat pria itu menawarkan permen tersebut dengan bahasa isyarat seolah berkata "Kau mau?"
Niklas sampai di kantornya setelah menempuh perjalanan kurang lebih 30 menit. Pria itu segera masuk ke ruangannya, "Aku rasa, Lukas sudah mulai berani berperang terang-terangan denganku." Ujar Niklas setelah duduk di kursi besarnya. "Saya rasa juga begitu, tuan. Lukas selama ini hanya mengirim anak buahnya untuk menyerang anda. Tapi, sepertinya setelah kematian Tomas, dirinya jadi tersulut untuk menampilkan wajahnya." terang Dave mengingatkan Niklas kepada pengkhianat bernama Thomas itu, Lukas adalah kakak kandung dari Tomas. Mungkin, Lukas lupa kepada siapa dia mengirim Tomas, alhasil pria malang itu harus mati ditangan Niklas dan menambah kebencian Lukas padanya. Lukas, dulunya adalah sahabat baik dari Niklas, mereka bersama bahkan sejak kecil. Keluarga Niklas dan Lukas tadinya juga memiliki hubungan baik. Tapi, entah apa yang merasuki ayah dari Lukas hingga berniat memperkosa ibu dari Niklas, saat itu usia mereka masih enam belas tahun. Memang betul, ibu Niklas keturunan Beland
Niklas bangun lebih dulu pagi itu, mengecup pelipis Amber setelah dia mandi. Dave sudah menunggunya di depan pintu apartemen Amber. Sebenarnya jika kalian ingin tahu, ada lima penjaga yang berada di sekitar Niklas, akan tetapi mereka tidak akan muncul jika keselamatan pria itu aman. "Selamat pagi, tuan." sapa Dave begitu wajah Niklas muncul dari balik pintu. "Mana baju gantiku, Dave? kau tunggu saja di loby. Dan ya, suruh sepuluh pengawal menjaga Amber dari kejauhan. Jangan biarkan Lukas mencium keberadaannya barang sedikitpun." Perintah Niklas pada Dave yang dibalas dengan anggukan sigap. Niklas masuk ke kamar dan melihat Amber sudah bangun, wanita itu menggunakan kemejanya semalam. "Selamat pagi, darling." sapa Niklas sambil naik ke atas tempat tidur dan memeluk Amber. "Hmm, selamat pagi, Niklas." Amber menjawab sambil merenggangkan tubuhnya yang terasa remuk. Bagaimana tidak? semalam setelah dari balkon, Niklas kembali menggempurnya. Amber tidak ingat sampai berapa kali
"Kau, mesum." ujar Amber sambil mencubit kecil pinggang Niklas. ""Hahaha, begitu menurut mu? tapi aku memang harus mesum agar bisa membuatmu hamil, sayang." Deg!! Amber terkejut dengan pernyataan pria itu, hamil? apakah Niklas serius dengan hubungan mereka? "Ehemm, Niklas.." panggil Amber, "Yes, baby?" jawab Niklas sambil mengelus tangan halus wanita itu. "Apa kau serius dengan hubungan ini? m-maksudku, aku sering mendengar hubungan antara bos dan karyawan biasanya hanya sampai pada hubungan di atas ranjang." ujar Amber pelan, berharap pria itu memahami maksudnya. Niklas memutar tubuhnya, menarik tangan Amber dan duduk di kursi yang ada disana dengan Amber berada di atas pangkuannya. "Menurutmu? apakah aku bercanda?" tanya Niklas dengan suara yang sedikit terdengar, tajam? "Atau kau bercanda, setelah keperawanan mu di renggut oleh seoran
Niklas tahu bahwa Amber menikmati apa yang saat ini tengah dilakukannya. Pria itu terus memberi kecupan basah di leher Amber. ‘’Niklashh, please stop it.’ Amber masih berharap Niklas menuruti ucapannya, sekalipun dia mendamba akan tetapi dia masih belum yakin akan perasaan pria yang tengah mencumbunya itu. ‘’Hentikan? Apa kau yakin Amber?’’ tanya Niklas memutar tubuh wanita itu. Amber terlihat sayu, Niklas menyingkirkan helaian anak rambut yang menutupi wajah Amber yang cantik, menyentuh bibir tebal Amber dengan ibu jarinya. Mengusap bibir bawah wanita di hadapannya dan memasukan ibu jarinya ke dalam bibir wanita itu. Amber hanya diam terkunci dengan tatapan mata Niklas yang biru, pria itu menggunakan jarinya untuk menggoda tapi mata tajamnya mengunci mata Amber. Niklas mengeluarkan ibu jarinya yang basah dari bibir ranum itu dan menghisapnya, dengan tetap melihat ke dalam mata wanita di hadapannya, Amber menyaksikan Niklas menghisap ibu jarinya sendiri dengan wajah seolah saliva
Niklas masuk ke dalam sebuah ruangan yang hanya diterangi sebuah lampu temaram. Pria itu melihat seorang lelaki yang sedang terikat di sebuah kursi, penampilan orang itu sangat mengenaskan dengan wajah hampir hancur. ‘’Apakah pengkhianat ini sudah mau bicara?’’ Tanya Niklas pada bawahannya. ‘’Dia masih bungkam tuan,’’ jawab pria yang Niklas tanya tadi. Niklas berjalan mendekat pada tawanannya dengan gagah, tangannya yang sedari tadi ada di dalam saku celana mengeluarkan pisau lipat dari sana. ‘’Kau hanya buang-buang waktuku saja, Tomas.’’ ucap Niklas sambil menekan piau pada dada kiri lelaki di hadapannya. Anak buahnya yang menyaksikan itu bergidik ngeri melihat wajah Niklas yang begitu tenang saat mengeksekusi lawan. Dalam satu kali tusukan lelaki yang memang sudah sekarat sebelumnya itu menghembuskan nafas dengan erangan kesakitan. Niklas yang menyaksikan itu tersenyum puas.Dia menegakan tubuh kekarnya, berlalu sambil berkata ‘’Berikan dia pada singaku.’’ Di Lain tempat, Amber s
Amber tidak tahu mengapa Niklas menghentikan sentuhan pada dirinya, setelah mendengar pernyataan wanita itu yang memberi tahu bahwa Amber masih virgin. Niklas tiba-tiba bangkit dan pergi meninggalkan Amber sendirian dalam kebingungan. Amber jadi berspekulasi, apa mungkin Niklas tidak tertarik pada wanita yang belum punya pengalaman sama sekali? wanita bermata amber itu tidak mau terlalu memikirkan hal tersebut. Dia memilih bangkit dan masuk ke dalam kamar mandi untuk mengguyur tubuhnya. Di kamar mandi, di bawah shower Amber termenung dengan tetap membiarkan air membasahi rambut dan tubuhnya. Ia memikirkan semua hal yang terjadi, sejak pertemuannya dengan Niklas membuat dunia Amber berubah drastis, dia menolak mengakui jika dirinya juga tertarik dengan pria itu. Akan tetapi, Amber tidak tahu apakah Niklas benar-benar menyukainya atau hanya penasaran. Amber selesai dengan kegiatan mandinya, dia memakai jubah mandi dan mengambil handphonenya di atas nakas. Wanita itu mencari nomo
‘’Amber selamat ya atas kenaikan levelmu.’’ ucap seorang pria yang merangkul bahu Amber, membuat Niklas langsung duduk tegak merasa tidak suka dengan apa yang dilakukan oleh pria itu pada Amber. Amber yang sadar ada sebuah tatapan tajam yang menghunus sampai kulitnya segera melepas rangkulan pria tadi dan mengucapkan terimakasih atas ucapan selamat yang diberikan. Amber sadar kalau Niklas tidak menyukai hal barusan, dibanding dia mendapat masalah lebih baik mencegahnya bukan?’ Hari semakin larut para karyawan sebagian sudah mabuk parah sedangkan Amber masih berjoget di bawah lampu kelap-kelip club itu, tanpa dia sadari Niklas sejak tadi mengawasinya, khawatir wanita itu digoda lagi oleh seorang kurang ajar. Jika itu sampai terjadi, lihat saja dia akan mencincang siapapun mereka. Hingga waktu sudah malam, para karyawan juga sudah pulang. Amber sudah ada di luar gedung itu menunggu taxi. Hingga mobil yang dia kenali mendekat dan muncul lah Niklas dibalik kemudi ‘’Hei baby, ayo pulang