Niklas sampai di kantornya setelah menempuh perjalanan kurang lebih 30 menit. Pria itu segera masuk ke ruangannya, "Aku rasa, Lukas sudah mulai berani berperang terang-terangan denganku." Ujar Niklas setelah duduk di kursi besarnya. "Saya rasa juga begitu, tuan. Lukas selama ini hanya mengirim anak buahnya untuk menyerang anda. Tapi, sepertinya setelah kematian Tomas, dirinya jadi tersulut untuk menampilkan wajahnya." terang Dave mengingatkan Niklas kepada pengkhianat bernama Thomas itu, Lukas adalah kakak kandung dari Tomas. Mungkin, Lukas lupa kepada siapa dia mengirim Tomas, alhasil pria malang itu harus mati ditangan Niklas dan menambah kebencian Lukas padanya. Lukas, dulunya adalah sahabat baik dari Niklas, mereka bersama bahkan sejak kecil. Keluarga Niklas dan Lukas tadinya juga memiliki hubungan baik. Tapi, entah apa yang merasuki ayah dari Lukas hingga berniat memperkosa ibu dari Niklas, saat itu usia mereka masih enam belas tahun. Memang betul, ibu Niklas keturunan Beland
Di sisi lain, Setelah tubuhnya terisi lagi dengan tenaga, Amber memutuskan untuk pergi ke salah satu restoran jepang. Dia ingin sekali memakan sushi hari ini, sambil berbelanja bahan masakan untuk memasak makan malam bersama Niklas nanti. Amber memilih menggunakan busway, bukan karena dia menghemat hanya saja dia memang lebih suka bertemu dengan banyak orang. Sebab itu juga dia bekerja di divisi pemasaran. Amber duduk di kursi paling belakang, matanya menyusuri jalan yang dia lewati, hingga di pemberhentian busway selanjutnya, Amber melihat ada seorang pria masuk dan memilih duduk di sampingnya, pria itu tampan tapi lebih tampan lagi Niklas, batin Amber. Memiliki postur tubuh yang bagus, dan wangi lavender yang kuat. Amber tidak terlalu mempedulikan pria itu lagi, dia kembali asik pada jalanan Amerika dan taman-taman yang terlewati. Hingga sebuah permen muncul di hadapan wajahnya, Amber melihat pria itu menawarkan permen tersebut dengan bahasa isyarat seolah berkata "Kau mau?"
Setelah pulang dari restoran Jepang, Niklas memutuskan untuk beristirahat di apartemen Amber. Lagipula wanita itu melarang dirinya pergi dan berkata akan memasak dinner untuk mereka.Niklas sudah melarang Amber untuk berkutat di dapur kecil itu dan menawarkan untuk memesan apapun yang ingin disantap oleh wanita itu. Akan tetapi, Amber justru berkata dirinya tidak menyukai masakan wanita itu bahkan sebelum mencicipinya. Tentu saja, Niklas tidak bisa menolak jika wanita itu merengek. Sambil menunggu Amber yang berada di dapur. Niklas sementara sedang berbaring di ranjang sambil memainkan gawainya.Niklas mengirim pesan kepada seseorang, sampai fokusnya terbelah saat Amber muncul di pintu sambil berkata "Aku sudah selesai memasak, tunggu aku mandi, ya. Setelah itu kita dinner!!" ucap Amber lalu berlalu ke kamar mandi.Niklas kemudian bangkit dan melihat kota Amerika dari ketinggian apartemen itu, sebenarnya tipe yang dimiliki Amber bukan apartemen kumuh, sudah sangat bagus. Tapi, jika
Amerika adalah salah satu negara bebas, bagaimanapun kehidupan yang kamu jalani tidak akan menjadi urusan orang lain, apapun yang kamu gunakan, minum dan makan itu adalah hak setiap individu disana untuk menikmati hidup. Dan dari banyaknya manusia yang tinggal disana, ada satu pria dewasa dominan sang penguasa perusahaan terbesar di Amerika Serikat, dia adalah Niklas Abraham. Pewaris tunggal Abraham family yang menduduki jabatan sebagai CEO Abraham Property. Dan disini lah kisah kehidupan Niklas Abraham dimulai, “Dave, apakah nanti malam aku ada acara lagi?” tanya Niklas pada tangan kanannya, Dave. Manusia yang selalu bersamanya kemanapun dia pergi. “Tidak ada tuan, jadwal malam nanti kosong.” jawab Dave sopan. “Baguslah, teman-teman sialanku mengundangku untuk pergi ke club nanti malam. Persiapkan mobilku dan kau cukup berjaga di luar seperti biasa.” perintah Niklas sambil melirik jam tangan mahalnya, lalu bergegas keluar untuk pulang ke mansion mewahnya untuk bersiap dan meme
“Huh dasar tua bangka tidak tahu malu, gara-gara dia aku harus mendapat kissmark dari pria asing.” mengingat perbuatan lelaki tua yang menggodanya membuat Amber Adriana, wanita bermata amber pekat itu menggerutu.“Tapi, pria yang membantuku tadi tampan juga ya, ah Amber sudahlah apa yang sebenarnya aku pikirkan sih? bagaimana kalau ternyata pria itu germo yang sedang mencari gadis muda untuk dijadikan wanita malam?” cicit Amber sambil bergidik ngeri membayangkan jika ternyata itu benar.Keesokan paginya, sekitar pukul 07.00, Amber sudah bersiap untuk pergi ke kantor tempatnya bekerja. ya, Amber merupakan karyawan disebuah perusahaan besar yang tanpa dia ketahui CEO perusahaan tempatnya bekerja adalah Niklas Abraham, pria yang membantunya di club. Setelah hampir 30 menit menempuh perjalanan menuju kantornya akhirnya Amber sampai di kantornya.“Hai Joana, selamat pagii. wahh baju yang sangat sexy ya!” sapa Amber pada teman sebelah kursi tempatnya bekerja.“Ugh, sepertinya anda tidak b
“Ya, tentu saja,” jawab Niklas membuat Amber senang, dia lantas bernit untuk memutar tubuhnya akan tetapi tiba-tiba sebuah tangan kekar terasa menahan pinggangnya dan terdengar bisikan. “Kamu sangat cantik dan wangi, Nona Amber.’’ Bisikan itu membuat Amber sedikit merinding, bukan takut dia justru merasa geli. Akan tetapi akal sehatnya segera kembali dan dia langsung mundur, membuat tangan yang mengunci pinggang rampingnya terlepas. “Maaf tuan, aku rasa ini tidak seharusnya terjadi. Aku khawatir ada yang melihat.”“Jadi, jika tidak ada yang melihat tidak apa-apa, ya?“Eh, bu-bukan. Ah sudahlah. sejak tadi anda terus saja menggangguku. Aku sudah minta maaf bisakah anda melepaskanku tuan Niklas?’’ Mohon Amber karena sudah tak tahan untuk segera keluar dari sana, entah kenapa dia merasa ruangan itu membuat dia kesulitan bernafas dengan benar. Niklas yang melihat wanita dihadapannya terlihat frustasi terkekeh pelan lalu dia berkata ‘’Baiklah, pergilah sebelum aku memberimu tanda lainnya
‘’Apakah jika aku bersedia, aku akan mendapat imbalan.’’ tanya Amber membuat Niklas terkekeh gemas, Niklas tahu Amber pasti setuju dengan niat untuk memanfaatkan kekuasaannya, memang siapa yang akan menolak dirinya? Niklas tidak tersinggung, baginya setiap hubungan apapun itu memang harus saling menguntungkan, dan jika hanya masalah uang yang wanita itu inginkan Niklas dengan mudah bisa memberinya, berapapun itu. ‘’Tentu apapun yang kamu mau.’’ ‘’Hmm baiklah, aku akan memegang ucapanmu tuan.’’ lalu Niklas memutar tubuh ramping itu agar menghadapnya, tanpa aba-aba Niklas mencium bibir merah itu. ‘’Emhh, cukup tuan.’’ pinta Amber merasa hampir kehabisan nafas akibat ciuman Niklas yang terkesan menuntut. ‘’Why? kita sudah resmi berpacaran.’’ Ungkap Niklas merasa keberatan ciumannya terlepas. Amber segera menjawab ‘’Ini kantor aku tidak mau ada yang melihat, dan yap aku ingin kita backstreet.’’ ucap Amber sambil berbisik di telinga Niklas. Pria itu menatap tajam wanita di hadapanny
Niklas menyusupkan tangannya pada rambut Amber, dia berkata dengan halus ‘’Tenang, jangan buru-buru hari-hari mu akan dipenuhi oleh sentuhanku mulai hari ini.’’ ucap Niklas membuat Amber merinding.Sekitar pukul 12 malam, Niklas pamit untuk pulang. Amber tidak diizinkan untuk mengantar pria itu walau hanya sampai pintu, Niklas memakai jasnya dan menghampiri Amber. Pria itu menunduk lalu mencium pelipis Amber. ‘’Besok, jika masih sakit kau tidak perlu masuk kantor.’’ ucap Niklas yang dibalas anggukan oleh Amber, Niklas akhirnya pulang meninggalkan Amber yang langsung terduduk di ranjangnya. ‘’OH MY GOD!! Aku mimpi apa? bagaimana bisa dalam sehari hidupku bisa berubah drastis.’’ Amber mengacak-acak rambutnya lalu dia teringat akan ciumannya dengan Niklas, Amber merasa apakah tidak terlalu terburu-buru tertarik dengan CEO nya itu?’’ Keesokan harinya Amber memutuskan untuk tetap masuk kerja, karena dia sadar dirinya baru saja naik level dan banyak pekerjaan menunggu untuk diselesaikan. S