“Huh dasar tua bangka tidak tahu malu, gara-gara dia aku harus mendapat kissmark dari pria asing.” mengingat perbuatan lelaki tua yang menggodanya membuat Amber Adriana, wanita bermata amber pekat itu menggerutu.
“Tapi, pria yang membantuku tadi tampan juga ya, ah Amber sudahlah apa yang sebenarnya aku pikirkan sih? bagaimana kalau ternyata pria itu germo yang sedang mencari gadis muda untuk dijadikan wanita malam?” cicit Amber sambil bergidik ngeri membayangkan jika ternyata itu benar. Keesokan paginya, sekitar pukul 07.00, Amber sudah bersiap untuk pergi ke kantor tempatnya bekerja. ya, Amber merupakan karyawan disebuah perusahaan besar yang tanpa dia ketahui CEO perusahaan tempatnya bekerja adalah Niklas Abraham, pria yang membantunya di club. Setelah hampir 30 menit menempuh perjalanan menuju kantornya akhirnya Amber sampai di kantornya. “Hai Joana, selamat pagii. wahh baju yang sangat sexy ya!” sapa Amber pada teman sebelah kursi tempatnya bekerja. “Ugh, sepertinya anda tidak berkaca nona Amber.” jawab Joana begitu melihat Amber menggunakan rok span bewarna merah maroon yang ketat dengan atasan kemeja putih yang 2 kancing atasnya sengaja dibuka. “Ahaha, love my self baby!” jawab Amber sekenanya. Amber lantas duduk dan bersiap untuk menyalakan komputernya, Joana yang disampingnya terdengar berbisik padanya namun dia rasa orang lain juga akan mendengar bisikan itu. “Amber apakah kau tau? hari ini katanya CEO kita untuk pertama kalinya akan hadir pada rapat promosi kenaikan jabatan para karyawan.” Berita yang disampaikan Joana membuat Amber yang sedang fokus mengetik lantas menoleh dan tersenyum lalu menjawab, “Benarkah? baguslah kalau begitu artinya promosi jabatanku akan lebih adil, karena yang menilai atasan yang paling atas haha, tidak ada kecurangan seperti yang dilakukan tuan Wiliam. Mentang-mentang LIli adalah wanita simpanannya dia begitu saja membuat perempuan itu menang promosi. “Yayayaa kau betul sekali, aku yakin kali ini kau akan menang. Tunjukan performa terbaikmu ya!” Ucap Joana sambil memberikan kepalan tangannya menyemangati rekan kerjanya itu. Tidak lama dari itu, Dave datang ke ruangan para karyawan dan mengabarkan bahwa CEO mereka telah tiba dan mereka semua diminta berdiri. Amber dan karyawan lainnya lantas berdiri dan tentu saja mereka semua penasaran dengan rupa pewaris tunggal Abraham Property yang selama ini selalu menolak untuk menampilkan wajahnya dikoran, berita ataupun majalah. tuk tuk tuk, suara sepatu pantofel terdengar nyaring. Amber masih belum bisa melihat wajah CEOnya karena beberapa pegawai masih menutupi. sampai begitu CEO barunya itu melewatinya Amber tentu saja terkejut dan refleks berkata, “Tuan kissmark?!” membuat pegawai lainnya mengalihkan atensi padanya sambil memasang wajah terkejut karena mendengar ucapan vulgarnya. Bahkan beberapa pasang mata menatapnya dengan jijik. Niklas yang tadinya tidak memperhatikan juga ikut menghentikan langkahnya dan menatap wanita yang berani mengeluarkan suara disaat yang lainnya tertunduk hormat padanya. Begitu dia tahu siapa wanita itu, Niklas tersenyum tipis sekali yang hanya mampu dilihat oleh Amber. Joana yang tidak tahu apa-apa lantas menyenggol lengan temannya itu, khawatir Amber akan terkena masalah. “Eh, maaf tuan aku tidak sengaja. Maafkan atas kelancangannku.’’ Ucap Amber menyadari saat ini dirinya menjadi pusat perhatian disana. “Dave suruh dia ke ruanganku sekarang.’’ perintah Niklas seakan Amber tidak bisa mendengar padahal mereka sedang berhadapan. Begitu Niklas pergi Amber terkulai lemas di kursinya. “Matilah aku!” Seru Amber panik, sepertinya setelah ini dia akan jadi gelandangan karena dipecat dari perusahaan terbaik ini. “Tenanglah Amber, kau minta maaf lagi saja. aku yakin pasti tuan Nik akan memaafkanmu.” ucap Joana sedikit terdengar ragu karena melihat Niklas yang dominan membuat joana juga khawatir temannya itu akan mendapat masalah besar. Amber lantas bangkit dan berjalan ke ruangan CEO, begitu dia masuk dia merasakan aura yang dominan. Ruangan itu luas dan wanginya baru dia sadari wangi pria yang semalam dia duduki pahanya, dan sayangnya pria itu adalah CEO bukan germo seperti yang dia pikirkan semalam. Niklas sedang duduk di kursi kebesarannya sambil menumpu dagunya dengan kedua tangannya yang ditautkan. Dia terus memperhatikan wanita yang baru saja memasuki ruangannya itu, terlihat seperti kucing yang ketahuan mencuri ikan, menggemaskan. Amber berdiri cukup jauh dari Niklas, bahkan bisa dibilang dia hanya berdiri di depan pintu. haha “Apakah pegawai disini sama sepertimu semua nona?” tanya Niklas menyindir Amber yang tidak mau mendekat padanya. Aura dominan Niklas membuat sekujur tubuh Amber terasa dingin, ugh menyebalkan. Akhirnya dengan terpaksa Amber melangkah mendekat hingga dia ada di hadapan Niklas terhadang oleh meja. “Tu-tuan, maaf atas kelancanganku tadi. Sungguh aku tidak bermaksud.” terang Amber berharap hanya itu yang diingat oleh pria tampan di hadapannya. Niklas memperhatikan penampilan Amber dan bergumam di dalam hati “Wanita ini memang cantik.” Amber yang merasa tatapan Niklas seakan ingin melahapnya membuat dia jadi salah tingkah dan tanpa sadar dia menyelipkan rambut panjangnya ke daun telinga. Gerakan yang dilakukan Amber tentu saja tidak luput dari perhatian Niklas. Niklas berdiri mengitari meja besarnya dan datang menghampiri Amber, “Dimana bekas imbalanku semalam, nona?” tanya Niklas membuat Amber tersedak air liurnya sendiri. Ternyata pria itu mengingat dirinya! Amber refleks menutupi lehernya seakan berkata “Tidak ada apa-apa disana” Niklas lantas menarik tangan putih itu dan menyentuh leher yang tadi ditutupi sang empunya, menekan ibu jarinya yang ada di leher Amber sampai sebuah tanda yang Amber tutupi dengan concealer terlihat, membuat Niklas tersenyum puas. Berbeda dengan Niklas Amber yang merasakan jari besar itu hinggap di lehernya justru semakin panas dingin. “Tuan apa yang kau lakukan?” Tanya Amber barang kali Niklas lupa kalau mereka sedang dikantor, ya walaupun kantor itu milik sang pria. “Aku hanya ingin seluruh dunia tahu kau sudah ku tandai.” ucap Niklas acuh, akan tetapi terasa dingin dan posesif secara bersamaan. “Aku tidak paham maksud anda tuan, tapi apapun itu. Bolehkah aku keluar sekarang? pekerjaanku menumpuk.” pinta Amber berharap pria itu mau melepasnya.“Ya, tentu saja,” jawab Niklas membuat Amber senang, dia lantas bernit untuk memutar tubuhnya akan tetapi tiba-tiba sebuah tangan kekar terasa menahan pinggangnya dan terdengar bisikan. “Kamu sangat cantik dan wangi, Nona Amber.’’ Bisikan itu membuat Amber sedikit merinding, bukan takut dia justru merasa geli. Akan tetapi akal sehatnya segera kembali dan dia langsung mundur, membuat tangan yang mengunci pinggang rampingnya terlepas. “Maaf tuan, aku rasa ini tidak seharusnya terjadi. Aku khawatir ada yang melihat.”“Jadi, jika tidak ada yang melihat tidak apa-apa, ya?“Eh, bu-bukan. Ah sudahlah. sejak tadi anda terus saja menggangguku. Aku sudah minta maaf bisakah anda melepaskanku tuan Niklas?’’ Mohon Amber karena sudah tak tahan untuk segera keluar dari sana, entah kenapa dia merasa ruangan itu membuat dia kesulitan bernafas dengan benar. Niklas yang melihat wanita dihadapannya terlihat frustasi terkekeh pelan lalu dia berkata ‘’Baiklah, pergilah sebelum aku memberimu tanda lainnya
‘’Apakah jika aku bersedia, aku akan mendapat imbalan.’’ tanya Amber membuat Niklas terkekeh gemas, Niklas tahu Amber pasti setuju dengan niat untuk memanfaatkan kekuasaannya, memang siapa yang akan menolak dirinya? Niklas tidak tersinggung, baginya setiap hubungan apapun itu memang harus saling menguntungkan, dan jika hanya masalah uang yang wanita itu inginkan Niklas dengan mudah bisa memberinya, berapapun itu. ‘’Tentu apapun yang kamu mau.’’ ‘’Hmm baiklah, aku akan memegang ucapanmu tuan.’’ lalu Niklas memutar tubuh ramping itu agar menghadapnya, tanpa aba-aba Niklas mencium bibir merah itu. ‘’Emhh, cukup tuan.’’ pinta Amber merasa hampir kehabisan nafas akibat ciuman Niklas yang terkesan menuntut. ‘’Why? kita sudah resmi berpacaran.’’ Ungkap Niklas merasa keberatan ciumannya terlepas. Amber segera menjawab ‘’Ini kantor aku tidak mau ada yang melihat, dan yap aku ingin kita backstreet.’’ ucap Amber sambil berbisik di telinga Niklas. Pria itu menatap tajam wanita di hadapanny
Niklas menyusupkan tangannya pada rambut Amber, dia berkata dengan halus ‘’Tenang, jangan buru-buru hari-hari mu akan dipenuhi oleh sentuhanku mulai hari ini.’’ ucap Niklas membuat Amber merinding.Sekitar pukul 12 malam, Niklas pamit untuk pulang. Amber tidak diizinkan untuk mengantar pria itu walau hanya sampai pintu, Niklas memakai jasnya dan menghampiri Amber. Pria itu menunduk lalu mencium pelipis Amber. ‘’Besok, jika masih sakit kau tidak perlu masuk kantor.’’ ucap Niklas yang dibalas anggukan oleh Amber, Niklas akhirnya pulang meninggalkan Amber yang langsung terduduk di ranjangnya. ‘’OH MY GOD!! Aku mimpi apa? bagaimana bisa dalam sehari hidupku bisa berubah drastis.’’ Amber mengacak-acak rambutnya lalu dia teringat akan ciumannya dengan Niklas, Amber merasa apakah tidak terlalu terburu-buru tertarik dengan CEO nya itu?’’ Keesokan harinya Amber memutuskan untuk tetap masuk kerja, karena dia sadar dirinya baru saja naik level dan banyak pekerjaan menunggu untuk diselesaikan. S
‘’Amber selamat ya atas kenaikan levelmu.’’ ucap seorang pria yang merangkul bahu Amber, membuat Niklas langsung duduk tegak merasa tidak suka dengan apa yang dilakukan oleh pria itu pada Amber. Amber yang sadar ada sebuah tatapan tajam yang menghunus sampai kulitnya segera melepas rangkulan pria tadi dan mengucapkan terimakasih atas ucapan selamat yang diberikan. Amber sadar kalau Niklas tidak menyukai hal barusan, dibanding dia mendapat masalah lebih baik mencegahnya bukan?’ Hari semakin larut para karyawan sebagian sudah mabuk parah sedangkan Amber masih berjoget di bawah lampu kelap-kelip club itu, tanpa dia sadari Niklas sejak tadi mengawasinya, khawatir wanita itu digoda lagi oleh seorang kurang ajar. Jika itu sampai terjadi, lihat saja dia akan mencincang siapapun mereka. Hingga waktu sudah malam, para karyawan juga sudah pulang. Amber sudah ada di luar gedung itu menunggu taxi. Hingga mobil yang dia kenali mendekat dan muncul lah Niklas dibalik kemudi ‘’Hei baby, ayo pulang
Amber tidak tahu mengapa Niklas menghentikan sentuhan pada dirinya, setelah mendengar pernyataan wanita itu yang memberi tahu bahwa Amber masih virgin. Niklas tiba-tiba bangkit dan pergi meninggalkan Amber sendirian dalam kebingungan. Amber jadi berspekulasi, apa mungkin Niklas tidak tertarik pada wanita yang belum punya pengalaman sama sekali? wanita bermata amber itu tidak mau terlalu memikirkan hal tersebut. Dia memilih bangkit dan masuk ke dalam kamar mandi untuk mengguyur tubuhnya. Di kamar mandi, di bawah shower Amber termenung dengan tetap membiarkan air membasahi rambut dan tubuhnya. Ia memikirkan semua hal yang terjadi, sejak pertemuannya dengan Niklas membuat dunia Amber berubah drastis, dia menolak mengakui jika dirinya juga tertarik dengan pria itu. Akan tetapi, Amber tidak tahu apakah Niklas benar-benar menyukainya atau hanya penasaran. Amber selesai dengan kegiatan mandinya, dia memakai jubah mandi dan mengambil handphonenya di atas nakas. Wanita itu mencari nomo
Niklas masuk ke dalam sebuah ruangan yang hanya diterangi sebuah lampu temaram. Pria itu melihat seorang lelaki yang sedang terikat di sebuah kursi, penampilan orang itu sangat mengenaskan dengan wajah hampir hancur. ‘’Apakah pengkhianat ini sudah mau bicara?’’ Tanya Niklas pada bawahannya. ‘’Dia masih bungkam tuan,’’ jawab pria yang Niklas tanya tadi. Niklas berjalan mendekat pada tawanannya dengan gagah, tangannya yang sedari tadi ada di dalam saku celana mengeluarkan pisau lipat dari sana. ‘’Kau hanya buang-buang waktuku saja, Tomas.’’ ucap Niklas sambil menekan piau pada dada kiri lelaki di hadapannya. Anak buahnya yang menyaksikan itu bergidik ngeri melihat wajah Niklas yang begitu tenang saat mengeksekusi lawan. Dalam satu kali tusukan lelaki yang memang sudah sekarat sebelumnya itu menghembuskan nafas dengan erangan kesakitan. Niklas yang menyaksikan itu tersenyum puas.Dia menegakan tubuh kekarnya, berlalu sambil berkata ‘’Berikan dia pada singaku.’’ Di Lain tempat, Amber s
Niklas tahu bahwa Amber menikmati apa yang saat ini tengah dilakukannya. Pria itu terus memberi kecupan basah di leher Amber. ‘’Niklashh, please stop it.’ Amber masih berharap Niklas menuruti ucapannya, sekalipun dia mendamba akan tetapi dia masih belum yakin akan perasaan pria yang tengah mencumbunya itu. ‘’Hentikan? Apa kau yakin Amber?’’ tanya Niklas memutar tubuh wanita itu. Amber terlihat sayu, Niklas menyingkirkan helaian anak rambut yang menutupi wajah Amber yang cantik, menyentuh bibir tebal Amber dengan ibu jarinya. Mengusap bibir bawah wanita di hadapannya dan memasukan ibu jarinya ke dalam bibir wanita itu. Amber hanya diam terkunci dengan tatapan mata Niklas yang biru, pria itu menggunakan jarinya untuk menggoda tapi mata tajamnya mengunci mata Amber. Niklas mengeluarkan ibu jarinya yang basah dari bibir ranum itu dan menghisapnya, dengan tetap melihat ke dalam mata wanita di hadapannya, Amber menyaksikan Niklas menghisap ibu jarinya sendiri dengan wajah seolah saliva
"Kau, mesum." ujar Amber sambil mencubit kecil pinggang Niklas. ""Hahaha, begitu menurut mu? tapi aku memang harus mesum agar bisa membuatmu hamil, sayang." Deg!! Amber terkejut dengan pernyataan pria itu, hamil? apakah Niklas serius dengan hubungan mereka? "Ehemm, Niklas.." panggil Amber, "Yes, baby?" jawab Niklas sambil mengelus tangan halus wanita itu. "Apa kau serius dengan hubungan ini? m-maksudku, aku sering mendengar hubungan antara bos dan karyawan biasanya hanya sampai pada hubungan di atas ranjang." ujar Amber pelan, berharap pria itu memahami maksudnya. Niklas memutar tubuhnya, menarik tangan Amber dan duduk di kursi yang ada disana dengan Amber berada di atas pangkuannya. "Menurutmu? apakah aku bercanda?" tanya Niklas dengan suara yang sedikit terdengar, tajam? "Atau kau bercanda, setelah keperawanan mu di renggut oleh seoran
Setelah pulang dari restoran Jepang, Niklas memutuskan untuk beristirahat di apartemen Amber. Lagipula wanita itu melarang dirinya pergi dan berkata akan memasak dinner untuk mereka.Niklas sudah melarang Amber untuk berkutat di dapur kecil itu dan menawarkan untuk memesan apapun yang ingin disantap oleh wanita itu. Akan tetapi, Amber justru berkata dirinya tidak menyukai masakan wanita itu bahkan sebelum mencicipinya. Tentu saja, Niklas tidak bisa menolak jika wanita itu merengek. Sambil menunggu Amber yang berada di dapur. Niklas sementara sedang berbaring di ranjang sambil memainkan gawainya.Niklas mengirim pesan kepada seseorang, sampai fokusnya terbelah saat Amber muncul di pintu sambil berkata "Aku sudah selesai memasak, tunggu aku mandi, ya. Setelah itu kita dinner!!" ucap Amber lalu berlalu ke kamar mandi.Niklas kemudian bangkit dan melihat kota Amerika dari ketinggian apartemen itu, sebenarnya tipe yang dimiliki Amber bukan apartemen kumuh, sudah sangat bagus. Tapi, jika
Di sisi lain, Setelah tubuhnya terisi lagi dengan tenaga, Amber memutuskan untuk pergi ke salah satu restoran jepang. Dia ingin sekali memakan sushi hari ini, sambil berbelanja bahan masakan untuk memasak makan malam bersama Niklas nanti. Amber memilih menggunakan busway, bukan karena dia menghemat hanya saja dia memang lebih suka bertemu dengan banyak orang. Sebab itu juga dia bekerja di divisi pemasaran. Amber duduk di kursi paling belakang, matanya menyusuri jalan yang dia lewati, hingga di pemberhentian busway selanjutnya, Amber melihat ada seorang pria masuk dan memilih duduk di sampingnya, pria itu tampan tapi lebih tampan lagi Niklas, batin Amber. Memiliki postur tubuh yang bagus, dan wangi lavender yang kuat. Amber tidak terlalu mempedulikan pria itu lagi, dia kembali asik pada jalanan Amerika dan taman-taman yang terlewati. Hingga sebuah permen muncul di hadapan wajahnya, Amber melihat pria itu menawarkan permen tersebut dengan bahasa isyarat seolah berkata "Kau mau?"
Niklas sampai di kantornya setelah menempuh perjalanan kurang lebih 30 menit. Pria itu segera masuk ke ruangannya, "Aku rasa, Lukas sudah mulai berani berperang terang-terangan denganku." Ujar Niklas setelah duduk di kursi besarnya. "Saya rasa juga begitu, tuan. Lukas selama ini hanya mengirim anak buahnya untuk menyerang anda. Tapi, sepertinya setelah kematian Tomas, dirinya jadi tersulut untuk menampilkan wajahnya." terang Dave mengingatkan Niklas kepada pengkhianat bernama Thomas itu, Lukas adalah kakak kandung dari Tomas. Mungkin, Lukas lupa kepada siapa dia mengirim Tomas, alhasil pria malang itu harus mati ditangan Niklas dan menambah kebencian Lukas padanya. Lukas, dulunya adalah sahabat baik dari Niklas, mereka bersama bahkan sejak kecil. Keluarga Niklas dan Lukas tadinya juga memiliki hubungan baik. Tapi, entah apa yang merasuki ayah dari Lukas hingga berniat memperkosa ibu dari Niklas, saat itu usia mereka masih enam belas tahun. Memang betul, ibu Niklas keturunan Beland
Niklas bangun lebih dulu pagi itu, mengecup pelipis Amber setelah dia mandi. Dave sudah menunggunya di depan pintu apartemen Amber. Sebenarnya jika kalian ingin tahu, ada lima penjaga yang berada di sekitar Niklas, akan tetapi mereka tidak akan muncul jika keselamatan pria itu aman. "Selamat pagi, tuan." sapa Dave begitu wajah Niklas muncul dari balik pintu. "Mana baju gantiku, Dave? kau tunggu saja di loby. Dan ya, suruh sepuluh pengawal menjaga Amber dari kejauhan. Jangan biarkan Lukas mencium keberadaannya barang sedikitpun." Perintah Niklas pada Dave yang dibalas dengan anggukan sigap. Niklas masuk ke kamar dan melihat Amber sudah bangun, wanita itu menggunakan kemejanya semalam. "Selamat pagi, darling." sapa Niklas sambil naik ke atas tempat tidur dan memeluk Amber. "Hmm, selamat pagi, Niklas." Amber menjawab sambil merenggangkan tubuhnya yang terasa remuk. Bagaimana tidak? semalam setelah dari balkon, Niklas kembali menggempurnya. Amber tidak ingat sampai berapa kali
"Kau, mesum." ujar Amber sambil mencubit kecil pinggang Niklas. ""Hahaha, begitu menurut mu? tapi aku memang harus mesum agar bisa membuatmu hamil, sayang." Deg!! Amber terkejut dengan pernyataan pria itu, hamil? apakah Niklas serius dengan hubungan mereka? "Ehemm, Niklas.." panggil Amber, "Yes, baby?" jawab Niklas sambil mengelus tangan halus wanita itu. "Apa kau serius dengan hubungan ini? m-maksudku, aku sering mendengar hubungan antara bos dan karyawan biasanya hanya sampai pada hubungan di atas ranjang." ujar Amber pelan, berharap pria itu memahami maksudnya. Niklas memutar tubuhnya, menarik tangan Amber dan duduk di kursi yang ada disana dengan Amber berada di atas pangkuannya. "Menurutmu? apakah aku bercanda?" tanya Niklas dengan suara yang sedikit terdengar, tajam? "Atau kau bercanda, setelah keperawanan mu di renggut oleh seoran
Niklas tahu bahwa Amber menikmati apa yang saat ini tengah dilakukannya. Pria itu terus memberi kecupan basah di leher Amber. ‘’Niklashh, please stop it.’ Amber masih berharap Niklas menuruti ucapannya, sekalipun dia mendamba akan tetapi dia masih belum yakin akan perasaan pria yang tengah mencumbunya itu. ‘’Hentikan? Apa kau yakin Amber?’’ tanya Niklas memutar tubuh wanita itu. Amber terlihat sayu, Niklas menyingkirkan helaian anak rambut yang menutupi wajah Amber yang cantik, menyentuh bibir tebal Amber dengan ibu jarinya. Mengusap bibir bawah wanita di hadapannya dan memasukan ibu jarinya ke dalam bibir wanita itu. Amber hanya diam terkunci dengan tatapan mata Niklas yang biru, pria itu menggunakan jarinya untuk menggoda tapi mata tajamnya mengunci mata Amber. Niklas mengeluarkan ibu jarinya yang basah dari bibir ranum itu dan menghisapnya, dengan tetap melihat ke dalam mata wanita di hadapannya, Amber menyaksikan Niklas menghisap ibu jarinya sendiri dengan wajah seolah saliva
Niklas masuk ke dalam sebuah ruangan yang hanya diterangi sebuah lampu temaram. Pria itu melihat seorang lelaki yang sedang terikat di sebuah kursi, penampilan orang itu sangat mengenaskan dengan wajah hampir hancur. ‘’Apakah pengkhianat ini sudah mau bicara?’’ Tanya Niklas pada bawahannya. ‘’Dia masih bungkam tuan,’’ jawab pria yang Niklas tanya tadi. Niklas berjalan mendekat pada tawanannya dengan gagah, tangannya yang sedari tadi ada di dalam saku celana mengeluarkan pisau lipat dari sana. ‘’Kau hanya buang-buang waktuku saja, Tomas.’’ ucap Niklas sambil menekan piau pada dada kiri lelaki di hadapannya. Anak buahnya yang menyaksikan itu bergidik ngeri melihat wajah Niklas yang begitu tenang saat mengeksekusi lawan. Dalam satu kali tusukan lelaki yang memang sudah sekarat sebelumnya itu menghembuskan nafas dengan erangan kesakitan. Niklas yang menyaksikan itu tersenyum puas.Dia menegakan tubuh kekarnya, berlalu sambil berkata ‘’Berikan dia pada singaku.’’ Di Lain tempat, Amber s
Amber tidak tahu mengapa Niklas menghentikan sentuhan pada dirinya, setelah mendengar pernyataan wanita itu yang memberi tahu bahwa Amber masih virgin. Niklas tiba-tiba bangkit dan pergi meninggalkan Amber sendirian dalam kebingungan. Amber jadi berspekulasi, apa mungkin Niklas tidak tertarik pada wanita yang belum punya pengalaman sama sekali? wanita bermata amber itu tidak mau terlalu memikirkan hal tersebut. Dia memilih bangkit dan masuk ke dalam kamar mandi untuk mengguyur tubuhnya. Di kamar mandi, di bawah shower Amber termenung dengan tetap membiarkan air membasahi rambut dan tubuhnya. Ia memikirkan semua hal yang terjadi, sejak pertemuannya dengan Niklas membuat dunia Amber berubah drastis, dia menolak mengakui jika dirinya juga tertarik dengan pria itu. Akan tetapi, Amber tidak tahu apakah Niklas benar-benar menyukainya atau hanya penasaran. Amber selesai dengan kegiatan mandinya, dia memakai jubah mandi dan mengambil handphonenya di atas nakas. Wanita itu mencari nomo
‘’Amber selamat ya atas kenaikan levelmu.’’ ucap seorang pria yang merangkul bahu Amber, membuat Niklas langsung duduk tegak merasa tidak suka dengan apa yang dilakukan oleh pria itu pada Amber. Amber yang sadar ada sebuah tatapan tajam yang menghunus sampai kulitnya segera melepas rangkulan pria tadi dan mengucapkan terimakasih atas ucapan selamat yang diberikan. Amber sadar kalau Niklas tidak menyukai hal barusan, dibanding dia mendapat masalah lebih baik mencegahnya bukan?’ Hari semakin larut para karyawan sebagian sudah mabuk parah sedangkan Amber masih berjoget di bawah lampu kelap-kelip club itu, tanpa dia sadari Niklas sejak tadi mengawasinya, khawatir wanita itu digoda lagi oleh seorang kurang ajar. Jika itu sampai terjadi, lihat saja dia akan mencincang siapapun mereka. Hingga waktu sudah malam, para karyawan juga sudah pulang. Amber sudah ada di luar gedung itu menunggu taxi. Hingga mobil yang dia kenali mendekat dan muncul lah Niklas dibalik kemudi ‘’Hei baby, ayo pulang