Share

Amber Adriana

“Huh dasar tua bangka tidak tahu malu, gara-gara dia aku harus mendapat kissmark dari pria asing.” mengingat perbuatan lelaki tua yang menggodanya membuat Amber Adriana, wanita bermata amber pekat itu menggerutu.

“Tapi, pria yang membantuku tadi tampan juga ya, ah Amber sudahlah apa yang sebenarnya aku pikirkan sih? bagaimana kalau ternyata pria itu germo yang sedang mencari gadis muda untuk dijadikan wanita malam?” cicit Amber sambil bergidik ngeri membayangkan jika ternyata itu benar.

Keesokan paginya, sekitar pukul 07.00, Amber sudah bersiap untuk pergi ke kantor tempatnya bekerja. ya, Amber merupakan karyawan disebuah perusahaan besar yang tanpa dia ketahui CEO perusahaan tempatnya bekerja adalah Niklas Abraham, pria yang membantunya di club.

Setelah hampir 30 menit menempuh perjalanan menuju kantornya akhirnya Amber sampai di kantornya.

“Hai Joana, selamat pagii. wahh baju yang sangat sexy ya!” sapa Amber pada teman sebelah kursi tempatnya bekerja.

“Ugh, sepertinya anda tidak berkaca nona Amber.” jawab Joana begitu melihat Amber menggunakan rok span bewarna merah maroon yang ketat dengan atasan kemeja putih yang 2 kancing atasnya sengaja dibuka.

“Ahaha, love my self baby!” jawab Amber sekenanya. Amber lantas duduk dan bersiap untuk menyalakan komputernya, Joana yang disampingnya terdengar berbisik padanya namun dia rasa orang lain juga akan mendengar bisikan itu.

“Amber apakah kau tau? hari ini katanya CEO kita untuk pertama kalinya akan hadir pada rapat promosi kenaikan jabatan para karyawan.” Berita yang disampaikan Joana membuat Amber yang sedang fokus mengetik lantas menoleh dan tersenyum lalu menjawab, “Benarkah? baguslah kalau begitu artinya promosi jabatanku akan lebih adil, karena yang menilai atasan yang paling atas haha, tidak ada kecurangan seperti yang dilakukan tuan Wiliam. Mentang-mentang LIli adalah wanita simpanannya dia begitu saja membuat perempuan itu menang promosi.

“Yayayaa kau betul sekali, aku yakin kali ini kau akan menang. Tunjukan performa terbaikmu ya!” Ucap Joana sambil memberikan kepalan tangannya menyemangati rekan kerjanya itu.

Tidak lama dari itu, Dave datang ke ruangan para karyawan dan mengabarkan bahwa CEO mereka telah tiba dan mereka semua diminta berdiri. Amber dan karyawan lainnya lantas berdiri dan tentu saja mereka semua penasaran dengan rupa pewaris tunggal Abraham Property yang selama ini selalu menolak untuk menampilkan wajahnya dikoran, berita ataupun majalah.

tuk tuk tuk, suara sepatu pantofel terdengar nyaring. Amber masih belum bisa melihat wajah CEOnya karena beberapa pegawai masih menutupi. sampai begitu CEO barunya itu melewatinya Amber tentu saja terkejut dan refleks berkata, “Tuan kissmark?!” membuat pegawai lainnya mengalihkan atensi padanya sambil memasang wajah terkejut karena mendengar ucapan vulgarnya. Bahkan beberapa pasang mata menatapnya dengan jijik.

Niklas yang tadinya tidak memperhatikan juga ikut menghentikan langkahnya dan menatap wanita yang berani mengeluarkan suara disaat yang lainnya tertunduk hormat padanya. Begitu dia tahu siapa wanita itu, Niklas tersenyum tipis sekali yang hanya mampu dilihat oleh Amber.

Joana yang tidak tahu apa-apa lantas menyenggol lengan temannya itu, khawatir Amber akan terkena masalah. “Eh, maaf tuan aku tidak sengaja. Maafkan atas kelancangannku.’’ Ucap Amber menyadari saat ini dirinya menjadi pusat perhatian disana.

“Dave suruh dia ke ruanganku sekarang.’’ perintah Niklas seakan Amber tidak bisa mendengar padahal mereka sedang berhadapan. Begitu Niklas pergi Amber terkulai lemas di kursinya. “Matilah aku!” Seru Amber panik, sepertinya setelah ini dia akan jadi gelandangan karena dipecat dari perusahaan terbaik ini.

“Tenanglah Amber, kau minta maaf lagi saja. aku yakin pasti tuan Nik akan memaafkanmu.” ucap Joana sedikit terdengar ragu karena melihat Niklas yang dominan membuat joana juga khawatir temannya itu akan mendapat masalah besar.

Amber lantas bangkit dan berjalan ke ruangan CEO, begitu dia masuk dia merasakan aura yang dominan. Ruangan itu luas dan wanginya baru dia sadari wangi pria yang semalam dia duduki pahanya, dan sayangnya pria itu adalah CEO bukan germo seperti yang dia pikirkan semalam.

Niklas sedang duduk di kursi kebesarannya sambil menumpu dagunya dengan kedua tangannya yang ditautkan. Dia terus memperhatikan wanita yang baru saja memasuki ruangannya itu, terlihat seperti kucing yang ketahuan mencuri ikan, menggemaskan.

Amber berdiri cukup jauh dari Niklas, bahkan bisa dibilang dia hanya berdiri di depan pintu. haha

“Apakah pegawai disini sama sepertimu semua nona?” tanya Niklas menyindir Amber yang tidak mau mendekat padanya. Aura dominan Niklas membuat sekujur tubuh Amber terasa dingin, ugh menyebalkan. Akhirnya dengan terpaksa Amber melangkah mendekat hingga dia ada di hadapan Niklas terhadang oleh meja.

“Tu-tuan, maaf atas kelancanganku tadi. Sungguh aku tidak bermaksud.” terang Amber berharap hanya itu yang diingat oleh pria tampan di hadapannya.

Niklas memperhatikan penampilan Amber dan bergumam di dalam hati “Wanita ini memang cantik.” Amber yang merasa tatapan Niklas seakan ingin melahapnya membuat dia jadi salah tingkah dan tanpa sadar dia menyelipkan rambut panjangnya ke daun telinga. Gerakan yang dilakukan Amber tentu saja tidak luput dari perhatian Niklas.

Niklas berdiri mengitari meja besarnya dan datang menghampiri Amber, “Dimana bekas imbalanku semalam, nona?” tanya Niklas membuat Amber tersedak air liurnya sendiri. Ternyata pria itu mengingat dirinya!

Amber refleks menutupi lehernya seakan berkata “Tidak ada apa-apa disana” Niklas lantas menarik tangan putih itu dan menyentuh leher yang tadi ditutupi sang empunya, menekan ibu jarinya yang ada di leher Amber sampai sebuah tanda yang Amber tutupi dengan concealer terlihat, membuat Niklas tersenyum puas. Berbeda dengan Niklas Amber yang merasakan jari besar itu hinggap di lehernya justru semakin panas dingin.

“Tuan apa yang kau lakukan?” Tanya Amber barang kali Niklas lupa kalau mereka sedang dikantor, ya walaupun kantor itu milik sang pria.

“Aku hanya ingin seluruh dunia tahu kau sudah ku tandai.” ucap Niklas acuh, akan tetapi terasa dingin dan posesif secara bersamaan.

“Aku tidak paham maksud anda tuan, tapi apapun itu. Bolehkah aku keluar sekarang? pekerjaanku menumpuk.” pinta Amber berharap pria itu mau melepasnya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status