Share

Ambisi Lili

Niklas menyusupkan tangannya pada rambut Amber, dia berkata dengan halus ‘’Tenang, jangan buru-buru hari-hari mu akan dipenuhi oleh sentuhanku mulai hari ini.’’ ucap Niklas membuat Amber merinding.

Sekitar pukul 12 malam, Niklas pamit untuk pulang. Amber tidak diizinkan untuk mengantar pria itu walau hanya sampai pintu, Niklas memakai jasnya dan menghampiri Amber. Pria itu menunduk lalu mencium pelipis Amber. ‘’Besok, jika masih sakit kau tidak perlu masuk kantor.’’ ucap Niklas yang dibalas anggukan oleh Amber, Niklas akhirnya pulang meninggalkan Amber yang langsung terduduk di ranjangnya. ‘’OH MY GOD!! Aku mimpi apa? bagaimana bisa dalam sehari hidupku bisa berubah drastis.’’ Amber mengacak-acak rambutnya lalu dia teringat akan ciumannya dengan Niklas, Amber merasa apakah tidak terlalu terburu-buru tertarik dengan CEO nya itu?’’

Keesokan harinya Amber memutuskan untuk tetap masuk kerja, karena dia sadar dirinya baru saja naik level dan banyak pekerjaan menunggu untuk diselesaikan. Saat tiba di loby, Amber melihat Niklas sedang berjalan dengan tangan kanannya, Dave.

Niatnya, Amber ingin mencari jalan lain atau menunggu Niklas berlalu dulu, akan tetapi Niklas sudah terlanjur melihatnya dan memberi kode untuknya mendekat. Dave, terlihat biasa saja melihat kedekatan tuannya dan Amber. Sebab, pria itu tahu bahwa saat ini Amber sedang dekat dengan Niklas.

Amber menyapa Dave lalu berkata pada Niklas ‘’Tuan Nik, selamat pagi.’’ sapa Amber sopan, Niklas menjawab dengan senyum tipis, hari ini pria itu mengenakan jas berwarna abu yang pas di tubuh kekarnya.

‘’Dave, kau duluan saja.’’ perintah Nik, Dave lantas mengangguk dan pamit untuk masuk lebih dulu. Setelah itu Niklas menarik Amber untuk masuk ke dalam mobil mewahnya. Amber panik karena khawatir ada yang melihat mereka. ‘’Tuan, bagaimana jika ada yang melihat kita?’’ tanya Amber.

‘’Biarkan saja,’’ jawab Nik acuh, membuat Amber kesal. Amber memilih diam sampai Nik menyentuh pipi wanita itu dan berkata ‘’Kenapa masuk kerja? Apakah kakimu sudah membaik?’’ Tanya Nik sambil menyingkap rok span Amber begitu saja. Amber yang mendapat perbuatan itu sedikit terkejut dan berkata ‘’Tuan, apa yang kau lakukan!!’’ cicit Amber panik, ‘’Aku hanya mau melihat lukamu, sayang.’’ Amber cemberut mendengar jawaban pria itu, sungguh Niklas adalah lelaki yang kurang sopan, tapi entah kenapa Amber susah sekali menolak pesona lelaki itu.

Melihat Amber yang cemberut, Niklas jadi gemas sendiri. Pria itu lantas meletakan kepalanya di bahu Amber, menghirup aroma wanita itu, memabukan. Lagi-lagi Amber dibuat terlonjak kaget, heran dengan semua tindakan Nik yang selalu tiba-tiba. Lama-lama jika terus begitu, sepertinya Amber akan punya penyakit jantung.

‘’Kenapa kau wangi sekali?’’

‘’Karena aku memakai parfum, ah sudahlah tuan aku bisa terlambat nanti. Bisakah kau membebaskanku dari mobilmu ini?’’ pinta Amber, Niklas lalu menatap dalam mata wanita itu dan berkata ‘’Hei, aku bosnya disini.’’ membuat Amber menggaruk rambutnya yang tidak gatal, ‘’Iya, memang kau bosnnya, tapi nanti yang lain akan curiga padaku. Please tuan.’’ Pinta Amber dengan puppy eyes nya, membuat Niklas gemas lalu mengelus pipi Amber yang tirus.

‘’Baiklah, aku akan melepaskanmu. Tapi, ada satu syaratnya kau tidak boleh memanggilku tuan saat kita sedang berdua.’’

‘’Tapi apakah itu sopan?’’ tanya Amber meyakinkan

‘’Tidak.’’ jawaban singkat Niklas dirasa cukup membuat Amber sadar jika permintaan pria itu tidak ingin dibantah.

Akhirnya Niklas melepaskan Amber dengan memberi ciuman di pipi wanita itu, setelah turun dari mobil Nik, Amber memperhatikan sekitar berharap tidak ada yang melihat dirinya keluar dari mobil mewah itu.

Amber berjalan dengan anggun seolah tidak ada yang terjadi apapun, hingga sebuah suara mengagetkan dirinya.

‘’Amber?’’ itu suara Lili, musuh bebuyutannya, kacau. Apakah wanita itu melihat semuanya?

Amber memutar tubuhnya dan melihat Lili yang menatapnya dengan tatapan heran, ‘’Kenapa kau keluar dari parkir vvip ?’’ tanya Lili curiga.

‘’Hm? memang kenapa jika aku keluar dari sana? memang ada larangan aku tidak boleh kesana?’’ tanya Amber berusaha tidak gugup. Lili yang mendengar jawaban sarkas dari Amber terlihat kesal. Dia maju dan mengatakan ‘’Oh atau kau habis menggoda para ketua direksi ya?’’ tanya Lili mencemooh.

Amber yang mendengar hal itu lantas menjawab dengan sinis. ‘’Sepertinya nona Lili sedang mengatai dirinya sendiri, ya?’’ membuat Lili semakin kesal, dia ingin menampar Amber tapi tiba-tiba dia melihat Niklas berjalan ke arah mereka. Langsung saja, LIli merapikan penampilannya. Amber yang melihat itu terlihat muak, memang sejak dulu Lily adalah wanita kantor yang dikenal berani untuk menggoda pria manapun yang dia inginkan.

‘’Selamat pagi, tuan Nik.’’ sapa Lili dengan suaranya yang disengaja terdengar menggoda, cih.

‘’Pagi, nona Lili.’’ Jawab Nik acuh. Pria itu menatap wajah Amber yang terlihat kesal, ada apa pikirnya.

‘’Saya duluan.’’ Ucap Niklas pada kedua wanita itu. Setelah Niklas pergi Lili kembali merubah raut wajahnya. Dia berkata ‘’Kau mau tahu Amber, aku akan mendapatkan CEO kita itu dan akan ku buat kau di tendang dari perusahaan ini.’’ ucap Lili sombong, di dalam hati Amber tertawa sangat keras, mengasihani ambisi Lili. Bagaimana jika wanita itu tahu bahwa Niklas sudah menembaknya? Mungkin wanita itu akan semakin membencinya. Amber tidak mau ambil pusing dia berlalu meninggalkan Lili sendiri dan masuk ke gedung pencakar langit itu.

Hari itu ada perayaan atas kenaikan level tiga karyawan yang dimana salah satunya adalah Amber. Mereka akan mengadakan pesta di sebuah club. Amber tentu tidak akan menolak. Sepulang mereka dari kantor langsung menuju club yang dituju Amber dan Jo sudah sampai, disana sudah banyak para karyawan berkumpul bahkan ada Nik juga. Amber duduk di seberang Niklas, sejak pertama datang Niklas sudah memperhatikan wanita itu, membuat Amber sedikit salah tingkah.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status