Share

66. Akad Nikah

Author: Neza Visna
last update Last Updated: 2025-04-24 22:53:31

“Ada pengkhianat di perusahaan!”

Kalimat itu muncul dan bahkan tersebar di seluruh perusahaan sore di hari yang sama rapat itu berakhir.

Karena rapat itu tidak menemukan hasil, Brama masih menduduki jabatannya sementara waktu. Tentu saja, Brama harus menemukan solusi untuk masalah itu, sampai rapat berikutnya.

Tetapi rentetan berita itu masih belum selesai, sore itu berita baru mencuat lagi ke publik. ‘Rapat direksi Abiyasa berakhir tanpa solusi. Direksi terpecah dua antara pendukung Brama dan pendukung Kevin. Siapakah yang akan berakhir jadi pemenang?’

“Siapa sih yang menjual berita itu ke media?”

“Mana aku tahu, kayanya notulen yang ada di dalam atau sekretaris direksi?”

“Bisa saja direksi juga menjual berita itu kan?”

“Ah nggak mungkin direksi itu memegang saham juga, masa mereka mau rugi sih?”

“Siapa saja memangnya karyawan yang ikut meeting hari ini?”

Desas-desus mulai tersebar dengan sangat cepat di kantor itu. Berbagai versi bahkan mulai bermunculan.

Brama membiarkan sem
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Gelora Cinta Pria Arogan   1. Hati yang Hancur

    Rinjani berdiri di depan pintu ruangan Brama, tangannya menggenggam erat setumpuk dokumen yang harus mereka bahas bersama. Nafasnya sedikit tersengal setelah berjalan cepat dari ruang kerjanya. Dia mengetuk pintu dua kali, dan suara rendah Brama mempersilakannya masuk.Ruangan itu terasa dingin, udara AC yang kencang membuat kulitnya merinding. Brama duduk di belakang mejanya, wajahnya terlihat serius, matanya tertuju pada layar laptop di depannya.“Aku sudah bawa laporan proyek terbaru,” ujar Rinjani, mencoba memecah kesunyian yang terasa berat. Brama hanya mengangguk, tanpa mengalihkan pandangannya dari layar. Rinjani duduk di kursi di seberangnya, meletakkan dokumen di atas meja. Dia memperhatikan Brama lebih cermat. Wajahnya terlihat lebih pucat, matanya berkantung, seolah dia tidak tidur semalaman.“Kamu baik-baik saja?” tanya Rinjani, suaranya lembut namun penuh kecemasan. Brama menghela nafas panjang, lalu menutup laptopnya. Dia mengusap wajahnya dengan kedua tangan, terlihat l

    Last Updated : 2025-02-12
  • Gelora Cinta Pria Arogan   2. Hanya anak Pembantu

    “Brama, kamu ngomong apa sih? Masa kamu cemburu sama karyawan sendiri. Dia itu perempuan Brama.”Rinjani tidak melihat wajah Kiara, tapi sangat jelas terbayang di kepalanya saat itu bagaimana wajah cantik Kiara tersenyum manja ke Brama. “Aku Cuma mau minta tolong sekretaris kamu buatkan teh untukku dan kamu juga,” ujarnya menahan senyum.Rinjani berusaha mengontrol ekspresi wajahnya dan berbalik sopan. “Baik, Bu.” “Nggak usah panggil ibu, aku juga masih muda. Panggil, Mbak saja.” Kiara mengibaskan tangannya ramah.Rinjani hanya bisa mengangguk sembari tersenyum terpaksa. Tidak ingin ada yang melihat ekspresi di wajahnya dia segera berjalan ke meja di ujung ruangan pria itu. Dengan tubuh membelakangi Brama dan juga Kiara dia merasa sedikit lebih tenang.Brama tidak suka berbagi pantry dengan karyawan lain sehingga di salah satu sudut ruangannya dibuat bagai mini pantry dengan gelas mesin kopi dan berbagai jenis teh di sana. Dengan cepat, Rinjani menyeduhkan dua gelas teh unt

    Last Updated : 2025-02-12
  • Gelora Cinta Pria Arogan   3. Tahu Diri!

    Rinjani menjaga ekspresi wajahnya berusaha tidak terpengaruh tapi hatinya seakan bagai teriris.“Kamu sudah pernah ketemu belum Rin, sama calon tunangannya itu? Katanya penyanyi ya? Aku Cuma pernah lihat di tv. Aslinya bagaimana? Cantik mana?”“Hush, Tini. Nanyanya kok begitu. Nggak sopan. gimana kalau ibuk dengar?” Ibunya khawatir sembari melirik ke arah pintu dapur cemas. Takut-takut nyonya rumah itu mendengar gosip mereka.“Halah! Ibuk masih di sibuk dandan di atas, dia nggak akan sempat melihat ke dapur.”Rinjani memaksakan senyum, dia tidak tahu apakah senyumnya terlihat aneh atau tidak sekarang ini, karena kepalanya benar-benar terasa mumet. Menggosipkan berita pertunangan kekasihnya sendiri, adalah hal terakhir yang dia inginkan sekarang ini.“Rin!” Tiba-tiba ibunya menarik tangannya kuat. Rinjani tersentak kebingungan. Kemudian melihat ibunya dengan wajah melongo. “Kamu kenapa? Nggak fokus? Itu kuahnya sampai tumpah itu ke tangan! Apa nggak panas? Sini-sini, dicuci du

    Last Updated : 2025-02-12
  • Gelora Cinta Pria Arogan   4. Lepaskan aku

    Deg!Rinjani tertegun, mendengar itu.“Siapa yang bilang begitu?”Sepertinya dia salah mengira kalau tunangan Brama adalah gadis lembut dan polos yang ceria.“Heh, aku nggak perlu ada yang bilang. Aku ingatkan kamu, sekarang Brama adalah milikku! Jadi aku harap kamu tahu diri dan jangan jadi perusak di hubungan kami! Tinggalkan Brama!”“Apa itu yang Brama bilang? Aku teman tidurnya?” Rinjani sudah sangat lelah menangis. Setidaknya dia tidak ingin menunjukkan air matanya di depan orang yang dia tahu akan mencemoohnya."Jangan pura-pura polos," potong Kiara cepat. "Aku tahu, perempuan sepertimu maunya apa! Bilang, aku harus bayar berapa supaya kamu meninggalkan Brama?”Mata Rinjani bergetar, tapi ia menegakkan kepalanya. "Jika memang Brama milikmu, kenapa kau harus mengatakan ini padaku? Apa kamu tidak yakin dengan hubungan kalian?"Kiara terdiam sesaat, tapi kemudian tersenyum tipis. "Aku hanya kasihan padamu.”Rinjani mengepalkan tangannya, mencoba menahan emosinya, tetapi Kiara te

    Last Updated : 2025-02-12
  • Gelora Cinta Pria Arogan   5. Ego Brama

    “Rinjani, apa yang sedang kamu lakukan?” tanya Brama, suaranya penuh dengan tekananRinjani tetap diam, terus mengemas barang-barangnya. Brama tidak bisa menahan diri lagi. Ia melangkah mendekat dan menarik lengan Rinjani dengan lembut, memaksanya untuk berhenti dan menatapnya.“Kamu mau kemana” tanya Brama lagi, matanya mencari jawaban di wajah Rinjani.Rinjani akhirnya menoleh, matanya penuh dengan air mata. “Ini bukan tempatku lagi. Aku setidaknya harus tahu diri sebelum kamu sendiri yang menendangku kan?” ujarnya sedih.Brama mengangkat sebelah alisnya mendengar jawaban wanita itu. “Rinjani, aku nggak suka mengulangi perkataanku!”Rinjani menarik napas dalam-dalam, mencoba menahan emosinya yang sudah meluap. “Brama, kamu sudah bertunangan dengan Kiara. Apa aku harus tetap menjadi simpananmu?" Suara gadis itu begitu lirih dan lemah.Brama menghela napas panjang. “Aku nggak punya waktu untuk semua drama ini! Kamu nggak akan kemana-mana, berhenti bertingkah.”Brama menghela napas

    Last Updated : 2025-02-12
  • Gelora Cinta Pria Arogan   6. Terserah!

    Rinjani tidak mengantuk sama sekali, tapi matanya terasa sangat sakit karena terus menangis. Dia memejamkan matanya rapat, sangat lelah dengan semua yang terjadi hari ini, dan tidak ingin memikirkan apapun lagi.Apapun yang terjadi besok, saat ini Rinjani tidak ingin ambil pusing lagi.Keesokan paginya saat Rinjani terbangun, dia tidak menemukan Brama lagi di apartemen itu. Dia tidak tahu apakah Brama tidur di apartemen tadi malam atau memilih untuk keluar.Tetapi, untuk sesaat Rinjani bisa menghembuskan napas lega, sekarang jujur saja dia tidak ingin bertemu dengan Brama.Karena hari masih pagi, dia tidak langsung bangkit dari tempat tidur dan memilih membuka ponselnya. Dia mengabaikan semua pesan masuk dan memilih membuka sosial media dulu.Hal pertama yang dia buka adalah berita yang sedang trending saat itu. ‘Kiarainlove’ ‘Diva indonesia jatuh cinta’ ‘Hari patah hati nasional’Tadinya dia ingin menghindar dari masalah ini, sayangnya status Kiara sebagai penyanyi ternama negar

    Last Updated : 2025-02-12
  • Gelora Cinta Pria Arogan   7. Hanya Main-Main

    “Aku nggak tahu lagi!” Rinjani mengeluh menahan rasa frustrasinya. Rasanya dia ingin berteriak sekarang. “Kamu tahu posisiku. Bagaimana aku bisa melawan dia? Di satu sisi dia adalah atasanku, orangtuaku kerja di rumahnya.”“Tapi, kalau kalian pacaran sejak awal harusnya kalian setara. Di hubungan kalian kamu itu Cuma pacar, bukan sekretaris, bukan anak pembantu atau apapun itu!” “Brama nggak pernah bilang kalau kami pacaran. Itu semua Cuma harapan kosong aku saja.” Celia menghela napas panjang. “Nggak capek, Rin kaya begitu terus? Kamu juga berhak marah. Ini semua nggak adil untukmu.”Rinjani hanya bisa menatap Celia lemah. “Aku nggak tahu Cel. Sekarang aku Cuma mau mengakhiri hubungan ini secepatnya sebelum orangtuaku tahu.” Sudah cukup dia keras kepala berusaha melunakkan batu keras seperti Brama. Sayangnya mundur tidak semudah itu.“Kamu yang lebih kenal Brama. Apa kamu nggak tahu bagaimana caranya supaya dia mau mundur? Selama ini sama dia kamu nggak tahu kelemahannya?”Ri

    Last Updated : 2025-02-24
  • Gelora Cinta Pria Arogan   8.Pemberontakan Rinjani

    Rasa malu yang sangat besar menyeruak dalam diri Rinjani. Apa yang dia lakukan dengan Brama memang bukan hal yang membanggakan. Tanpa ikatan dia tinggal serumah dengan laki-laki. Selain orangtuanya, orangtua Brama adalah orang berikutnya yang dia takuti akan tahu tentang ini. Mendengar sendiri kalau dia adalah simpanan dan ayah Brama itu tidak akan pernah mengizinkannya menjadi istri Brama membuatnya merasa sangat murahan.Selama ini, semua usaha dan cintanya dipandang sangat rendah oleh pria yang mengisi hatinya itu.“Kamu anak kebanggaan papa. Masa depan perusahaan ini ada di tanganmu. Sesekali mengurangi stres dengan perempuan, papa nggak akan melarang, tapi ingat tanggung jawabmu jangan sampai terabaikan!”“Aku tahu.”“Hidup ini seperti main catur, jangan ragu untuk memanfaatkan segala bidak yang kamu punya untuk mencapai tujuan.” “....”Rinjani yang mendengarkan semua itu di luar, mengepalkan tangannya kuat. Harga dirinya sungguh tidak ada artinya di mata ayah dan a

    Last Updated : 2025-02-26

Latest chapter

  • Gelora Cinta Pria Arogan   66. Akad Nikah

    “Ada pengkhianat di perusahaan!” Kalimat itu muncul dan bahkan tersebar di seluruh perusahaan sore di hari yang sama rapat itu berakhir.Karena rapat itu tidak menemukan hasil, Brama masih menduduki jabatannya sementara waktu. Tentu saja, Brama harus menemukan solusi untuk masalah itu, sampai rapat berikutnya.Tetapi rentetan berita itu masih belum selesai, sore itu berita baru mencuat lagi ke publik. ‘Rapat direksi Abiyasa berakhir tanpa solusi. Direksi terpecah dua antara pendukung Brama dan pendukung Kevin. Siapakah yang akan berakhir jadi pemenang?’“Siapa sih yang menjual berita itu ke media?”“Mana aku tahu, kayanya notulen yang ada di dalam atau sekretaris direksi?”“Bisa saja direksi juga menjual berita itu kan?”“Ah nggak mungkin direksi itu memegang saham juga, masa mereka mau rugi sih?”“Siapa saja memangnya karyawan yang ikut meeting hari ini?”Desas-desus mulai tersebar dengan sangat cepat di kantor itu. Berbagai versi bahkan mulai bermunculan. Brama membiarkan sem

  • Gelora Cinta Pria Arogan   65. Pusaran Badai

    Keesokan harinya, Brama sudah datang pagi-pagi sekali ke kantor. Ini kali pertama saham mereka turun karena berita negatif yang tidak bisa mereka kontrol. Mulut dan kepercayaan orang adalah satu yang paling sulit untuk mereka atur. Karena itu Dewan Direksi dan pemegang saham meminta adanya rapat dadakan diadakan.Dan karena Abiyasa sendiri selama ini cukup jauh dari sorotan media viral jadi hal ini merupakan masalah baru yang muncul.Beberapa pemegang saham bahkan menyalahkan itu pada pertunangan Brama dengan Kiara.Brama menyeruput kopinya perlahan, menunggu jam itu tiba dengan mata terfokus ke komputer di depannya.Ada berita yang baru saja diunggah beberapa menit yang lalu. "Saham anjlok, karena skandal! Brama Abiyasa dipaksa mundur.” Dalam berita itu dengan sangat jelas dijabarkan kalau Brama tidak memiliki kontrol karena dia tidak memegang saham, dan pewaris yang sebenarnya direncanakan ayahnya adalah Kevin. Perlahan Kevin akan naik menggantikan Brama saat dia siap.Brama

  • Gelora Cinta Pria Arogan   64. Inner Child Brama

    “Tekanan darahnya naik, sebaiknya dirawat beberapa hari dulu untuk melihat apakah ada penyakit lain.” Setelah dokter memeriksa ayahnya akhirnya ayahnya harus diopname di rumah sakit.“Terima kasih, Dok.”Brama duduk di kursi dekat ayahnya, tubuhnya membungkuk, kedua siku bertumpu di lutut, tangan menggenggam erat. Untuk pertama kalinya, ia memperhatikan kerutan di wajah ayahnya, punggung yang tak lagi tegak, dan tangan yang dulu perkasa kini gemetar.Ternyata ayahnya sudah tua. Dia tidak menyangka kalau ayahnya tidak akan kuat lagi baru mendengar kabar semacam itu saja.Dengan posisinya, ayah Brama sudah mendapatkan berbagai macam berita dan keadaan yang mengejutkan, badai yang jauh lebih kencang daripada sekedar saham Harusnya berita ini bukan apa-apa.Tetapi, ternyata dia salah. Ayahnya bukan lagi seorang pemimpin Abiyasa Grup yang siap pasang badan menghadapi semua masalah di perusahaan."Pa, aku akan mengurus masalah ini, papa istirahat saja." Suaranya serak. "Apa papa pu

  • Gelora Cinta Pria Arogan   63. Kekuatan Darah

    “Kenapa semua berita itu bisa bocor?! Apa kerjaanmu sebenarnya?”Brama hanya tertawa kecil mendengar amarah ayahnya itu."Kamu pikir ini lelucon?!" Ayahnya menghantam meja kayu eboni dengan tinju. "Berita ini sudah jadi headline di semua portal bisnis! Sampai sekarang, saham sudah turun 10%!"Belum selesai sampai di sana, ayah dan ibunya sudah mendatanginya ke kantor. Tidak lama setelah Kiara pulang dengan penuh protes, gantian orangtuanya yang menodongnnya ke kantor.Brama hanya bisa menerima kedatangan itu dan semua omelan yang keluar dari mulut ayahnya. Brama memutar tubuhnya perlahan. Cahaya sore membelah wajahnya, separuh terang separuh gelap. "Yang membuat masalah bukan aku, semua skandal ini dimulai karena papa, kan?”Wajah Ayah Brama memerah. “Kamu menyalahkan papa?”“Semua skandal ini tidak muncul ke publik kalau papa tidak dengan bangganya memperkenalkan Kevin di acara pertunanganku dengan sebangga itu, tidak akan ada omongan semacam ini.”“Kamu harusnya bisa menutup

  • Gelora Cinta Pria Arogan   62. Abstrak

    Rinjani melihat semua berita aitu sejak awal dengan tatapan yang sulit diartikan. “Jadi ini rencanamu?” gumamnya lirih.Sekarang, dia menyadari kalau dia sudah bodoh khawatir dengan Brama. Pria itu sama sekali tidak butuh simpati dari orang lain. Lebih baik dia fokus dengan proyek yang ada di depan mata.“Aku akan ke lapangan hari ini untuk memeriksa semuanya. Kalau ada yang urgent, hubungi saja aku, aku pergi dulu.”Hari ini jadwalnya meninjau kembali ke lapangan, karena itu dia mengenakan pakaian ringkas yang memungkinkan dia bergerak bebas.Celana bahan hitam dengan kemeja longgar yang tetap terlihat resmi tapi tidak menghalangi geraknya.Sepatu hak tingginya juga diganti dengan sepatu kets bertali.“Oke, Rin. Beres.”Saat perjalanan ke luar dia melihat Kiara berjalan cepat masuk ke dalam kantor mereka dengan wajah cemas.Rinjani hanya menggelengkan kepala melihat itu. Di lantai atas, Kiara mendorong pintu kantor Brama tanpa mengetuk. Wajahnya pucat, garis-garis kecemasan t

  • Gelora Cinta Pria Arogan   61. Meledak

    Kiara melotot mendengar ucapan Kevin itu. Sementara Brama masih tidak bereaksi, Kiara sudah lebih dulu emosi mendengar itu.“Pergi! Kamu nggak diundang!” serunya tertahan.Untungnya suara Kiara tidak begitu keras, ditambah suasana juga sedang penuh dengan suara orang berbincang-bincang, hanya beberapa orang saja yang menoleh ke arah mereka.Brama menahan Kiara dan menariknya mundur. “Jangan membuat keributan yang tidak perlu.”Kiara mendelik marah ke arah Kevin lalu menoleh ke Brama dengan tidak puas. “Kenapa anak haram papamu bisa datang ke acara ini?” tanyanya kesal.Di kalangan mereka, keberadaan anak haram bukanlah sesuatu yang baru. Demi mencari pasangan yang setara, seringkali pernikahan itu hanya pernikahan bisnis, di mana baik pria maupun wanita berhak mencari kesenangan lain di luar sana.Meski selalu ada peringatan agar tidak memiliki anak lain di luar sana, tetapi seringkali itu tidak bisa terpenuhi.Entah karena simpanan yang mengincar kedudukan yang lebih

  • Gelora Cinta Pria Arogan   60. Jaring Laba-Laba

    Hari demi hari berlalu. Kevin semakin menggembangkan kekuasaannya di perusahaan itu. Sikapnya yang sangat royal membuat karyawan juga mulai menjilatnya.Pujian demi pujian membuat Kevin semakin lupa diri. Sekarang, setiap omongan Natasha dianggap seperti ejekan untuknya.Setiap kali Natasha berusaha mengajari atau memberikan informasi Kevin selalu menganggap itu seperti sebagai tantangan. “Berhenti mengguruiku! Bilang ke bosmu untuk berhenti mengaturku. Aku sudah mengerti semuanya. Ingatkan dia untuk menyetujui sistem gaji yang baru itu.”“Tapi pembagian gaji yang sekarang itu sudah cukup tinggi. Kalau ditambah tanpa ada alasan yang jelas, itu akan membuat biaya operasional membengkak tanpa ada keuntungan.”“Kamu pikir aku ini bodoh?!” Kevin menunjuk bahu Natasha dan mendorongnya ke belakang. “Aku tahu itu! Tapi dengan gaji yang lebih besar, karyawan juga akan lebih semangat bekerja!”Natasha mendengus mendengar itu. Dia sendiri adalah karyawan dan dia mengerti betul pola piki

  • Gelora Cinta Pria Arogan   59. Nyaris Terlambat

    Brama tersenyu misterius. “Suruh HRD untuk bilang kalau kau menolak perubahan gaji itu.”“Kalau karyawan protes?”Sistem gaji itu tidak bijak dari sisi perusahaan, karena di satu sisi mereka sudah memberikan gaji dan bonus yang cukup besar, terutama bila dibandingkan dengan perusahaan lain yang sejenis.Tetapi, masalah gaji dan bonus, tentu saja karyawan akan antusias menerima berita baik itu. Kalau setelah ini Brama yang menolak, bukan tidak mungkin ada suara tidak puas yang muncul di karyawan.“Biarkan saja. Semakin banyak api semakin bagus.” Dia berniat mengguncang perusahaan untuk mengokohkan posisinya. Semakin banyak badai akan semakin bagus untuk rencananya.“Kamu benar-benar ambil risiko kali ini. Rencanamu yang sebelumnya jauh lebih berhati-hati dari ini. Meski waktunya lebih panjang tapi kemungkinan gagalnya lebih kecil.”“Aku tidak punya banyak waktu.” Di benaknya langsung terbayang wajah Rinjani. Suka atau tidak, Brama harus mengakui kalau posisi Rinjani di hatinya jau

  • Gelora Cinta Pria Arogan   58. Kevin Berkuasa

    "Keluarga mereka terlalu serakah!"Ayah Brama mendengus marah. “Mereka pikir, mereka bisa mendapatkan saham Abiyasa semudah itu?! Jangan mimpi!”Setelah pertemuan tadi, pada akhirnya orangtua Brama dan Kiara menemukan titik tengah untuk membicarakan kembali mas kawin itu setelah acara pertunangan.Itupun terjadi setelah Kiara dan Brama kembali ke ruangan itu dan Kiara mengatakan kalau mereka berdua membatalkan perjanjian pisah harta itu.Saat Kiara mengatakan itu, Brama hanya diam saja tidak membantah. Kiara akhirnya lega melihat semuanya berakhir dengan cukup aman. Setidaknya, Brama tidak lagi berusaha untuk menentangnya lagi. Meskipun dia berbohong ke keluarganya tentang perjanjian itu. Pembicaraan panjang melelahkan itu akhirnya selesai dan mereka pulang ke rumah.Brama sengaja tidak membawa supir hari itu dan memilih mengemudikan mobil sendiri.Orangtuanya duduk di belakang masih menggerutu dengan semua yang terjadi tadi.Ibu Brama menyandarkan kepala ke jendela, matanya

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status