Share

62. Abstrak

Author: Neza Visna
last update Huling Na-update: 2025-04-21 22:59:40
Rinjani melihat semua berita aitu sejak awal dengan tatapan yang sulit diartikan.

“Jadi ini rencanamu?” gumamnya lirih.

Sekarang, dia menyadari kalau dia sudah bodoh khawatir dengan Brama. Pria itu sama sekali tidak butuh simpati dari orang lain.

Lebih baik dia fokus dengan proyek yang ada di depan mata.

“Aku akan ke lapangan hari ini untuk memeriksa semuanya. Kalau ada yang urgent, hubungi saja aku, aku pergi dulu.”

Hari ini jadwalnya meninjau kembali ke lapangan, karena itu dia mengenakan pakaian ringkas yang memungkinkan dia bergerak bebas.

Celana bahan hitam dengan kemeja longgar yang tetap terlihat resmi tapi tidak menghalangi geraknya.

Sepatu hak tingginya juga diganti dengan sepatu kets bertali.

“Oke, Rin. Beres.”

Saat perjalanan ke luar dia melihat Kiara berjalan cepat masuk ke dalam kantor mereka dengan wajah cemas.

Rinjani hanya menggelengkan kepala melihat itu.

Di lantai atas, Kiara mendorong pintu kantor Brama tanpa mengetuk. Wajahnya pucat, garis-garis kecemasan t
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Kaugnay na kabanata

  • Gelora Cinta Pria Arogan   63. Kekuatan Darah

    “Kenapa semua berita itu bisa bocor?! Apa kerjaanmu sebenarnya?”Brama hanya tertawa kecil mendengar amarah ayahnya itu."Kamu pikir ini lelucon?!" Ayahnya menghantam meja kayu eboni dengan tinju. "Berita ini sudah jadi headline di semua portal bisnis! Sampai sekarang, saham sudah turun 10%!"Belum selesai sampai di sana, ayah dan ibunya sudah mendatanginya ke kantor. Tidak lama setelah Kiara pulang dengan penuh protes, gantian orangtuanya yang menodongnnya ke kantor.Brama hanya bisa menerima kedatangan itu dan semua omelan yang keluar dari mulut ayahnya. Brama memutar tubuhnya perlahan. Cahaya sore membelah wajahnya, separuh terang separuh gelap. "Yang membuat masalah bukan aku, semua skandal ini dimulai karena papa, kan?”Wajah Ayah Brama memerah. “Kamu menyalahkan papa?”“Semua skandal ini tidak muncul ke publik kalau papa tidak dengan bangganya memperkenalkan Kevin di acara pertunanganku dengan sebangga itu, tidak akan ada omongan semacam ini.”“Kamu harusnya bisa menutup

    Huling Na-update : 2025-04-22
  • Gelora Cinta Pria Arogan   64. Inner Child Brama

    “Tekanan darahnya naik, sebaiknya dirawat beberapa hari dulu untuk melihat apakah ada penyakit lain.” Setelah dokter memeriksa ayahnya akhirnya ayahnya harus diopname di rumah sakit.“Terima kasih, Dok.”Brama duduk di kursi dekat ayahnya, tubuhnya membungkuk, kedua siku bertumpu di lutut, tangan menggenggam erat. Untuk pertama kalinya, ia memperhatikan kerutan di wajah ayahnya, punggung yang tak lagi tegak, dan tangan yang dulu perkasa kini gemetar.Ternyata ayahnya sudah tua. Dia tidak menyangka kalau ayahnya tidak akan kuat lagi baru mendengar kabar semacam itu saja.Dengan posisinya, ayah Brama sudah mendapatkan berbagai macam berita dan keadaan yang mengejutkan, badai yang jauh lebih kencang daripada sekedar saham Harusnya berita ini bukan apa-apa.Tetapi, ternyata dia salah. Ayahnya bukan lagi seorang pemimpin Abiyasa Grup yang siap pasang badan menghadapi semua masalah di perusahaan."Pa, aku akan mengurus masalah ini, papa istirahat saja." Suaranya serak. "Apa papa pu

    Huling Na-update : 2025-04-23
  • Gelora Cinta Pria Arogan   65. Pusaran Badai

    Keesokan harinya, Brama sudah datang pagi-pagi sekali ke kantor. Ini kali pertama saham mereka turun karena berita negatif yang tidak bisa mereka kontrol. Mulut dan kepercayaan orang adalah satu yang paling sulit untuk mereka atur. Karena itu Dewan Direksi dan pemegang saham meminta adanya rapat dadakan diadakan.Dan karena Abiyasa sendiri selama ini cukup jauh dari sorotan media viral jadi hal ini merupakan masalah baru yang muncul.Beberapa pemegang saham bahkan menyalahkan itu pada pertunangan Brama dengan Kiara.Brama menyeruput kopinya perlahan, menunggu jam itu tiba dengan mata terfokus ke komputer di depannya.Ada berita yang baru saja diunggah beberapa menit yang lalu. "Saham anjlok, karena skandal! Brama Abiyasa dipaksa mundur.” Dalam berita itu dengan sangat jelas dijabarkan kalau Brama tidak memiliki kontrol karena dia tidak memegang saham, dan pewaris yang sebenarnya direncanakan ayahnya adalah Kevin. Perlahan Kevin akan naik menggantikan Brama saat dia siap.Brama

    Huling Na-update : 2025-04-24
  • Gelora Cinta Pria Arogan   66. Akad Nikah

    “Ada pengkhianat di perusahaan!” Kalimat itu muncul dan bahkan tersebar di seluruh perusahaan sore di hari yang sama rapat itu berakhir.Karena rapat itu tidak menemukan hasil, Brama masih menduduki jabatannya sementara waktu. Tentu saja, Brama harus menemukan solusi untuk masalah itu, sampai rapat berikutnya.Tetapi rentetan berita itu masih belum selesai, sore itu berita baru mencuat lagi ke publik. ‘Rapat direksi Abiyasa berakhir tanpa solusi. Direksi terpecah dua antara pendukung Brama dan pendukung Kevin. Siapakah yang akan berakhir jadi pemenang?’“Siapa sih yang menjual berita itu ke media?”“Mana aku tahu, kayanya notulen yang ada di dalam atau sekretaris direksi?”“Bisa saja direksi juga menjual berita itu kan?”“Ah nggak mungkin direksi itu memegang saham juga, masa mereka mau rugi sih?”“Siapa saja memangnya karyawan yang ikut meeting hari ini?”Desas-desus mulai tersebar dengan sangat cepat di kantor itu. Berbagai versi bahkan mulai bermunculan. Brama membiarkan sem

    Huling Na-update : 2025-04-24
  • Gelora Cinta Pria Arogan   1. Hati yang Hancur

    Rinjani berdiri di depan pintu ruangan Brama, tangannya menggenggam erat setumpuk dokumen yang harus mereka bahas bersama. Nafasnya sedikit tersengal setelah berjalan cepat dari ruang kerjanya. Dia mengetuk pintu dua kali, dan suara rendah Brama mempersilakannya masuk.Ruangan itu terasa dingin, udara AC yang kencang membuat kulitnya merinding. Brama duduk di belakang mejanya, wajahnya terlihat serius, matanya tertuju pada layar laptop di depannya.“Aku sudah bawa laporan proyek terbaru,” ujar Rinjani, mencoba memecah kesunyian yang terasa berat. Brama hanya mengangguk, tanpa mengalihkan pandangannya dari layar. Rinjani duduk di kursi di seberangnya, meletakkan dokumen di atas meja. Dia memperhatikan Brama lebih cermat. Wajahnya terlihat lebih pucat, matanya berkantung, seolah dia tidak tidur semalaman.“Kamu baik-baik saja?” tanya Rinjani, suaranya lembut namun penuh kecemasan. Brama menghela nafas panjang, lalu menutup laptopnya. Dia mengusap wajahnya dengan kedua tangan, terlihat l

    Huling Na-update : 2025-02-12
  • Gelora Cinta Pria Arogan   2. Hanya anak Pembantu

    “Brama, kamu ngomong apa sih? Masa kamu cemburu sama karyawan sendiri. Dia itu perempuan Brama.”Rinjani tidak melihat wajah Kiara, tapi sangat jelas terbayang di kepalanya saat itu bagaimana wajah cantik Kiara tersenyum manja ke Brama. “Aku Cuma mau minta tolong sekretaris kamu buatkan teh untukku dan kamu juga,” ujarnya menahan senyum.Rinjani berusaha mengontrol ekspresi wajahnya dan berbalik sopan. “Baik, Bu.” “Nggak usah panggil ibu, aku juga masih muda. Panggil, Mbak saja.” Kiara mengibaskan tangannya ramah.Rinjani hanya bisa mengangguk sembari tersenyum terpaksa. Tidak ingin ada yang melihat ekspresi di wajahnya dia segera berjalan ke meja di ujung ruangan pria itu. Dengan tubuh membelakangi Brama dan juga Kiara dia merasa sedikit lebih tenang.Brama tidak suka berbagi pantry dengan karyawan lain sehingga di salah satu sudut ruangannya dibuat bagai mini pantry dengan gelas mesin kopi dan berbagai jenis teh di sana. Dengan cepat, Rinjani menyeduhkan dua gelas teh unt

    Huling Na-update : 2025-02-12
  • Gelora Cinta Pria Arogan   3. Tahu Diri!

    Rinjani menjaga ekspresi wajahnya berusaha tidak terpengaruh tapi hatinya seakan bagai teriris.“Kamu sudah pernah ketemu belum Rin, sama calon tunangannya itu? Katanya penyanyi ya? Aku Cuma pernah lihat di tv. Aslinya bagaimana? Cantik mana?”“Hush, Tini. Nanyanya kok begitu. Nggak sopan. gimana kalau ibuk dengar?” Ibunya khawatir sembari melirik ke arah pintu dapur cemas. Takut-takut nyonya rumah itu mendengar gosip mereka.“Halah! Ibuk masih di sibuk dandan di atas, dia nggak akan sempat melihat ke dapur.”Rinjani memaksakan senyum, dia tidak tahu apakah senyumnya terlihat aneh atau tidak sekarang ini, karena kepalanya benar-benar terasa mumet. Menggosipkan berita pertunangan kekasihnya sendiri, adalah hal terakhir yang dia inginkan sekarang ini.“Rin!” Tiba-tiba ibunya menarik tangannya kuat. Rinjani tersentak kebingungan. Kemudian melihat ibunya dengan wajah melongo. “Kamu kenapa? Nggak fokus? Itu kuahnya sampai tumpah itu ke tangan! Apa nggak panas? Sini-sini, dicuci du

    Huling Na-update : 2025-02-12
  • Gelora Cinta Pria Arogan   4. Lepaskan aku

    Deg!Rinjani tertegun, mendengar itu.“Siapa yang bilang begitu?”Sepertinya dia salah mengira kalau tunangan Brama adalah gadis lembut dan polos yang ceria.“Heh, aku nggak perlu ada yang bilang. Aku ingatkan kamu, sekarang Brama adalah milikku! Jadi aku harap kamu tahu diri dan jangan jadi perusak di hubungan kami! Tinggalkan Brama!”“Apa itu yang Brama bilang? Aku teman tidurnya?” Rinjani sudah sangat lelah menangis. Setidaknya dia tidak ingin menunjukkan air matanya di depan orang yang dia tahu akan mencemoohnya."Jangan pura-pura polos," potong Kiara cepat. "Aku tahu, perempuan sepertimu maunya apa! Bilang, aku harus bayar berapa supaya kamu meninggalkan Brama?”Mata Rinjani bergetar, tapi ia menegakkan kepalanya. "Jika memang Brama milikmu, kenapa kau harus mengatakan ini padaku? Apa kamu tidak yakin dengan hubungan kalian?"Kiara terdiam sesaat, tapi kemudian tersenyum tipis. "Aku hanya kasihan padamu.”Rinjani mengepalkan tangannya, mencoba menahan emosinya, tetapi Kiara te

    Huling Na-update : 2025-02-12

Pinakabagong kabanata

  • Gelora Cinta Pria Arogan   66. Akad Nikah

    “Ada pengkhianat di perusahaan!” Kalimat itu muncul dan bahkan tersebar di seluruh perusahaan sore di hari yang sama rapat itu berakhir.Karena rapat itu tidak menemukan hasil, Brama masih menduduki jabatannya sementara waktu. Tentu saja, Brama harus menemukan solusi untuk masalah itu, sampai rapat berikutnya.Tetapi rentetan berita itu masih belum selesai, sore itu berita baru mencuat lagi ke publik. ‘Rapat direksi Abiyasa berakhir tanpa solusi. Direksi terpecah dua antara pendukung Brama dan pendukung Kevin. Siapakah yang akan berakhir jadi pemenang?’“Siapa sih yang menjual berita itu ke media?”“Mana aku tahu, kayanya notulen yang ada di dalam atau sekretaris direksi?”“Bisa saja direksi juga menjual berita itu kan?”“Ah nggak mungkin direksi itu memegang saham juga, masa mereka mau rugi sih?”“Siapa saja memangnya karyawan yang ikut meeting hari ini?”Desas-desus mulai tersebar dengan sangat cepat di kantor itu. Berbagai versi bahkan mulai bermunculan. Brama membiarkan sem

  • Gelora Cinta Pria Arogan   65. Pusaran Badai

    Keesokan harinya, Brama sudah datang pagi-pagi sekali ke kantor. Ini kali pertama saham mereka turun karena berita negatif yang tidak bisa mereka kontrol. Mulut dan kepercayaan orang adalah satu yang paling sulit untuk mereka atur. Karena itu Dewan Direksi dan pemegang saham meminta adanya rapat dadakan diadakan.Dan karena Abiyasa sendiri selama ini cukup jauh dari sorotan media viral jadi hal ini merupakan masalah baru yang muncul.Beberapa pemegang saham bahkan menyalahkan itu pada pertunangan Brama dengan Kiara.Brama menyeruput kopinya perlahan, menunggu jam itu tiba dengan mata terfokus ke komputer di depannya.Ada berita yang baru saja diunggah beberapa menit yang lalu. "Saham anjlok, karena skandal! Brama Abiyasa dipaksa mundur.” Dalam berita itu dengan sangat jelas dijabarkan kalau Brama tidak memiliki kontrol karena dia tidak memegang saham, dan pewaris yang sebenarnya direncanakan ayahnya adalah Kevin. Perlahan Kevin akan naik menggantikan Brama saat dia siap.Brama

  • Gelora Cinta Pria Arogan   64. Inner Child Brama

    “Tekanan darahnya naik, sebaiknya dirawat beberapa hari dulu untuk melihat apakah ada penyakit lain.” Setelah dokter memeriksa ayahnya akhirnya ayahnya harus diopname di rumah sakit.“Terima kasih, Dok.”Brama duduk di kursi dekat ayahnya, tubuhnya membungkuk, kedua siku bertumpu di lutut, tangan menggenggam erat. Untuk pertama kalinya, ia memperhatikan kerutan di wajah ayahnya, punggung yang tak lagi tegak, dan tangan yang dulu perkasa kini gemetar.Ternyata ayahnya sudah tua. Dia tidak menyangka kalau ayahnya tidak akan kuat lagi baru mendengar kabar semacam itu saja.Dengan posisinya, ayah Brama sudah mendapatkan berbagai macam berita dan keadaan yang mengejutkan, badai yang jauh lebih kencang daripada sekedar saham Harusnya berita ini bukan apa-apa.Tetapi, ternyata dia salah. Ayahnya bukan lagi seorang pemimpin Abiyasa Grup yang siap pasang badan menghadapi semua masalah di perusahaan."Pa, aku akan mengurus masalah ini, papa istirahat saja." Suaranya serak. "Apa papa pu

  • Gelora Cinta Pria Arogan   63. Kekuatan Darah

    “Kenapa semua berita itu bisa bocor?! Apa kerjaanmu sebenarnya?”Brama hanya tertawa kecil mendengar amarah ayahnya itu."Kamu pikir ini lelucon?!" Ayahnya menghantam meja kayu eboni dengan tinju. "Berita ini sudah jadi headline di semua portal bisnis! Sampai sekarang, saham sudah turun 10%!"Belum selesai sampai di sana, ayah dan ibunya sudah mendatanginya ke kantor. Tidak lama setelah Kiara pulang dengan penuh protes, gantian orangtuanya yang menodongnnya ke kantor.Brama hanya bisa menerima kedatangan itu dan semua omelan yang keluar dari mulut ayahnya. Brama memutar tubuhnya perlahan. Cahaya sore membelah wajahnya, separuh terang separuh gelap. "Yang membuat masalah bukan aku, semua skandal ini dimulai karena papa, kan?”Wajah Ayah Brama memerah. “Kamu menyalahkan papa?”“Semua skandal ini tidak muncul ke publik kalau papa tidak dengan bangganya memperkenalkan Kevin di acara pertunanganku dengan sebangga itu, tidak akan ada omongan semacam ini.”“Kamu harusnya bisa menutup

  • Gelora Cinta Pria Arogan   62. Abstrak

    Rinjani melihat semua berita aitu sejak awal dengan tatapan yang sulit diartikan. “Jadi ini rencanamu?” gumamnya lirih.Sekarang, dia menyadari kalau dia sudah bodoh khawatir dengan Brama. Pria itu sama sekali tidak butuh simpati dari orang lain. Lebih baik dia fokus dengan proyek yang ada di depan mata.“Aku akan ke lapangan hari ini untuk memeriksa semuanya. Kalau ada yang urgent, hubungi saja aku, aku pergi dulu.”Hari ini jadwalnya meninjau kembali ke lapangan, karena itu dia mengenakan pakaian ringkas yang memungkinkan dia bergerak bebas.Celana bahan hitam dengan kemeja longgar yang tetap terlihat resmi tapi tidak menghalangi geraknya.Sepatu hak tingginya juga diganti dengan sepatu kets bertali.“Oke, Rin. Beres.”Saat perjalanan ke luar dia melihat Kiara berjalan cepat masuk ke dalam kantor mereka dengan wajah cemas.Rinjani hanya menggelengkan kepala melihat itu. Di lantai atas, Kiara mendorong pintu kantor Brama tanpa mengetuk. Wajahnya pucat, garis-garis kecemasan t

  • Gelora Cinta Pria Arogan   61. Meledak

    Kiara melotot mendengar ucapan Kevin itu. Sementara Brama masih tidak bereaksi, Kiara sudah lebih dulu emosi mendengar itu.“Pergi! Kamu nggak diundang!” serunya tertahan.Untungnya suara Kiara tidak begitu keras, ditambah suasana juga sedang penuh dengan suara orang berbincang-bincang, hanya beberapa orang saja yang menoleh ke arah mereka.Brama menahan Kiara dan menariknya mundur. “Jangan membuat keributan yang tidak perlu.”Kiara mendelik marah ke arah Kevin lalu menoleh ke Brama dengan tidak puas. “Kenapa anak haram papamu bisa datang ke acara ini?” tanyanya kesal.Di kalangan mereka, keberadaan anak haram bukanlah sesuatu yang baru. Demi mencari pasangan yang setara, seringkali pernikahan itu hanya pernikahan bisnis, di mana baik pria maupun wanita berhak mencari kesenangan lain di luar sana.Meski selalu ada peringatan agar tidak memiliki anak lain di luar sana, tetapi seringkali itu tidak bisa terpenuhi.Entah karena simpanan yang mengincar kedudukan yang lebih

  • Gelora Cinta Pria Arogan   60. Jaring Laba-Laba

    Hari demi hari berlalu. Kevin semakin menggembangkan kekuasaannya di perusahaan itu. Sikapnya yang sangat royal membuat karyawan juga mulai menjilatnya.Pujian demi pujian membuat Kevin semakin lupa diri. Sekarang, setiap omongan Natasha dianggap seperti ejekan untuknya.Setiap kali Natasha berusaha mengajari atau memberikan informasi Kevin selalu menganggap itu seperti sebagai tantangan. “Berhenti mengguruiku! Bilang ke bosmu untuk berhenti mengaturku. Aku sudah mengerti semuanya. Ingatkan dia untuk menyetujui sistem gaji yang baru itu.”“Tapi pembagian gaji yang sekarang itu sudah cukup tinggi. Kalau ditambah tanpa ada alasan yang jelas, itu akan membuat biaya operasional membengkak tanpa ada keuntungan.”“Kamu pikir aku ini bodoh?!” Kevin menunjuk bahu Natasha dan mendorongnya ke belakang. “Aku tahu itu! Tapi dengan gaji yang lebih besar, karyawan juga akan lebih semangat bekerja!”Natasha mendengus mendengar itu. Dia sendiri adalah karyawan dan dia mengerti betul pola piki

  • Gelora Cinta Pria Arogan   59. Nyaris Terlambat

    Brama tersenyu misterius. “Suruh HRD untuk bilang kalau kau menolak perubahan gaji itu.”“Kalau karyawan protes?”Sistem gaji itu tidak bijak dari sisi perusahaan, karena di satu sisi mereka sudah memberikan gaji dan bonus yang cukup besar, terutama bila dibandingkan dengan perusahaan lain yang sejenis.Tetapi, masalah gaji dan bonus, tentu saja karyawan akan antusias menerima berita baik itu. Kalau setelah ini Brama yang menolak, bukan tidak mungkin ada suara tidak puas yang muncul di karyawan.“Biarkan saja. Semakin banyak api semakin bagus.” Dia berniat mengguncang perusahaan untuk mengokohkan posisinya. Semakin banyak badai akan semakin bagus untuk rencananya.“Kamu benar-benar ambil risiko kali ini. Rencanamu yang sebelumnya jauh lebih berhati-hati dari ini. Meski waktunya lebih panjang tapi kemungkinan gagalnya lebih kecil.”“Aku tidak punya banyak waktu.” Di benaknya langsung terbayang wajah Rinjani. Suka atau tidak, Brama harus mengakui kalau posisi Rinjani di hatinya jau

  • Gelora Cinta Pria Arogan   58. Kevin Berkuasa

    "Keluarga mereka terlalu serakah!"Ayah Brama mendengus marah. “Mereka pikir, mereka bisa mendapatkan saham Abiyasa semudah itu?! Jangan mimpi!”Setelah pertemuan tadi, pada akhirnya orangtua Brama dan Kiara menemukan titik tengah untuk membicarakan kembali mas kawin itu setelah acara pertunangan.Itupun terjadi setelah Kiara dan Brama kembali ke ruangan itu dan Kiara mengatakan kalau mereka berdua membatalkan perjanjian pisah harta itu.Saat Kiara mengatakan itu, Brama hanya diam saja tidak membantah. Kiara akhirnya lega melihat semuanya berakhir dengan cukup aman. Setidaknya, Brama tidak lagi berusaha untuk menentangnya lagi. Meskipun dia berbohong ke keluarganya tentang perjanjian itu. Pembicaraan panjang melelahkan itu akhirnya selesai dan mereka pulang ke rumah.Brama sengaja tidak membawa supir hari itu dan memilih mengemudikan mobil sendiri.Orangtuanya duduk di belakang masih menggerutu dengan semua yang terjadi tadi.Ibu Brama menyandarkan kepala ke jendela, matanya

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status