Kenneth yang bersikap dingin dan terus menunduk untuk memainkan ponselnya itu tiba-tiba melihat ke sisiku. Aku sungguh kehabisan akal. Pada akhirnya, aku terpaksa berjalan keluar ruangan.Raut Kenneth tidak sedingin sebelumnya. Dia bertanya dengan suara lembut, “Kenapa kamu ke rumah sakit?”Sikapnya sungguh berbeda drastis dari sikap dinginnya terhadap Solana tadi. Aku yang dulu mungkin akan merasakan rasa sayang dari diri Kenneth. Namun, berbeda dengan sekarang. Semuanya terasa bagai hinaan untukku.Tanpa menunggu jawaban dariku, Solana melirik layar di depan pintu ruangan dokter. Tiba-tiba dia tersenyum. “Kenapa kamu datang ke tempat seperti ini? Jangan-jangan kamu tertular penyakit kelamin? Penyakit itu hanya bisa tertular oleh orang yang memiliki hubungan nggak sehat.”Solana sengaja membesarkan suaranya. Alhasil, orang-orang di sekitar menatapku dengan tatapan risi. Aku justru merasa lega. Ketika pandanganku menyapu layar, aku baru menyadari mungkin karena pergantian sif, nama do
Tidak jauh dari tempatku berada, aku mendengar suara seseorang yang lumayan familier. Kemudian, terlihat ayah mertuaku yang memakai kacamata hitam dan kemeja bermotif bunga. Sangat jelas bahwa dia baru kembali dari berlibur dengan wanita cantik. Dia memang adalah seorang lelaki buaya darat sejak dia masih muda dulu.Solana menatapnya, lalu berkata sambil menangis, “Ayah ... akhirnya kamu pulang juga. Huhuhu .... Aku hampir mati karena ditindas.”“Kenneth menindasmu?” tanya Geofrey. Dia menaruh kacamatanya di atas kepala, lalu menatap Kenneth dan berkata, “Aku sudah bilang berulang kali. Kamu harus jaga Solana baik-baik. Aku baru pergi berlibur beberapa hari, kenapa dia malah masuk rumah sakit?”...Aku tidak mau menambah keributan. Jadi, aku ingin memanfaatkan kesempatan ini untuk pergi. Tiba-tiba, ayah mertuaku itu menyadari keberadaanku dan bertanya sambil tersenyum puas, “Jasmine, kamu juga datang?”“Ayah,” sapaku. Meskipun dia bukanlah seorang ayah yang baik di mataku, aku tetap ha
Hatiku langsung tenggelam. Aku sama sekali tidak berani menatap Kenneth, juga takut dokter itu akan mengatakan sesuatu. Jika hal itu terjadi, aku benar-benar tidak bisa berkutik lagi.Aku pun terlebih dahulu berkata, “Dok, hari ini, dia bukan datang menemaniku, melainkan menemani wanita lain memeriksakan kandungannya.”Kenneth menjawab dengan suara yang lembut dan berat, “Aku bukan sengaja datang menemaninya.”“Tapi, kamu tetap datang, ‘kan?” tanyaku. Aku tidak ingin mempermasalahkan apa penyebabnya lagi. Seperti saat menangkap basah seorang suami berselingkuh, tidak akan ada wanita yang peduli kenapa suaminya tidur dengan wanita lain. Intinya, suami mereka telah mengkhianati mereka. Mau itu karena mabuk atau memang memilih untuk berselingkuh, apakah ada yang berbeda? Semuanya sudah terjadi. Tidak peduli apa pun alasannya, hal itu tetap tidak dapat dipungkiri. Kenneth tidak bisa membantah. Dia hanya bertanya dengan tatapan tajam, “Kamu masih belum jawab, kenapa kamu datang ke rumah s
Kenneth bertanya dengan terkejut, “Kamu ... sudah tahu masalah di perusahaan?”“Emm, aku baru tahu hari ini.” Aku ingin berlagak tidak peduli, tetapi sama sekali tidak memiliki energi untuk melakukannya. Aku bertanya, “Tekadmu sudah bulat, ‘kan?”Kenneth tidak mungkin rela membiarkan Solana ditindas. Sesuai dugaan, Kenneth menjawab dengan ekspresi agak dingin, “Janinnya kurang sehat dan dia nggak boleh merasa tertekan. Tapi, kamu nggak usah khawatir. Setelah dia merasa baikan, aku nggak akan membuatmu tersakiti lagi.”Aku pun terdiam. Setelah berusaha menahan keinginan untuk menangis, aku menatap Kenneth dengan kecewa dan bertanya, “Bagaimana kalau aku juga hamil dan situasiku lebih parah darinya?”Setiap menit dan detik aku berdiri di sini, aku bisa merasakan rasa sakit di perutku dan kelembapan di bagian bawah tubuhku. Namun, suamiku malah mengatakan kekasihnya tidak boleh tertekan sehingga hanya bisa menyakitiku. Apa itu artinya aku memang terlahir untuk disakiti?Tubuh Kenneth lang
Aku tertegun sejenak, lalu secara refleks menatap Kenneth. Ekspresinya masih terlihat hangat seperti biasa. Berhubung dia sedang memelukku, kami memang tidak terlihat seperti orang yang datang untuk bercerai.Setelah tiba di aula utama, aku pun melepaskan tangannya dengan pelan dan menjawab, “Bukan, kami datang untuk bercerai.”“Oh ....” Staf itu merasa agak sayang dan lanjut berkata, “Nggak mudah bagi 2 orang untuk bersatu. Sepertinya, hubungan kalian juga cukup bagus. Kenapa kalian mau bercerai? Perceraian itu bukan hal sepele. Kalian jangan bertindak gegabah! Begitu hubungan retak, kalian akan sulit untuk bersatu lagi.”Aku menunduk dan menjawab dengan tidak berdaya, “Yang kamu bilang terbalik. Bukan perceraian yang menimbulkan retakan, melainkan retakan yang menyebabkan perceraian.”Jika bukan terpaksa, mana ada suami istri yang berpikir untuk bercerai?Staf itu tidak lagi membujuk kami dan berkata, “Haih, pergilah. Hujan hari ini deras banget. Jadi, nggak ada banyak orang yang dat
Kenneth bertanya dengan agak terkejut, “Kenapa kamu tahu?”Berhubung pernikahan ini akan segera berakhir, aku pun menjawab dengan jujur, “Hari itu, aku sudah dengar semua percakapanmu dengan Kakek di kantor. Bukannya kamu sendiri juga sudah ngaku kamu nggak menaruh sedikit pun perasaan terhadapku? Sebenarnya, pernikahan ini memang sudah salah dari awal.”“Bukan begitu,” bantah Kenneth tanpa ragu. Setelah memikirkan kejadian hari itu, dia menjelaskan, “Yang aku akui bukan masalah ini. Kamu salah paham ....”Aku tidak ingin berdebat dengannya. Aku hanya menatapnya dan bertanya sambil tersenyum tipis, “Apa kamu pernah mencintaiku?”Kenneth pun tertegun. Seharusnya, dia sangat sulit menjawab pertanyaan ini. “Jasmine ....”“Kamu nggak usah menjelaskannya. Kalau kamu menjelaskannya, aku akan terlihat makin kasihan.” Aku tersenyum tipis dan lanjut berkata, “Suruh saja Max bawa surat perjanjian cerai yang kuberikan padamu itu kemari. Kelak, kamu akan menikah lagi. Aku nggak bisa terima saham i
“Kamu begitu takut aku berubah pikiran?” Kenneth menjawab dengan suara yang terdengar sangat murung, “Tapi, aku lebih takut kamu menganggapku sebagai orang asing.”Udara di sekitar sangat dingin, tetapi pelukan Kenneth tetap terasa sangat hangat. Ucapannya membuatku tertegun. Saat tersadar kembali, dia sudah membukakan pintu mobil untukku. Begitu aku masuk ke mobil, dia langsung pergi tanpa menoleh lagi.Di bawah guyuran hujan, aku bisa melihat punggung tegaknya sudah basah. Hatiku terasa berdenyut, seolah-olah digerogoti ribuan semut hingga terasa makin hampa.Ternyata, mengakhiri sebuah pernikahan sangatlah mudah dan hanya memakan waktu setengah jam. Kami hanya perlu datang ke Biro Urusan Sipil, menyerahkan beberapa dokumen, dan menandatangani surat pengajuan cerai. Jika keinginan kedua belah pihak masih sama sebulan kemudian, kami bisa langsung mendapatkan surat cerai. Setelah itu, semuanya benar-benar akan berakhir. Bahkan segala sesuatu yang pernah kami lalui bersama juga akan te
Norman berkata dengan buru-buru, “Nyonya, cepatlah kembali! Tuan Besar marah besar dan mau memukul Tuan Kenneth! Hanya kamu yang bisa menghentikannya.”“Apa?” Begitu mendengar ucapan Paman Norman, aku langsung berdiri, lalu mengambil jaket dan berjalan keluar. Aku bukan mengkhawatirkan Kenneth. Meskipun cucu Kakek bukan hanya Kenneth seorang, Kakek tetap paling menyayangi Kenneth. Biarpun benar-benar memukul Kenneth, dia juga tidak akan membuat Kenneth terluka terlalu parah.Hanya saja, Kakek tetap lebih baik tidak emosi. Jika tidak, penyakitnya akan kambuh. Apabila bukan karena situasinya sangat parah, nada Paman Norman juga tidak akan terdengar begitu khawatir.Norman berkata, “Nyonya, kamu akan tahu begitu kembali!”Saat tiba di kediaman lama Keluarga Horgana, aku pun tercengang. Di ruang baca, Kenneth yang selama ini terlihat berwibawa sedang berlutut di atas lantai dan tidak berhenti dipukul oleh Kakek. Dia menahan rasa sakit hingga pembuluh darah di dahinya terlihat jelas. Dia j