Share

Bab 87

Norman berkata dengan buru-buru, “Nyonya, cepatlah kembali! Tuan Besar marah besar dan mau memukul Tuan Kenneth! Hanya kamu yang bisa menghentikannya.”

“Apa?” Begitu mendengar ucapan Paman Norman, aku langsung berdiri, lalu mengambil jaket dan berjalan keluar.

Aku bukan mengkhawatirkan Kenneth. Meskipun cucu Kakek bukan hanya Kenneth seorang, Kakek tetap paling menyayangi Kenneth. Biarpun benar-benar memukul Kenneth, dia juga tidak akan membuat Kenneth terluka terlalu parah.

Hanya saja, Kakek tetap lebih baik tidak emosi. Jika tidak, penyakitnya akan kambuh. Apabila bukan karena situasinya sangat parah, nada Paman Norman juga tidak akan terdengar begitu khawatir.

Norman berkata, “Nyonya, kamu akan tahu begitu kembali!”

Saat tiba di kediaman lama Keluarga Horgana, aku pun tercengang. Di ruang baca, Kenneth yang selama ini terlihat berwibawa sedang berlutut di atas lantai dan tidak berhenti dipukul oleh Kakek. Dia menahan rasa sakit hingga pembuluh darah di dahinya terlihat jelas. Dia j
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status