Aku sangat terkejut, lalu buru-buru meraba telingaku. Saat ini, darahnya sudah kering. Aku bahkan tidak sadar bahwa telingaku berdarah.Lauren menepuk tanganku, lalu bertanya, “Jangan ditekan sekuat itu. Memangnya nggak sakit?” Setelah itu, dia mengeluarkan cotton bud yang mengandung cairan antiseptik dari tasnya, lalu mengikat rambutku dan membersihkan telingaku sambil bertanya, “Kenapa telingamu bisa luka?”“Ditarik Solana.” Aku pun menceritakan kejadian sebelumnya kepada Lauren.Lauren langsung murka dan memaki, “Apa-apaan dia! Beraninya dia rampas sesuatu yang bukan miliknya! Mungkin dia itu reinkarnasi seorang perampok!”“Kenapa kamu jago banget maki orang?” tanyaku sambil tersenyum. Setelah mendengar makiannya, perasaanku juga ikut membaik.Lauren memelototiku dan menjawab, “Berhubung punya teman sepertimu, aku tentu saja harus menguasai cara memaki orang.”“Oh.” Kemudian, aku membiarkannya menangani luka di telingaku. Antiseptik yang mengenai lukaku itu terasa dingin, tetapi ti
Lauren menekan amarahnya dan menjawab, “Ya sudah. Kalau begitu, ayo kita bayar biaya reparasinya dan langsung pergi dari sini.”Setelah membayar tagihan, seorang konsultan membawa kami ke bagian depan toko untuk memeriksa mobil. Saat ini, sudah tidak terlihat bekas kecelakaan pada mobil itu. Dari penampilan luarnya, mobil itu bahkan terlihat seperti mobil baru.“Tunggu aku sebentar, ya. Aku kebelet pipis, mau ke toilet dulu.” Setelah melontarkan kata-kata itu, Lauren pun meninggalkanku dan buru-buru pergi ke kamar mandi. Aku hanya tertawa, lalu menunggunya di dalam mobil.Begitu naik ke mobil, terdengar suara centil seorang wanita, “Aku suka mobil itu!”Aku tidak peduli mobil apa yang disukainya. Aku pun menutup pintu mobil dan hendak langsung pergi begitu Lauren kembali.Tak disangka, seorang konsultan malah mengetuk kaca jendela mobilku. Aku menurunkan kaca jendela dan bertanya dengan agak kesal, “Ada apa?”“Halo, Bu. Ada seorang pelanggan yang ingin melihat-lihat mobil Ibu. Apa Ibu
Dalam perjalanan ke restoran, aku masih merasa diriku sangat bodoh setelah teringat kejadian sebelumnya. Saat Solana melontarkan pertanyaan itu, aku malah menantikan Kenneth membelaku dengan berkata seperti “Dia tentu saja boleh pakai uangku” atau “Memangnya dia harus minta izinmu untuk pakai uangku?”.Namun, Kenneth malah menjawab, “Itu mobil yang dibelikan Kakek untuknya.”Ucapan itu langsung membuat Solana terdiam. Hanya saja, mobil ini jelas-jelas adalah pemberian Kenneth di Valentine’s Day tahun ini. Namun, waktu Solana merengek, dia bukan hanya tidak mengenali mobil ini, juga lupa dari mana datangnya mobil ini. Mungkin saja dia ingat, tetapi tidak ingin Solana mengetahui bahwa dia sebenarnya bersikap cukup baik terhadapku.Apa dia begitu malu karena memiliki istri sepertiku? Apa aku tidak boleh menggunakan aset bersama kami hingga dia harus menyembunyikannya di hadapan selingkuhannya? Mirisnya, dia malah bisa membelikan mobil untuk Solana di hadapanku dan menghiburnya dengan na
Sementara itu, MS adalah perusahaan yang meluncurkan merek MS, salah satu merek mewah yang benar-benar terkemuka di dunia. MS juga merupakan perusahaan idaman sebagian besar orang yang berkecimpung dalam dunia desain.Stephen hanya tersenyum tipis dan menjawab, “Emm, hal ini baru saja diputuskan.”“Dia yang baru bersedia menerima posisi itu.” Samuel tidak membiarkan Stephen merendahkan dirinya dan berkata, “Sebelum dia kembali, MS sudah nggak berhenti menghubunginya. Tapi, dia belum bisa ambil keputusan dan mengundurnya sampai sekarang.”Jangankan Nelly, aku pun mau tak mau mulai merasa kagum pada Stephen. Aku berkata sambil tersenyum, “Kak Stephen, sepertinya, Universitas Akasha akan segera buat kolom khusus untukmu. Bagaimanapun, kamu itu almamater kebanggaan universitas kita.”Sebenarnya, Kenneth juga mendapatkan kolom khusus di buletin Universitas Akasha selama ini. Meskipun sudah tamat bertahun-tahun, masih ada banyak mahasiswa-mahasiswi Universitas Akasha yang menjadi penggemarny
Begitu mendengar ucapan Stephen, aku pun agak terkejut. Ternyata, dia jauh lebih peka daripada yang kubayangkan.Saat makan tadi, bau amis dari daging yang belum dimasak membuatku merasa agak mual. Namun, aku berusaha menahannya. Tak disangka, Stephen ternyata menyadarinya.Aku pun tersenyum tipis dan menjawab, “Sedikit, tapi nggak apa-apa kok.”“Baguslah kalau begitu. Ingat, kesehatan itu yang terpenting. Mau ketemu hal apa pun, kamu harus utamakan dirimu sendiri,” ujar Stephen dengan serius.“Oke.” Hatiku terasa sangat hangat setelah mendengar pesannya. Namun, aku baru tahu apa arti dari ucapannya itu setelahnya.Setelah tiba di tempat parkir bawah tanah Lakusha Garden, Stephen memapahku turun dari mobil. Saat ini, aku merasa seperti ada yang mengikutiku. Namun, setelah melirik ke sekeliling, aku tidak menemukan ada yang aneh.Saat hampir memasuki gedung unit, sebuah mobil Maybach tiba-tiba melaju melewatiku dengan ugal-ugalan, seolah-olah sopirnya sedang mengamuk. Aku pun terkejut d
“Siapa?” tanyaku dengan bingung.Dia tertawa mengejek, lalu menjawab, “Stephen.”Aku menatapnya dengan kening berkerut karena benar-benar tidak mengerti apa yang dipikirkannya. Kemudian, aku bertanya, “Kenneth, apa kamu datang untuk menangkap basah aku berselingkuh?”Sebenarnya, tindakannya lebih mirip maling teriak maling.Setelah mendengar ucapanku, mata Kenneth menjadi agak kelam. Setelah itu, dia menggigit bibirnya dan menjawab, “Bukan.”“Jadi, buat apa kamu kemari?”Kenneth tidak menjawab pertanyaanku. Dia hanya menunduk dan wajahnya terlihat sangat sedih. Angin malam tiba-tiba bertiup dan membuatku merinding. Aku pun berkata dengan tidak berdaya, “Kalau kamu nggak mau jawab, aku tutup pintunya ya.”Setelah itu, dia baru menjawab dengan suara pelan, “Aku kangen sama kamu.”Kata-kata itu langsung membuat jantungku berdebar tidak karuan. Kenneth pernah mengucapkan kata-kata romantis terhadapku. Namun, dia biasanya hanya mengucapkan kata-kata itu untuk menggodaku.Dulu, aku sangat
Suasananya terasa mencekam dan hatiku juga terasa tegang. Aku sepertinya masih berharap dia menjelaskan sesuatu.Namun, setelah hening sejenak, Kenneth hanya bertanya dengan dingin, “Apa kamu begitu terburu-buru untuk bercerai?”Tekanan yang kurasakan membuatku seolah-olah hampir tidak bisa bernapas. Aku menatap cahaya lampu yang menusuk mata dan mengedipkan mata beberapa kali. Sehancur apa pun hatiku, aku tetap melontarkan jawaban yang kejam itu.“Iya.”Aku harus bercerai dengannya sebelum perutku makin besar. Aku tidak akan mempertaruhkan anakku.Kenneth tidak lagi berbicara. Kemudian, terdengar suara pintu ditutup yang nyaring. Aku merasa seperti sudah kehilangan seluruh tenagaku dan langsung duduk bersandar di lemari sepatu sambil menatap langit-langit dengan tatapan kosong. Hatiku seketika terasa hampa dan dipenuhi dengan rasa sakit tak terkendali.Malam ini, untuk yang pertama kalinya setelah aku hamil, aku tidak bisa tidur meskipun sudah berusaha keras. Angin musim gugur yang b
"Hanya itu? Kamu nggak menyukainya sedikit pun?" tanyaku sambil mengangkat alis."Ya, hanya itu. Hm, ada sedikit." Setelah menjawab, Lauren tersenyum sinis dan meneruskan, "Tapi, apa gunanya suka? Ibuku juga menyukai ayahku waktu menikah. Tapi, mereka tetap bisa berkelahi. Mana ada perasaan yang abadi di dunia ini?"Sebenarnya aku tahu Lauren tidak percaya pada cinta. Setelah bisnis ayahnya gagal, ayahnya mulai minum-minum, berjudi, memukul istri dan anak.Sejak saat itu, ibu Lauren menghilang dan membiarkan putrinya hidup dengan ayah yang tidak bisa diandalkan itu. Hampir setiap hari, Lauren dipukul.Aku khawatir Lauren sedih, jadi mengubah topik pembicaraan. Aku tersenyum dan bertanya, "Kalau begitu, kenapa kita bisa bersahabat sampai bertahun-tahun?"Lauren mengerlingkan matanya dan menyahut, "Siapa yang menangis di atap waktu musim dingin sambil memohon kepadaku supaya nggak bunuh diri?"Begitu mengungkit hal ini, aku mengelus hidung dengan malu. Lauren duduk di atap hari itu. Aku