Setelah itu, Samuel dan Lauren memberiku hadiah. Stephen juga memberikan sebuah kotak yang indah kepadaku dan berkata, “Semoga kamu suka.”“Terima kasih, Kak Stephen,” jawabku. Begitu melihat isinya adalah sebuah gaun yang sangat indah dan unik, aku pun menatapnya dengan terkejut dan bertanya, “Ini gaun yang kamu desain sendiri?”“Emm, gaun ini hanya ada 1 di dunia,” jawab Stephen sambil tersenyum.“Kak Stephen memang paling perhatian!” puji Lauren. Kemudian, dia sengaja mempersulit Kenneth dengan bertanya, “Pak Kenneth, kamu seharusnya juga bawa hadiah, ‘kan?”Aku sebenarnya ingin menyela ucapan Lauren, tetapi dia malah mencegahku untuk bicara. Bahkan aku juga tidak tahu mereka sudah menyiapkan acara perayaan ini sebelum pulang. Mana mungkin Kenneth mempersiapkan hadiah?Kenneth menatapku dengan penuh arti, lalu mengeluarkan sebuah kotak beludru dari sakunya dan menaruhnya di hadapanku. Dia menutupi gejolak hatinya, lalu berkata sambil tersenyum tipis, “Aku masih belum temukan waktu y
Begitu memikirkannya lagi, aku juga merasa sangat konyol. Orang yang ditinggalkan di malam pernikahan kami, yang tidak ditemani suami saat melewati ulang tahun dan pergi melakukan pemeriksaan kehamilan itu aku. Selain itu, hadiah yang sangat kuinginkan juga diberikan kepada orang lain.Sekarang, kami sudah hampir bercerai. Saat teman-teman datang ke rumah baruku untuk mengadakan acara syukuran pindah rumah, dia malah tidak bisa menerimanya?Aku tersenyum, lalu menatapnya dan berkata, “Kalau kamu nggak mau pergi, aku akan telepon Solana.”Begitu Solana datang membuat keributan di sini, Kenneth tidak mungkin tahan.Kenneth tiba-tiba memeluk pinggangku erat-erat dan membenamkan kepalanya di dadaku sambil berkata dengan suara serak, “Jasmine, aku benar-benar nggak sangka masalahnya akan jadi begini.”Jika dia terus bersikap begini, hatiku benar-benar akan luluh. Saat aku baru hendak berbicara, ponsel Kenneth yang diletakkan di atas meja tiba-tiba berdering. Layar ponsel menunjukkan bahwa S
“Kamu benar-benar mau berterima kasih padaku?” Setelah tiba di samping mobil, Stephen membaringkan Samuel di kursi belakang, lalu bersandar di sisi mobil dan menatapku sambil tersenyum.Aku mengangguk dan menjawab, “Tentu saja.”“Kalau begitu, berjanjilah padaku. Kelak, kamu jangan terus-menerus ucapkan terima kasih padaku lagi.”Aku tidak biasa mendengar ucapan seperti itu. Namun, sebelum sempat berpikir lebih jauh, dia menambahkan lagi, “Kamu terkesan terlalu sungkan.”Aku pun terkekeh, lalu menjawab, “Oke, aku mengerti.”Berhubung sopir pengganti sudah tiba, Stephen memberikan kunci mobil kepadanya dan berkata padaku dengan lembut, “Aku pulang dulu, ya. Kamu balik saja ke rumah.”Saat aku kembali ke rumah, ruang tamu sudah kosong. Hatiku terasa hampa karena tidak menemukan sosok Kenneth. Namun, perasaan itu segera sirna. Dia memang selalu pergi tanpa pamitan. Seharusnya, ada “masalah mendadak” yang melanda Solana lagi kali ini.Aku kembali ke kamar tidur, lalu membangunkan Lauren. “
Sebelumnya, ucapan Solana mungkin masih bisa menimbulkan gejolak dalam hatiku. Sekarang, aku bahkan bisa menerima kenyataan bahwa Kenneth sama sekali tidak pernah menyukaiku. Jadi, aku tidak berniat untuk lanjut bertanya dan hanya menjawab dengan acuh tak acuh, “Bukannya kamu sangat yakin kamu akan menang? Buat apa kamu menggila di hadapanku setiap hari?”Dasar orang gila! Di pagi-pagi buta, dia sudah datang ke kantorku dan mencurigaiku, seolah-olah aku adalah selingkuhan suaminya.Melihat aku yang terlihat acuh tak acuh, Solana pun terlihat agak kesal. Meskipun aku tidak bertanya, dia tetap berkata dengan bangga, “Itu demi aku!”Dia menopangkan kedua tangannya di meja kerjaku, lalu mencondongkan badannya dan melanjutkan, “Jasmine, kalau bukan berkat aku, dia nggak mungkin menikahimu! Kamu bahkan nggak akan tahu di mana letak kediaman Keluarga Horgana!”Begitu mendengar ucapannya, aku pun mengepalkan tanganku. Ada sebuah perasaan yang mulai merambat dalam hatiku hingga membuat jantungk
“Pinggangku sakit banget ....” Solana membenamkan kepalanya dalam pelukan Kenneth sambil mengadu, “Aku cuma tanyakan tentang perkembangan pekerjaan padanya, tapi dia langsung dorong aku .... Ken, kalau nggak, biarkan saja dia yang jadi direktur. Orang lainnya juga memihaknya. Aku nggak ingin kerja di lingkungan kerja seperti ini.”Aku langsung mengerutkan kening dan merasa sangat kagum pada kemampuan Solana mengarang cerita. Pada saat aku merasa kesal, aku bertemu pandang dengan tatapan tajam Kenneth.“Apa memang benar begitu?” tanyanya dengan nada yang sangat dingin hingga membuatku merinding.Aku pun menjawab sambil tersenyum sinis, “Kalau aku bilang bukan, apa kamu akan percaya?”“Ken ....” Solana menarik kerah baju Kenneth dengan berlinang air mata. Setelan jas yang dipakai Kenneth saat ini adalah pakaian yang aku desain dan jahit sendiri, juga merupakan hadiah White Day yang kuberikan padanya.Kenneth tidak menjawab pertanyaanku. Dia melirik wanita dalam pelukannya, lalu mengerutk
Aku sangat terkejut, lalu buru-buru meraba telingaku. Saat ini, darahnya sudah kering. Aku bahkan tidak sadar bahwa telingaku berdarah.Lauren menepuk tanganku, lalu bertanya, “Jangan ditekan sekuat itu. Memangnya nggak sakit?” Setelah itu, dia mengeluarkan cotton bud yang mengandung cairan antiseptik dari tasnya, lalu mengikat rambutku dan membersihkan telingaku sambil bertanya, “Kenapa telingamu bisa luka?”“Ditarik Solana.” Aku pun menceritakan kejadian sebelumnya kepada Lauren.Lauren langsung murka dan memaki, “Apa-apaan dia! Beraninya dia rampas sesuatu yang bukan miliknya! Mungkin dia itu reinkarnasi seorang perampok!”“Kenapa kamu jago banget maki orang?” tanyaku sambil tersenyum. Setelah mendengar makiannya, perasaanku juga ikut membaik.Lauren memelototiku dan menjawab, “Berhubung punya teman sepertimu, aku tentu saja harus menguasai cara memaki orang.”“Oh.” Kemudian, aku membiarkannya menangani luka di telingaku. Antiseptik yang mengenai lukaku itu terasa dingin, tetapi ti
Lauren menekan amarahnya dan menjawab, “Ya sudah. Kalau begitu, ayo kita bayar biaya reparasinya dan langsung pergi dari sini.”Setelah membayar tagihan, seorang konsultan membawa kami ke bagian depan toko untuk memeriksa mobil. Saat ini, sudah tidak terlihat bekas kecelakaan pada mobil itu. Dari penampilan luarnya, mobil itu bahkan terlihat seperti mobil baru.“Tunggu aku sebentar, ya. Aku kebelet pipis, mau ke toilet dulu.” Setelah melontarkan kata-kata itu, Lauren pun meninggalkanku dan buru-buru pergi ke kamar mandi. Aku hanya tertawa, lalu menunggunya di dalam mobil.Begitu naik ke mobil, terdengar suara centil seorang wanita, “Aku suka mobil itu!”Aku tidak peduli mobil apa yang disukainya. Aku pun menutup pintu mobil dan hendak langsung pergi begitu Lauren kembali.Tak disangka, seorang konsultan malah mengetuk kaca jendela mobilku. Aku menurunkan kaca jendela dan bertanya dengan agak kesal, “Ada apa?”“Halo, Bu. Ada seorang pelanggan yang ingin melihat-lihat mobil Ibu. Apa Ibu
Dalam perjalanan ke restoran, aku masih merasa diriku sangat bodoh setelah teringat kejadian sebelumnya. Saat Solana melontarkan pertanyaan itu, aku malah menantikan Kenneth membelaku dengan berkata seperti “Dia tentu saja boleh pakai uangku” atau “Memangnya dia harus minta izinmu untuk pakai uangku?”.Namun, Kenneth malah menjawab, “Itu mobil yang dibelikan Kakek untuknya.”Ucapan itu langsung membuat Solana terdiam. Hanya saja, mobil ini jelas-jelas adalah pemberian Kenneth di Valentine’s Day tahun ini. Namun, waktu Solana merengek, dia bukan hanya tidak mengenali mobil ini, juga lupa dari mana datangnya mobil ini. Mungkin saja dia ingat, tetapi tidak ingin Solana mengetahui bahwa dia sebenarnya bersikap cukup baik terhadapku.Apa dia begitu malu karena memiliki istri sepertiku? Apa aku tidak boleh menggunakan aset bersama kami hingga dia harus menyembunyikannya di hadapan selingkuhannya? Mirisnya, dia malah bisa membelikan mobil untuk Solana di hadapanku dan menghiburnya dengan na