Mendengar saran dari Banyu Biru, Gandi pun segera mengumpulkan niat dan kepercayaan dirinya. Sementara Sanskara yang akan bertarung lebih dulu melawan Mayadwipa dengan Palu Naga Bumi. Teriakan Mayadwipa terhenti. Namun saat itu juga muncul sesuatu dari atas langit sana. Awan hitam disertai suara gemuruh membuat suasana di area tersebut menjadi mencekam. Sanskara yang siap untuk menghadapi serangan musuh nampak tertegun."Kekuatan yang sangat mengerikan..." batinnya.Tiba-tiba saja muncul Bara Sena dan Kahiyang Dewi yang melayang di sampingnya."Aku tahu kau tubuh ganda miliknya. Sepertinya dia tengah mengumpulkan kekuatan penuh untuk menggunakan Tombak Banyu Biru. Aku akan membantu mengulur waktu," kata Bara."Kekuatan Mayadwipa ini tidaklah main-main. Harus mengerahkan seluruh kekuatan untuk menahan serangan sekuat ini," sahut Kahiyang Dewi. Bara Sena menatap keaerah bawah sana dimana pasukan Mayadwipa masih sangatlah banyak tengah
Probo Lintang, Kerajaan yang ada didalam sebuah danau di tengah pulau jawa itu tercipta sebelum terjadinya perang besar di Kahyangan Selatan. Kerajaan itu sebelumnya dipimpin oleh seorang wanita bernama Rara Ayu Bumi, yang kemudian diberikan kepada suaminya, Jaka Geni. Dalam kepemimpinan Jaka Geni, Kerajaan kecil yang sebelumnya adalah wilayah kekuasaan Banyu Emas akhirnya berkembang menjadi Kerajaan besar dan tangguh. Bahkan Kerajaan itu adalah satu-satunya yang selamat dari Kutukan Para Dewa yang merasa kesal karena manusia tak lagi memuja mereka dan memilih untuk memuja Jaka Geni yang menjadi Maharaja Manusia kala itu.Amarah para Dewa menimbulkan bencana di semua kawasan yang ada di tanah jawa dengan hujan yang tak pernah berhenti selama bertahun-tahun. Akibatnya semua kawasan terpendam oleh banjir dan banyak manusia serta binatang ternak yang tewas karena ulah para Dewa yang tidak terima dengan tingkah manusia. Jaka Geni yang saat itu menjadi Maharaja manusia mewakili amarah manu
Bara Sena benar-benar dibuat terkejut dengan pengakuan dari dua anak Dewi Utari mengenai kemampuan ras Kristal Jiwa yang mampu melihat dirinya meskipun dia sudah menggunakan Jurus Hantu Menari. Dan baru kali itu Bara Sena tahu ada ras lain selain manusia, Dewa dan Iblis atau siluman."Kau belum pernah tahu tentang Ras Kristal Jiwa?" tanya gadis cantik itu.Bara menggelengkan kepalanya karena dia memang belum pernah tahu sama sekali mengenai ras tersebut. "Aku baru tahu ada ras Kristal Jiwa. Apakah kalian ini sebangsa dedemit atau manusia?" tanya Bara."Kami bukan sebangsa lelembut atau siluman. Kami mirip manusia namun darah kami berbeda dan tentu saja kami lebih kuat dari manusia sejak kami dilahirkan. Ada dua suku di Ras kami, yaitu Suku Biru dan Suku Merah. Mereka yang terlahir dengan Kristal Merah disebut sebagai Suku Merah dan mereka yang didahinya memiliki Kristal Biru disebut sebagai suku Biru. Kakak ku Umbara dan aku lahir dengan suku yang berbeda meski kami ini satu ibu." ka
Dewi Utari tak bisa berkata apa-apa mendapat pertanyaan dari Bara Sena. Sedari awal dia memang tak pernah menyangka anak-anak Jaka Geni yang berasal dari istri Ras manusia mampu bersaing dengan anak-anak Jaka yang berasal dari para dewa. siluman dan ras Kristal Jiwa seperti dirinya.Disaat mereka tengah saling diam karena tak ada topik yang bisa dibicarakan, datang dari kejauhan beberapa sosok yang tidak asing lagi bagi Bara Sena. Pucuk dicintai ulam pun tiba. Orang yang tengah dia dan keluarga Dewi Utari bicarakan ternyata datang. Mereka adalah Song Yue dan kedua saudaranya Hua Tian Geni dan Sua Ning Geni beserta dengan ibunya Dewi Song Hua."Kau sudah berada disini anak muda," kata Dewi Song Hua sambil tersenyum. Bara mendatangi wanita tersebut lalu memberinya hormat karena biar bagaimana pun wanita itu adalah salah satu calon mertuanya. Song Yue berusaha untuk tetap tenang setelah bertemu dengan Bara Sena. Namun tetap saja, dia tak bisa menyembunyikan wajah bahagianya. Dan semua it
Dewi Utari. Umbara Wisnu dan Suci Geni benar-benar dibuat terkejut dengan kecepatan Bara Sena menghindari serangan cepat putri Batara Geni dengan Dewi Utari tersebut."Bagaimana kau bisa bergerak secepat itu!?" seru Suci tak percaya dengan apa yang baru saja dia alami.Bara tersenyum tipis."Kau pikir aku lebih lambat darimu? Kau belum tahu siapa aku, gadis kecil..." ucap Bara sambil mengerahkan kekuatan angin di kedua kakinya dan bersiap untuk melesat. namun rupanya Suci lebih dulu menyerangnya karena rasa penasaran pada pemuda tersebut. Dia ingin tahu apakah tadi hanya kebetulan atau memang pria itu sangat cepat sampai bisa menghindari serangannya.Wuut!Tubuh Suci bagaikan sekelebatan bayangan yang tak bisa dilihat dengan mata telanjang. Mereka yang ingin melihat kecepatan gadis itu harus menggunakan kekuatan mata agar mampu mengikuti gerakan cepatnya. Orang-orang yang sebelumnya lalu lalang berjalan menikmati indahnya kota Probo Lintang berdamai-ramai menonton pertarungan Bara Sen
Bara Sena menatap tajam kearah Suci yang baru saja mendarat di lantai setelah sebelumnya dia melayang di udara untuk menghindari gelombang api yang tiba-tiba saja muncul dari dalam tubuh Pendekar Golok Iblis tersebut."Jadi kamu ini seorang iblis!?" seru Suci merasa kecewa karena ternyata pemuda tampan yang sempat membuat hatinya tertarik adalah seorang Iblis. Gadis itu belum begitu tahu mengenai jati diri sang Pendekar yang sudah melanglang Buana di Tanah Zhuo Guo."Kau hampir saja mencelakai ku dengan serangan aneh. Tentu saja aku tak mau tinggal diam..." sahut Bara dengan suara berat.Umbara yang sejak tadi mengamati dan kaget melihat wujud Iblis Bara Sena akhirnya dia pun ikut campur karena merasa Iblis itu sangat berbahaya. Dan tidak hanya Bara, beberapa pendekar yang ada disana juga mengepung pemuda tersebut."Iblis ini harus kita tangkap dan diadili!" teriak beberapa orang.Bara tersenyum sinis."Kalian ini memiliki mental setipis daun yang hanya berani saat bersama dengan daun
DUAAAARRR!Ledakan keras terdengar saat petir merah menyambar tubuh Bara Sena yang masih dalam wujud Iblis Neraka. Meski sudah menahan serangan petir itu menggunakan kekuatan perisai cahaya dan tangan Neraka miliknya, tubuh Bara Sena masih terdorong surut ke belakang hingga beberapa langkah. Pemuda itu terkejut merasakan dahsyatnya kekuatan petir merah milik Bayu Jaga Geni. Begitu juga dengan semua orang yang melihat petir merah tersebut. Karena mereka semua tahu, Bayu tidak memiliki kekuatan petir merah. Dia hanya memiliki petir putih yang tingkatannya berada di bawah merah, ungu, kuning, hitam dan biru. Lebih terkejut lagi Bayu Jaga Geni yang melihat Bara Sena nampak baik-baik saja setelah menahan petir merah yang dia keluarkan dari ujung jarinya."Dia bisa menahannya dengan mudah? Layak disebut Pemburu Dewa sejati seperti yang ayah katakan..." batin Bayu Jaga Geni sambil terus mengawasi Bara Sena yang masih menatap tajam kearahnya."Benar, aku adalah Bayu Jaga Geni. Raja di Keraj
Dewi Suci Geni masih saja ternganga tak percaya dengan apa yang dia lihat dalam cincin ruang pemberian dari Bara Sena. Hal itu jelas membuat ibunya sang Dewi Utari dan kakaknya Umbara menjadi penasaran dengan apa yang Suci lihat didalam cincin tersebut."Kenapa kau diam saja Suci!? Apa yang ada di dalam cincin itu?" tanya Dewi Utari."Suci! Kau tidak sedang berpikir aneh bukan!? Apa yang ada didalam cincin itu!?" Umbara ikut menimpali.Suci yang mendengar pertanyaan-pertanyaan dari kakak dan ibunya menutup kembali cincin yang ada di jarinya. Dia pun menoleh kearah kakak dan ibunya. Senyum lebar dan bahagia terlihat jelas dari raut wajahnya."Ada banyak harta di dalam cincin ini ibu...Aku jadi penasaran, kenapa Bara Sena memberikan ini semua kepada kita..." ucap gadis itu sambil tersenyum. "Harta...? Itu artinyha kerugian di tempat ini bisa kita tutupi?" tanya Dewi Utari merasa lega. Awalnya dia ingin meminta tolong kepada suaminya, Batara Geni untuk membayar kerugian yang terjadi di
Mendengar saran dari Banyu Biru, Gandi pun segera mengumpulkan niat dan kepercayaan dirinya. Sementara Sanskara yang akan bertarung lebih dulu melawan Mayadwipa dengan Palu Naga Bumi. Teriakan Mayadwipa terhenti. Namun saat itu juga muncul sesuatu dari atas langit sana. Awan hitam disertai suara gemuruh membuat suasana di area tersebut menjadi mencekam. Sanskara yang siap untuk menghadapi serangan musuh nampak tertegun."Kekuatan yang sangat mengerikan..." batinnya.Tiba-tiba saja muncul Bara Sena dan Kahiyang Dewi yang melayang di sampingnya."Aku tahu kau tubuh ganda miliknya. Sepertinya dia tengah mengumpulkan kekuatan penuh untuk menggunakan Tombak Banyu Biru. Aku akan membantu mengulur waktu," kata Bara."Kekuatan Mayadwipa ini tidaklah main-main. Harus mengerahkan seluruh kekuatan untuk menahan serangan sekuat ini," sahut Kahiyang Dewi. Bara Sena menatap keaerah bawah sana dimana pasukan Mayadwipa masih sangatlah banyak tengah
Pedang hitam kemerahan itu meluncur dengan cepat ke arah perut Gandi yang tak bisa bergerak sedikit pun karena tertahan oleh sesuatu. Sesaat sebelum pedang itu menghujam ke perut Raja Naga Air, tiba-tiba cahaya biru terang muncul dan terdengar suara dentrangan cukup keras.Trang!Mayadwipa terkejut setelah melihat sasarannya kini telah mengenakan sebuah zirah perang berwarna biru langit. Itu adalah Zirah Pelindung Naga milik Gandi yang dia dapatkan dari Empu Jagat Martapura."Zirah!? Dan dia bisa menahan serangan dariku dengan mudah!?" seru Mayadwipa.Gandi menyeringai lebar. Lalu tubuhnya pun berhasil bergerak kembali setelah mengenakan zirah Sakti tersebut. Dengan cepat tubuh pemuda itu berputar di udara lalu melanjutkan serangan sebelumnya yang tertunda. Tentu saja Mayadwipa tak tinggal diam melihat Gandi mengerahkan Pukulan Kilat Neraka miliknya. Dia menggunakan telapak tangan kirinya untuk menahan pukulan dari Raja Naga Air tersebut.
Kahiyang Dewi menatap sosok pemuda yang tubuhnya diselimuti aura merah. Sosok yang tak lain adalah Gandi Wiratama. "Kau...!" seru wanita itu dengan berbagai perasaan yang tak menentu. Gandi menoleh dan tersenyum kecil. Dari dalam tangannya mengalir kekuatan Agni Maya yang menyelimuti tubuh Kahiyang Dewi dan menyembuhkan luka dalamnya dengan cepat."Sekarang kau tak perlu khawatir lagi. Kali ini, aku yang akan melindungimu." ucap Gandi membuat Kahiyang Dewi semakin tak menentu. "Bagaimana bisa, kau menjadi Naga Api dengan kekuatan yang begitu murni... Jika itu kekuatan yang berasal dari diriku yang pernah kau dapatkan dulu, tidak mungkin akan semurni ini. Kau lebih layak disebut sebagai Naga Api yang sebenarnya sama sepertiku..." kata Kahiyang Dewi sambil menahan perasaannya yang benar-benar bergejolak. Gandi tersenyum melihat kebingungan di mata wanita tersebut."Kalau begitu, bukankah aku sudah layak untuk menjadi kekasihmu? Kau sendiri su
Melihat perubahan wujud Bara yang setengah Dewa Cahaya setengah Iblis Neraka membuat Mayadwipa tertegun."Iblis Neraka...?" batin wanita itu dengan mata menatap nanar kearah Bara Sena.Tubuh pemuda itu pun melesat ke langit dengan cepat diikuti kobaran api dan lahar yang berjatuhan dari tubuhnya. Bunisrawa yang melihat hal itu segera datang menghadang. Bara yang sudah murka langsung menerjang makhluk besar tersebut."Minggir kau bajingan!: teriak Bara. Tangan kanannya bergerak menebas ke depan. Dari dalam Golok Iblis miliknya keluar cahaya terang disertai kobaran api yang panas membara. Kobaran api itu pun menderu ganas ke depan sana.Wosshh!Bunisrawa terkejut dengan kekuatan api yang begitu panas menghantam dirinya. Teriakan dahsyat terdengar dari penjaga Ratu Mayadwipa tersebut. Tubuhnya terbakar hebat oleh kekuatan api neraka yang Bara lancarkan. Bara Sena pun tiba didepan tubuh Bunisrawa yang tengah terbakar api dan langsun
Beberapa waktu sebelum Gandi mendapatkan Tombak Banyu Biru, di atas Istana Abadi sana, Bara tengah berjuang dengan keras melawan pasukan Mayadwipa yang dipimpin oleh Bunisrawa. Pasukan besar itu sebagian telah tewas dan hanya menyisakan pasukan inti yang jumlahnya masih sangat banyak bagi Bara dan para pengikutnya.Keadaan Bara dan para pengikutnya pun bahkan sudah mulai melemah karena kehabisan tenaga. Untungnya ada Meili Tian Zi dan Manguntur yang masih sanggup bertarung. Bahkan gadis kecil anak Bara dan Xue Ruo itu berhasil membunuh ribuan pasukan inti Mayadwipa dengan kekuatan Kubus Biru miliknya.Bunisrawa yang hebat karena kekuatan Raksasa yang dia miliki pun merasa jeri menghadapi gadis kecil tersebut. Keadaan sebenarnya sudah dikuasai Bara dan para pengikutnya karena adanya Meili Tian Zi yang memang memiliki kekuatan di atas ayahnya sendiri. Sayangnya, keadaan yang sudah membaik itu harus terputar kembali saat Ratu Iblis itu datang ke tempat tersebut.
Setelah dua orang tua itu sama-sama tenang, Gandi pun akhirnya memiliki kesempatan untuk menjajal Zirah Pelindung Naga pemberian dari Empu Jagat Martapura. Ternyata zirah tersebut sangat mudah digunakan. Baru saja dia berpikir untuk mengenakannya, zirah itu pun langsung berubah menjadi aura biru lalu menempel di tubuh Gandi dengan cepat. Setelah menempel, aura biru itu pun kembali menjadi Zirah Pelindung Naga."Wah! Ini sangat hebat! Bahkan aku tak perlu repot-repot mengenakannya!" seru Gandi takjub karena apa yang dia lihat itu adalah untuk pertama kalinya. Padahal sebelumnya dia membayangkan betapa susahnya harus mengenakan perlengkapan perang tersebut satu persatu."Hehehe, tentu saja aku sudah memperhitungkan semua itu untuk mempermudah dalam pemakaian. Dengan kata lain, kau bisa melepas atau mengenakan itu dalam waktu sekejap mata saja hanya menggunakan hatimu." sahut Empu Jagat sambil mengelus jenggot putihnya. Dia merasa sangat senang melihat Gandi yang begitu kagum dengan zira
Gandi tak mengerti apa yang dikatakan oleh Empu Jagat setelah mendengar berita darinya mengenai Batara Geni yang memiliki tiga kekuatan Dewa Kuno."Sebenarnya, apa istimewanya kekuatan Dewa Kuno itu Eyang?" tanyanya kemudian karena selama ini dia hanya tahu namanya saja tanpa mengetahui seperti apa kekuatan Dewa Kuno yang dimiliki oleh ayah mertuanya tersebut."Kekuatan Dewa Kuno itu sangatlah langka. Kekuatan itu hanya ada tiga saja di tiga dunia ini dan tidak bisa ditiru oleh orang lain yang bukan memilikinya. Dengan kata lain, kekuatan tersebut hanya bisa diberikan, tanpa bisa diturunkan. Dan siapa pun yang memilikinya, maka dia akan menjadi Tangan Kanan dari Sang Pencipta dunia, yaitu Sang Hyang Wenang..." kata Empu Jagat Martapura dengan nada yang berapi-api.Mendengar hal itu, Gandi benar-benar dibuat tak percaya dan tertegun cukup lama."Ayah mertua...Apakah dia memang sehebat itu...? Pantas saja tak ada satu pun Dewa yang berani menyinggung dirinya. Bahkan setingkat Anoman dan
Empu Jagat Martapura menunjukan sebuah peti emas dengan ukiran indah bahasa sansekerta. Namun pada sisi-sisi peti nampak ukiran berbentuk sepasang Naga yang melingkar dan saling berhadapan pada satu sisi."Apa yang akan kau berikan padaku Eyang?" tanya Gandi sambil melongok kearah peti tersebut. Dia penasaran apa yang ada di dalamnya."Ini adalah peti penyimpanan yang bisa menyimpan banyak harta. Sebanyak apa pun harta yang kau miliki bisa kau simpan ke dalam peti ini. Dan uniknya, kau bisa membawa kemana saja peti ini ke dalam alam jiwamu. Di dalam peti ini ada beberapa Harta mahal. Namun yang ingin aku tunjukkan adalah satu benda berupa zirah perang yang bisa kau gunakan sebagai pelindung dalam pertarungan. Zirah ini aku buat sendiri khusus untukmu," kata Empu Jagat Martapura."Baju Zirah Perang...?" tanya Gandi."Namanya adalah Zirah Pelindung Naga. Zirah ini adalah pasangan dari Pedang Naga Langit yang saat ini sudah kau miliki. Dengan Zirah Pelindung Naga dan Pedang Naga Langit,
Gandi terkejut dengan apa yang dikatakan oleh Ki Ageng Samudra Biru mengenai Tombak Banyu Biru yang bisa menyerap tiga kekuatan jiwa miliknya. Dua di antaranya adalah kekuatan milik orang lain yang ada di dalam tubuhnya dan bukan kekuatan sejati milik sang Raja Naga Air."Itu artinya, kekuatan petir dari Naga Petir Trikala juga akan dihisap olehnya!?" seru pemuda itu."Tentu saja. Melihat apa yang dilakukan tombak Banyu Biru jelas dia akan menghisap kekuatan lain selain air dan api yang sudah masuk ke dalamnya. Tapi kau tak perlu khawatir dengan semua itu. Karena justru inilah jalan yang terbaik untuk dirimu di masa depan. Karena setelah kekuatan milikmu terhisap ke dalam tombak, secara langsung maupun tak langsung, itu akan menjadi bagian dari dirimu karena kalian telah menyatu. Tombak ini memiliki kekuatan untuk memurnikan kekuatan jiwa menjadi kekuatan miliknya sendiri. Dan karena kau sudah menyatu dengannya, maka kau pun akan mendapatkan apa yang ada pada tombak tersebut. Itu arti