Semua yang ada di Kerajaan Binatang Surgawi terkejut saat muncul 7 Dewa pengawas yang melayang di atas langit Kerajaan dari tujuh arah. "Apa yang terjadi? Kenapa para pengawas datang ke tempat ini?" ucap Yao Ling."Mungkin ada sesuatu yang membuat mereka datang ke sini. Jika tebakanku tidak salah, ini pasti perintah dari ayah..." sahut Sukma Geni."Tapi tetap saja, ini menjadi terasa seperti sesuatu yang gawat. Para pengawas ini memiliki kekuatan di atas rata-rata kecuali anak kecil itu. Jelas pasti ada sesuatu," kata Yao Ling sambil menunjuk kearah Jung Seo. Pemuda itu tidak tahu sama sekali siapa Jung Seo yang merupakan Penjaga Gerbang Neraka ke 8 di bawah langit Kahyangan Timur. Salah satu dari penjaga yang berada di bawah perintah Raja Dewa Neraka, Yeomra.Kemampuan Jung Seo saat ini tidak jauh berbeda dengan para putra Batara Geni. Namun Jung Seo yang ada di sana, hanyalah salah satu dari 7 pecahan jiwanya. Jika 7 jiwa itu bersatu, jelas kekuatannya berada di atas para putra Gen
Bara Sena berdiri dengan sedikit terhuyung. Pedang Kusanagi masih menancap di tubuhnya. Rasa sakit dan panas membuatnya semakin sulit mengendalikan pikiran dan tubuhnya sendiri."Apa yang terjadi pada tubuhku...? Aku tak bisa mengendalikan tubuhku sendiri..." batin Bara yang merasa tangannya bergerak sendiri mencabut Pedang Kusanagi. Dan saat pedang itu tercabut dari tubuhnya, kesadaran Bara pun menghilang. Sosoknya yang berwujud Dewa Cahaya seketika berubah menjadi sosok lain yang mengerikan. Itu adalah sosok bertubuh besar dengan seluruh tubuh dipenuhi aliran lahar yang memercik dan menetes ke tanah hingga terdengar bunyi mendesis. Sepasang Tanduk merah nampak muncul dari kepala makhluk tersebut. Rambutnya yang panjang merah serta kedua mata merah yang melotot penuh amarah. Suaranya terdengar berat saat dia melihat Pedang Kusanagi yang ada di tangan kanannya."PEDANG KUSANAGI...? PEDANG YANG BISA MENYEGEL SILUMAN...SAYANG SEKALI, AKU BUKANLAH SEORANG SILUMAN..." ucap sosok mengeri
Bayu Jaga Geni berteriak keras. Aura merah merebak dari dalam tubuhnya disusul aura petir merah miliknya. Lalu dengan cepat diiringi suara teriakannya, Raja Probo Lintang tersebut melesat kearah Gandi Wiratama. Darah di perutnya telah berhenti setelah sebelumnya dia menotok beberapa titik di sekitar perutnya untuk menghentikan pendarahan. Meski begitu, rasa sakit dan panas masih terasa menyiksa. Namun ini adalah pertarungan Penghabisan dirinya melawan sang Raja Naga Air. Dia akan berjuang sekuat tenaga.Gandi yang melihat kemampuan Bayu masih berbahaya tidak tinggal diam. Meski dia tidak bisa menggunakan wujud Naga Air karena kekuatannya hampir habis, dia masih bisa menggunakan sisik Naga untuk melindungi beberapa bagian tubuhnya. Dia pun mengangkat pedangnya menahan tebasan pedang Bayu Jaga Geni.Traaang!Percikan petir menyambar ke udara dan ke tanah. Sambil berteriak, Bayu melancarkan beberapa tebasan kearah Gandi membuat tubuh pemuda itu semakin terdorong setiap kali dia menangkis
Dari dalam tubuh Kojiro muncul aura bercahaya kuning terang yang membubung tinggi ke langit. Kedua mata pria itu menyala kuning disertai kilat kuning yang menjilat-jilat. Pada dahi pria itu muncul tanda Dewa yang menyala emas. Aura kuning terang tersebut membentuk satu sosok raksasa dengan tiga pasang tangan yang saling menyatu seperti orang menyembah. Kedua mata raksasa itu pun melotot kearah Iblis Neraka seolah ingin melahapnya. "Oh...? Ini kekuatan Dewa yang kau miliki? Sayang sekali, ini belum ada apa-apanya jika dibanding dengan kekuatan Batara Geni..." ucap Iblis Neraka lalu tangan kirinya terangkat ke udara. Awan-awan putih yang ada di langit Kerajaan Binatang Surgawi tersebut nampak tersibak dan menyingkir begitu saja. Tak lama kemudian hawa merah muncul dari atas langit.Semua mata menatap kearah dimana muncul satu jari telunjuk yang berukuran sangat tidak wajar. Langit bergemuruh dan gelombang panas sudah sampai ke permukaan tanah sebelum sesuatu yang sangat mengerikan itu
Saat kedua telapak tangan Bima saling bersatu, tiba-tiba saja muncul dari dalam tanah batu hitam raksasa yang menjulang tinggi ke langit. Semua yang ada disana pun terkejut melihat kemampuan orang yang pernah menjadi Pendekar Iblis di masa lalu tersebut. "Ini kemampuan Dewa Bumi... meski wadah jiwa Bima adalah seorang Dewa Bumi, seharusnya itu tidak membuat dia bisa mengerahkan kekuatan jiwa dari Dewa tersebut. Apakah ada sesuatu yang dia lakukan sehingga dia bisa menguasai kemampuan Dewa Bumi?" batin Dewa Petir Lei Gong.Dinding batu hitam yang baru saja muncul tersebut itu pun menahan jari raksasa milik Iblis Neraka.Terdengar suara yang sangat keras hingga menggetarkan langit dan bumi saat Jari Iblis Penghancur Semesta menghantam dinding batu raksasa milik Bima Sena.DUUUUMMM!Dinding batu tersebut hancur setelah terkena hantaman jari raksasa yang tak terbendung sama sekali. Bima yang berusaha menahan terjangan jari raksasa itu tak kehabisan akal. Dia kembali menggerakkan tanganny
Bima mendengus kesal dan semakin mempercepat meluncurnya Pedang Es raksasa tersebut. Iblis Neraka nampak tenang menghadapi kekuatan yang sudah membuat semua orang takjub karena tak ada yang menyangka sama sekali bahwa Bima memiliki kekuatan sehebat itu.Tangan Iblis Neraka terangkat ke udara. Dari dalam tanah muncul api dan lahar yang melesat ke udara dan membentuk sepasang tangan raksasa yang tak kalah besar dari Pedang Es tersebut. Tangan lahar yang panas itu pun menangkap Pedang Es milik Bima yang masih berada ratusan tombak dari permukaan tanah. Bima terkejut pedang itu ditahan dengan mudahnya. Tak menyerah, dia kerahkan seluruh kekuatan yang dia miliki."Jangan kau pikir ini sudah selesai Sasaka!" seru Bima lalu dia pun berteriak keras dan mengangkat kedua tangannya ke udara. Kedua mata Bima semakin menyala biru terang. Urat-urat besar di tubuhnya nampak menyembul keluar pertanda dia tengah mengerahkan seluruh kekuatan nya.Semua yang ada disana menanti apa yang akan dilakukan o
Di atas kawah raksasa dimana sebelumnya adalah Kerajaan Binatang Surgawi itu berada, melayang para peserta Turnamen yang tersisa di babak kedua tersebut. Mereka adalah kelompok Gandi Wiratama, Lu Xie dan Yao Ling yang masih utuh. Lalu ada kelompok Bara Sena, Zhou Yin dan Sukma Geni yang juga masih utuh. Kemudian ada kelompok Raksa Geni dan Nawang Geni yang hanya tinggal mereka berdua. Lalu ada kelompok Chang Hao dan Kenari Putri Geni yang baru saja datang dan tidak mengikuti peperangan melawan Kaisar Iblis karena mereka tidak ada yang mengetahuinya. Mereka berdua datang karena panggilan dari Batara Geni yang meminta mereka untuk berkumpul pada satu titik. Dan yang terakhir adalah kelompok Gong Xia Nian yang hanya tersisa dirinya karena Kojiro dan Bayu Jaga Geni telah kalah dalam pertarungan melawan Gandi dan Bara Sena.Bima yang secara tak langsung saat ini menjadi ketua dari 7 pengawas mewakili para pengawas tersebut untuk memberikan penentuan, siapa yang akan menjadi juara di babak
Gandi Wiratama dan Bara Sena duduk saling berhadapan di meja makan. Di atas meja telah tersaji aneka macam makanan yang menggugah selera. Ada ayam bumbu yang dibakar, ada juga daging kambing bambu (cara memasak daging yang di bakar dengan potongan daging yang dimasukkan kedalam bambu), ada juga beberapa daging panggang yang harum dan membuat perut keroncongan."Kau membelikan semua ini karena berhasil menjadi juara satu? Itu sungguh luar biasa untuk sang juara," kata Bara sambil menatap Gandi yang sejak tadi terus menatapnya."Aku tidak melakukan karena itu. Bara, katakan padaku, alasan kau tidak menyerahkan Inti Jiwa dari Kaisar Suci kepada para pengawas untuk mendapat nilai. Seharusnya kau yang menjadi juara di babak kedua itu...Aku tidak senang meskipun aku yang berda di posisi itu...Kemenangan yang membuatku tidak tenang." kata Gandi langsung mengatakan inti dari percakapan mereka.Bara tersenyum lalu dia pun meraih kelapa muda yang ada di atas meja dan menenggak nya hingga habis.
Sembilan bola api berukuran raksasa menderu kearah Gandi yang segera menyiapkan kubah air raksasa untuk menahan bola api dengan besar yang yang tidak main-main. Kubah air itu menutupi area seluas ribuan tombak. Gandi memperkuat kubah tersebut dengan kekuatan jiwa naga yang dimilikinya. Wuuung!Gemuruh yang sangat dahsyat terdengar mengerikan saat sembilan bola api menghantam kubah air raksasa milik Gandi Wiratama. Bola api raksasa itu tertahan di atas setelah menghantam kubah air tersebut. Terlihat dua kekuatan besar itu saling menekan. Namun secara perlahan bola api mulai masuk ke dalam kubah air. Hanya saja, kekuatan api menjadi berkurang karena tekanan dari kekuatan air milik Gandi yang secara perlahan memadamkan api tersebut. Melihat bola api yang masuk kedalam kubah air miliknya, Gandi tak tinggal diam. Kedua tangannya bergerak cepat membentuk rapalan jurus. Dan tak lama kemudian dari dalam tubuhnya muncul cahaya biru yang kemudian keluar menjadi Naga Biru berukuran raksasa. Na
Semua orang yang melihat perubahan pada Bara Sena nampak tercengang. Ini baru pertama kalinya mereka melihat sosok yang menggabungkan kekuatan Dewa dan Iblis dalam satu wujud. Biasanya pemuda itu hanya bisa menggunakan salah satu wujud yang dia inginkan. Namun kali ini, dalam wujud dewa, dia juga memunculkan kekuatan Iblis Neraka, Iblis Tanduk Api dan Iblis Es sekaligus!Batara Geni yang melihat hal itu terlihat kegirangan. Akhirnya yang selama ini dia tunggu dan harapkan benar-benar muncul."Kemunculan Ki Ageng Samudra Biru memang menjadi pemicunya. Tapi tak kusangka akan semudah ini melihat kebangkitan Asura Muda hahaha!" batin Batara Geni dengan mata yang tak berkedip melihat ke arah Bara Sena.Ki Ageng Samudra Biru yang saat ini juga ikut duduk menonton disana terlihat bergumam tak jelas sambil mengelus jenggotnya. Para Dewa yang lain, seperti Dewa Wisnu dan Dewa Lei Gong benar-benar dibuat terkejut dengan wujud Bara Sena yang terlihat tidak asing di mata mereka. Sebagai Penjaga d
Melihat keakraban antara Ki Ageng Samudra Biru dengan Tian Zu Ning, Bara Sena cukup terbakar api cemburu. Namun dia jelas tidak bisa sembarangan bertindak mengingat kakek renta itu adalah Dewa Naga yang kekuatannya setara dengan Dewa Antaga, kakak dari Ki Semar dan Dewa Siwa."Apakah mereka memang sudah saling akrab sejak lama...? Aku tak yakin, Tian Zu Ning bisa tersenyum sebebas itu selain dengan diriku..." batin Bara."Apakah kau tengah dilanda api cemburu yang begitu menyiksa anak muda? Kau nampak sangat kacau sekali heh heh heh!" terdengar suara yang masuk kedalam kepala Bara Sena. Pemuda itu tahu, siapa yang baru saja berbicara kepadanya."Luo Zhen, apakah kau juga mengenali Ki Ageng Samudra Biru?" tanya Bara.Luo Zhen nampak bergumam di dalam Golok Iblis yang dia huni tersebut. "Aku mengenalnya tapi kami tidak pernah bertemu satu sama lain. Hanya saja, aku tahu namanya karena dia pernah keliling di Kahyangan Utara untuk mencari Dewa dari ras naga. Salah satunya adalah Kekaisan
Dewa Wisnu, Long Wang dan Qing Long pun menyapa Ki Ageng Samudra Biru dengan hati-hati. Mereka menyadari kesenjangan kekuatan yang sangat jauh. Meski kakek renta itu hanya sisa jiwa saja, dengan satu gerakan bisa membuat hancur lawan yang berada di bawahnya. Apalagi jarak antara kemampuan ketiga Dewa tersebut dengan Ki Ageng Samudra Biru sangat jauh."Aku Wisnu, Dewa yang menjaga Langit Surga untuk manusia yang semasa hidupnya baik di dunia. Aku biasa disebut sebagai Penjaga Surga..." kata Dewa Wisnu memperkenalkan diri."Ho? Penjaga Surga? Aku baru tahu kalau surga dijaga oleh Dewa sehebat dirimu. Aku melihat kemampuanmu yang bijaksana dan penuh welas asih. Tidak ada kecacatan dalam hatimu. Pantas saja 'dia' begitu mempercayai dirimu. Kau bisa mengemban tanggung jawab itu..." kata Ki Ageng Samudra Biru sambil menepuk bahu Dewa berkulit biru tersebut. Dewa Wisnu tersenyum tersipu disanjung oleh makhluk kuno yang sangat melegenda tersebut. Bahkan sejak dia masih kecil, Sang Hyang Wenan
Kemunculan Batara Geni bersama beberapa orang di belakangnya membuat Bara terkejut. Dia tak pernah berpikir sang Mahadewa akan muncul ditengah pertarungannya. Meski lawan saat ini sudah memunculkan Naga Kuno yang jelas bukan tandingannya, tetap saja Bara merasa dirinya masih mampu melawannya. Namun begitu, melihat Batara Geni dan ketiga orang yang dia kenal itu memberi hormat, Pendekar Golok Iblis itu menyadari bahwa Naga Kuno yang merupakan Ki Ageng Samudra Biru itu adalah sosok makhluk yang sangat terhormat."Ki Ageng Samudra Biru, aku sudah tahu akan kedatanganmu di dunia ini. Jadi, sebagai tuan rumah di Kerajaan Jiwa ini, aku menyambutmu," kata Batara Geni."Kerajaan Jiwa...Ini adalah Dunia yang lebih besar dari bumi. Kau merendahkan dirimu sendiri Mahadewa," ucap Ki Ageng Samudra Biru dengan suaranya yang berat. Batara Geni tertawa kecil."Anda terlalu menyanjung diriku Ki," ucapnya."Begitukah? Lalu, ada apa dengan wadahku ini, dia hampir saja mati. Itu sebabnya aku muncul untuk
Kedua mata Bara masih terpejam sambil menyatukan tangan di depan dada. Anoman yang saat itu berada di dekat Batara Geni menoleh kearah Mahadewa tersebut. Tahu apa yang dipikirkan oleh Dewa Pelindung tersebut, Batara Geni pun mengangkat tangan kanannya."Biarkan dulu, ini belum berakhir. Pertarungan yang lebih seru akan segera kita lihat," kata Batara Geni membuat para Dewa yang ada disekitarnya terkejut."Jadi, Gandi belum kalah!?" tanya Lei Gong dengan mata berbinar."Mustahil! Sinar kuning itu berhasil menembus Pedang Guntur Saketi dan juga mengenai tubuhnya! Mana mungkin dia bisa bertahan dari serangan mematikan tersebnut!?" Luo Bao juga tak percaya dengan apa yang Batara Geni katakan."Mata Dewa Iblis itu memang sangat kuat. Aku sendiri mengakuinya. Bahkan jika itu aku yang diserang, mungkin tubuhku ini akan tetap terluka meski sudah menggunakan pelindung terkuat milikku. Gandi cukup cerdik menggunakan Pedang Guntur Saketi untuk menahan serangan sekuat itu. Meski tetap saja pedang
Mata kanan Bara menyala kuning terang disertai aura gelap pertanda dia siap untuk melepaskan pukulan Mata Dewa Iblis yang hanya bisa digunakan sekali dalam satu purnama. Dan belum satu purnama, Bara telah menggunakan untuk yang kedua kalinya. Jelas dampak yang akan dia terima cukup merugikan. Namun pemuda itu sudah menyadari hal tersebut dan tetap ingin menggunakan serangan yang sudah dia rencanakan sejak awal seandainya dirinya kesulitan menembus pertahanan sisik naga milik Gandi.Dengan Mata Dewa Iblis, pertahanan kuat Gandi tentu saja tak akan bisa menahannya. Serangan yang menyerupai Pukulan Sinar Pemusnah Kegelapan milik Bara itu memiliki konsentrasi yang terpusat sehingga bisa menembus apa pun yang diterjangnya. Berbeda dengan Pukulan Sakti yang menyebar dan berbentuk gumpalan. "Sekarang!" seru Bara lalu dia pun melepas Pukulan Mata Dewa Iblis. Sinar kuning terang yang diselimuti aura hitam menderu keluar dari mata kanan Bara Sena. Tak ada suara yang heboh saat sinar tersebut m
Wussss!Kekuatan cahaya milik Bara menyambar ganas kearah Gandi yang masih belum pulih dari lukanya akibat hantaman Golok Iblis. Melihat serangan cahaya yang begitu kuat, Gandi segera mengerahkan kekuatan air miliknya untuk menghalau cahaya tersebut.Blaaar!Kekuatan air yang membentuk tameng hancur. Kekuatan cahaya milik Bara pun berpendar di udara. Saat itu, sang Dewa Cahaya sudah muncul tepat dihadapan Gandi dan langsung mengayunkan Golok Iblis miliknya kearah leher pemuda itu. Gandi berteriak keras sambil mengangkat Pedangnya.Trang!Dentrangan keras diiringi gelombang cahaya dan petir tercipta. Tubuh Gandi terdorong jauh ke belakang. Bara yang merasa berada diatas angin segera merangsek ke depan untuk melancarkan kembali serangan ganasnya. Kesal karena dijadikan bulan-bulanan, Gandi tak tanggung-tanggung lagi mengerahkan kekuatan yang dia miliki. Tangan kirinya bergerak ke arah Dewa Cahaya tersebut lalu dari dalam telapak tangan
Duuum!Dentuman dahsyat menggema saat petir dan gelombang kuning menghantam daratan es di bawah sana hingga hancur. Tubuh Bara dan Gandi saling terpental ke belakang setelah mereka mengadu senjata dewa yang ada di tangan keduanya."Setiap serangan Golok Iblis memiliki berat yang tidak main-main. Bahkan aku harus mengerahkan kekuatan yang besar untuk bisa menahannya. Apakah betul kata legenda bahwa Golok itu memiliki berat yang tak bisa di angkat oleh sembarang orang?" batin Gandi.Bara Sena melesat dengan cepat sambil menebas ke depan. Dari dalam Golok Iblis miliknya keluar sinar kuning berbentuk sabit yang menderu kearah Gandi. Raja Naga Air pun tak tinggal diam. Dia segera mengayunkan pedang Guntur Saketi miliknya hingga menciptakan satu sinar putih kebiruan yang kemudian bergerak membelah dari atas ke bawah.Dua kekuatan pun saling beradu hingga terjadilah ledakan yang begitu besar. Tubuh Bara tersentak ke belakang. Pun begitu dengan tubuh