Jiwa Kaisar Suci yang melayang di atas peti Shi Yun menoleh kearah Bara Sena. Dari pandangan mata roh wanita itu terlihat bahwa dia tengah ketakutan. Gandi menelan ludah melihat roh Kaisar Suci dengan jelas tanpa harus menggunakan Ilmu Segoro Gaib miliknya.Kaisar Suci menatap kearah tubuh Shi Yun yang berada di dalam peti mati. Hatinya bergetar melihat jasad cantik tersebut. Entah mengapa dia merasa tertarik dengan sesuatu yang ada pada tubuh Shi Yun."Kenapa aku merasakan sesuatu yang hangat dari dirinya...? Apakah ini wadah untukku? Siapa wanita ini dan ada hubungan apa dia dengan Tuan Bara...?" batin Roh Kaisar Suci.Dia teringat saat dirinya berada di dalam Dunia Golok Iblis. Roh wanita itu pernah didatangi sesosok wanita berparas cantik jelita yang merupakan penghuni Golok Iblis. Dia adalah Dewi Naga Tian Zu Ning."Aku tak mengharapkan adanya perlawanan darimu saat pemilik Golok ini Meminta mu melakukan sesuatu. Atau kau akan tersiksa selamanya di dalam tempat ini. Jadi, patuhi
Bara dan Gandi yang tengah berbincang teralihkan perhatian mereka saat terdengar suara dari arah peti mati Hu Shi Yun yang ada di depan sana. Mereka sama-sama melihat tangan putih pucat yang memegang tepian peti. Itu adalah tangan Shi Yun."Dia bangkit...Yang benar saja...Kau membangkitkan orang mati..." ucap Gandi dengan mata yang terbuka lebar-lebar menatap kearah peti tersebut. Entah mengapa dia merasa jantungnya berdetak kencang menunggu apa yang akan terjadi selanjutnya. Karena ini baru pertama kalinya dia melihat mayat yang sudah hampir setahun bangkit kembali dari kematiannya.Bara tersenyum kecil."Sepertinya proses penyatuan jiwa dan raga berhasil, sekarang tinggal menyatukan pikiran dan inti Jiwa mereka agar keduanya sama-sama sejalan. Aku akan membantunya agar bisa melewati proses yang cukup sulit ini..." kata Bara."Apa yang akan kau lakukan?" tanya Gandi."Menyempurnakan kebangkitan kekasihku...Gandi, kau bisa bermain dulu di Pagoda Dewa. Jika kau ingin, kau bisa masuk ke
Bara Sena terengah-engah setelah dia mengerahkan hampir seluruh kekuatannya untuk membantu menyempurnakan penyatuan jiwa dan raga antara jasad Hu Shi Yun dan jiwa Kaisar Suci. Usahanya yang menguras tenaga akhirnya membuahkan hasil yang manis. Gadis yang pernah mengisi hidupnya itu kembali berdiri di hadapannya sambil tersenyum manis. Wajah pucat nya telah kembali segar. "Shi Yun..." lirih Bara dengan mata yang berkaca-kaca. Dia sama sekali tak menyangka gadis itu akan kembali bangkit setelah kematiannya hampir setahun yang lalu."Tuan...Tuan Bara..." ucap Shi Yun dengan wajah yang masih terlihat bingung."Shi Yun...saat ini pasti ingatan jiwa Kaisar Suci dan ingatan yang tersisa pada otak Shi Yun tengah saling bertumpuk. Dalam keadaan seperti ini, siapa yang terkuat untuk menjadi pemilik tubuh Shi Yun. Jika sisa ingatan dari kekasihku mampu mengambil alih ingatan Kaisar suci, maka itu akan lebih menguntungkan diriku. Mari kita tunggu..." batin Bara sambil menatap wajah cantik Shi Yu
Bara Sena menuntun tangan Shi Yun menuju ke peti mati yang tidak jauh darinya. "Tuan Hong Li..." entah kenapa, Kaisar Suci yang saat ini berada di dalam tubuh Shi Yun merasakan kesedihan yang luar biasa saat melihat sosok yang ada di dalam peti mati emas tersebut. Sosok Dewa Angin Hong Li yang pernah menjadi tuanya di masa lalu. Yang merawat dia sejak kecil hingga dewasa dan bahkan yang mempertemukan dia dengan Bara Sena di Makam Batu beberapa waktu yang lalu. Semua ingatan itu berputar di kepala gadis tersebut."Terima saja ingatan dari Shi Yun...Karena semua ingatan itu baik untuk dirimu. Dan tentu saja, kau akan menjadi Dewa tanpa perlu susah payah seperti di Kerajaan Binatang Surgawi. Nanti, ada saatnya kau bertemu langsung dengan Batara Geni dan memohon maaf secara langsung kepadanya. Biar bagaimana pun, keberadanmu disini juga karena restu darinya," kata Bara."Baik tuan..." "Shi Yun, ada orang yang sangat rindu padamu saat ini selain diriku. Mungkin kau akan langsung teringat
Gandi menatap tubuh Trikala yang nampak baik-baik saja setelah terkena serangan Pukulan Kilat Neraka miliknya. Seharusnya pukulan itu mampu menghancurkan tubuh Dewa Naga tersebut. Namun ternyata sang Dewa Naga sudah melapisi tubuhnya dengan kekuatan sisik Naga yang sama dengan miliknya."Jika dia menggunakan sisik naga, ini akan menjadi pertarungan yang cukup seru...Biar bagaimanapun, sisik itu adalah pertahanan paling kuat dibanding baja sekalipun!" batin Gandi.Trikala mengangkat tangan kanannya ke udara. Dari dalam tangan itu meluncur ke langit aura petir putih miliknya membentuk wujud pedang raksasa. Lalu saat dia mengayunkan tangannya, pedang petir raksasa itu pun membelah langit dan meluncur kearah Gandi Wiratama.Wuuung!Suara gemuruh dari Pedang raksasa itu menderu seolah ada badai yang tengah mengamuk. Gandi tak gentar meskipun dia akan menghadapi kekuatan mengerika itu."Kekuatan Dewa ya...Aku juga punya," ucapnya lalu dia menghentakkan kaki kanannya ke tanah. Dari dalam tu
Gandi menatap ke depan dimana tubuh Dewa Naga Petir Trikala yang telah hancur oleh serangannya yang sangat mengerikan. Dia melihat sinar petir yang masih tersisa di atas tanah yang hancur. Di sekitar cahaya kilat itu nampak satu benda berwujud tulang yang telah patah. Gandi segera mendatangi benda tersebut dan mengambilnya. Saat tulang itu berada di tangan sang pemuda, tiba-tiba saja kekuatan petir meledak dan menyelubungi tubuhnya."Ini...Kekuatan Dewa Naga Petir!?" seru Gandi sambil menatap tulang tersebut."Sesuai janjiku bocah! Meski Hong Li mengurung jiwaku dan menjadikan diriku sebagai catur di tempat ini, tapi dia tidak bisa mendapatkan Harta Surgawi milikku yang sudah lama aku simpan! Setelah benda ini menjadi milikmu, kau akan memiliki setengan kekuatan dariku. Bukankah itu hal yang bagus untukmu? Hahahaha! Akhirnya aku menemukan orang yang cocok untuk mendapatkan warisan terakhirku...Kelak jika kau datang ke Kuil Naga Petir, sampaikan salamku kepada keluarga besar Trikala...
BLAAAARRRR!Di dalam bola air yang mengurung Kaisar Giok Merah terjadi ledakan petir yang sangat kuat namun tak membuat bola air itu pecah sama sekali. Kekuatan pengendalian petir milik Gandi benar-benar luar biasa hingga mampu mempertahankan bola air yang dia gunakan sebagai perantara untuk menyalurkan kekuatan petir miliknya. Dengan air yang membungkus tubuh Kaisar itu, membuat petir lebih cepat menjalar ke seluruh tubuh dan pertahanannya.Tentu saja itu menjadi bencana bagi Raja di lantai 60 tersebut karena dia harus tewas di tangan Raja Naga Air yang saat ini juga memiliki kekuatan Dewa Naga Petir yang setara dengan petir para putra Batara Geni.Saat bola air itu pecah dan berjatuhan bagai hujan ke tanah, sosok Kaisar Giok Merah pun melayang jatuh dalam keadaan tubuh yang hancur. Hu An muncul setelah Gandi menyelesaikan Ujian yang masih tergolong mudah untuknya."Waktunya naikke tempat yang lebih tinggi dan mengalahkan Raja yang sesungguhnya di ujian ini. Semakin banyak yang aku k
Ruangan luas itu nampak ramai dan meriah. Semua orang yang hadir dalam acara tersebut berpakaian rapi. Mereka adalah para peserta Turnamen Probo Lintang yang berjumlah 40 peserta dan juga para tamu dari tiga kahyangan serta tamu-tamu lain dari dunia bawah.Batara Geni nampak berdiri dengan gagah sambil membalas sapa dari orang-orang yang lalu lalang. Di samping kanan dan kirinya berjalan mendampingi dirinya empat orang istri yaitu Dewi Luo Yin, Dewi Amaterasu, Iyana Tunggadewi dan Dewi Narashima. Empat istri itu mewakili 4 tempat. Dewi Luo Yin mewakili langit utara, Dewi Amaterasu mewakili langit timur, Iyana Tunggadewi mewakili dunia bawah dan Dewi Petir Narashima mewakili langit selatan.Sementara, 16 istri yang lain duduk bersama dalam satu meja. Meski sebenarnya mereka tidak begitu akur satu sama lain karena perbedaan, namun demi menjaga nama baik sang suami, mereka pun berbaur menjadi satu. Hanya Dewi Iswara yang selalu diam tak bersuara. Karena tidak ada satu pun istri Batara Ge
Sukma Geni mengunjungi Bara Sena yang masih ada di rumah pemulihan. Dia mengira pemuda itu tengah bersedih atas apa yang telah terjadi padanya. Namun kenyataan berkata lain. Sukma Geni harus terdiam melihat bagaimana Bara yang tengah asyik bercengkrama dengan para kekasihnya di depan rumah di bawah pohon yang rindang."Apa-apaan ini...? Sepertinya aku salah menduga..." batin wanita cantik itu lalu dia pun berniat untuk kembali. Namun seseorang sudah berdiri di hadapannya membuat dia cukup terkejut karena dia tidak merasakan hawa kehadiran dari sosok yang tak lain adalah Gandi Wiratama."Ada apa Sukma? Kau sepertinya akan ke rumah itu, kenapa putar balik?' tanya Gandi sambil tersenyum. Sukma Geni mendengus sambil menunjuk ke arah halaman rumah dimana Bara dan kekasihnya tengah asyik bercanda ria."Lihatlah, apakah dia terlihat sedang bersedih? Bagaimana bisa dia tetap senang meski Ranah nya baru saja turun? Apa dia tidak menganggap pertarungan terakhir dengan serius?" gerutu Sukma Geni
Beberapa hari berlalu setelah pertarungan Bara melawan Gandi di Kerajaan Jiwa. Pemulihan yang Bara lakukan cukup berdampak karena adanya bantuan dari para kekasihnya yang dengan suka cita membantunya berlatih meningkatkan kekuatan. Selain melatih kekuatan di rumah penginapannya, Bara juga mengikuti kembali Ujian Pagoda Dewa miliknya sendiri untuk menambah kemampuan. Meski sebenarnya itu tak cukup berdampak karena dia sudah lulus dari tempat tersebut.Batara Geni pun memberi waktu kepada Bara untuk benar-benar memulihkan kembali kekuatan Dewa miliknya sebelum pertarungan terakhir berlangsung. Keadaan yang cukup langka dari Bara tersebut membuat Batara Geni sendiri merasa bingung, bagaimana bisa ranah dari pemuda itu menurun banyak padahal pertarungannya melawan Gandi berada di dalam Kerajaan Jiwa. Karena merasa sedikit bersalah sebagai penyelenggara, Batara Geni pun memberikan bantuan kepada Bara Sena berupa tanaman obat langka yang hanya tumbuh di Kahyangan Selatan. Tanaman tersebut b
Gandi Wiratama menghentikan langkahnya di depan sebuah pendopo yang berada di tengah sebuah taman yang indah di halaman belakang Istana Probo Lintang. Suasana di taman itu benar-benar menyejukkan hati ditambah suara kicau burung dan aliran air sungai kecil yang jernih airnya tepat di bawah pendopo berukuran sedang tersebut. Pemuda itu terdiam terpaku dan juga terpana melihat sosok yang ada di dalam pendopo. Sosok yang sangat tidak asing baginya. Yaitu sosok Kahiyang Dewi. Wanita itu berdiri membelakanginya dan sepertinya tengah menatap keindahan sungai jernih yang ada di depan sana."Kau sudah datang, kenapa tidak masuk ke dalam?" ucap Kahiyang Dewi lalu dia pun menoleh dan tersenyum ke arah Gandi. Sontak saja wajah pemuda itu memerah seketika. Lalu dengan sedikit canggung sang Raja Naga Air tersebut pun melangkah masuk ke dalam pendopo setelah menaiki tiga anak tangga. Gandi berdiri di samping wanita cantik tersebut dan ikut menatap kearah depan sana dimana terdapat pemandangan yang
Para Dewa yang mendengar perkataan dari Batara Geni mengerti arah dan tujuan kenapa Mahadewa tersebut berkata seperti itu. Tujuan utama dari sang Batara adalah menyatukan semua Dewa yang ada di langit dan bumi agar bisa menjadi satu kekuatan dan tidak tercerai berai. Saat kekuatan mereka saling terpecah karena kepentingan dan keinginan masing-masing, maka kehancuran akan lebih cepat mereka dapatkan."Jadi tujuanmu sebenarnya adalah untuk menyatukan semua dewa? Aku suka dengan pemikiranmu itu Batara Geni," kata Dewa Ra."Aku sudah pasti akan mengikuti apa yang kau katakan menantuku. Kahyangan Timur selalu berada di pihakmu," kata Mahadewa Izanagi. Batara Geni tersenyum sambil mengangguk. Dewi Amaterasu yang duduk disebelah sang ayah menatap takjub kearah sang suami yang duduk sendiri di atas singgasana."Kakang...kau luar biasa..." ucap wanita cantik itu melalui telepati. Batara Geni menatap wanita itu dengan lembut lalu mengedipkan salah satu matanya. Sementara para dewa tengah saling
Suasana di bawah pohon itu terasa sunyi hingga kicau burung pun menjadi terdengar lebih nyaring dari sebelumnya. Bara dan Gandi sama-sama terdiam dan menatap kearah pepohonan yang ada di depan sana. "Aku memiliki rencana," kata Gandi tiba-tiba memecah kesunyian setelah mereka saling terdiam cukup lama."Apa?" tanya Bara."Nanti, aku akan ikut denganmu di dalam tempat Kutukan itu," ucap Gandi membuat Bara terkejut."Bukankah kau yang mengatakan padaku bahwa Naga tidak bisa masuk ke dalam sana? kau cari mati?" tanya Bara heran dengan keputusan Gandi yang dirasa cukup aneh."Aku bisa bersembunyi di dalam Pagoda Dewa untuk sementara waktu. Setelah berada di sana, aku akan mengeluarkan boneka air untuk menguji apakah Naga bisa hidup di dalam sana atau tidak. Bukankah menurutmu itu mudah? Aku juga menyarankan agar kau membawa semua pengikutmu untuk membantumu di sana nanti. Karena aku merasa Iblis disana bukanlah makhluk yang lemah dan mudah untuk kau taklukkan. Apalagi, mengingat kemampua
Terdengar suara kicau burung yang indah di halaman rumah dengan gaya ala tiongkok tersebut. Nampak patung Naga kembar yang melilit pilar merah besar di depan rumah kayu. Di bagian halaman yang terbuat dari susunan batu hitam, terlihat tanaman-tanaman indah yang membuat suasana menjadi sejuk. Bara Sena duduk bersila di bawah pohon dengan daun yang rindang. Kedua matanya nampak terpejam. Aura kuning tipis keluar dari tubuhnya.Seorang pemuda menghentikan langkahnya beberapa tombak dari pohon tersebut menatap apa yang tengah Bara lakukan. Bara membuka matanya lalu menoleh kearah pemuda yang tak lain adalah Gandi Wiratama. Bara tersenyum kecil lalu melambaikan tangannya."Apa kau datang untuk menjenguk diriku yang menyedihkan ini!?" seru Bara.Gandi melangkah mendekati Pendekar Golok Iblis tersebut dan kemudian duduk di sebelahnya. Mereka berdua duduk hanya beralaskan rumput liar."Kau benar, aku datang untuk menjenguk orang yang menyedihkan," kata Gandi sambil bersandar di akar pohon yan
Bara membuka kedua matanya secara perlahan. Dia melihat atap sebuah rumah dengan susunan kayunya. Lalu saat dia menoleh ke kanan, nampak seorang wanita berparas cantik terenyum kearahnya. "Kahiyang...""Kau sudah sadar, ini adalah hari ke lima semenjak kau tak sadarkan diri. Inti jiwamu terluka parah setelah pertarungan itu," kata Kahiyang Dewi dengan hati-hati."Inti Jiwaku terluka parah? Apakah karena aku menggunakan kekuatan yang tidak seharusnya sampai inti jiwaku terluka? Tapi, pertarungan itu dilakukan di Kerajaan Jiwa Batara Geni, bukankah seharusnya tidak berdampak apa pun pada tubuh kasarku?" tanya Bara Sena."Memang tubuh kasarmu baik-baik saja. Tapi inti jiwamu yang tidak baik-baik saja. Karena kau memaksakan kekuatanmu sendiri hingga kau hancur karena tidak bisa menahannya. Berbeda jika kau mati terbunuh oleh lawan. Saat terbunuh, kau masih banyak memiliki sisa kekuatan. Sedangkan di pertarungan ini kau menghabiskan semua kakuatan dan menggunakan kekuatan lain yang tidak
Ledakan maha dahsyat yang belum pernah terlihat di depan para penonton turnamen dan para dewa kini terpampang di depan mata mereka semua. Sebuah ledakan yang sangat mengerikan hingga membuat Batara Geni harus turun tangan sendiri untuk menahan gelombang ledakan yang bisa mencapai jarak puluhan ribu tombak tersebut. Kekuatan Bola cahaya milik Bara dan kekuatan milik Gandi telah menciptakan satu bola api berukuran raksasa yang kemudian menyebar ke segala arah dan membentuk jamur dengan ukuran yang tidak masuk akal. Awan hitam berbentuk jamur itu menjulang tinggi ke langit hingga puluhan ribu tombak tingginya.Para penonton yang masih menutup mata merasakan adanya getaran kuat setelah ledakan itu terjadi selama beberapa saat. Hal itu jelas menunjukan betapa dahsyatnya pukulan kedua menantu Batara Geni tersebut. Gemuruh ledakan masih terdengar menggema meski secara perlahan mulai menurun dan pada akhirnya menghilang. Semua orang yang sebelumnya menutup mata atas perintah Batara Geni kini
Ledakan terjadi tanpa henti yang diakibatkan oleh serangan ribuan makhluk air yang Gandi ciptakan. Bahkan ledakan itu membuat kubah merah milik Bara tenggelam dalam gumpalan asap biru. Gandi menghentikan serangannya setelah dia merasakan sesuatu yang panas keluar dari hidungnya. Saat dia menyeka hidungnya, dia terdiam melihat darah di punggung lengannya."Sial...Inikah batasanku...?" batin pemuda itu sambil menatap ke arah kubah merah Bara yang masih tertutup oleh gumpalan asap biru.Tiba-tiba Gandi terkejut saat dia merasakan adanya aura yang begitu mengerikan. Gumpalan asap biru lenyap seketika oleh gelombang yang datang dari dalam kubah merah. Akhirnya Bara Sena berhasil menyempurnakan Pukulan Sakti miliknya. Yang tentu saja itu akan menjadi bencana bagi Gandi Wiratama."Seranganku tadi tidak berdampak sama sekali...Bahkan dia sudah berhasil menciptakan sesuatu yang sangat mengerikan..." batin Gandi dengan wajah yang sedikit pucat. Namun hanya sesaat dia merasakan rasa khawatir. Se