Ruangan luas itu nampak ramai dan meriah. Semua orang yang hadir dalam acara tersebut berpakaian rapi. Mereka adalah para peserta Turnamen Probo Lintang yang berjumlah 40 peserta dan juga para tamu dari tiga kahyangan serta tamu-tamu lain dari dunia bawah.Batara Geni nampak berdiri dengan gagah sambil membalas sapa dari orang-orang yang lalu lalang. Di samping kanan dan kirinya berjalan mendampingi dirinya empat orang istri yaitu Dewi Luo Yin, Dewi Amaterasu, Iyana Tunggadewi dan Dewi Narashima. Empat istri itu mewakili 4 tempat. Dewi Luo Yin mewakili langit utara, Dewi Amaterasu mewakili langit timur, Iyana Tunggadewi mewakili dunia bawah dan Dewi Petir Narashima mewakili langit selatan.Sementara, 16 istri yang lain duduk bersama dalam satu meja. Meski sebenarnya mereka tidak begitu akur satu sama lain karena perbedaan, namun demi menjaga nama baik sang suami, mereka pun berbaur menjadi satu. Hanya Dewi Iswara yang selalu diam tak bersuara. Karena tidak ada satu pun istri Batara Ge
Gandi dan Bara yang tengah asyik melihat tarian para penari bertopeng dikejutkan dengan kedatangan rombongan wanita dari keluarga Geni. Mereka tak lain adalah Nawang Geni, Maya Geni, Zhou Yin, Sukma Geni, Xia Nian, Song Yue Geni, dan lain-lain. "Kenapa kalian datang ke tempat ini bagaikan laron? Apa yang membuat kalian kesini?" tanya Bara. Gandi sesekali hanya lirik-lirik denga Nawang Geni. Maya Geni yang memang sudah tahu apa yang terjadi antara suaminya dan kakak kandungnya tersenyum lalu mendekati pemuda tersebut."Kenapa kau malu-malu seperti itu? Dia memang sudah menjadi jodohmu. Aku tidak akan mempermasalahkannya," kata Maya Geni. Gandi menatap wanita yang tengah hamil anaknya tersebut. Dia tersenyum lalu mengusap pipi wanita cantik tersebut. Kemudian dia juga mengusap perut Maya Geni yang sedikit besar. "Dimana Rara Sinta?" tanya Gandi."Dia bersama Rara Andini di kediamanku. Tenang saja, ada banyak teman di sana jadi tak perlu khawatir," kata Nawang Geni menyahut. Gandi meng
Di dalam ruangan yang luas itu, tak ada satu orang pun yang bersuara setelah melihat apa yang dilihat oleh Batara Geni di masa depan. Semua sama sekali tak pernah menyangka, bahwa dunia yang tengah mereka pijak itu akan hancur di masa yang akan datang tanpa ada satu pun Dewa yang bisa menahannya."Jadi selama ini kau melihat semua itu sendiri...Aku tidak bisa membayangkan bagaimana perasaan takut itu menghantui dirimu setiap hari menantuku...Tapi....Bagaimana bisa Dewa Antaga melakukan itu...?" kata Luo Bao.Jaka Geni memejamkan matanya lalu menarik napas dalam-dalam dan menghembuskan nya dengan keras."Aku sendiri kurang tahu, alasan dia melakukan hal ini. Padahal dia sendiri tidak akan mendapat untung apa pun. Apa yang aku lakukan sekarang adalah untuk menunjukkan kepada kalian sesuatu yang kalian tak pernah lihat. Meski ini melanggar hukum langit dan bumi, aku tak peduli. Aku tak ingin kita hancur lebur hingga tak tersisa. Setidaknya kita sudah menyiapkan sesuatu sebelum perang ben
Babak ke-3 pun akhirnya kembali dimulai setelah para peserta yang tersisa itu istirahat selama beberapa hari. Para peserta yang gagal pun tetap berada di Kerajaan Probo Lintang untuk menyaksikan turnamen tersebut hingga selesai. Mereka yang lolos ke babak ketiga ada 11 orang yang tak lain adalah Bara, Gandi, Chang Hao, Yao Ling, Raksa, Nawang Geni, Sukma Geni, Gong Xia Nian, Lu xie, Zhou Yin dan Kenari Putri Geni.Mereka akan kembali berkumpul di Kerajaan Jiwa milik Batara Geni dimana sang Batara telah mempersiapkan satu arena yang sangat luas di dalam Kerajaan Jiwa sehingga para peserta bisa menggunakan seluruh kekuatan yang mereka miliki tanpa takut merusak apa pun di dunia fana. Bahkan di dalam Kerajaan Jiwa miliknya, semua makhluk hidup yang diciptakan oleh Mahadewa tersebut berbondong-bondong berkumpul di arena tersebut untuk menyaksikan pertarungan Dewa tersebut. Jumlah mereka sangat banyak hingga terlihat seperti semut yang memenuhi gunung-gunung di sekitar arena.Sedangkan mer
Lu Xie menatap ke depan dan melihat Gandi yang baik-baik saja padahal dia sudah menyerang dengan kekuatan yang cukup tinggi."Pertahanan sisik naga memang mengerikan. Bahkan serangan ku tak ada yang mempan meski aku sudah menggunakan kekuatan petir merah. Sepertinya aku harus mengerahkan segalanya untuk melawan dia meskipun aku tidak yakin bisa menang melawannya..." batin Lu Xie. Melihat Lu Xie yang tidak lagi menyerang membuat Gandi yang mengambil keputusan untuk menyerang lebih dulu. Tubuhnya melesat bagai anak panah. Aura biru menyelimuti tubuhnya pertanda pemuda itu mengerahkan kekuatan yang hebat untuk menyerang Lu Xie.Tinju Gandi bergerak cepat. Lu Xie yang tahu arah serangan segera menangkis menggunakan lengannya.Buk!Gadis itu melenguh kecil saat tinju Raja Naga Air itu menghantam tangannya. Tubuhnya terdorong ke belakang hingga kakinya terseret di atas tanah. Gandi melompat ke udara lalu membuat gerakan tendangang yang mengarah ke bahu kiri Lu Xie. Gadis itu berteriak kera
Gandi Wiratama terkejut bukan main setelah kemunculan tubuh ganda dari Lu Xie yang akhirnya mampu menyerang dirinya dari depan dan belakang. Gadis cantik itu mengeluarkan salah satu kekuatan rahasianya yang dia jadikan sebagai andalannya.Kekuatan Segel Petir digunakan oleh Batara Geni di Tanah Larangan untuk menyegel Jalan menuju ke bawah tanah dimana Bunga Neraka yang merupakan pecahan jiwa Iblis Sasaka berada. Segel milik Batara Geni mampu membuat Sasaka tak berkutik dan memilih diam didalam tanah. Orang-orang dari luar baik manusia, Iblis maupun Dewa pun tak ada yang bisa memasuki tempat tersebut kecuali Lu Xie seorang.Dengan bantuan Lu Xie dulu, Bara dan Shi Yun berhasil masuk kedalam lubang besar seperti sumur namun memiliki lapisan lantai yang berbeda-beda. Segel petir tersebut tepat terpasang di permukaan tanah dimana Lu Xie tinggal selama 100 tahun untuk memperkuat diri.Semua orang dibuat takjub dengan kemampuan Lu Xie yang mampu menyaingi Gandi Wiratama. Batara Geni dan De
Lu Xie terkejut Segel Petir miliknya mampu ditahan oleh kekuatan yang baru muncul dari dalam tubuh Gandi."Itu...Itu bukan kekuatan petir Pedang Guntur Saketi...! Lalu kekuatan petir apa yang dia miliki...! Bagaimana bisa dia memiliki kekuatan petir yang bahkan sulit untuk dimiliki kami anak-anak Batara Geni...!" seru Lu Xie.Hal itu juga dirasakan oleh anak-anak Batara Geni yang lainnya. Mereka yang menonton bagaimana Gandi yang seorang Naga Air mampu mengeluarkan kekuatan petir yang mampu menahan petir merah milik Lu Xie. Semuanya dibuat tercengang. Karena sebelumnya mereka semua tahu, jika Gandi akan menggunakan kekuatan petir, maka dia harus memanggil Pedang Guntur Saketi terlebih dahulu. Namun kali ini tanpa memanggil pedang tersebut, dia telah mengerahkan kekuatan petir yang setara dengan kekuatan petir di Pedang Guntur Saketi.Petir putih terang menyilaukan itu semakin kuat menekan sehingga ribuan petir merah tertahan dan semakin jauh dari tubuh Gandi. "Itu adalah kekuatan pe
"Pemenangnya adalah Gandi Wiratama!" seru Anoman. Para penonton bersorak karena jagoan mereka menjadi pemenang di duel babak ketiga ini. Namun banyak juga yang kecewa karena Pendekar pujaan hati yang cantik telah dikalahka secara mengenaskan. Lu Xie yang baru saja kalah pun tersadar di dunia luar Kerajaan Jiwa. Dia pun memuntahkan darah segar yang cukup banyak. Dewi Chang Yun dan para pelayan nya segera membantu mengobati luka gadis itu ditemani Dewi Lu Che yang ikut keluar dari Kerajaan Jiwa untuk mengurus putri semata wayangnya tersebut."Aku kalah ibu..." ucap Lu Xie dengan wajah pucat. Dewi Lu Che tersenyum sambil membelai wajah putrinya dengan lembut."Kau sudah menunjukkan kekuatan yang tak pernah terbayangkan putriku. Bisa melangkah sejauh ini bersama saudara-saudaramu yang lain itu sudah sangat luar biasa...Jadi tak perlu merasa kau gagal. Lawanmu yang terlalu kuat nak." kata Dewi Lu Che mencoba menghibur gadis itu. Namun bukan kekalahan tersebut yang membuat hari Lu Xie se
Sembilan bola api berukuran raksasa menderu kearah Gandi yang segera menyiapkan kubah air raksasa untuk menahan bola api dengan besar yang yang tidak main-main. Kubah air itu menutupi area seluas ribuan tombak. Gandi memperkuat kubah tersebut dengan kekuatan jiwa naga yang dimilikinya. Wuuung!Gemuruh yang sangat dahsyat terdengar mengerikan saat sembilan bola api menghantam kubah air raksasa milik Gandi Wiratama. Bola api raksasa itu tertahan di atas setelah menghantam kubah air tersebut. Terlihat dua kekuatan besar itu saling menekan. Namun secara perlahan bola api mulai masuk ke dalam kubah air. Hanya saja, kekuatan api menjadi berkurang karena tekanan dari kekuatan air milik Gandi yang secara perlahan memadamkan api tersebut. Melihat bola api yang masuk kedalam kubah air miliknya, Gandi tak tinggal diam. Kedua tangannya bergerak cepat membentuk rapalan jurus. Dan tak lama kemudian dari dalam tubuhnya muncul cahaya biru yang kemudian keluar menjadi Naga Biru berukuran raksasa. Na
Semua orang yang melihat perubahan pada Bara Sena nampak tercengang. Ini baru pertama kalinya mereka melihat sosok yang menggabungkan kekuatan Dewa dan Iblis dalam satu wujud. Biasanya pemuda itu hanya bisa menggunakan salah satu wujud yang dia inginkan. Namun kali ini, dalam wujud dewa, dia juga memunculkan kekuatan Iblis Neraka, Iblis Tanduk Api dan Iblis Es sekaligus!Batara Geni yang melihat hal itu terlihat kegirangan. Akhirnya yang selama ini dia tunggu dan harapkan benar-benar muncul."Kemunculan Ki Ageng Samudra Biru memang menjadi pemicunya. Tapi tak kusangka akan semudah ini melihat kebangkitan Asura Muda hahaha!" batin Batara Geni dengan mata yang tak berkedip melihat ke arah Bara Sena.Ki Ageng Samudra Biru yang saat ini juga ikut duduk menonton disana terlihat bergumam tak jelas sambil mengelus jenggotnya. Para Dewa yang lain, seperti Dewa Wisnu dan Dewa Lei Gong benar-benar dibuat terkejut dengan wujud Bara Sena yang terlihat tidak asing di mata mereka. Sebagai Penjaga d
Melihat keakraban antara Ki Ageng Samudra Biru dengan Tian Zu Ning, Bara Sena cukup terbakar api cemburu. Namun dia jelas tidak bisa sembarangan bertindak mengingat kakek renta itu adalah Dewa Naga yang kekuatannya setara dengan Dewa Antaga, kakak dari Ki Semar dan Dewa Siwa."Apakah mereka memang sudah saling akrab sejak lama...? Aku tak yakin, Tian Zu Ning bisa tersenyum sebebas itu selain dengan diriku..." batin Bara."Apakah kau tengah dilanda api cemburu yang begitu menyiksa anak muda? Kau nampak sangat kacau sekali heh heh heh!" terdengar suara yang masuk kedalam kepala Bara Sena. Pemuda itu tahu, siapa yang baru saja berbicara kepadanya."Luo Zhen, apakah kau juga mengenali Ki Ageng Samudra Biru?" tanya Bara.Luo Zhen nampak bergumam di dalam Golok Iblis yang dia huni tersebut. "Aku mengenalnya tapi kami tidak pernah bertemu satu sama lain. Hanya saja, aku tahu namanya karena dia pernah keliling di Kahyangan Utara untuk mencari Dewa dari ras naga. Salah satunya adalah Kekaisan
Dewa Wisnu, Long Wang dan Qing Long pun menyapa Ki Ageng Samudra Biru dengan hati-hati. Mereka menyadari kesenjangan kekuatan yang sangat jauh. Meski kakek renta itu hanya sisa jiwa saja, dengan satu gerakan bisa membuat hancur lawan yang berada di bawahnya. Apalagi jarak antara kemampuan ketiga Dewa tersebut dengan Ki Ageng Samudra Biru sangat jauh."Aku Wisnu, Dewa yang menjaga Langit Surga untuk manusia yang semasa hidupnya baik di dunia. Aku biasa disebut sebagai Penjaga Surga..." kata Dewa Wisnu memperkenalkan diri."Ho? Penjaga Surga? Aku baru tahu kalau surga dijaga oleh Dewa sehebat dirimu. Aku melihat kemampuanmu yang bijaksana dan penuh welas asih. Tidak ada kecacatan dalam hatimu. Pantas saja 'dia' begitu mempercayai dirimu. Kau bisa mengemban tanggung jawab itu..." kata Ki Ageng Samudra Biru sambil menepuk bahu Dewa berkulit biru tersebut. Dewa Wisnu tersenyum tersipu disanjung oleh makhluk kuno yang sangat melegenda tersebut. Bahkan sejak dia masih kecil, Sang Hyang Wenan
Kemunculan Batara Geni bersama beberapa orang di belakangnya membuat Bara terkejut. Dia tak pernah berpikir sang Mahadewa akan muncul ditengah pertarungannya. Meski lawan saat ini sudah memunculkan Naga Kuno yang jelas bukan tandingannya, tetap saja Bara merasa dirinya masih mampu melawannya. Namun begitu, melihat Batara Geni dan ketiga orang yang dia kenal itu memberi hormat, Pendekar Golok Iblis itu menyadari bahwa Naga Kuno yang merupakan Ki Ageng Samudra Biru itu adalah sosok makhluk yang sangat terhormat."Ki Ageng Samudra Biru, aku sudah tahu akan kedatanganmu di dunia ini. Jadi, sebagai tuan rumah di Kerajaan Jiwa ini, aku menyambutmu," kata Batara Geni."Kerajaan Jiwa...Ini adalah Dunia yang lebih besar dari bumi. Kau merendahkan dirimu sendiri Mahadewa," ucap Ki Ageng Samudra Biru dengan suaranya yang berat. Batara Geni tertawa kecil."Anda terlalu menyanjung diriku Ki," ucapnya."Begitukah? Lalu, ada apa dengan wadahku ini, dia hampir saja mati. Itu sebabnya aku muncul untuk
Kedua mata Bara masih terpejam sambil menyatukan tangan di depan dada. Anoman yang saat itu berada di dekat Batara Geni menoleh kearah Mahadewa tersebut. Tahu apa yang dipikirkan oleh Dewa Pelindung tersebut, Batara Geni pun mengangkat tangan kanannya."Biarkan dulu, ini belum berakhir. Pertarungan yang lebih seru akan segera kita lihat," kata Batara Geni membuat para Dewa yang ada disekitarnya terkejut."Jadi, Gandi belum kalah!?" tanya Lei Gong dengan mata berbinar."Mustahil! Sinar kuning itu berhasil menembus Pedang Guntur Saketi dan juga mengenai tubuhnya! Mana mungkin dia bisa bertahan dari serangan mematikan tersebnut!?" Luo Bao juga tak percaya dengan apa yang Batara Geni katakan."Mata Dewa Iblis itu memang sangat kuat. Aku sendiri mengakuinya. Bahkan jika itu aku yang diserang, mungkin tubuhku ini akan tetap terluka meski sudah menggunakan pelindung terkuat milikku. Gandi cukup cerdik menggunakan Pedang Guntur Saketi untuk menahan serangan sekuat itu. Meski tetap saja pedang
Mata kanan Bara menyala kuning terang disertai aura gelap pertanda dia siap untuk melepaskan pukulan Mata Dewa Iblis yang hanya bisa digunakan sekali dalam satu purnama. Dan belum satu purnama, Bara telah menggunakan untuk yang kedua kalinya. Jelas dampak yang akan dia terima cukup merugikan. Namun pemuda itu sudah menyadari hal tersebut dan tetap ingin menggunakan serangan yang sudah dia rencanakan sejak awal seandainya dirinya kesulitan menembus pertahanan sisik naga milik Gandi.Dengan Mata Dewa Iblis, pertahanan kuat Gandi tentu saja tak akan bisa menahannya. Serangan yang menyerupai Pukulan Sinar Pemusnah Kegelapan milik Bara itu memiliki konsentrasi yang terpusat sehingga bisa menembus apa pun yang diterjangnya. Berbeda dengan Pukulan Sakti yang menyebar dan berbentuk gumpalan. "Sekarang!" seru Bara lalu dia pun melepas Pukulan Mata Dewa Iblis. Sinar kuning terang yang diselimuti aura hitam menderu keluar dari mata kanan Bara Sena. Tak ada suara yang heboh saat sinar tersebut m
Wussss!Kekuatan cahaya milik Bara menyambar ganas kearah Gandi yang masih belum pulih dari lukanya akibat hantaman Golok Iblis. Melihat serangan cahaya yang begitu kuat, Gandi segera mengerahkan kekuatan air miliknya untuk menghalau cahaya tersebut.Blaaar!Kekuatan air yang membentuk tameng hancur. Kekuatan cahaya milik Bara pun berpendar di udara. Saat itu, sang Dewa Cahaya sudah muncul tepat dihadapan Gandi dan langsung mengayunkan Golok Iblis miliknya kearah leher pemuda itu. Gandi berteriak keras sambil mengangkat Pedangnya.Trang!Dentrangan keras diiringi gelombang cahaya dan petir tercipta. Tubuh Gandi terdorong jauh ke belakang. Bara yang merasa berada diatas angin segera merangsek ke depan untuk melancarkan kembali serangan ganasnya. Kesal karena dijadikan bulan-bulanan, Gandi tak tanggung-tanggung lagi mengerahkan kekuatan yang dia miliki. Tangan kirinya bergerak ke arah Dewa Cahaya tersebut lalu dari dalam telapak tangan
Duuum!Dentuman dahsyat menggema saat petir dan gelombang kuning menghantam daratan es di bawah sana hingga hancur. Tubuh Bara dan Gandi saling terpental ke belakang setelah mereka mengadu senjata dewa yang ada di tangan keduanya."Setiap serangan Golok Iblis memiliki berat yang tidak main-main. Bahkan aku harus mengerahkan kekuatan yang besar untuk bisa menahannya. Apakah betul kata legenda bahwa Golok itu memiliki berat yang tak bisa di angkat oleh sembarang orang?" batin Gandi.Bara Sena melesat dengan cepat sambil menebas ke depan. Dari dalam Golok Iblis miliknya keluar sinar kuning berbentuk sabit yang menderu kearah Gandi. Raja Naga Air pun tak tinggal diam. Dia segera mengayunkan pedang Guntur Saketi miliknya hingga menciptakan satu sinar putih kebiruan yang kemudian bergerak membelah dari atas ke bawah.Dua kekuatan pun saling beradu hingga terjadilah ledakan yang begitu besar. Tubuh Bara tersentak ke belakang. Pun begitu dengan tubuh