Bara berteriak keras saat punggungnya terkena hantaman telapak tangan Kaisar Iblis. Tubuhnya mencelat ke depan hingga puluhan tombak dan menghantam atap istana hingga hancur. Reruntuhan atap istana tersebut mengubur sang Pendekar Golok Iblis.Kaisar Iblis melayang turun dan menatap kearah Sukma Geni lalu beralih ke Zhou Yin."Kedatangan kalian sangat berarti untukku. Tapi sayangnya, di tempat ini, aku bukan ayah kalian yang baik seperti tubuh lain ku di luar sana. Jadi...Aku mulai dari kau dulu!" ucapnya lalu tubuhnya menghilang. Sukma Geni mendengus keras. Dia menghentakkan kakinya ke lantai altar yang sudah hancur tersebut.Woosssshhh!Kobaran api menyeruak dari tubuhnya. Zhou Yin dan Kaisar Suci segera melompat mundur menghindari Kobaran api tersebut. Sukma Geni melirik ke kanan. Tubuhnya pun tiba-tiba saja lenyap. Zhou Yin yang masih melayang dibuat terkejut arena Kaisar Iblis tiba-tiba saja sudah ada di depannya dan siap untuk menyambar leher istri Bara Sena tersebut. Namun gera
Dentuman keras menggelegar di atas langit saat cahaya kilat merah muncul menyambar beberapa makhluk bersayap kelelawar yang tengah terbang diatas istana Kerajaan. Bara dan Sukma Geni sama-sama mengangkat wajah ke arah petir merah tersebut. "Akhirnya mereka datang lagi...Sepertinya, lawan kali ini hanya bisa dikalahkan secara bersama-sama..." "Kaisar Iblis ini, dia memiliki semua kekuatan yang ayah miliki. Jadi, dia sangat berbahaya bagi kita semua. Mungkin, ini adalah penghubung dari turnamen babak kedua ini..." kata Sukma Geni. "Kita harus mendapatkan Inti Jiwa dari Kaisar Iblis ini. Aku yakin, inti jiwa yang dia miliki berada di atas Harta Surgawi. Jika sampai kelompok lain yang mendapatkannya, kita akan rugi..." kata Bara. Sukma Geni tersenyum kecil. "Itu tergantung siapa yang mendapatkan keberuntungan..." sahut nya. Bara menatap ke langit dimana ribuan makhluk terbang membuat matahari tidak lagi terlihat. Suasana pun mendadak berubah menjadi gelap. Kerajaan Binatang Su
Duaaarrr!!!Ledakan besar melanda setelah dua kekuatan antara Sukma Geni denga Kaisar Iblis saling beradu. Tangan merah raksasa milik Ratu Jagat tersebut hancur. Pun begitu dengan tombak hitam raksasa milik sang Kaisar Iblis, hancur menjadi kabut hitam.Gelombang ledakannya menyapu ke segala arah. Bahkan makhluk-makhluk terbang yang membawa prajurit Iblis ikut terkena imbasnya. Sementara, pasukan abadi milik Kaisar Suci tak bergeming sedikit pun. Kaisar Iblis langsung melesat kearah Sukma Geni. Bara yang ada di sebelah wanita itu tak membiarkan kaisar itu menyerang begitu saja. Dengan cepat dia menyongsong sang kaisar. "Pengganggu!" umpat Kaisar lalu dia menggerakkan tangannya. Selarik sinar hitam dengan sangat cepat meluncur kearah Bara. Terkejut karena tiba-tiba lawan menggunakan serangan jarak jau, Bara hanya bisa menahan menggunakan tangan Iblis Neraka miliknya.Duaaarr!Kembali terdengar ledakan. Tubuh Bara terpental hingga belasan tombak dan terhenti setelah menghantam pilar
Bara Sena berdiri di sisi lain sambil menapakkan tanganya ke lantai altar. Dia tersenyum menatap Gandi yang juga menatap kearahnya."Aku tidak butuh bantuanmu!" teriak Gandi keras.Bara tertawa terkekeh."Belut Biru yang sombong! Kau pikir aku tak tahu apa yang kau pikirkan? Lawanmu ini bukan makhluk rendahan seperti yang sebelumnya. Jika kau lengah sedikit, kau akan menjadi santapannya," sahut Bara.Kaisar Iblis mendengus keras. Dia tak menyangka Bara yang sebelumnya sudah terkena serangan darinya masih bangkit berdiri dan terlihat baik-baik saja."Orang-orang ini aku tak begitu mengenal mereka berdua. Tapi jelas mereka bukan dari keluarga Geni. Siapa sebenarnya dua orang ini? Sepertinya perkiraanku sudah melenceng jauh..." batin Kaisar Iblis."Gandi! Aku meminta bantuanmu!" teriak Bara."Apa!?" sahut Gandi. Karena posisi mereka yang berjauhan, mereka harus sedikit berteriak untuk saling berbicara. Hal itu tentu saja membuat kesal sang Kaisar Iblis. Rahang nya nampak menggembung."Ka
Semua orang menatap kearah langit dengan wajah tercekat. Karena dari balik awan hitam yang bergulung di langit sana, nampak sepasang mata raksasa yang mengeluarkan aura hitam pekat. Kedua mata itu sangat dikenal oleh anak-anak Batara Geni. Yakin Mata Pemusnah Dewa yang menjadi kekuatan andalan Batara Geni. Pukulan tersebut melegenda di Kahyangan setelah Batara Geni membunuh Dewa Surya menggunakan kekuatan mata tersebut.Hanya saja, kali ini mata yang muncul bukanlah mata merah menyala melainkan mata yang diselimuti hawa kegelapan membuat keadaan disana menjadi semakin mencekam. Bahkan para prajurit Iblis pun menghentikan serangan mereka setelah melihat mata raksasa tersebut. Seolah mereka tengah menyambut kedatangan mata raksasa yang ada di langit sana."Seumur hidup aku belum pernah melihat mata sebesar itu..." batin Gandi.Bara Sena pun yang pernah mendengar rumor tentang kekuatan Batara Geni pun merasa takjub sekaligus ngeri dengan sepasang mata raksasa yang seolah menatap kearah m
Blaaammm!Dentuman keras terdengar saat Bara Sena menghantam makhluk-makhluk yang melindungi sang Kaisar Iblis. Tinju Bara yang menyala api itu mengobarkan api neraka yang melahap puluhan makhluk aneh. Di sisi lain, sepasang naga biru milik Gandi pun menyeruak dan memporakporandakan barisan pasukan Iblis. Serangan Gandi dan Bara cukup membuat para prajurit Kaisar Suci yang sudah putus asa menjadi bersemangat kembali. Mereka yang mulai takut oleh serangan musuh kini dengan gagah berani menyerang para iblis yang memiliki kemampuan lebih hebat dari mereka. Dibantu Pasukan abadi milik Kaisar Suci, mereka bahu membahu membalas serangan lawan.Panglima Yue Chen yang melihat itu segera melesat dan menyambar Gandi Wiratama yang berada paling dekat dengannya. Tombak di tangannya bergerak cepat menghujam kearah punggung Raja Naga Air tersebut.Gandi yang merasakan adanya kekuatan besar melesat ke arahnya segera menoleh dan menangkis serangan tombak tersebut menggunakan lengannya yang sudah dil
Panglima Iblis tersebut kaget bukan main saat dia merasakan tekanan luar biasa dari kekuatan petir yang dia tahan tersebut. Bahkan dia tak bisa menahannya meski dia sudah berusaha sekuat tenaga. Tubuhnya meluncur ke bawah dan menghantam tanah denga keras.Duum!Petir putih kebiruan tersebut masih menekan dirinya hingga membuat tanah di bawah kakinya semakin tergerus hancur. Gelombang petir pun merebak ke segala arah hingga menyapu puluhan prajurit dari dua kubu hingga terpental."Sebenarnya kekuatan apa yang tengah menyerangku ini...!?" batin Yue Chen.Matanya berusaha untuk melihat apa yang ada di atasnya yang terus menekan dengan kekuatan mengerikan. Kedua matanya nampak membesar melihat sebilah pedang yang memancarkan kekuatan petir tersebut."Pedang...!?" Gandi bangkit berdiri dengan sedikit terhuyung. Dia menyeka darah yang meleleh dari sela bibirnya."Pedang Guntur Saketi datang sendiri meski aku tidak memanggilnya...Apakah dia tahu aku dalam keadaan terancam...? Apa ini kelaku
Sukma Geni menatap nanar ke arah Bara Sena yang sedang terluka parah karena melindungi dirinya. Tanpa terasa, ada perasaan yang aneh menyeruak di dalam hatinya. Perasaan itu membuat wanita tangguh itu tanpa terasa meneteskan air mata."Kau cantik tanpa air mata..." ucap Bara sambil membelai pipi mulus itu sambil tersenyum kecil. Pandangan matanya sayu dan Sukma merasakan kekuatan jiwa Bara yang semakin melemah."Kau harus bertahan! Kau tak boleh mati disini!" ucap Sukma Geni sambil meremas tangan Bara Sena agar pemuda itu tetap tersadar.Zhou Yin yang masih bertarung terkejut saat dia menoleh kearah Sukma dan Bara Sena. Dia segera pergi meninggalkan musuhnya untuk membantu mereka berdua. Sementara itu, Gandi masih sibuk dengan pertarungan melawan Panglima Perang Yue Chen yang ternyata masih saja hidup dan membuatnya begitu merasa di repotkan.Tubuh Yue Chen penuh dengan luka akibat serangan beruntun yang dilancarkan oleh Raja Naga Air tersebut. Namun dia masih bisa berdiri tegap sambi
Sukma Geni mengunjungi Bara Sena yang masih ada di rumah pemulihan. Dia mengira pemuda itu tengah bersedih atas apa yang telah terjadi padanya. Namun kenyataan berkata lain. Sukma Geni harus terdiam melihat bagaimana Bara yang tengah asyik bercengkrama dengan para kekasihnya di depan rumah di bawah pohon yang rindang."Apa-apaan ini...? Sepertinya aku salah menduga..." batin wanita cantik itu lalu dia pun berniat untuk kembali. Namun seseorang sudah berdiri di hadapannya membuat dia cukup terkejut karena dia tidak merasakan hawa kehadiran dari sosok yang tak lain adalah Gandi Wiratama."Ada apa Sukma? Kau sepertinya akan ke rumah itu, kenapa putar balik?' tanya Gandi sambil tersenyum. Sukma Geni mendengus sambil menunjuk ke arah halaman rumah dimana Bara dan kekasihnya tengah asyik bercanda ria."Lihatlah, apakah dia terlihat sedang bersedih? Bagaimana bisa dia tetap senang meski Ranah nya baru saja turun? Apa dia tidak menganggap pertarungan terakhir dengan serius?" gerutu Sukma Geni
Beberapa hari berlalu setelah pertarungan Bara melawan Gandi di Kerajaan Jiwa. Pemulihan yang Bara lakukan cukup berdampak karena adanya bantuan dari para kekasihnya yang dengan suka cita membantunya berlatih meningkatkan kekuatan. Selain melatih kekuatan di rumah penginapannya, Bara juga mengikuti kembali Ujian Pagoda Dewa miliknya sendiri untuk menambah kemampuan. Meski sebenarnya itu tak cukup berdampak karena dia sudah lulus dari tempat tersebut.Batara Geni pun memberi waktu kepada Bara untuk benar-benar memulihkan kembali kekuatan Dewa miliknya sebelum pertarungan terakhir berlangsung. Keadaan yang cukup langka dari Bara tersebut membuat Batara Geni sendiri merasa bingung, bagaimana bisa ranah dari pemuda itu menurun banyak padahal pertarungannya melawan Gandi berada di dalam Kerajaan Jiwa. Karena merasa sedikit bersalah sebagai penyelenggara, Batara Geni pun memberikan bantuan kepada Bara Sena berupa tanaman obat langka yang hanya tumbuh di Kahyangan Selatan. Tanaman tersebut b
Gandi Wiratama menghentikan langkahnya di depan sebuah pendopo yang berada di tengah sebuah taman yang indah di halaman belakang Istana Probo Lintang. Suasana di taman itu benar-benar menyejukkan hati ditambah suara kicau burung dan aliran air sungai kecil yang jernih airnya tepat di bawah pendopo berukuran sedang tersebut. Pemuda itu terdiam terpaku dan juga terpana melihat sosok yang ada di dalam pendopo. Sosok yang sangat tidak asing baginya. Yaitu sosok Kahiyang Dewi. Wanita itu berdiri membelakanginya dan sepertinya tengah menatap keindahan sungai jernih yang ada di depan sana."Kau sudah datang, kenapa tidak masuk ke dalam?" ucap Kahiyang Dewi lalu dia pun menoleh dan tersenyum ke arah Gandi. Sontak saja wajah pemuda itu memerah seketika. Lalu dengan sedikit canggung sang Raja Naga Air tersebut pun melangkah masuk ke dalam pendopo setelah menaiki tiga anak tangga. Gandi berdiri di samping wanita cantik tersebut dan ikut menatap kearah depan sana dimana terdapat pemandangan yang
Para Dewa yang mendengar perkataan dari Batara Geni mengerti arah dan tujuan kenapa Mahadewa tersebut berkata seperti itu. Tujuan utama dari sang Batara adalah menyatukan semua Dewa yang ada di langit dan bumi agar bisa menjadi satu kekuatan dan tidak tercerai berai. Saat kekuatan mereka saling terpecah karena kepentingan dan keinginan masing-masing, maka kehancuran akan lebih cepat mereka dapatkan."Jadi tujuanmu sebenarnya adalah untuk menyatukan semua dewa? Aku suka dengan pemikiranmu itu Batara Geni," kata Dewa Ra."Aku sudah pasti akan mengikuti apa yang kau katakan menantuku. Kahyangan Timur selalu berada di pihakmu," kata Mahadewa Izanagi. Batara Geni tersenyum sambil mengangguk. Dewi Amaterasu yang duduk disebelah sang ayah menatap takjub kearah sang suami yang duduk sendiri di atas singgasana."Kakang...kau luar biasa..." ucap wanita cantik itu melalui telepati. Batara Geni menatap wanita itu dengan lembut lalu mengedipkan salah satu matanya. Sementara para dewa tengah saling
Suasana di bawah pohon itu terasa sunyi hingga kicau burung pun menjadi terdengar lebih nyaring dari sebelumnya. Bara dan Gandi sama-sama terdiam dan menatap kearah pepohonan yang ada di depan sana. "Aku memiliki rencana," kata Gandi tiba-tiba memecah kesunyian setelah mereka saling terdiam cukup lama."Apa?" tanya Bara."Nanti, aku akan ikut denganmu di dalam tempat Kutukan itu," ucap Gandi membuat Bara terkejut."Bukankah kau yang mengatakan padaku bahwa Naga tidak bisa masuk ke dalam sana? kau cari mati?" tanya Bara heran dengan keputusan Gandi yang dirasa cukup aneh."Aku bisa bersembunyi di dalam Pagoda Dewa untuk sementara waktu. Setelah berada di sana, aku akan mengeluarkan boneka air untuk menguji apakah Naga bisa hidup di dalam sana atau tidak. Bukankah menurutmu itu mudah? Aku juga menyarankan agar kau membawa semua pengikutmu untuk membantumu di sana nanti. Karena aku merasa Iblis disana bukanlah makhluk yang lemah dan mudah untuk kau taklukkan. Apalagi, mengingat kemampua
Terdengar suara kicau burung yang indah di halaman rumah dengan gaya ala tiongkok tersebut. Nampak patung Naga kembar yang melilit pilar merah besar di depan rumah kayu. Di bagian halaman yang terbuat dari susunan batu hitam, terlihat tanaman-tanaman indah yang membuat suasana menjadi sejuk. Bara Sena duduk bersila di bawah pohon dengan daun yang rindang. Kedua matanya nampak terpejam. Aura kuning tipis keluar dari tubuhnya.Seorang pemuda menghentikan langkahnya beberapa tombak dari pohon tersebut menatap apa yang tengah Bara lakukan. Bara membuka matanya lalu menoleh kearah pemuda yang tak lain adalah Gandi Wiratama. Bara tersenyum kecil lalu melambaikan tangannya."Apa kau datang untuk menjenguk diriku yang menyedihkan ini!?" seru Bara.Gandi melangkah mendekati Pendekar Golok Iblis tersebut dan kemudian duduk di sebelahnya. Mereka berdua duduk hanya beralaskan rumput liar."Kau benar, aku datang untuk menjenguk orang yang menyedihkan," kata Gandi sambil bersandar di akar pohon yan
Bara membuka kedua matanya secara perlahan. Dia melihat atap sebuah rumah dengan susunan kayunya. Lalu saat dia menoleh ke kanan, nampak seorang wanita berparas cantik terenyum kearahnya. "Kahiyang...""Kau sudah sadar, ini adalah hari ke lima semenjak kau tak sadarkan diri. Inti jiwamu terluka parah setelah pertarungan itu," kata Kahiyang Dewi dengan hati-hati."Inti Jiwaku terluka parah? Apakah karena aku menggunakan kekuatan yang tidak seharusnya sampai inti jiwaku terluka? Tapi, pertarungan itu dilakukan di Kerajaan Jiwa Batara Geni, bukankah seharusnya tidak berdampak apa pun pada tubuh kasarku?" tanya Bara Sena."Memang tubuh kasarmu baik-baik saja. Tapi inti jiwamu yang tidak baik-baik saja. Karena kau memaksakan kekuatanmu sendiri hingga kau hancur karena tidak bisa menahannya. Berbeda jika kau mati terbunuh oleh lawan. Saat terbunuh, kau masih banyak memiliki sisa kekuatan. Sedangkan di pertarungan ini kau menghabiskan semua kakuatan dan menggunakan kekuatan lain yang tidak
Ledakan maha dahsyat yang belum pernah terlihat di depan para penonton turnamen dan para dewa kini terpampang di depan mata mereka semua. Sebuah ledakan yang sangat mengerikan hingga membuat Batara Geni harus turun tangan sendiri untuk menahan gelombang ledakan yang bisa mencapai jarak puluhan ribu tombak tersebut. Kekuatan Bola cahaya milik Bara dan kekuatan milik Gandi telah menciptakan satu bola api berukuran raksasa yang kemudian menyebar ke segala arah dan membentuk jamur dengan ukuran yang tidak masuk akal. Awan hitam berbentuk jamur itu menjulang tinggi ke langit hingga puluhan ribu tombak tingginya.Para penonton yang masih menutup mata merasakan adanya getaran kuat setelah ledakan itu terjadi selama beberapa saat. Hal itu jelas menunjukan betapa dahsyatnya pukulan kedua menantu Batara Geni tersebut. Gemuruh ledakan masih terdengar menggema meski secara perlahan mulai menurun dan pada akhirnya menghilang. Semua orang yang sebelumnya menutup mata atas perintah Batara Geni kini
Ledakan terjadi tanpa henti yang diakibatkan oleh serangan ribuan makhluk air yang Gandi ciptakan. Bahkan ledakan itu membuat kubah merah milik Bara tenggelam dalam gumpalan asap biru. Gandi menghentikan serangannya setelah dia merasakan sesuatu yang panas keluar dari hidungnya. Saat dia menyeka hidungnya, dia terdiam melihat darah di punggung lengannya."Sial...Inikah batasanku...?" batin pemuda itu sambil menatap ke arah kubah merah Bara yang masih tertutup oleh gumpalan asap biru.Tiba-tiba Gandi terkejut saat dia merasakan adanya aura yang begitu mengerikan. Gumpalan asap biru lenyap seketika oleh gelombang yang datang dari dalam kubah merah. Akhirnya Bara Sena berhasil menyempurnakan Pukulan Sakti miliknya. Yang tentu saja itu akan menjadi bencana bagi Gandi Wiratama."Seranganku tadi tidak berdampak sama sekali...Bahkan dia sudah berhasil menciptakan sesuatu yang sangat mengerikan..." batin Gandi dengan wajah yang sedikit pucat. Namun hanya sesaat dia merasakan rasa khawatir. Se