Share

(34) Gara-gara gue?

Author: SyasaRanni
last update Last Updated: 2024-09-11 23:30:25

“A-aku … aku … aku kecewa bang-banget,” tangis seorang wanita meringsak masuk ke dalam dekapan seorang pria, menangis tersenguk dengan napas yang begitu sulit untuk diraihnya.

Desisan pelan yang lembut terdengar berulang kali dari bibir pria berbadan cukup atletis, melingkarkan tangan kanan di pinggang dan tangan kiri mengusap lembut puncak kepala wanita yang menangis. Kelembutan bersama kesabaran yang justru membuat wanita itu semakin tersenguk dalam tangis yang hampir serupa meraung, “shh … shh … nangis saja sampai lega, aku di sini kok,” gumam pria itu menjawab.

Deham pelan dengan tangis yang meraung sendu terdengar jelas, sunyinya rumah yang berada di perumahan pada pagi hari sungguh menjadi tempat yang menenangkan, hanya andai permasalahan dan kekecewaan tidak mendatangi hati. Satu jam sudah wanita itu bersandar di dada bidang si pria, berada dalam dekapan hangat yang seharusnya menenangkan, “maaf ya, ka-kamu jadi har ... harus lihat muka aku ... la-lagi jelek begini,” ucap wanit
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Gara-gara Teman, Rumah Tanggaku Berantakan   (35) 2 minggu lalu

    [2 Minggu yang lalu] "Kamu mau tahu sesuatu enggak, sayang?" "Enggak," jawab seorang wanita seraya bersandar manja ke dada seorang pria, memainkan kuku panjangnya dengan pandangan kosong tanpa melamun. "Si Kal, kagak dibantu sama bininya buat tetap di perusahaan, malah bininya bilang pecat ya pecat saja kalau memang enggak kompeten," ujar pria berbadan tegap itu mengulurkan tangan dan mengelus-elus paha si wanita, "sudah berapa lama kamu enggak perawatan? Enggak enak gini," lanjutnya namun tetap mengusap paha yang terpampang bebas berkat celana pendek yang digunakan. "Sebulan ... mungkin," jawab si wanita memegang lengan pria itu dan mengusapnya pelan, "kulit aku jadi kasar, kan? Kamu pegang duit enggak?" lanjutnya merengutkan bibir seraya mendongak, menjumpai pria yang disayangi juga menunduk hingga membuatnya saling beradu tatap. "Ada satu juta lima ratus, ambil saja semuanya di dompetku," ucap si pria kemudian mengangkat kepalanya lagi dan memutus kontak mata, "nanti aku minta

    Last Updated : 2024-09-12
  • Gara-gara Teman, Rumah Tanggaku Berantakan   (36) Keputusan dan dukungan

    "Kenapa sih kamu seyakin itu suruh aku buat minta bantuan ke Pak Arhan?" tukas seorang wanita pada temannya di dalam ruang kerja, berawal dari ingin berkeluh kesah sambil berbagi kisah, justru jadi saling berdebat untuk mendapat solusi yang bertentangan, "dia cuma penasaran doang, tahu aku," lanjutnya yakin bahwa sosok yang diungkit hanya penasaran pada masalahnya.Perasaan dan praduga satu sama lain yang berbeda, seorang wanita menganggap hanya penasaran, sedangkan wanita lainnya menganggap ada unsur kepedulian tulus selayaknya manusia pada sesama makhluk hidup, "kebiasaan buruk lo memandang orang lain pasti negatifnya dulu, prasangka buruk dulu," oceh wanita lainnya bernama Nifala, salah satu anggota tim humas, dan wanita yang paling dekat dengan Kepala Humas dari lingkungan kantor."Itu cara aku bertahan hidup dan bertahan waras dari kejinya dunia sosial, aku tahu kotornya dunia sosial. Jadi aku harus punya cara untuk tetap bersih," jawab seorang wanita bernama Kirana Zendaya atas

    Last Updated : 2024-09-16
  • Gara-gara Teman, Rumah Tanggaku Berantakan   (37) Ketegasan

    Menetes lagi dan lagi air mata seorang wanita berambut cokelat lurus sebatas bahu, dilihatnya selembar foto yang didapat dari sang suami tercinta. Foto keramaian yang samar dengan fokus tertuju pada dua insan muda, pria dan wanita yang saling bertukar saliva penuh kemesraan dan kebahagiaan. "Ini Kalil Nayaka?" tanya wanita itu lagi pada sang suami yang mengangguk untuk ke sekian kalinya, pertanyaan yang sama terus terulang dan kembali terucap pada jeda waktu tertentu, "Rana terlalu fokus sama paket misterius tentang rumah tangga kita, padahal rumah tangganya juga di ujung tanduk." Terhela napas suami dari wanita bernama Jessica Danti itu, "sebenarnya itu isi dari kotak misterius tanpa nama yang terkirim ke kantorku, aku ingat cerita kamu tentang Rana dapat paket," ucap pria itu sontak membuat istrinya membulatkan mata lebar dan menatapnya terkejut. "Di resepsionis?" kata Jess terdengar seperti menebak, perkataan yang langsung mendapat anggukan dari sang suami, "kata resepsionis dian

    Last Updated : 2024-09-17
  • Gara-gara Teman, Rumah Tanggaku Berantakan   (38) "Alasan Fafa ...."

    "Oke oke, jadi aku iri."Mengernyit dan mata menyipit cukup menggambarkan kebingungan yang Tom rasa, "maksud kamu?""Iri ya iri, kamu enggak tahu artinya iri?" tukas wanita bernama lengkap Fauziah Aini."Enggak, bukan begitu. Maksud aku, kamu iri sama Rana itu kar ....""Keluarganya, bukan sama Rana," potong wanita yang akrab disapa Fafa atau Fau, panggilan Fafa yang lebih disukainya dari pada panggilan lain, "aku iri sama mereka," lanjutnya terdengar tegas dan meyakinkan, mata yang terbuka lebar dengan pupil membesar cukup jelas mengatakan suasana hati."Kenapa? Mereka enggak kenal kamu loh, aku pikir karena Kal nikah sama Rana dan kamu belum bisa lupakan Kal," ujar Tom berusaha memahami cara berpikir wanita yang ia sayangi, wanita yang selalu mendapat posisi spesial dalam hati dan pikiran, dan kini wanita yang ternyata baru ia tahu memiliki dendam tanpa alasan."Pikiranmu pendek banget, buat memahami aku saja enggak bisa," jawab Fafa tersenyum masam lalu menghela napas, "keluarga me

    Last Updated : 2024-09-23
  • Gara-gara Teman, Rumah Tanggaku Berantakan   (39) "Kita Putus ...."

    Kesunyian menemani dua pria yang saling terdiam satu sama lain, suasana kafe malam hari yang seharusnya menyenangkan dengan musik pengiring, tidak membuat keduanya berkutik dan mengikuti alunan musik. Saling berkutat dan membisu bersama pikiran yang semrawut, kesalahan berpikir mereka adalah saling mempercayai dan mendukung kesalahan demi cinta yang membutakan. Informasi terkait pencarian detektif dan pengacara pun tersampaikan, disertai perasaan gusar yang seolah memenuhi otak hanya dalam satu tarikan napas. Hembusan napas berulang kali dikeluarkan secara kasar, namun jelas tak cukup untuk melegakan hati maupun pikiran. "Tapi itu Jess doang, Rana diam saja bahkan dia kirim pesan ke gue kalau enggak akan ganggu rumah tangga gue lagi," ujar pria bernama Tomi Uraga itu pada teman sekaligus adik iparnya. "Memangnya dia kirim pesan begitu? Tapi dia enggak ada cerita apapun ke gue," sahut Kalil Nayaka, pria berusia 27 tahun pada temannya. "Mungkin belum, coba lo tanya saja," kata Tom m

    Last Updated : 2024-09-24
  • Gara-gara Teman, Rumah Tanggaku Berantakan   (40) Rencana Rana?

    "Dari mana?"Baru satu langkah kaki masuk ke dalam rumah, bahkan mata pun belum beradaptasi dengan kegelapan rumah yang biasa pada malam hari. Napas spontan terhenti sejenak saat mendengar dua kata itu terlontar, suara wanita yang seharusnya terdengar lembut justru terdengar menakutkan, kegelapan rumah kian menambah suasana mencekam."Main," jawab pria yang kini melangkah masuk ke dalam rumah, mencari saklar lampu dan menekannya untuk menerangi ruang tengah.Seorang wanita duduk bersandar di pinggir sofa sambil memangku sekaleng biskuit rendah kalori, remahan yang terlihat di lantai dan kaki menjadi saksi bisu lamanya wanita itu makan dalam kegelapan dan sendirian. Ekspresi datar dan mata sendu di antara kehampaan yang terpancar, menambah sensasi merinding hingga membangunkan hampir seluruh bulu kuduk pria itu."Kamu Kirana Zendaya, kan?" tanya pria itu bergerak mendekat untuk duduk di sisi sofa yang lain, matanya tidak terlepas dari wanita yang terus memandangnya dengan sinis."Setan

    Last Updated : 2024-09-25
  • Gara-gara Teman, Rumah Tanggaku Berantakan   (41) Diah dan Tom

    Cerahnya pagi yang membahagiakan bersama sinar yang menyehatkan, ada begitu banyak hal yang dapat disambut bersama senyum dengan suasana hati yang lembut, kelembutan yang jelas hanya dapat dirasakan oleh sebagian orang, kelembutan yang juga tidak selalu muncul sebab suasana hati dan pikiran. Pakaian rapi berwarna netral dan semi formal, pakaian rapi yang tidak dapat mencerminkan pikiran dan hati, yang bahkan mungkin saling berlawanan berkat kusutnya beban hidup."Sori lama," ucap seorang pria pada wanita yang sedari tadi duduk di kursi taman dengan wajah masam, "gue cuma mau tanya tentang Fafa dan Rana.""Mereka musuh," jawab wanita itu acuh tak acuh, tanpa menoleh atau sekadar melirik lawan bicaranya, "itu fakta yang jelas dan terang benderang, apa lagi yang mau ditanya?"Terhela napas pria bernama Tomi Uraga itu menanggapi, "tapi Rana sadar kagak sama permusuhan mereka?" tanya pria yang akrab disapa Tom."Kagak kayaknya," jawab si wanita kemudian melirik sinis ke arah Tom, "kenapa?"

    Last Updated : 2024-09-26
  • Gara-gara Teman, Rumah Tanggaku Berantakan   (42) Kamera Pengawas dari Arhan

    "Fafa pernah suruh orang buat mencelakai keluarga Rana," ucap Diah menatap Tom seraya tersenyum konyol, "kalau lo tanya alasannya, cuma Fafa yang tahu. Beda orang yang tanya ya beda jawabannya," lanjut wanita itu kemudian terkekeh pelan sembari berjalan mundur lalu berbalik arah, kembali meninggalkan Tom tanpa memberi kesempatan pria itu bicara. "Oke," kata Tom mendesah pasrah lalu beranjak meninggalkan area taman, berjalan pelan tanpa banyak kata dan sesekali menendang kerikil. Bosan rasanya dalam benak Tom sepanjang malam dan pagi hari belum menyalakan ponsel, belum ingin mendengar segala dering, ocehan, dan sampah pesan penuh tangisan tidak berguna. Bosan, satu kata dengan sejuta perasaan yang pasti pernah dirasakan setiap orang, bosan dengan kegiatan, bosan dengan suatu benda, sampai bosan pada seseorang. "Sudahlah," gumam Tom mengambil ponsel dari saku celana setelah masuk ke dalam mobil, menyalakan benda pipih berteknologi itu dan menunggunya sesaat dengan ribuan lapis kesa

    Last Updated : 2024-09-27

Latest chapter

  • Gara-gara Teman, Rumah Tanggaku Berantakan   (100) Kisah semuanya

    "Terus karena aku risih ya, banyak kerjaan tapi harus menanggapi dua tua bangka bau tanah itu. Padahal ada anak kesayangan mereka yang sudah nikah, belum beranak pinak, tapi aku yang dikejar buat nikah dan cepat beranak, apa enggak gila?" oceh Rana yang sudah mulai terpancing emosinya, umpan kecil Den berhasil dimakan walau belum terkena kail, "akhirnya aku cari orang yang mau nikah tapi cuma untuk formalitas sampai kakakku hamil, jadi aku enggak akan berperan sebagai istri dan dia juga enggak akan berperan sebagai suami. Enggak ada istilah hak dan kewajiban suami istri, kita cuma seatap karena sudah satu kartu keluarga dan tercatat sebagai pasangan.""Terus dia mau?" kata Den menunjuk Kalil yang cukup peka untuk segera membuka matanya, menatap tajam Den yang hanya tersenyum mengejek."Saat itu aku dan Kalil baru menyelesaikan satu proyek konflik perusahaan, aku sebagai Kepala Humas butuh berkas lama dan proses pemberkasan baru, kebetulan juga Kalil punya posisi sebagai Kepala Arsip,

  • Gara-gara Teman, Rumah Tanggaku Berantakan   (99) Indekos Den

    [Masa Kini]Rumah susun yang banyak disewakan pemilik atau sekadar dikosongkan untuk investasi, membuat gedung dengan sepuluh lantai itu terlihat seperti indekos tanpa ibu kos. Karena setiap penghuni membayar pada pemilik yang berbeda, walau ada beberapa yang benar-benar dihuni keluarga kecil, tapi kesan bahwa rumah susun itu indekos murah di pusat kota tidak bisa hilang begitu saja."Ini sebenarnya rumah susun yang diperuntukkan pekerja jarak jauh, biar enggak ada yang terlambat lagi, biasalah perusahaan besar pusat kota," ujar seorang pria yang kini berbadan cukup gempal, dengan rambut yang berantakan, "tapi para pemilik yang bisa beli dengan potong gaji, lebih pilih buat kosongkan tempatnya buat investasi atau disewakan jadi indekos," lanjut pria yang kini berusia 27 tahun, dua tahun lebih tua dari sang istri tapi tak jarang lebih kekanakkan dari pada sosok yang seharusnya ia pimpin dan jaga."Iya, tahu kok," jawab sang istri bernama Kirana Zendaya, wanita yang lahir besar sebagai

  • Gara-gara Teman, Rumah Tanggaku Berantakan   Rencana lagi dan lagi

    "Ran," panggil sebuah suara dari seorang pria mengetuk pintu kamarnya, "jangan aneh-aneh, Ran. Kamu sudah dua jam di kamar, belum mandi atau makan," lanjut pria itu terdengar khawatir.Kekhawatiran yang haruskah dipertanyakan? Pria yang tinggal seatap dalam jalinan pernikahan, jalinan yang juga dimulai dengan kepalsuan demi tujuan masing-masing dan kesepakatan bermaterai resmi depan notaris, jalinan yang sudah berjalan lebih dari satu tahun tanpa kewajiban dan hak masing-masing sebagaimana suami istri. Kepalsuan macam apa yang bisa bertahan lebih dari satu tahun? Kepalsuan macam apa yang secara aneh penuh kesialan, kini satu persatu kesepakatan dilanggar dengan dalih peduli?"Iya!" serunya menjawab singkat.Dua jam untuk berdebat dengan hati dan pikiran terbilang sangat singkat, bukan? Namun, kenapa dikhawatirkan? Apa yang harus dikhawatirkan?Dua bulan pertama pernikahan, semua berjalan dengan tidak warasnya. Suami dipecat secara tidak hormat bersamaan dengan SP-3, setelah berulang k

  • Gara-gara Teman, Rumah Tanggaku Berantakan   (97) Keputusan Akhir

    Entah.Tidak tahu.Tidak paham.Tidak mengerti.Tidak memahami.Tidak lagi berharap.Tidak ingin melihatnya.Terpejam mata Rana setelah menutup kotak itu perlahan, dan usai ia berteriak memanggil sang suami dengan nama lengkap. Terseok-seok langkah Rana terasa berat untuk sekadar menuju gerbang rumahnya, melihat Kalil yang berlari untuk membuka gembok dan gerbang rumah, "kok sudah pulang? Enggak kasih kabar? Kan bisa aku jemput."Terdiam membisu Rana tanpa sedikitpun melirik ke suaminya, pria yang masih ia pikirkan untuk menerima ke dalam hati, pria yang masih dipertimbangkan untuk tetap bersama dengan membuka hati, dan pria yang sedikit-banyak mengetahui dirinya selama di rumah. Tapi kini, pria itu juga yang sudah mengecewakan bahkan sebelum hati ini dibuka. Lantas, benarkah tidak ada lelaki yang bisa dipercaya?"Kamu ada masalah, Ran?" kata Kalil bertanya setelah terdengar gerbang kembali digembok, langkah cepatnya mengejar sang istri yang terli

  • Gara-gara Teman, Rumah Tanggaku Berantakan   (96) Jawaban kotak

    Tak pernah dalam hidup Rana dikenalkan arti dari permintaan maaf sesungguhnya, tak pernah pula dalam hidup Rana dikenalkan arti merendah untuk menebus rasa bersalah, atau mungkin hidupnya tak pernah dikenalkan arti dari rasa bersalah yang mendekam di benak. Saling terdiam satu sama lain tanpa mengikat diri dalam kontak mata, rasa bersalah menjalar dalam diri Rana dengan cepat karena mengambil kesimpulan hanya dari cerita Fafa.Di sisi lain, rasa muak dan lelah bersama malu kembali mendekap Nifa dalam kegelapan diri yang telah lama tak datang. Pernyataan tenaga ahli yang berkata bahwa Nifa sudah pulih dari trauma, dan mampu memaafkan keadaan, ternyata tidak dapat membuat semuanya tetap stabil saat hal buruk itu kembali diceritakan."Kamu pucat, ke pusat kesehatan kantor dulu saja," ucap Rana menyadari berkurangnya kesegaran di wajah Nifa, walau terlihat wanita itu hanya diam dan celingak-celinguk, tapi Rana tahu, tangan Nifa sedang bermain di bawah meja untuk menyembunyikan k

  • Gara-gara Teman, Rumah Tanggaku Berantakan   (95) Masa lalu Nifa

    Satu bulan sudah berlalu sejak obrolan antara Kalil dan Rana di meja makan, sudah lebih dari satu bulan juga sejak Rana bertemu dengan Fafa dan membicarakan banyak hal, dan sudah lebih dari satu bulan sejak tawaran berteman diutarakan melalui sambungan telepon. Obrolan serius dan tawaran yang kini sudah tidak membuatnya merasa lelah, tidak ada lagi hasrat menunggu jawaban dari kotak misterius terakhir, justru cenderung berharap agar tidak ada kotak itu dan Fafa melupakan semuanya."Nifa," panggil Rana melongokan kepalanya, memanggil seorang wanita yang pernah amat dipercaya hingga urusan pribadi, wanita yang juga berkhianat demi sejumlah nominal, tapi wanita ini juga yang masih tetap dipercaya untuk urusan pekerjaan, karena sikap profesionalnya yang mampu membatasi urusan pribadi dengan pekerjaan. Walau masih seringkali canggung dan menghindari kontak mata, tapi antara Rana dan wanita ini memiliki kesamaan dalam membatasi urusan di lingkungan kerja."Iya, bu?""Sini," tu

  • Gara-gara Teman, Rumah Tanggaku Berantakan   (94) Kebaikan Kalil

    "Aku cuma teringat kebodohanku dulu," jawab Kalil lalu memutar kunci mobil, menyalakan kendaraan roda empat dan mendiamkannya sejenak sambil berpangku tangan di setir, menatap lurus ke barisan mobil di seberangnya, "andai aku enggak ikuti perkataan dan ajakan Tomi," lanjutnya menghela napas dan mengatur persneling untuk mulai berkendara.Terdiam Rana mendengarnya, apa ini yang diartikan sebagai suatu penyesalan? Kenapa terasa aneh? Bagi Rana selama ini, penyesalan bekerja dalam duka dan ketakutan, tapi kenapa Kalil terbilang datar dan membentuk perandaian diri di masa lalu?"Hm ...," deham Rana bingung untuk menanggapi, walau waktu sudah berlalu dan mungkin jawaban Kalil tadi sudah basi bila mengingat posisi mereka kini berada di antara kemacetan, "yang penting kamu sudah sadar, menyesali itu, dan mau berubah jadi lebih baik, kan?"Hah? Apa?Terkatup rapat mata dan bibir Rana usai berucap, seolah jika telinga bisa saja ditutupnya tanpa bantuan tangan seperti mata den

  • Gara-gara Teman, Rumah Tanggaku Berantakan   (93) Hubungan Membaik

    Waktu demi waktu berlalu, jarum terus berputar tak kenal lelah dan bosan selagi ada daya yang dibutuhkan. Menjalani hari seolah sebagaimana mestinya, meninggalkan suatu lokasi yang menjadi tempat berdiam diri lebih dari setengah hari dengan semilyar tuntutan, keluhan, emosi terpendam, dan tangisan yang gagal diluap."Akhirnya ...," desah seorang wanita dengan leganya, seraya menutup satu map dari dokumen terakhir yang ia urus hari ini.Bersandar secara utuh badan itu di kursi yang dapat berputar 360 derajat, berulang kali napas ditarik dari hidung dan diembus perlahan dari mulut. Penat yang sebenarnya sama sekali tidak berkurang hanya dari embusan napas puluhan kali, tapi cukup untuk mengatur taluan jantung yang mungkin sudah bosan untuk berdetak.Dering dan getar ponsel terdengar jelas, terbuka lagi mata yang sudah terpejam malas dalam lelah, “dunia sibuk banget sih,” gerutunya sambil mengulurkan tangan ke tengah meja kerja, mengambil benda pipih berteknologi yang terus

  • Gara-gara Teman, Rumah Tanggaku Berantakan   (92) Kesepakatan Fafa Tomi

    "Selanjutnya, apa?""Apanya yang selanjutnya?""Aku enggak pahan rencana kamu.""Aku sudah pernah jelaskan loh.""Aku lupa.""Dasar bodoh."Deg!Perdebatan antara seorang wanita dan seorang pria di suatu kafe, mengantarkan rasa sakit hati bagi wanita bersetelan blus hitam itu. Warna pakaian yang menggambarkan suasana hatinya kini, penuh duka dan kecewa sejak dua pria yang ia andalkan memutuskan untuk berfokus pada istri masing-masing. Satu di antara dua pria andalannya, menghilang begitu saja, mengusir saat ditemui dan memblokir semua kontak komunikasi, terlihat seperti tidak pernah saling mengenal satu sama lain, pria jahat yang dengan mudah bertingkah seolah tidak pernah terjadi apapun. Sedangkan seorang pria lainnya, pergi meninggalkan namun membantunya membuat skenario untuk mencari sumber penghasilan baru, tetapi skenario itu terlalu rumit untuk otak payah dengan logika tidak berguna.Pada akhirnya, lagi dan lagi semua harus dikatakan, bahwa mema

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status